You are on page 1of 26

Disusun Oleh : Team Staf KEBUN AEK NABARA SELATAN PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA III

I. PENDAHULUAN
PT. Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu BUMN yang bergerak dalam bidang perkebunan dengan mengusahakan komoditi karet dan sawit. Tanaman karet dan sawit merupakan salah satu komoditi yang berasal dari sektor perkebunan yang menjadi favorit bagi seluruh pihak yang ingin berinvestasi di sektor perkebunan. Hal ini memacu penambahan pengetahuan dan pembelajaran kepada sumber daya manusia agar memiliki nilai kompetensi yang lebih baik untuk perkembangan masa depan, umumnya di sektor perkebunan dan khususnya di komoditi tanaman karet dan sawit.

I. PENDAHULUAN
Panen-Angkut-Olah (PAO) adalah aspek yang paling menentukan di lapangan untuk mendapatkan produksi per hektar yang tinggi, biaya per kg rendah dan mutu produksi yang baik. Ketiga kegiatan ini mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya secara terkait dan tidak dapat berdiri sendiri. Keberhasilan manajemen ini dipengaruhi oleh waktu, peralatan, sistem dan tanggap manajemen terhadap perubahan yang terjadi.

I. PENDAHULUAN
Karena dengan panen yang baik akan menghasilkan rendemen yang baik pula serta produktivitas tanaman akan tetap terjaga, dan pengangkutan yang baik tentunya juga akan menghasilkan mutu buah tetap terjaga dengan baik sehingga ALB yang diinginkan oleh PKS dapat terpenuhi dengan tidak adanya buah restan dilapangan, panen yang baik serta pengangkutan yang baik tentunya harus didukung dengan pengolahan TBS yang baik pula sehingga pengankutan buah ke pabrik kelapa sawit dapat berjalan lancar tanpa terjadi penumpukan buah di loading ramp yang mengakibatkan terjadinya antrian panjang di PKS. Yang tentunya juga akan berdampak terganggunya pengangkutan buah dari lapangan ke pabrik kelapa sawit.

II. PANEN
1. Pengertian
Panen adalah memotong tandan matang, mengumpulkan dan mengangkut ke pabrik untuk seterusnya diolah dan mendapatkan kandungan minyak yang tinggi, asam lemak bebas rendah, serta memelihara kondisi tanaman tetap baik.

II. PANEN
2. Alat-Alat
Chisel/Dodos adalah alat panen yang berguna untuk memotonng

tandan buah pada tanaman kelapa sawit yang masih berumur muda ( umur 3-8 tahun). Egrek adalah alat panen untuk memotong tandan buah kelapa sawit dengan cara menyambungkanya pada bambu atau alloy stick . yang dipergunakan pada tanaman yang berumur > 8 Tahun. Kampak adalah alat panen yang berguna untuk memotong tangkai tandan yang panjang dan pelepa yang harus di potong menjadi 2 bagian sewaktu panen. Angkong ( kreta sorong ) adalah alat mengangkut tandan dari ancak ke TPH. Batu asah digunakan untuk mengasa alat panen seperti Dodos, Kampak, Egrek. Gancu adalah alat yang digunakan untuk memudahkan memindahkan buah dari satu tempat ketempat lain. Goni Beras adalah tempat untuk mengumpulkan brondolan. Alat tulis nomor di TBS

II. PANEN
3. Kriteria
Pemanenan tandan buah pada tingkat kematangan yang tepat berperan penting dalam memaksimalkan kualitas minyak yang dihasilkan Rata-rata proses pematangan buah di dalam satu tandan tidak seragam, tergantung dari umur pohon dan musim. Kecepatan pematangan berlangsung lambat saat musim kemarau dan meningkat setelah hujan. Pemasakan buah biasanya dimulai dari ujung tandan dan menyebar ke dasar. TBS dapat dipanen apabilah telah membrondol secara alami dengan kriteria: Areal berbukit, 1 brondolan per TBS Areal bergelombang, 5 brondolan per TBS Areal tanah rata, 10 brondolan per TBS

II. PANEN
4. Kapveld
Biasanya luas yang ideal untuk satu Afdeling berkisar antara 750 1000 Ha. Jika areal seluas ini harus dipanen hari yang sama, secara menejerial tidak efektif dan efisien. Berdasarkan pengalaman, maka panen yang ideal dengan cara membagi areal dalam suatu luasan tertentu, Sehingga panen dapat dilaksanakan secara efektif selama 5-7 hari dalam seminggu. Pembagian areal berdasarkan hari panen disebut ancak panen. Ancak panen adalah suatu areal dengan luasan tertentu yang dikelompokan dalam satu hari panen.

