You are on page 1of 6

Membaca Cepat dan Menyimpulkan Isi Bacaan (Kelas VII Semester 1)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : : 3. Memahami ragam teks nonsastra dengan berbagai cara membaca 3.2 Menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit : o Mampu membaca cepat 200 kata per menit o Mampu menjawab dengan benar 75% dari jumlah pertanyaan yang disediakan o Mampu menyimpulkan isi bacaan dengan cara merangkai pokokpokok bacaan : Penyimpulan isi bacaan

Materi

Garis Besar Materi: 1. Membaca Cepat Membaca cepat sangat dipengaruhi oleh faktor kebiasaan. Kebiasaan yang salah akan membuat kamu kerepotan dalam menangkap informasi dalam teks bacaan secara cepat. Coba terapkan kebiasaan baru berikut ini dalam membaca cepat! a. Jangan Membaca Per Kata Perasaan yang keliru apabila kita merasa kalau mata kita tidak pernah berhenti bergerak sama sekali ketika membaca. Sebenarnya ketika membaca, mata kita mengalami beberapa jeda, yaitu bergerak-stop-membaca-bergerak-stop-membaca, dst. Kamu bisa membuktikan teori ini dengan duduk berhadap-hadapan dengan orang yang menghadap buku dan cobalah perhatikan gerakan mata mereka. Gerakan mata mereka pasti memiliki pola yang sama dengan teori tersebut. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa kunci membaca cepat adalah meminimumkan jumlah gerakan mata berhenti dan pada saat yang sama memaksimumkan jumlah kata yang terbaca dalam setiap satu putaran gerakan mata. Kita juga masih terbiasa mengucapkan bacaan kembali dalam hati. Sekarang, ubahlah untuk mempercayai gerakan mata. Perubahan cara membaca bisa sukses kalau kamu juga mengubah proses mental pada waktu membaca dari melihat mengucapkan mengerti menjadi hanya melihat mengerti. Cara paling cepat untuk menghentikan kebiasaan mengucapkan bacaan dalam hati adalah dengan meningkatkan kecepatan membaca sehingga tidak dapat diucapkan kembali dalam hati. Itu artinya, kamu perlu mengubah strategi cara membaca dari kata per kata menjadi satu grup kata dalam tiap gerakan mata. b. Seleksi ketika Membaca Tujuan membaca cepat sebenarnya bukan untuk mencari kata dan gambar secepat mungkin, melainkan untuk mengidentifikasi dan memahami makna bacaan tersebut seefisien mungkin. Kemudian, memindahkan informasi tersebut ke dalam memori jangka panjang dalam otak. Bayangkan apabila kamu sedang mencari harta karun di sebuah danau. Adalah mustahil untuk menyelami setiap meter dari danau tersebut. Langkah yang benar adalah kamu harus memulai dengan menyewa kapal yang dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi setiap barang yang mungkin serupa dengan harta karun. Dengan cara ini, seluruh danau telah diseleksi dengan cepat, menandai area-area tertentu yang dicurigai dan baru memulai menyelam di area tersebut. Dengan cara ini, kemungkinan untuk menemukan harta karun akan

