You are on page 1of 20

Laporan Pendahuluan Katarak 1.

Definisi Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi.

2. Klasifikasi Katarak dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun 2. Katarak Juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun 3. Katarak Senil: katarak setelah usia 50 tahun 4. Katarak Trauma: Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata

3. Etiologi Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda. Penyebab katarak lainnya meliputi : Faktor keturunan. Cacat bawaan sejak lahir. Masalah kesehatan, misalnya diabetes. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid. gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus) gangguan pertumbuhan,

Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama. Rokok dan Alkohol Operasi mata sebelumnya. Trauma (kecelakaan) pada mata. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

4. Patofisiologi Lensa mata mengandung tiga komponen anatomis an: nukleus korteks & kapsul.nukleus mengalami perubahan warna coklat kekuningan seiring dengan bertambahnya usia.disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior & posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna.perubahan fisik & kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.salah satu teori menyebutkan

terputusnya protein lensa normal terjadi disertai infulks air kedalam lensa proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang & mengganggu transmisi sinar.teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peranan dalam melindungi lensa dari degenerasi.jumlah enzim akan menurun dg

bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien menderita katarak.

5. Manifestasi Klinik Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menja di negatif (-). Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis. Gejala umum gangguan katarak meliputi : Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. Peka terhadap sinar atau cahaya. Dapat melihat dobel pada satu mata.

Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

6. Pemeriksaan Diagnostik Keratometri. Pemeriksaan lampu slit. Oftalmoskopis. A-scan ultrasound (echography). Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi.

7. Komplikasi Penyulit yg terjadi berupa : visus tdk akan mencapai 5/5 ambliopia sensori Komplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus

8. Penatalaksanaan Medis Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi. Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan uveitis. Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn. Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi

yaitu fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.

9. Pencegahan Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak

mengandung vit.C ,vit.A dan vit E

Asuhan Keperawatan Teoritis Katarak 1. Pengkajian a. Aktivitas/Istrahat Gejala: Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan b. Neurosensori Gejala: Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan

memfokuskasn kerja dengan dekat atau merasa di ruang gelap. Perubahan pengobatan tidak memperbaiki penglihatan. Tanda: mata c. Nyeri/Kenyamanan Gejala: Ketidaknyamanan ringan atau mata berair Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil. Peningkatan air

2. Prioritas Keperawatan 1. Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut 2. Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan atau penurunan ketajaman penglihatan 3. Mencegah komplikasi 4. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan

3. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori atau status organ indera. 2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler. 3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif.

4. Intervensi Keperawatan 1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori atau status organ indera. Tujuan : Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan. Kriteria Hasil : Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan. Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan. Intervensi Tentukan ketajaman penglihatan, kemudian catat apakah satu atau dua mata terlibat. Orientasikan lingkungan. Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, menyentuh. Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila bicara dengan klien tehadap Rasional Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi

resiko kerusakan lebih lanjut. Orientasikan lingkungan. Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi klien tehadap

resiko kerusakan lebih lanjut. Meningkatkan keamanan

mobilitas dalam lingkungan.

menggunakan tetes mata.

Ingatkan

klien

menggunakan

Komunikasi yang disampaikan dapat lebih mudah diterima

kacamata katarak yang tujuannya memperbesar kurang lebih 25

dengan jelas.

persen, pelihatan perifer hilang dan buta titik mungkin ada. Ingatkan klien menggunakan Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah

kacamata katarak yang tujuannya memperbesar kurang lebih 25

penggunaan tetes mata dilator. Membantu penglihatan pasien.

persen, pelihatan perifer hilang dan buta titik mungkin ada. Letakkan barang yang dibutuhkan berdekatan dengan klien

Memudahkan berkomunikasi

pasien

untuk

2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori penglihatan kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler. Tujuan: Menyatakan pemahaman terhadap factor yang terlibat dalam kemungkinan cedera. Kriteria hasil : Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan untuk melindungi diri dari cedera. Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan keamanan. Intervensi Diskusikan apa yang terjadi tentang kondisi paska operasi, nyeri, Kondisi Rasional mata post operasi

mempengaruhi visus pasien

pembatasan aktifitas, penampilan, balutan mata. Beri klien posisi bersandar, kepala Posisi menentukan tingkat

tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan. Batasi aktifitas seperti menggerakan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok. Ambulasi dengan bantuan : berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari anestesi. Minta klien membedakan antara ketidaknyamanan dan nyeri tajam tiba-tiba, Selidiki kegelisahan,

kenyamanan pasien.

Aktivitas

berlebih tekanan

mampu intra

meningkatkan okuler mata.

Visus mulai berkurang, resiko cedera semakin tinggi.