II. PANEN
5. Rotasi
Secara teknis pengertian rotasi panen adalah jangaka waktu antara pelaksanaan panen suatu hari tertentu dengan pelaksanaan panen berikutnya dilokasi yang sama. Rotasi panen sangat erat kaitanya dengan sistem pembagian kapveld di suatu Afdeling. Notasi rotasi panen yang ideal sebagai mana diatur dalam IK adalah: 5/7 dan 6/7. Rotasi panen ditetapkan 5/7 pada semester I ( panen senin s/d jumat ) dan 6/7 pada semester II ( panen senin s/d sabtu ) dengan rotasi 7 hari. Contoh Luas TM = 700 Ha Jumlah jam kerja senin s/d kamis = 4 x 7 jam = 28 Jam Jumat = 1 x 5 jam = 5 Jam Jumlah = 33 Jam Maka Luas kapveld untuk hari senin s/d kamis = 700 ha/33 x 7 = 148,48 Ha Luas kapveld hari jumat = 700ha/33 x 5 = 106,8 Ha

II. PANEN
6. Sistem Ancak Panen

Kepada setiap pemanen dibebankan untuk memanen dalam luasan tertentu. Sistem pembagian beban tugas danb pengalian lokasi pekerjaan disebut dengan ancak panen.

Sistem ancak pemanen meliputi sistem pembagian lokasi tugas, sistem perpindahan ( arah pekerjaan ), dapat berupa : Ancak tetap (pemanen dan lokasi tetap, tidak perlu digiring kearah tertentu). Ancak giring (pemanen tetap secara digiring kearah tertentu, dan pemanen tidak tetap). Ancak giring tetap ( pemanen pertama mengambil gawang pertama pada perpindahan ancak berikutnya).

II. PANEN
7. Kerapatan
Kerapan panen adalah angka yang menunjukan tingkat kerapatan pohon matang panen dalam areal/blok untuk mendapatkan minimal satu tandan matang panen. Kerapatan panen di hitung satu hari sebelum hari panen dilokasi /blok tertentu. Kegunaan angka kerapatan panen ( AKP ) Memperkirakan produksi yang akan dipane Memperkirakan kebutuhan tenaga pemanen. Memperhitungkan armada pengangkutan.

Tata cara perhitungan angka kerapatan panen ( AKP ) : Tentukan blok sampel untuk setiap kapveld/tahun tanam dengan luas maksimum 50 Ha. Pohon yang diamati 3 5 % dari jumlah pohon dalam satu blok sampel. Tetapkan baris/rij sampel dalam setiap blok sampel ( bersipat permanen). Seluruh pohon dalam baris sampel diperiksa dan dicatat jumlah tandan matang panen.

II. PANEN
8. Basis Tugas

Basis tugas adalah batas prestasi minimum (Kg/Hk) yang dicapai pemanen atau sistem pembebanan tugas dan batas jumlah dimana kelebihan akan dibayar berupa intensif atau premi. Batas pembebanan tugas diatur berdasarkan memorandum Direksi, yang mengacu kepada tinggi tanaman, berat janjang rata-rata dan lain-lain.

II. PANEN
9. Pelaksanaan
Pemanen mencari dan memotong TBS yang sesuai

dengan kriteria matang panen Pelepah yang berada dibawah TBS yang akan dipanen, diturunkan sebelum memotong TBS. Pelepah bekas panen dipotong menjadi 2 bagian dan disusun pada gawangan mati. TBS disusun rapi di TPH dengan kelipatan 5 dan tangkai menghadap ke jalan, brondolan dimasukan goni,di tempatkan di belakang susuna TBS. TBS dan Brondolan bebas dari sampah. Semua TBS diberi kode Mandor dan nomor pemanen dengan memakai pensil kopi atau alat tulis yang lain.