lebih berhasil karena kamu tidak membuang waktu untuk menyelami area danau yang tidak ada apa-apanya. Prinsip yang sama dapat dipraktikkan ketika membaca. Sebelum membaca, kamu harus mengetahui tujuan dan informasi yang akan dicari. Tujuan ini yang akan mengubah alam bawah sadar menjadi radar dalam menyeleksi bacaan. Selain dengan menggunakan radar, hasil membaca juga akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode membaca berlapis seperti berikut ini. 1) Gambaran Umum: baca seluruh buku dengan kecepatan satu halaman per detik untuk menentukan cara pengorganisasian, gaya bahasa, dan struktur buku tersebut. Cobalah untuk menyelesaikan proses ini dalam waktu 5 menit. 2) Pendahuluan: Jika kamu memutuskan untuk membaca lebih detail buku tersebut, scan-lah bab pertama dengan kecepatan 4 detik per halaman. Perhatikan bagian awal dan akhir dari bab pertama yang biasanya diletakkan dalam bagian pendahuluan dan kesimpulan. Jangan lupa, perhatikan kalimat pertama setiap alinea dan bagian akhir. Tandai bagian yang penting, misalnya dengan stabillo. 3) Membaca: Jika ada bagian dari suatu bab yang perlu dibaca lebih detail, kembali kepada bagian tersebut dan baca kembali dengan kecepatan membaca yang sesuai. 4) Analisis: Analisis dan pengulangan singkat temuan informasi baru secara berkala akan dapat mengubah informasi tersebut dari yang sebelumnya disimpan dalam memori jangka pendek menjadi bagian dari memori jangka panjang otak. Selain cara tersebut, ada beberapa cara lain untuk membaca dengan lebih selektif, antara lain sebagai berikut. 1) Fokuslah pada kata kunci dan abaikan kata-kata penghubung atau pengisi. Contoh kata penghubung, seperti : jadi, seperti yang diterangkan di atas, kemudian, dll. 2) Jangan dibaca ulang informasi yang telah diketahui. Karena jumlah informasi yang ditransfer ke dalam memori jangka panjang terus bertambah, maka bagian bacaan yang dapat kamu abaikan ketika membaca menjadi terus bertambah pula. Dengan demikian, kecepatan membacamu juga akan terus meningkat. 3) Abaikan juga bahan bacaan yang tidak berhubungan dengan tujuan yang dicari. Tinggalkan dahulu bagian bacaan yang kelihatannya memusingkan dan tidak mudah dimengerti. Terus baca bagian lain dan baru kembali ke bagian tersebut apabila memang diperlukan. Karena seringkali kita baru memahami makna suatu bab setelah membaca bab selanjutnya. 2. Hambatan-hambatan dalam Membaca Cepat Membaca merupakan aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah tindakan yang terpisah-pisah. Kita tidak dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa menggunakan pikiran. Akibat kebiasaan yang terbawa sejak kecil, sering kali kita tidak mampu membaca sebuah teks secara cepat dan efektif. Paling tidak ada enam hambatan yang dapat mengganggu kecepatan membaca, yaitu vokalisasi, menggerakkan bibir, menggerakkan kepala dari kiri ke kanan, menunjuk kata demi kata dengan jari, melakukan regresi (selalu kembali ke belakang), dan subvokalisasi (melafalkan kata-kata yang dibaca dalam batin/pikiran). a. Vokalisasi Vokalisasi atau membaca dengan bersuara sangat memperlambat membaca, karena kita harus mengucapkan kata demi kata secara lengkap. Menggumam, meskipun dengan mulut terkatup

dan suara tidak terdengar, termasuk membaca bersuara. Untuk mengetahui kita mengucapkan kata-kata atau tidak, letakkan tangan di leher ketika membaca. Jika getaran terasa di jakun (gulu menjing), itu artinya kita membaca dengan bersuara. Untuk menghilangkan kebiasan tersebut, posisikan bibir seperti bersiul ketika membaca dan letakkan tangan di leher (jangan sampai terasa getarannya). b. Gerakan bibir Menggerakkan bibir atau komat-kamit ketika membaca sama lambatnya dengan membaca bersuara. Dengan menggerakkan bibir, kita lebih sering regresi (kembali ke belakang), sebab ketika mata dengan cepat bergerak maju, suara kita masih di belakang. Untuk menghilangkan kebiasaan tersebut, pilihlah cara-cara yang cocok berikut ini. 1) Rapatkan bibir kuat-kuat, tekankan lidah ke langit-langit mulut. 2) Mengunyah permen karet. 3) Ambil pensil atau benda lain yang ringan, lalu jepit dengan kedua bibir (bukan gigi). Usahakan pensil atau benda tersebut tidak bergerak. 4) Ucapkan berulang-ulang, satu, dua, tiga atau tu, wa, ga. 5) Bibir dalam posisi bersiul, tetapi tanpa suara. c. Gerakan kepala