Pengumpulan Informasi dalam pencegahan komplikasi

disorientasi, gangguan balutan.

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif. Tujuan: Klien menunjukkan pemahaman tentang kondisi, proses penyakit dan pengobatan. Kriteria Hasil: Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan. Intervensi Pantau informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur, lensa. Tekankan pentingnya evaluasi Rasional Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi

resiko kerusakan lebih lanjut. Pengawasan periodik menurunkan resiko komplikasi serius.

perawatan rutin, beritahu untuk melaporkan penglihatan berawan. Informasikan klien untuk

Dapat

bereaksi

silang/campur

menghindari tetes mata yang dijual bebas.

dengan obat yang diberikan

Diskusikan

kemungkinan

Meminimalkan masalah seperti interaksi obat dan efek sistemik yang tak diinginkan.

efek/interaksi antar obat mata dan masalah medis klien. Anjurkan klien menghindari

Aktivitas-aktivitas tersebut dapat meningkatkan okuler. tekanan intra

membaca, berkedip, mengangkat berat, mengejan saat defekasi,

membongkok pada panggul, dll. Anjurkan klien tidur terlentang Tidur terlentang dapat membantu kondisi mata agar lebih nyaman.

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny M DENGAN KATARAK DI PANTI TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG
I. PENGKAJIAN A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI 1. Identitas Diri Klien Nama lengkap Tempat/tgl lahir Jenis kelamin : Ny M : Jombang, 70 th : Perampuan Pendidikan terakhir : Tidak sekolah Diagnosis medis (bila ada) : Alamat : Panti werdha teratai Palembang

Status perkawinan : Janda Agama Suku bangsa : Islam : Jawa

2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi Nama Alamat No. telp Hub. Dengan klien : Ny L : Jl. Bangunan Pakjo :: Anak Angkat

3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi Pekerjaan saat ini Pekerjaan sebelumnya Sumber pendapatan Kecukupan pendapatan :: Tukang Pijat ::-

4. Aktivitas rekresi Hobi :-

Bepergian/wisata : -

Keanggotaan organisasi Lain-lain

::-

5. Riwayat keluarga 1. Saudara kandung Nama 1 2 3 4 5 : Tidak ada Keadaan saat ini Keterangan

2. Saudara yang meninggal Nama Umur Penyebab kematian : : : : Kadang-kadang

3. Kunjungan keluarga

6. Pola kebiasaan sehari-hari 1. Nutrisi Frekuensi makan Nafsu makan Jenis makanan : 3x sehari : Cukup : Bubur, nasi, ikan,sayur, buah9

buahan Kebiasaan sebelum makan Makanan yang tidak disukai Alergi terhadap Pantangan makanan : Mencuci tangan :: Ada, Telur : Telur

Keluhan yang berhubungan dengan makanan: Jika klien mengkonsumsi telur, maka tubuh klien mengalami gatal-gatal, dan wajah klien menjadi merah..

2. Eliminasi 1. BAK Frekuensi dan waktu Kebiasaan BAK pada malam hari : 6x/hari : 1x

Keluhan yang berhubungan dengan BAK: Tidak ada

2. BAB Frekuensi dan waktu : 4 hari sekali, pagi hari Konsistensi Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Padat : Tidak ada

Pengalamanan yang memakai laxantif/pencahar : tidak pernah

7. Status kesehatan 1. Status kesehatan saat ini Keluhan utama dalam satu tahun terakhir : penglihatan kabur, sakit pinggang Gejala yang dirasakan : klien mengatakan

penglihatan nya kabur sudah sejak 4 tahun yang lalu, kadangkadang mata klien berair sehingga penglihatan klien terganggu dan Aklivitas klien sedikit terganggu karena penyakit yang dialaminya. Faktor pencetus : penyakit katarak :

10

1. Timbulnya keluhan : (

) mendadak ( ) bertahap

2. Waktu mulai timbulnya keluhan : 4 tahun yang lalu 3. Upaya mengatasi ( ( ( :

) Pergi ke RS/klinik pengobatan/dokter praktik ) Pergi ke bidan/perawat ) Mengkonsumsi obat-obatan sendiri

( ) Mengkonsumsi obat-obatan tradisional ( ) Lain-lain

2. Riwayat kesehatan masa lalu 1. Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada

2. Riwayat alergi ( obat, makanan, binatang, debu, dll) :Alergi mengkonsumsi telur 3. Riwayat kecelakaan 4. Riwayat dirawat di rumah sakit 5. Riwayat pemakaian obat : Tidak pernah : Tidak pernah : Tidak ada

