You are on page 1of 6

PENGERTIAN RESIKO Menurut james. L.

Athearn, dalam bukunya risk and incuranc dinyatakan bahwa risiko itu merupakan aspek utama dalam kehidupan manusia pada umumnya dan merupakan factor penting dalam asuransi. Risiko merupkan kemungkinan penyimpangan harapan yang tidak menguntungkan, yaitu ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak di inginkan. Lebih tegas lagi bahwa risiko itu akan merupakan : 1. Kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang tidak di inginkan/di harapkan terjadi ,atau 2. Peristiwa atau keadaan yang di inginkan / diharapkan tidak terjadi, keadaan itu lazim di katkan sebagai kehiangan sebagai penurunan atau pemusnahan nilai ekonomi. Dengan demikian risiko dapat di rumuskan sebagai berikut : 1. Kemungkinan kehilangan atau kerugian 2. Kemungkinan penyimpangan harapan yang tidak menguntungkan karena kemungkinan penyimpangan harapan merupakan suatu kehilangan. JENIS-JENIS RESIKO Jenis resiko melalui pendekatan tidak langsung menurut R.R. Diacon dan R.L. Carter dalam bukunya yang berjudul success in insurance adalah sebagai berikut : 1. Resiko fundamental Pada hakikatnya mempengaruhi masyarakat pada umumnya atau kelompokkelompok orang, sehingga tidak dapat di awasi atau di deteksi oleh perorangan atau kelompok orang. Risiko semacam ini biasanya di akibatkan oleh bencana alam atau situasi ekonomi yang luas, misalnya akibat cuaca atau inflansi berat atau resesi ekonomi yang mempengaruhi ekonomi internasional. Resiko fundamental pada umumnya di anggap sebagai tanggung jawab Negara dan masyarakat , sehingga tidak mungkin resiko tersebut di tanggulangi oleh individual/perorangan. Oleh karena itu resiko ini biasanya di ambil alih oleh Negara sebagai lembaga penyelenggara kepentingan umum. Perwujudannya dapat menjadi bentuk-bentuk jaminan-jaminan sosial atau dalam bentuk yang lebih kongkret sebagai asuransi-asuransi sosial. 2. Risiko khusus Pada dasarnya adalah suatu resiko yang di akibatkan karena tindakan atau keputusan seseorang. Oleh karena itu resiko khusus ini menjadi tanggung jawab perseorangan pula. Misalnya karena kurang hati-hatinya seseorang pengendara mobil menabrak penyebrang jalan. Pada pendekatan kedua, yaitu suatu pendekatan dengan memandang pada akibat yang di timbulkan oleh suatu peristiwa tertentu , yang menimbulkan suatu ketidakpastian , dapat di golongkan dua golongan sebagaimana dipakai oleh beberapa penulis.