Karena kebiasaan sejak kecil, seringkali kita menggerakkan kepala dari kiri ke kanan ketika membaca. Padahal, hanya dengan menggerakkan mata saja, kita sudah dapat memfokuskan pandangan. Cara membaca dengan menggerakkan kepala akan menjadi hambatan dalam membaca cepat karena menggerakkan mata itu lebih cepat dan lebih mudah dilakukan daripada menggerakkan kepala. Untuk menghilangkan kebiasaan tersebut, lakukan salah satu cara berikut ini!
1) Letakkan telunjuk jari ke pipi dan skitarkan siku tangan ke meja ketika selama membaca. Jika tangan terdesak oleh gerakan kepala, sadarlah dan hentikan gerakan itu. 2) Tangan memegang dagu seperti memegang-megang jenggot dan jika kepala bergerak, sadarlah dan hentikan gerakan itu. 3) Letakkan ujung telunjuk jari di hidung. Jika kepala bergerak, sadarlah dan hentikan gerakan itu. d. Menunjuk dengan jari

Cara membaca dengan menunjuk dengan jari atau benda lain sangat menghambat kecepatan membaca karena gerakan tangan lebih lambat daripada gerakan mata. Kebiasaan tersebut dapat dihilangkan dengan cara berikut ini.
1) Kedua tangan memegang buku yang dibaca. 2) Memasukkan tangan ke saku selama membaca. e. Regresi Kebiasaan selalu kembali ke belakang (regresi) untuk melihat kata atau beberapa kata yang dibaca bisa menjadi hambatan serius dalam membaca cepat. Kebiasaan melakukan regresi bisa disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri, merasa kurang tepat memahami arti kata/istilah, merasa kehilangan sesuatu, salah baca terhadap sebuah kata, atau kebiasaan melamun. Untuk mengurangi regresi, perhatikan cara-cara berikut ini! 1) Tanamkan kepercayaan diri. Jangan berusaha mengerti setiap kata atau kalimat di dalam paragraf. Jangan terpaku pada detail. Terus saja membaca, jangan ikuti godaan untuk kembali ke belakang.

2)

Hadapi bacaan. Jika kita membaca, baca saja! Apa yang sudah ketinggalan, tinggalkan! Terus. Terus saja. Perhatikan ke bahan yang dibaca, dan baca! 3) Terus saja membaca sampai kalimat selesai. Apa yang kita kira tertinggal, nanti akan kita temukan lagi. Apa yang kita anggap tertinggal akan muncul lagi. Ingat bahwa kemampuan mata dan otak kita jauh melebihi perkiraan kita. Oleh karena itu, paksakan terus. Dengan demikian, kita akan mengganti kebiasaan lama dengan yang baru. Kita akan menyadari alasan untuk mengecek ke belakang (regresi) adalah sesuatu yang mustahil. f. Subvokalisasi

