You are on page 1of 17

SPAI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi. Agama dan ilmu pengetahuan-teknologi merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Namun, terlepas dari semua itu, perkembangan teknologi tidak boleh melepaskan diri dari nilai-nilai agama Islam. Sebagaimana adigum yang dibangun oleh fisikawan besar, Albert Einstin yamg menyatakan : Agama tanpa ilmu akan pincang, sedangkan ilmu tanpa agama akan buta. Sebagai umat islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran, sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaimana contoh adalah firman Allah SWT.
Islam Dan Teknik Sipil 1

SPAI

Dalam surat Al-Kahfi ayat 95 yang artinya : Dzulkarnain berkata, Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan meraka. Dari keterangan diatas jelas sekali bahwa sejak zaman dahulu manusia telah mampu menguasai teknologi. Sehingga tidak mengherankan jika pada zaman keemasan Islam telah banyak lahir ilmuwan dan engineer Islam yang tangguh, produktif, dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kepeloporan dan keunggulan umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan sudah dimulai pada zaman itu. Tetapi sangat disayangkan bahwa kemajuankemajuan itu tidak sempat ditindaklanjuti dengan sebaiknya-sebaiknya sehingga tanpa sadar umat islam akhirnya melepaskan kepeloporannya. Lalu bangsa barat dengan mudah mengambil dan mentransfer ilmu dan teknologi yang dimiliki dunia islam dan dengan mudah pula mereka membuat licik yaitu membelenggu para pemikir islam sehingga sampai saat ini bangsa baratlah yang menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu makalah ini akan membahas tentang Islam dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya bidang teknik sipil.

1.2. Rumusan Masalah

Islam Dan Teknik Sipil

SPAI

a) Bagaimana sejarah perkembangan teknik sipil dalam peradaban Islam ? b) Apa saja teknologi yang sudah diterapkan pada saat itu? c) Cara pandang bangsa barat terhadap teknologi yang saat ini sedang mengendalikan ilmu pengetahuan dan teknologi ? d) Perspektif Islam terhadap teknologi ?

1.3. Pembatasan Masalah Penulisan makalah ini meliputi perkembangan teknologi khususnya dalam bidang teknik sipil dalam peradaban islam baik itu ditinjau dari sisi historisnya, masalah yang dihadapi, sisi teknologinya, maupun dari sisi ketauhidannya.

1.4. Tujuan Penulisan Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Selain itu juga untuk membuka wawasan pengetahuan tentang Islam dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknik sipil. Dan dalam pembuatan makalah ini memiliki tujuan antara lain : a) Mengetahui sejarah perkembangan bidang kajian teknik sipil dalam peradaban Islam. b) Memberikan informasi tentang bagaimana Islam memandang teknologi, sehingga teknologi bisa menjadi rahmatan lilalamin sesuai dengan fitrah agama Islam sendiri.

Islam Dan Teknik Sipil

SPAI

1.5. Metode Penulisan Dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang dipakai dalam penulisan makalah ini adalah studi pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.

Islam Dan Teknik Sipil

SPAI

BAB II SEJARAH TEKNOLOGI DALAM PERADABAN ISLAM

2.1. Penerapan Teknologi Dalam Peradaban Islam Di era keemasan Islam, para cendekiawan Muslim telah mengelompokkan ilmu-ilmu yang bersifat teknologis sebagai berikut; ilmu jenis-jenis bangunan, ilmu optik, ilmu pembakaran cermin, ilmu tentang pusat gravitasi, ilmu pengukuran dan pemetaan, ilmu tentang sungai dan kanal, ilmu jembatan, ilmu tentang mesin kerek, ilmu tentang mesin-mesin militer serta ilmu pencarian sumber air tersembunyi. Para penguasa dan masyarakat di zaman kekhalifahan Islam menempatkan para rekayasawan (engineer) dalam posisi yang tinggi dan terhormat. Mereka diberi gelar muhandis. Banyak di antara ilmuwan Muslim, pada masa itu, yang juga merangkap sebagai rekayasawan. Al-Kindi, misalnya, selain dikenal sebagai fisikawan dan ahli metalurgi adalah seorang rekayasawan. Selain itu, Al-Razi juga yang populer sebagai seorang ahli kimia juga berperan sebagai rekayasawan. Al-Biruni yang masyhur sebagai seorang astronom dan fisikawan juga seorang rekayasawan. Selain itu, peradaban Islam juga telah mengenal ilmu navigasi, ilmu tentang jam, ilmu tentang timbangan dan pengkuran serta ilmu tentang alat-alat genial. Menurut Al-Hassan, teknik mesin dan teknik sipil yang digolongkan sebagai ilmu matematika, bukan satu-satunya subyek teknologis yang

