You are on page 1of 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIARE PADA ANAK

OLEH DEVI OKTAVIA UTAMI UNIVERSITAS TANJUNGPURA ILMU KEPERAWATAN 2012

Topik Sub Topik Sasaran Hari/Tanggal Jam Waktu Tempat

: Pertolongan pertama pada anak diare : Diare Pada anak : Ibu yang memiliki bayi atau balita : Jumat/ 11 May 2012 : 09.30 wib : 20 menit : A1-RK.4

A. Latar belakang Peran keluarga dalam pertolongan pertama pada anak diare sangatlah penting guna mencegah keparahan. Namun, orang tua sering terlalu panik dan cemas bila anaknya diare sehingga melupakan pesan penting dari lagu anakanak tersebut. Kurangnya pengetahuan anggota keluarga merupakan penyebab utama keluarga tidak Sebaiknya orang tua bersabar dan lebih tenang menilai kondisi anaknya, pada dasarnya diare merupakan penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), yang dikhawatirkan dari diare adalah terjadinya dehidrasi, karena itu orang tua harus tahu bagaimana cara memberikan pertolongan pertama pada anak diare secara tepat. B. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan ibu dapat memahami tentang diare pada anak dan dapat mengimplementasikan bagaimana cara melakukan pertolongan pertama pada anak diare dengan tepat sehingga dapat mengurangi resiko diare bertambah parah. C. Tujuan Instruksional Khusus (TIM)

Setelah

mengikuti

kegiatan

pendidikan

kesehatan

diharapkan

masyarakat dapat menjelaskan kembali : 1. Pengertian Diare dan pola umum BAB pada anak 2. Gejala umum yang timbul akibat diare 3. Pertolongan pertama pada anak diare dengan benar 4. Pencegahan diare 5. Pengobatan diare (Oralit, LGG) D. Referensi http://medicastore.com/diare/menangani_diare_anak.htm Judul : Menangani Diare Pada Anak dengan Tepat, Pengobatan Daire, Dan Pencegahan Diare E. Strategi Pelaksanaan Strategi yang digunakan dalam penyampaian pendidikan kesehatan ini berupa 1. Ceramah dan 2. Tanya jawab F. Media Pendidikan kesehatan Media Pendidikan kesehatan yang digunakan: 1. Materi SAP 2. Presentasi 3. Pamflet G. Pokok Materi 1. Pengertian diare dan pola umum BAB pada anak 2. Gejala umum yang timbul akibat diare 3. Pertolongan pertama pada anak diare dengan benar 4. Pencegahan diare 5. Pengobatan diare (Oralit, LGG) H. Rencana Proses Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan NO Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Peserta

1 Menit

Pembukaan : Pendidik memberi salam Menjelaskan tujuan pembelajaran Menyebutkan materi / pokok

- Menjawab Salam - Mendengarkan dan Memperhatikan

bahasan yang akan disampaikan

10 Menit

Pelaksanaan : Menjelaskan materi pendidikan

Menyimak dan memperhatikan

kesehatan secara berurutan dan teratur Materi : 1. Pengertian Diare dan Pola umum BAB pada anak 2. Gejala umum yang timbul akibat diare 3. Pertolongan pertama pada anak diare dengan benar 4. Pencegahan diare 5. Pengobatan diare (Oralit, LGG) Menyimak dan memperhatikan

2 Menit

Simulasi cara pembuatan Larutan Gula Garam

Memperhatikan dengan seksama

2 Menit

Membuka sesi tanya jawab

Bertanya,dan menjawab pertanyaan

1 Menit

Penutup : Mengucapkan terima kasih dan salam -Menjawab salam

I. Metode Evaluasi a. Metode Evaluasi : Tanya jawab

b. Jenis Evaluasi

: Lisan

J. Kriteria Evaluasi Struktur 1. Rencana kegiatan pendidikan kesehatan pertolongan pertama pada anak diare telah disiapkan oleh perawat 2. Materi pertolongan pertama pada anak diare telah disiapkan oleh perawat 3. Kontrak telah dilakukan kepada Ibu 4. Pamflet telah dibagikan sebelum kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan Proses 1. Pelaksanaan pendidikan kesehatan pada ibu sesuai waktu dan strategi yang telah ditetapkan oleh perawat 2. Ibu mengikuti dan menyimak dengan baik kegiatan pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat 3. Ibu antusias dengan materi pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat Hasil 1. Ibu mampu menjelaskan dan memahami pengertian diare dan pola umum BAB pada anak 2. Ibu mengetahui dan memahami bagaimana gejala umum yang timbul akibat diare 3. Ibu memahami dan mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada anak diare dengan benar 4. Ibu mengetahui cara pencegahan diare 5. Ibu mengetahui cara pengobatan diare (Oralit, LGG) 6. Ibu bisa menjelaskan kembali bagaimana cara membuat Larutan Gula Garam