1. Resiko spekulatif Dalam resiko ini terdapat dua unsure yaitu : a. Kemungkinan timbul kerugian (loss) b. Kemungkinan timbul keuntungan (gain) Resiko spekulatif yang mengandung dua unsure di atas , yang terdapat baik pada pertaruhan atau kegiatan lain , pada hakikatnya tidak dapat secara otomatis di generalisasikan. Pada akhirnya harus di bedakan antara resiko spekulatif yang melekat pada pertaruhan dan resik spekulatif pada peristiwa atau kegiatan lain. 2. Resiko murni Resiko murni pada hakikatnya hanya mengandung satu kemungkinan saja yaitu kehilangan/kerugian. Pada resiko ini sama sekali tidak ada harapan untuk menang atau untung, yang ada hanya harapan untuk kalah atau rugi. Suatu resiko di kategorikan sebagai resiko spekulatif , apabila sutau peristiwa yang spesifik membawa akibat baik atau akibat buruk. Artinya kesudahan dari suatu peristiwa tersebut mungkin menguntungkan atau merugikan. Apabila suatu peristiwa hanya memberikan suatu kemungkinan saja yaitu kemungkinan yang hanya merugikan saja, maka disebut sebagai resiko murni. Misalnya kemungkinan adanya peristiwa kebakaran, cedera dalam sebuah kapal,dan sebagainya. Pada hakikatnya setiap situasi dan keadaan dapat di golongkan pada dua golongan/resiko tersebut di atas. Setiap peristiwa ekonomi selalu di kaitkan dengan resiko, baik resiko spekulatif maupun resiko murni. Dan apakah suatu risiko termasuk golongan yang spekulatif dan murni ,pada dasarnya terletak pada pendekatan yang di gunakan. HUBUNGAN ANTARA RESIKO DAN ASURANSI Asuransi adalah alat peralihn resiko , artinya ia dapat dipakai sebagai salah satu wahana untuk mengadakan peralihan risiko . risiko pihak yang satu ( tertanggung ) di alihkan kepada pihak yang lain (penanggung) . peralihannya dapat dengan suatu perjanjian. Satusatunya perjanjian yang memungkinkan hanyalah perjanjian asuransi atau pertanggungan. Yang dapat berposisi sebagai tertanggung dapat individu/ perorangan, kelompok orang atau suatu institusi bahkan masyarakat luas. Sedangkan yang dapat berposisi sebagai penanggung adalah perusahaan asuransi sebagai lembaga atau institusi. Jadi pada hakikatnya , peralihan resiko haruslah dengan suatu alas an hak tertentu. Dalm hal ini adalah pernjanjian asuransi. Dengan demikian asuransi dapat di pandang sebagai suatu hubungan hokum yang tercipta antara tertanggung di suatu pihak dan penanggung di pihak lain. Jadi seseorang yang mengalami kerugian dapat meminta kepada pihak lain untuk menanggung kerugian itu. Transaksi semacam itu di sebut peralihan resiko . transaksi semacam itu tentu saja tidak dapat dilakukan secara Cuma-Cuma . penyesuaian kehendak dan kata sepakat tersebut menciptakan suatu hubungan hokum sehingga saling mengikat di antara para pihak. Akhirnya akan menciptakan suatu mekanisme peralihan atau pemindahan resiko. Dari uraian di atas sangat tepat apa yang di tulis oleh james L. Athrean dalam bukunya yang sama ang mengatakan bahwa : asuransi adalah alat sosial yang menggabungkan resiko-resiko individual pada kelompok , dengan menggunakan dana kelompok untuk membayar kerugian.

Sumber : Dr. Sri Rejeki Hartono, S.H. Hukum asuransi dan perusahaan asuransi

Pengertian Risiko Menurut Emmy Pabfaribuan Simanjuntak, kemungkinan akan kehilangan, kerusakan harta kekayaan atau property demage, merupakan sesuatu kejadian yang tidak pasti. Kemungkinan menderita kerugian ini tidak hanya mengenai harta kekayaan

melainkan juga menganai badan dari manusia itu sendiri (bodily injury), misalnya cacad badan dan peristiwa mati. Kemungkinan menderita kerugian dimaksud disebut risiko. Singkatnya, setiap insan tanpa kecuali di alam fana ini selalau menghadapi berbagai macam risiko. Keadaan ini merupakan sifat hakiki manusia yang menunjukan ketidakberdayaan dibandingkan sang maha pencipta. Secara sederhana, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan menderita suatu kerugian. Akan tetapi seperti dikatakan oleh Gunanto, bahwa dalam arti teknisnya, risiko tidak mudah diberi batasan. Dapat disimpulkan bahwa batasan atau rumusan risiko banyak bergantung kepada sudut pandang atau titik tolak yang bersangkutan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, departemen pendidikan dan kebudayaan, risiko diartikan sebagai akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Pendapat demikian dapat disetujui, tetapi setiap risiko tidak hanya disebabkan oleh perbuatan atau tindakan manusia saja, namun dapat juga disebabkan hal-hal diluar kekuasaan manusia. Di samping adanya risiko murni dan risiko spekulatif juga terdapat penggolongan lain dari risiko, di antaranya : 1. Menurut Willett (Vaughan dan Elliott) terdapat risiko statis dan risiko dinamis. Risiko statis adalah kerugian yang dapat ditimbulkan dalam situasi ekonomi yang tidak berubah (statis). Sebagai contoh adalah peistiwa banjir, kebakaran, gunung meletus, dan sebagainya. Adapun risiko dinamis adalah kerugian yang dapat terjadi karena suatu perubahan ekonomi atau dinamika masyarakat. Sebagai contoh, beredarnya barang-barang baru sebagai hasil suatu kemajuan teknologi, dapat menyebabkan barang-barang hasil teknologi lama kurang laku dan menimbulkan kerugian bagi produsen dari barang tersebut. Demikian juga dengan berubahnya selera konsumen terhadap suatu barang dapat menimbulkan kerugian bagi penjual dan produsen. 2. Selanjutnya, Kulp (Vaughan dan Elliott), membagi risiko atas risiko fundamental dan risiko khusus. Pada risiko fundamental, kerugian yang akan timbul menimpa masyarakat umumnya. Misalnya, dalam hal terjadinya gunung meletus, gempa bumi, banjir, maka masyarakat akan banyak menderita kerugian yang diakibatkannya. Berbeda dalam risiko fundamental, pada risiko khusus, kerugian yang terjadi hanya akan merugikan orang tertentu, misalnya, terjadinya kebakaran, kehilangan uang dan sebagainya. 3. Risiko pribadi (personal risks), risiko harta kekayaan (property risks) dan risiko tanggung jawab (liability risks). Risiko pribadi berkaitan dengan kerugian yang menimpa manusia pribadi, misalnya, karena meninggal dunia, kecelakaan, usia tua dan sebagainya. Risiko harta kekayaan adalah kerugian yang menimpa kekayaan seseorang, misalnya kebakaran, kecurian dan sebagainya. Risiko tanggung jawab adalah berkaitan dengan tanggung jawab menurut hukum dari seseorang yang dapat menimbulkan kerugian kepada orang lain. Sebagai contoh, apabila pemilik kendaraan menimbulkan kecelakaan kepada pihak lain sehingga yang disebut terakhir meninggal dunia atau luka-luka. Oleh karena itu, berdasarkan pasal 1365 kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pemilik kendaraan tersebut harus memberikan ganti kerugian kepada korban atau ahli warisnya. Pertanggungjawaban dimaksud tidak hanya oleh perbuatan diri sendiri saja tetapi yang juga dilakukan oleh orang lain yang berada dalam perintah atau kekuasaannya (pasal 1367 KUH Perdata).