dikelompokkan sebagai sains. Para ilmuwan Muslim memberi perhatian pada


Islam Dan Teknik Sipil 5

SPAI

semua jenis pengetahuan praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan subyeksubyek teknologis berdampingan dengan telaah-telaah teoritis, ungkap Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R Hill dalam Islamic Technology: An Illustrated History. Sejumlah kitab dan risalah yang ditulis para ilmuwan Muslim tercatat telah mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan teknologis. Menurut Al-Hassan, hal itu dapat dilihat dalam sederet buku atau kitab karya cendikiawan Muslim, seperti; Mafatih al-Ulum, karya al-Khuwarizmi; Ihsa al-Ulum (Penghitungan Ilmu-ilmu) karya al-Farabi, Kitab al-Najat, (Buku Penyelamatan) karya Ibnu Sina dan bukubuku lainnya.

2.2. Teknik Sipil Di Era Keemasan Islam Peradaban Islam di era keemasan telah memberi sumbangan yang begitu besar dalam bidang teknik sipil (civil engineering). Di era kejayaannya, para insinyur Muslim telah berhasil membangun sederet karya besar dalam bidang teknik sipil berupa; bendungan, jembatan, penerangan jalan umum, irigasi, hingga gedung pencakar langit. Anehnya, beragam karya besar ilmuwan Muslim dalam bidang teknik sipil itu sama sekali tak pernah diungkap para sejarawan teknik sipil. Bila kita melacak sejarah perkembangan teknik sipil, kisah sukses dan pencapaian yang telah ditorehkan para insinyur Muslim di abad pertengahan itu sama sekali tak disebut. Peradaban Barat, melalui sejarawan teknik sipilnya seakan-akan menutupi keberhasilan dan mengabaikan pencapaian yang telah ditorehkan para insinyur

Islam Dan Teknik Sipil

SPAI

Muslim. Upaya Barat menutupi keberhasilan para insinyur Muslim di zaman kekhalifahan itu pun mengundang protes dan kecaman di kalangan sejarawan teknik sipil di dunia Barat. ''Sangat tak adil dan tak benar,'' cetus Norman Smith dalam bukunya A History of Dams menanggapi sikap sejumlah sejarawan Barat yang tak mengakui pencapaian para insinyur sipil Muslim. Alih-alih mengakui keberhasilan insinyur Muslim, para sejarawan teknik sipil Barat malah menuding pada era kekuasaan Dinasti Ummayah dan Abbasiyah pembangunan bendungan, irigasi, serta aktivitas teknik lain menurun drastis. Sejarah teknik sipil yang ditulis Barat menyebutkan bahwa insinyur sipil pertama di dunia adalah Jhon Smeaton yang hidup di abad ke-18 M. Smeaton mengklaim dirinya sebagai insinyur sipil pertama karena mampu membangun Eddystone Lighthouse. Padahal, jauh sebelum itu di abad ke-9 M, peradaban Islam sudah memiliki insinyur sipil terkemuka bernama Al-Farghani. Selain itu ada pula nama Al-Jazari, insinyur sipil terkemuka dari abad ke-13 M. Lalu apa saja karya besar yang disumbangkan para insinyur Muslim bagi pengembangan teknik sipil? Sejarah membuktikan, di era keemasannya peradaban Islam telah mampu membangun bendungan jembatan (bridge dam). Bendung jembatan itu digunakan untuk menggerakkan roda air yang bekerja dengan mekanisme peningkatan air. Bendungan jembatan pertama dibangun di Dezful, Iran.