Pertolongan Pertama Pada Anak Diare


Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia rata-rata akan mengalami diare 2-3 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya oralit, angka kematian akibat diare telah sangat menurun. Walaupun demikian, balita yang mengalami gizi kurang masih cukup tinggi, yang antara lain dapat merupakan akibat penyakit diare pada anak. Secara umum penyebab diare adalah: 1. Adanya Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit. 2. Alergi terhadap makanan atau efek samping obat tertentu, misalnya makanan pedas atau susu yang tidak cocok dengan anak tersebut. 3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll. 4. Pemanis buatan, tidak tahan terhadap laktosa.

A. Pola buang air besar pada anak Pada umumnya, anak buang air besar paling sering 3 kali sehari dan paling sedikit 3 hari sekali. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari cair (kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), lembek (seperti bubur), berbentuk (tinja normal, seperti pisang), dan keras (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit).

Pada bayi berusia 0-2 bulan khususnya bagi bayi yang mengkonsumsi ASI, frekuensi buang air besarnya lebih sering dialami, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna. Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah (mungkin darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati). Kapan disebut diare ? Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya lebih encer dan lebih sering dari biasanya. Tinja anak diare dapat mengandung lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya. Gejala lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya. B. Gejala yang timbul akibat penyakit diare Karena terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus, pada awalnya anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat dan timbullah gejala-gejala: anak tampak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan diri pada dehidrasi berat. Mata tampak cekung, ubun-ubun cekung (pada bayi), bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis, turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut, nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin, dan kencing berkurang. Pada keadaan dehidrasi berat nafas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat basa (menderita asidosis). Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang. C. Prinsip pengobatan diare Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya

dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip pengobatan diare adalah: 1. Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat). 2. Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu formula. 3. Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare kronik. D. Pertolongan Pertama pada Anak Diare 1. Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum sebanyak 10 ml per satu kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian. 2. Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit dengan takaran sebagai berikut 1 bungkus oralit di campur dengan 200 ml air matang hangat (1 gelas) Berikan sesendok setiap 1-2 menit sekali untuk anak dibawah umur 2 tahun. Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit kemudian berikan cairan lebih lama (misalnya sesendok tiap 2-3 menit) Bila diare berlanjut setelah oralit habis hendaknya kembali kepada petugas kesehatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut. 3. Segera bawa anak ke dokter atau puskesmas jika: Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak bermanfaat Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit kurang berhasil

Terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, tangan dan kaki dingin, tidak sadar)

Bagaimana mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke dokter? Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas. Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya membaik.

E. Pencegahan Diare pada Anak Untuk pencegahan diare pada anak dapat dilakukan beberapa upaya praktis seperti : 1. Siapkan makanan yang bersih dan higienis. Sebaiknya kita memasaknya sendiri. 2. Penyediaan air minum yang bersih, tentunya di masak dengan baik. 3. Kebersihan perorangan, baik kebersihan anak maupun kebersihan orang yang merawat anak tersebut. 4. Cuci tangan sebelum makan. Biasakan ini sedari dini. 5. Pemberian ASI eksklusif 6. Buang air besar pada tempatnya 7. Buang sampah pada tempatnya. 8. Lindungi makanan dari serangga, seperti lalat, semut dan sebagainya yang sering hinggap pada makanan. 9. Lingkungan hidup yang sehat

F. Pemberian Larutan Gula Garam Sebagai Pengganti Oralit Bahan yang diperlukan: Gula pasir 1 sdt Garam dapur sdt Air matang/ teh hangat 200 ml

Alat yang diperlukan: Gelas

Sendok teh

Cara pembuatan: 4. Cuci tangan dengan bersih 5. Isi gelas dengan air matang atau teh hangat 6. Tuangkan 1 sdt gula pasir dan sdt garam ke dalam gelas lalu aduk sampai keduanya tercampur rata

You might also like