II. PANEN
9. Pelaksanaan

II. PANEN
10. Pengawasan
Pemanen diawasi oleh seorang mandor panen yang membawahi 10 15 orang pemanen. Mandor panen memberikan pengarahan dan membagi ancak kepada pemanen. Pengawasan panen dilakukan oleh mandor panen, mandor satu, krani kap speksi, krani transport Asisten dan Askep. Asisten dan mandor satu mengawasi pemanen meliputi pelaksanaan panen, hasil panen. Mandor panen mengawasi mutu panen ( fraksi, tandan, brondolan, gagang tandan ) Krani trasport menghitung dan memeriksa mutu tandan buah di TPH dan dilaporkan ke Asisten

II. PANEN
12. Pemeriksaan
Pemeriksaan panen di ancak

Pemeriksaan di TPH
Buah mentah dipanen

Buah matang tidak dipanen Tandan buah dipanen tidak

Buah busuk
Gagang

diangkut ke TPH Brondolan tidak dikutip Pelepa tidak dipotong 2 dan disusun digawangan mati Tidak menurunkan pelepa yang seharusnya diturunkan (curi buah)

tandan panjang tidak di poton mulut kodok Kebersihan brondolan Penulisan nomor mandor, pemanen, dan jumlah tros yang ditulis dipangkal gagang tandan.

III. ANGKUT
Dalam pengelolaan kebun kelapa sawit. Faktor transportasi mendapat perhatian perhatian khusus. Keterlambatan dalam pengangkutan (Restan) TBS ke pabrik kelapa sawit akan mempengaruhi proses pengolahan, kapasitas olah dan mutu produksi akhir.

III. ANGKUT
1. Sarana Prasarana

Jalan produksi,

koleksi utama) Jembatan, titi dan tangga panen Traktor dan (dam) truk.

(jalan jalan dan jalan

III. ANGKUT
1. Sarana Prasarana

III. ANGKUT
2. Administrasi

PB 24 A (mandor panen) PB 24 B (krani transport) PB 25 1 (krani produksi)

PB 26 (krani produksi)

III. ANGKUT
3. Buah Restan Buah restan adalah buah belum diolah pada hari panen Secepat mungkin TBS dikiri ke PKS Buah restan dapat menyebabkan penyusutan berat dan jumlah serta kualitas CPO turun (ALB meningkat karena aktivitas enzim lipase dalam buah) Melakukan koordinasi antara lapangan dengan PKS agar buah restan dapat dihindari sekecil mungkin

III. ANGKUT
4. Pengamanan Pengangkutan
TBS yang dikirim ke PKS senantiasa harus dijaga dan diawasi hingga sampai ke PKS. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengangkutan, yaitu : Pemasangan jaring agar buah tidak jatuh Pemasangan rantai pada jaring agar tidak mudah di buka Pemasangan segel setelah jaring diikat dengan rantai dan digembok, serta dilakukan penyegelan degan LODGES berlogo PTPN-3.

III. ANGKUT
5. Penerimaan TBS di Pabrik
Penerimaan TBS disesuaikan dengan waktu olah dan kapasitas pabrik. Alat angkut TBS terlebih dahulu ditimbang dicatat tanggal, jam tiba, dan hasil timbang (Bruto) kemudian TBS dibongkar di Loding ramp. Alat angkut TBS ditimbang kosong (Tara) sehingga diketahui berat netto. Berat netto adalah berat Bruto dikurangi berat Tara. Penimbangan dan pencatatan hasil penimbangan TBS dilaksanakan secara tepat dan cermat, penimbangan diserahkan kepada pemasok yang bersangkutan ( sesuai dengan formulir yang berlaku ).

III. ANGKUT
6. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk menentukan mutu TBS oleh petugas sortasi di pabrik, bersama-sama dengan pemasok dengan cara sebagai berikut: Buah yang disortasi dituang dilantai/pelataran loading ramp. Dipilih dan dipilah sesuai dengan fraksi seperti berikut ini :
Fraksi 00, buah sangat

mentah Fraksi 0, buah mentah Fraksi 1, kurang matang 2 & 3, matang Buah busuk/tandan kosong Brondolan Tangkai panjang 2,5 cm Sampah Buah sakit

III. ANGKUT
6. Sortasi

IV. OLAH TBS di Pabrik Terdiri Dari: Proses Pengolahan


PEREBUSAN PENEBAHAN

PENGADUKAN/PENGEPAAN
PEMURNIAN MINYAK PENGOLAHAN BIJI

You might also like