Islam Dan Teknik Sipil

SPAI

Bendungan jembatan itu mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk menyuplai kebutuhan masyarakat Muslim di kota itu. Setelah muncul di Dezful, Iran bendung jembatan juga muncul di kota-kota lainnya di dunia Islam. Sehingga, masyarakat Muslim pada masa itu tak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Selain itu, di era kekhalifahan para insinyur Muslim juga sudah mampu membangun bendungan pengatur air diversion dam. Bendungan ini digunakan untuk mengatur atau mengalihkan arus air. Bendungan pengatur air itu pertama kali dibangun insinyur Muslim di Sungai Uzaym yang terletak di Jabal Hamrin, Irak. Setelah itu, bendungan semacam itu pun banyak dibangun di kota dan negeri lain di dunia Islam. Pencapaian lainnya yang berhasil ditorehkan insinyur Islam dalam bidang teknik sipil adalah pembangunan penerangan jalan umum. Lampu penerangan jalan umum pertama kali dibangun oleh kekhalifahan Islam, khususnya di Cordoba. Pada masa kejayaannya, pada malam hari jalan-jalan yang mulus di kota peradaban Muslim yang berada di benua Eropa itu bertaburkan cahaya. Selain dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban Islam pun dikenal sangat bersih. Ternyata, pada masa itu para insinyur Muslim sudah mampu menciptakan sarana pengumpul sampah, berupa kontainer. Sesuatu yang belum pernah ada dalam peradaban manusia sebelumnya. Para insinyur Muslim di masa kejayaan juga telah memberi sumbangan bagi pengembangan teknik sipil dengan menemukan beragam peralatan survei.

Islam Dan Teknik Sipil

SPAI

Peralatan untuk meneliti permukaan berupa papan dari kayu dengan timbangan pengukur garis tegak lurus dan dua cantelan. Saat itu juga suda ditemukan alat untuk mengukur sudut, mengukur lebar sungai serta mengukur jarak antara dua titik yang dipisahkan oleh sebuah halangan yang tak dapat dilalui. Sebelum peradaban Barat berhasil membangun gedung pencakar langit, para insinyur Muslim pada abad ke-16 M telah berhasil membangun gedung pencakar langit di Shibam, Yaman. Tak heran, jika kota itu dikenal sebagai kota pencakar langit tertua di dunia. Inilah contoh pertama tata kota yang didasarkan pada prinsip-prinsip pembangunan secara vertikal. Di kota Shibam dibangun tak kurang dari 500 tower rumah yang tingginya mencapai 30 meter. Para insinyur teknik sipil Barat untuk pertama kalinya berhasil membangun gedung pencakar langit pertama pada tahun 1885 M. Gedung pencakar langit pertama yang dibangun insinyur barat adalah Home Insurance Building yang tingginya mencapai 42 meter. Pada abad ke-21 ini, gedung pencakar langit masih berada di negara Muslim yakni di Dubai, yakni Burj Dubai. Pada tahun 1998, gedung pencakar langit tertinggi berada di Malaysia, yakni menara kembar Petronas. Untuk urusan merancang gedung pencakar langit, dunia mencatat insinyur Muslim pada abad ke-20 dari Banglades, Fazlur Khan, sebagai 'Einstein Teknik Struktural'. Insinyur teknik sipil Muslim di abad ke-12 M, juga telah mampu mendirikan menara tertinggi di abad pertengahan. Menara masjid tertinggi itu adalah Qutub Minar yang tingginya mencapai 72 meter. Sedangkan, menara

Islam Dan Teknik Sipil

SPAI

masjid tertinggi di abad ke-21 ini adalah menara Masjid Hasan II yang tingginya mencapai 201 meter. Menara itu dibangun pada tahun 1986. Salah satu pencapaian lainnya yang berhasil dibangun para insinyur Muslim adalah sistem pemasok air atau sistem irigasi. Saluran irigasi yang dibagun pada zaman kemilau Islam itu hingga kini masih digunakan di dunia Islam atau wilayah bekas kekuasaan Islam di Eropa, seperti Sicilia, Semenjanjung Iberia dan khusunya Andalusia, Aragon, dan provinsi Valencia di Spanyol. Sistem irigasi yang dikembangkan para insinyur Muslim itu juga telah diadopsi di Kepulauan Canary dan Amerika. Bangsa Spanyol yang

memperkenalkannya ke benua Amerika. Hingga kini, sistem irigasi yang dikembangkan para insinyur Muslim itu masih digunakan di Meksiko, Texas, Peru, dan Chili. Begitu banyaknya sumbangan yang telah diberikan para insiyur muslim di bidang teknik sipil. Lalu atas dasar apa peradaban Barat berupaya untuk menyembunyikannya? (Heri Ruslan,http://republika.co.id/)