3. Pengkajian/pemeriksaan fisik (observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi dan palpasi 1. Keadaan umum (TTV) : TD=140/90, N=88, RR= 24, T=36,5 2. BB/TB 3. Personal Hygiene 1. Mandi Frekuensi dan waktu mandi : 3x sehari, pagi, siang, sore Pemakaian sabun (ya/tidak) : ya : BB=40 kg, TB=150 cm

2. Oral hygiene Frekuensi dan waktu gosok gigi Menggunakan gosok gigi : Tidak pernah (tidak ada gigi) : Tidak pernah

11

3. Cuci rambut Frekuensi Penggunaan shampoo (ya/tidak) : 2 hari sekali : ya

4. Kuku dan tangan Frekuensi gunting kuku : 1x seminggu

Kebiasaan cucui tangan pakai sabun : ya

4. Istirahat dan tidur Lama tidur malam Tidur siang : 6 jam : jam

Keluhan yang berhubungan denga tidur : -

5. Kebiaasaan mengisi waktu luang 1. Olahraga panti. 2. Nonton TV 3. Berkebun atau memasak 4. Lain-lain : ya : Tidak :: ya, setiap pagi jalan-jalan keliling

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:(jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai) 1. Merokok (ya/tidak) 2. Minuman keras (ya/tidak) : Tidak : Tidak

3. Ketergatungan terhadap obat : Tidak

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari Jenis kegiatan Lama kegiatan 1. Mandi,sholat 40 menit waktu untuk setiap

12

2. Sarapan pagi 3. Membersihkan rumah dan halaman 4. Berjalan-jalan di sekitar panti

30 menit 30 menit

30 menit

5. Duduk diteras dan mengobrol 2 jam bersama penghuni panti yang lain

B. MASALAH KESEHATAN KRONIS

No Keluhan kesehatan atau gejala yang dirasakan Selalu (3) Sering (2) Jarang (1) T. Pernah (0)

klien dalam waktu 3 bulan terakhir berkaitan dengan fungsi-fungsi A Fungsi penglihatan Mata berair Nyeri pada mata B Fungsi pendengaran Pendengaran berkurang Telinga berdering C Fungsi paru (pernafasan) Batuk lama disertai

keringat malam Sesak nafas Berdahak/Sputum D Fungsi jantung Jantung berdebar-debar Cepat lelah

13

Nyeri dada E Fungsi pencernaan Mual/muntah F Nyeri ulu hati Makan dan minum

banyak (berlebihan) Perubahan buang air besar (mencret/sembelit) G Fungsi pergerakan Nyeri kaki saat berjalan Nyeri pinggang atau kebiasaan

tulang belakang Nyeri persendian atau

bengkak H Fungsi persyarafan Lumpuh/kelemahan kaki atau tangan Kehilangan rasa Gemetar/tremor Nyeri/pegal pada daerah tengkuk I Fungsi perkemihan Buang air kecil Sering buang air kecil pada malam hari Tidak mampu saluran

mengontrol pengeluaran air kemih (mengompol) JUMLAH=23 (Masalah 4 15 5

14

kesehatan kronis sedang)

Analisis Hasil Skor : 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalh kesehatan kronis ringan Skor : 26-50 : Masalah kesehatan kronis sedang Skor : 51 : Masalah kesehatan kronis berat

1. Telinga 2. Mulut, gigi, dan bibir 3. Dada 4. Abdomen 5. Kulit 6. Ekstremitas atas 7. Ekstremitas bawah

: berkurangnya pendengaran : Tidak ada masalah : Tidak ada masalah : Tidak ada masalah : Keriput : Tidak terjadi kelumpuhan : Tidak terjadi kelumpuhan

1. Hasil pengkajian khusus 1. Masalah kesehatan kronis : JUMLAH = 24 (Masalah kesehatan kronis sedang) 2. Fungsi kognitif 3. Status fungsional 4. Status psikologis : JUMLAH BENAR = 4 (ada gangguan) : JUMLAH POIN MANDIRI= 15 (Mandiri) : JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU=

10 (Depresi ringan sampai sedang) 5. Dukungan keluarga : Cukup, karena klien mengatakan kadang-

kadang anak angkatnya mengunjunginya ke panti, dan bisanya satu hari sebelum lebaran klien pulang ke rumah anak angkatnya, lalu 3 hari kemudian baru kembali ke panti.