Cara Mengatasi Risiko Menurut Gunanto jika dikehendaki, risiko dapat dihindari dengan mengurungkan segala tindakan yang mengandung risiko itu, misalnya tidak jadi membeli, tidak jadi menyewa, tidak jadi menerima, simpanan barang, tidak jadi membangun dan sebagainya. Jelaslah bahwa roda perekonomian tidak akan berputar jika tidak ada yang berani menanggung risiko. 1. 2. 3. 4. Dapat disimpulkan bahwa, cara untuk mengatasi risiko dilakukan antara lain berupa : Menerima (retention) Menghindari (avoidance) Mencegah (prevention) Mengalihkan atau membagi (transfer or distribution)

1. Menerima Apabila diperkirakan kerugian yang mungkin timbul tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pencegahannya, oleh yang bersangkutan diputuskan untuk diterima saja risiko ynag mungkin akan timbul tersebut. Demikian pula apabila keuntungan yang diperoleh diperkirakan akan lebih besar dari pada kerugian yang mungkin terjadi. 2. Menghindari Dengan menghindari risiko, berarti yang bersangkutan menjauhkan diri dari perbuatan atau peristiwa yang dapat menimbulkan risiko baginya. Apabila setiap orang selalu menghindar dari setiap perbuatan atau peristiwa yang dianggap mengandung risiko, namun apabila berhadapan dengan risiko, harus tetap dihadapi agar tujuan yang lebih baik dapat tercapai. Dengan perkataan lain, untuk menghindari risiko banyak bergantung kepada berbagai factor. Suatu hal yang tidak disangkal bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menghindar dari risiko kematian yang merupakan rahasia Tuhan. 3. Mencegah Mencegah adalah melakukan beberapa usahahingga akibat yang tidak diharapkan yang mungkin timbul dapat diatasi atau dihindari. Dalam kenyataannya, usaha pencegahan tersebut tidak selalu berhasil. Banyak contoh, sebuah rumah yang penjagaannya ketat, tetapi tetap berhasil dimasuki pencuri. Demikian pula, seorang anak dapat terlibat perbuatan jelek meskipun keluarganya telah membatasi pergaulannya. 4. Mengalhkan atau Membagi Mengatasi risiko dapat juga dilakukan dengan cara mengalihkan atau membagi kepada/dengan pihak lain. Melalui cara ini, ada pihak ketiga yang bersedia menerima risiko yang mungkin akan diderita oleh orang lain. Sekarang ini, usaha membagi atau mengalihkan risiko dimaksud banyak dilakukan dengan melali perjanjian asuransi. Sehubungan dengan usaha tersebut, seseorang yang menghadapi suatu risiko mengadakan perjanjian rasuransi dengan penanggung, sehingga pihak terakhir ini akan memberikan ganti kerugian atau sejumlah uang apabila risiko tersebut menjadi kenyataan. Sebagai kontraprestasinya, pihak yang menanggung risiko tersebut akan menerima premi dari pihak pertama.

Sumber : Prof. DR. H. Man Suparman Sastrawidjaja, SH., SU. Aspek-Aspek Hukum Asuransi Dan Surat Beharga

You might also like