'

Islam Dan Teknik Sipil

10

SPAI

BAB III PERSPEKTIF TERHADAP TEKNOLOGI

3.1. Cara Pandang Barat Terhadap Teknologi Menurut catatan sejarah, bangsa Barat berhasil mengambil khazanah ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan lebih dahulu oleh kaum muslimin. Kemudian mereka mengembangkannya di atas paham materialisme tanpa mengindahkan lagi nilai-nilai Islam sehingga terjadilah perubahan total sampai akhirnya terlepas dari sendi-sendi kebenaran. Para ilmuwan Barat dari abad ke abad kian mendewa-dewakan rasionalitas bahkan telah menuhankan ilmu dan teknologi sebagai kekuatan hidupnya. Mereka menyangka bahwa dengan iptek mereka pasti bisa mencapai apa saja yang ada di bumi ini dan merasa dirinya kuasa pula menundukkan langit bahkan mengira akan dapat menundukkan segala yang ada di bumi dan langit. Tokoh-tokoh mereka merasa mempunyai hak untuk memaksakan ilmu pengetahuan dan teknologinya itu kepada semua yang ada di bumi agar mereka bisa mendikte dan memberi keputusan terhadap segala permasalahan di dunia. Sebenarnya masyarakat Barat itu patut dikasihani karena akibat kesombongannya itu mereka lupa bahwa manusia betapapun tinggi kepandaiannya hanya bisa mengetahui kulit luar atau hal-hal yang lahiriah saja dari kehidupan semesta alam. Mereka lupa bahwasanya manusia hanya diberi ilmu pengetahuan yang sedikit dari kemahaluasan ilmu Allah. Di atas orang pintar ada lagi yang lebih
Islam Dan Teknik Sipil 11

SPAI

pintar. Dan sungguh Allah SWT benci kepada orang yang hanya tahu tentang dunia tetapi bodoh tentang kebenaran yang ada di dalamnya.

3.2. Masalah yang Dihadapi Teknik Sipil Di zaman Modern Ini Sebelum manusia diciptakan, alam semesta ini ditakdirkan oleh Allah Swt. Dalam kondisi yang seimbang. Semua diciptakan sesuai dengan kodratnya masing-masing. Tetapi setelah manusia datang dan mulai mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maka manusia mulai berlaku sewenang-wenang terhadap lingkungan. Hal ini jelas disebutkan dalam firman oleh Allah Swt. : Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut, karena apa yang dilakukan oleh manusia... Sewaktu manusia datang, membangun kota, membangun gedung, membangun sebuah peradaban, hal tersebut kurang lebih mengganggu keseimbangan alam yang sudah ada. Hal itulah yang seharusnya menjadi tugas bagi para engineer khususnya dalam bidang teknik sipil untuk mewadahi kebutuhan manusia sambil meminimalisasi isu-isu terhadap lingkungan. (Ridwan Kamil; Tarbawi edisi 269 Th 13) Hal ini tentu karena ada pengaruh modernisasi yang salah yang dibawa oleh orang barat. Gara-gara fiolosofi modern bahwa manusia adalah pusat segalagalanya, orang barat atau orang modern mengganggap alam adalah pelengkap eksistensi manusia. Sehingga ketika alam dieksploitasi manusia tak merasa bersalah. Hal ini tentu sangat kontradiktif dengan kaum adat yang menganggap

Islam Dan Teknik Sipil

12

SPAI

bahwa alam adalah bagian yang harus dihormati juga. Ketika kita membangun tanpa mempertimbangkan keterbatasan resource , maka ketika terjadi global warming kita baru mulai mendesain sesuatu yang memperhatikan lingkungan, mindset tersebut tentu bukanlah merupakan cara pandang yang bagus. Kita tahu isu lingkungan telah menjadi perhatian serius dalam tahun-tahun terakhir ini. Dimasa depan teknologi yang akan menjadi trend adalah yang ramah lingkungan namun juga reliable. (Janwar bin nurdin, Tarbawi edisi 252, Th.13).