Subvokalisasi atau melafalkan dalam batin kata-kata yang dibaca juga menghambat kecepatan membaca karena kita lebih memperhatikan bagaimana melafalkan kata-kata secara benar daripada berusaha memahami ide yang terkandung dalam kata-kata yang kita baca. Kebiasaan tersebut bisa dihilangkan dengan cara melebarkan jangkauan mata sehingga satu fiksasi (pandangan mata) dapat menangkap beberapa kata sekaligus dan langsung menyerap idenya daripada melafalkannya. Kita harus sadar bahwa yang penting dalam membaca adalam memahami ide, bukan mengingat-ingat atau menekuni simbol-simbol yang tercetak.
3. Mengungkapkan Gagasan Utama Tiap Paragraf Gagasan utama disebut juga dengan ide pokok. Setiap paragraf memiliki gagasan utama (ide pokok) yang tersirat dalam kalimat utama yang didukung oleh gagasan-gagasan penjelas (pendukung) yang tersirat dalam kalimat penjelas (kalimat pendukung). Ide pokok atau gagasan utama merupakan pernyataan yang menjadi inti pembahasan. Ide pokok terdapat pada kalimat pokok/utama dalam setiap paragraf. Letaknya biasanya terdapat pada awal atau akhir paragraf. Ada juga yang terletak di tengah paragraf jika paragraf tersebut termasuk paragraf deskripsi. Ada juga paragraf campuran, yaitu paragraf yang ide pokoknya terletak pada awal paragraf dan ditegaskan lagi pada akhir paragraf. Ciri kalimat pokok antara lain memiliki makna yang paling umum di antara kalimat-kalimat yang terdapat pada paragraf tersebut. Oleh karena itu, agar dapat menemukan ide pokok dengan cepat dan tepat, perhatikanlah kalimat yang terletak pada awal dan akhir paragraf. 4. Menyimpulkan Isi Bacaan Kesimpulan isi bacaan merupakan pendapat akhir berdasarkan isi bacaan yang dibaca. Agar dapat menyimpulkan isi bacaan dengan baik, pembaca harus dapat menentukan isi bacaan yang paling penting (sari bacaan). Sari bacaan biasanya sangat erat kaitannya dengan judul. 5. Memberikan Tanggapan terhadap Isi Bacaan Tidak ada artikel (bacaan) yang sempurna. Setiap artikel memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai pembaca yang kritis, kamu diharapkan bisa memberikan tanggapan terhadap isi bacaan. Tentu saja kamu tidak boleh asal memberikan. Tanggapan yang baik harus memiliki argumentasi yang masuk akal sehingga bisa diterima oleh orang lain. Ada dua jenis tanggapan, yaitu tanggapan positif dan negatif. Tanggapan positif merupakan tanggapan yang isinya berupa pernyataan persetujuan dan sikap mendukung terhadap isi bacaan. Sedangkan, tanggapan negatif merupakan tanggapan yang isinya berupa pernyataan menolak (tidak setuju) terhadap isi bacaan.

Dalam memberikan tanggapan terhadap isi bacaan, perhatikan hal-hal berikut ini!

Pahamilah isi bacaan secara keseluruhan! b. Garis bawahi atau catatlah bagian-bagian bacaan yang menurutmu menarik untuk ditanggapi (kelebihan dan kekurangan isi bacaan)! c. Gunakan pengetahuanmu yang berkaitan dengan isi bacaan untuk menanggapi! d. Berikan tanggapan terhadap isi bacaan dengan menggunakan alasan yang jelas dan masuk akal! e. Sampaikan tanggapan dengan kalimat yang lugas dan santun!
6. Menghitung Kecepatan Membaca Kecepatan membaca (KM) dapat dihitung dengan rumus di bawah ini. K = ------Wb K Wb : jumlah kata yang dibaca : waktu baca (dalam satuan menit)

KM

Jika kita membaca sebuah teks yang terdiri atas 300 kata dalam tempo 1,5 menit. Kecepatan membaca (KM) Kita adalah: 300 ----- = 200 kata per menit (kpm) 1,5 Catatan: Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan, hitung jumlah kata dalam lima baris dahulu, lalu bagi lima. Hasilnya merupakan jumlah rata-rata per baris dalam bacaan itu. Kemudian, hitung jumlah baris yang Kita baca, kalikan dengan jumlah rata-rata per baris. Hasilnya merupakan jumlah kata dalam bacaan. Misalnya: Jumlah kata per baris rata-rata

= 11 = 60 = 11 x 60 = 660 kata

Jumlah baris yang Kita baca Jumlah kata yang Kita baca

Kecepatan membaca berbeda dengan kecepatan efektif membaca (KEM). Kecepatan membaca hanya memperhitungkan jumlah kata yang dibaca dan waktu baca. Kecepatan Efektif Membaca (KEM) memperhitungkan jumlah kata yang dibaca, waktu baca, dan tingkat pemahaman bacaan. KEM dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

KEM =------ X ------ X 60 q SI

= . . . kpm

Keterangan: KEM p q r SI kpm : : : : : : Kecepatan Efektif Membaca Jumlah kata dalam bacaan Jumlah waktu (dalam satuan detik) Skor yang diperoleh Skor ideal (skor maksimal) Kata per menit

Contoh menghitung KEM: Jumlah kata yang dibaca (p) : 800 kata Skor pemahaman bacaan (r) : 8 Waktu baca (q) : 180 detik Skor ideal (SI) 800 8 KEM = ------- x 60 x ------ = 213,33 kpm (kata per menit) 180 10

: 10

You might also like