2. Lingkungan tempat tinggal 1. Kebersihan dan kerapian ruangan 2. Penerangan 3. Sirkulasi udara
15

: Cukup : Cukup : Cukup

4. Keadaan kamar mandi dan WC 5. Pembuangan air kotor 6. Pembuangan sampah 7. Sumber pencemaran 8. Penataan halaman (kalau ada) 9. Privasi 10. Risiko injuri

: Bersih : Ada : Ada : Tidak ada : Cukup ::-

C. FUNGSI KOGNITIF Pengkaijian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.

Petunjuk : isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan respon klien. No 1 Item Pertanyaan Jam berapa sekarang ? Jawab : tidak tahu 2 Tahun berapa sekarang: Jawab : 2010 3 Kapan bapak/ibu lahir ? Jawab : tidak tahu 4 Berapa umur bapak/ibu sekarang ? Jawab : 70 tahun 5 Dimana alamat bapak/ibu sekarang ? Jawab : Pakjo Palembang 6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama bapak/ibu ? Jawab : 6 orang 7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama bapak/ibu ? Jawab : Lasmi, Mashar, Eri, Ati, Dewi, Tia 8 Tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia ? Benar Salah

16

Jawab : tidak tahu 9 Siapa nama presiden republik Indonsia ? Jawab : Tidak tahu 10 Coba hitung terbalik dari angka 20-1 ? Jawan : 20, 19, 21, 22, 23, 24, dst. JUMLAH BENAR 4

Analisis hasil : Skor Benar : 8-10 : tidak ada gangguan Skor Salah : 0-7 : ada gangguan

D. STATUS FUNGSIONAL Modifikasi indeks kemandirian Katz Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dlam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.

No

Aktivitas

Mandiri (Nilai 1)

Tergantung (Nilai 0)

Mandi

di

kamar

mandi

(menggosok,

membersihkan, dan mengeringkan badan) 2 Menyiapkan mengenakan 3 4 Memakan makanan yang telah disiapkan Memelihara kebersihan diri untuk pakaian, membuka, dan

penampilan diri (menyisir rambut, memcuci rambut, menggosok gigi, dam mencukur kumis) 5 Buang air besar di WC (memberishkan dan

17

megeringkan daerah bokong) 6 7 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) Buang air kecil di kamar mandi

(membersihkan dan mengosongkan daerah kemaluan) 8 9 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat 10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianut 11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti :

merapikan tempat tidur, mencuci pakaian, memasak dan membersihkan ruangan 12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga 13 Megelola keuangan (menyimpan dan

menggunakan uang sendiri) 14 15 Bepergian Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan (takaran obat dan waktu minum obat tepat) 16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang, aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan kesehatan. 17 Melakukan (kegiatan aktivitas keagamaan, di waktu luang rekreasi,

sosial,

olahraga, dan menyalurkan hobi) JUMLAH POIN MANDIRI 15

18

Analisis hasil Point : 13-17 : Mandiri Point : 0-12 : ketergatungan

E. STATUS PSIKOLOGIS (Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1983)

No 1 2

Apakah Bapak/Ibu dalam satu minggu terakhir Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani ? Banyak meningglakan kesenangan/ minat dan aktivitas anda ?

Ya

Tidak

3 4 5 6

Merasa bahwa kehidupan anda hampa ? Sering merasa bosan ? Penuh pengharapan akan masa depan ? Mempunyai semangat yang baik untuk setiap waktu ?

Diganggu oleh fikiran-fikiran yang tidak dapat diungkapkan ?

8 9 10 11 12

Merasa bahagia disebagian besar waktu ? Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ? Sering kali merasa tidka berdaya ? Sering merasa gelisah atau gugup ? Memilih tinggal di rumah dari pada melakukan sesuatu yang bermanfaat ?

13 14

Sering kali merasa khawatir akan masa depan ? Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya ingat dibandingkan orang lain ?

15

Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang ?

16 17 18

Sering kali merasa merana ? Merasa kurang bahagia ? Sangat khawatir terhadap masa lalu ?

19

19 20 21 22 23

Merasa bahwa hidup ini sangat menggairahkan ? Merasa berat untuk memulai sesuatu yang baru ? Merasa dalam keadaan penuh semangat ? Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? Berfikir banyak orang lain yang lebih baik dari pada anda ?

10

24 25 26 27 28 29 30

Sering kali merasa kesal karena hal sepele ? Sering merasa ingin menangis ? Merasa sulit untuk berkonsentrasi ? Menikmati tidur ? Memilih menghindar dari perkumpulan sosial ? Mudah mengambil keputusan ? Mempunyai fikiran yang jernih JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU

Analisis hasil : terganggu nilai 1 : normal nilai 0 Nilai : 6-15 : Depresi ringan sampai sedang Nilai : 16-30 : Depresi berat Nilai : 0-5 : Normal II. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori atau status organ indera. 2. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif.

20

You might also like