3.3. Perspektif Islam Terhadap Teknologi Peradaban Islam sangat berbeda dengan Yunani, Romawi dan Byzantium dalam memandang teknologi. Para cendekiawan Muslim di era kekhalifahan menganggap teknologi sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan yang sah. Fakta itu terungkap berdasarkan pengamatan para sejarawan sains Barat di era modern terhadap sejarah sains di Abad Pertengahan. Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus serta analisa-analisanya yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yang disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherankannya. Bukankah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa

Islam Dan Teknik Sipil

13

SPAI

agama Islam bukanlah agama yang sempit? Allah SWT telah berfirman yang artinya sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan... Kemajuan teknologi modern yang begitu pesat telah memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti Radio, televisi, internet, alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, kaum muda, atau anak-anak. Namun tentunya alatalat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya. Justru di atas pundak manusialah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab adanya berbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat ini dapat berbuat apa saja, sekiranya faktor manusialah yang menentukan operasionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata. Kemajuan teknologi dalam dunia kedokteran juga patut untuk kita apresiasi secara kritis; proses cloning (bayi tabung) misalnya, telah mendapat tanggapan beragam dari para ulama; Sebagian kelompok agamawan menolak fertilisasi in vitro pada manusia karena mereka meyakini bahwa kegiatan tersebut sama artinya mempermainkan Tuhan yang merupakan Sang Pencipta. Juga banyak kalangan menganggap bahwa pengkloningan manusia secara utuh tidak bisa dilakukan sebab ini dapat dianggap sebagai intervensi karya Ilahi. Sebaliknya, Sheikh Mohammad Hussein Fadlallah, seorang pemandu spiritual muslim fundamentalis dari Lebanon berpendapat, adalah salah jika

Islam Dan Teknik Sipil

14

SPAI

menganggap cloning adalah suatu intervensi karya Ilahi. Peneliti dianggapnya tidak menciptakan sesuatu yang baru. Mereka hanya menemukan suatu hukum yang baru bagi organisme, sama seperti ketika mereka menemukan fertilisasi in vitro dan transplantasi organ (http://www.religioustolerance-.org/-clo_reac.htm). Professor Abdulaziz Sachedina dari Universitas Virginia mengemukakan bahwa Allah adalah kreator terbaik. Manusia dapat saja melakukan intervensi dalam pekerjaan alami, termasuk pada awal perkembangan embrio untuk meningkatkan kesehatan atau embrio splitting untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan, namun perlu diingat, Allahlah Sang pemberi hidup (Sachedina, 2001). Di sinilah Islam sebagai agama yang mampu memberikan petunjuk bagi manusia. Ini semua tidak lepas dari karakter agama Islam sebagai rahmatan lil alamin. Memang dalam abad teknologi dan era globalisasi ini umat Islam hendaklah melakukan langkah-langkah strategis dengan meningkatkan pembinaan sumber daya manusia guna mewujudkan kualitas iman dan takwa serta tidak ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Islam Dan Teknik Sipil

15

SPAI

BAB IV PENUTUP

Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang gemilang yang telah dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan eksperimen yang mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan penemuanpenemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya. Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Namun seiring dengan upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kita pun harus jeli menentukan pilihan ini. Untuk apakah semua kemajuan itu? Apakah sekadar untuk menuruti keinginan-keinginan syahwat lalu tenggelam dalam kemewahan dunia hingga melupakan akhirat dan menjadi pengikut-pengikut setan? Ataukah sebaliknya semua ilmu dan kemajuan itu dicari untuk menegakkan syariat Allah guna memakmurkan bumi dan menegakkan keadilan seperti yang dikehendaki Allah serta untuk meluruskan kehidupan dengan berlandaskan pada kaidah moral Islam? Ada banyak tantangan yang harus kita jawab dengan pemikiran yang berwawasan jauh ke depan. Namun terlepas dari problema dan kekhawatirankekhawatiran sebagaimana diuraikan di atas kita sebagai umat Islam harus selalu optimis dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Karena sungguhpun perubahan
Islam Dan Teknik Sipil 16

SPAI

sosial dan tata nilai kehidupan yang dibawa oleh arus westernisasi dan sekularisasi terus-menerus menimpa dan menyerang masyarakat Islam tetapi kesadaran umat Islam untuk membendung dampak-dampak negatif dari budaya Barat itu ternyata masih cukup tinggi meskipun hanya segolongan kecil umat yaitu mereka yang tetap teguh untuk menegakkan nilai-nilai Islam.Wallahu alam bisshowab.

Islam Dan Teknik Sipil

17

You might also like