You are on page 1of 8

Daya Hambat Teh Hitam, Teh hijau dan Teh Oolong Terhadap Pertumbuhan streptoccoccus mutans (Inhibitory Effect

of Black Tea, Green tea, Green Tea and Oolong Tea Against Streptococcus mutans)

Dellon Wijaya*, rasmidar Samad ** * Mahasiswa Kepaniteraan ** Bagian Ilmu Kesehatan Gigig Masyarakat Fakultas kedokteran Gigi Universitas hasanuddin makassar, Indonesia

Abstract Early reports on tea beverage, suggested that it has anti-microbial activity againts a spectrum of organism, and that concentrates of tea components also have anti-microbial properties. There fore, the focus of thid study was to determini and characterize various tea's antimicrobial activity. The aim of this study was to compare the inhibitory effect against Streptococcus mutans between three varieties of tea, those were black tea, green tea and oolong tea. Three groups of tea were boiled, and each was spilt into various concentration to decide the Minimal Inhibition Concentration (MIC). Anti-microbial activity was observed in the black tea, green tea and oolong tea, against the tested gram positive organisms, Streptococcus mutans by measuring the inhibitory zone. The contribution of tea it self to the anti-microbial activity proved to be significant in the tested organisms. The inhibitory effect of tea against Sterptococcus mutans was under the influence of the ascending of tea's concentration. The Minimal Inhibition Concentration of the black tea against Streptococcus mutans was at 5%, although at the concentration of 2.5%, black tea had shown inhibitory effect. For green tea and oolong tea, the Minimal Inhibition Concentration against Streptococcus mutans was at 2.5%, although at the concentration of 1%, both green tea and oolong tea had shown inhibitory effect. Key word :Inhibitory effect, tea, Streptococcus mutans Abstrak Penelitian sebelumnya dari minum teh menunjukkan bahwa teh empunyai aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis organisme, dan konsentrasi dari komponen teh juga mempunyai efek antimikroba. Karena itu, fokus dari penelitian ini adalah untuk menentukan dan mengetahui ciri aktivitas antimikroba dari berbagai jenis teh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan daya hambat terhadap Streptococcus mutans di antara ketiga jenis teh, yaitu teh hitam, teh hijau dan teh oolong. Ketiga jenis teh direbus, dan masingmasing kelompok di bagi menjadi berbagai konsentrasi untuk menentukan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM). Pemeriksaan aktivitas antimikroba teh hitam, teh hijau dan teh oolong terhadap organisme gram positif, Streptococcus mutans, dilakukan dengan cara mengukur zona hambatnya. Ditentukan bahwa ada pengaruh yang dignifikan dari aktivitas

antimikriba teh terhadap jenis organisme yang teliti. Daya hambat teh terhadap Streptococcus mutans di pengaruhi oleh peningkatan konsentrasi teh. Konsentrasi Hambat Minimal teh hitam terhadap Sterptococcus mutans yaitu 5%, meskipun pada konsentrasi 2.5% teh hitam sudah memperlihatkan adanya daya hambat. Untuk teh hijau dan teh oolong, Konsentrasi Hambat Minimal terhadap Streptococcus mutans yaitu 2.5%, meskipun pada konsentrasi 1%, teh hijau dan teh oolong sudah memperlihatkan adanya daya hambat. Kata kunci : daya hambat, teh, Streptococcus mutans PENDAHULUAN Saat ini dunia mulai memalingkan kembali perhatiannya ke tanaman obat tradisional. Sebagaimana kita ketahui, alam indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dalam pengembangan obat. Hal ini ditunjukan pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional. (1) Salah satu tanaman di Indonesia yang tak kalah pentingnya yaitu tanaman teh. Diantara sekian banyak jenis miniman, teh termasuk minuman yang paling banyak dikonsumsi masyarakat. Bahkan di Jepang dikenal adanya upacara minum teh. Meski upacara ini kelihatannya sederhana, tapi ada suatu getaran ritual dilibatkan, yang membuat upacara minum teh ini suatu seni yang bertahan berabad-abad hingga sekarang. (2) Selain nilai-nilai kultural dan ritual, minum teh juga ternyata memberikan manfaat kesehatan. Bila dibandingkan dengan jenis minuman lain, teh ternyata lebih banyak manfaatnya. Minuman ini bisa mencegah atau membantu penyembuhan penyakit ringan sejenis influenza hingga yang berat seperti kanker. Jenis tehnya juga dapat dipilih menurut selera masingmasing. (3) Hampir semua jenis teh ternyata berperan besar terhadap kebugaran dan kesehatan peminumnya. para ahli yang meneliti daun teh sepakat, teh mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti metixantin, tanin, vitamin c dan E, catechin, serta sejumlah mineral seperti Zn, Se, Mo, Ge, Mg. Semua itu tidak hanya berguna sebagai zat antimutagenik dan antikanker, mengobati gangguan saluran pencernaan, serta membantu menetralkan oksidasi lemak densitas rendah yang bisa menjadi plak, menurunkan kolesterol darah, menyegarkan pernapasan, dan merangsang batang otak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat konsentrasi berbagai jenis teh terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Saaat ini Indonesia dikenal adanya 3 jenis teh, yaitu teh hita, teh hijau dan teh oolong. Perbedaaan dari ketiga jenis teh tersebut terletak pada cara pengolahan. (4) Teh hitam merupakan hasil pengolahan proses fermentasi yaitu proses oksidasi dari senyawa polifenol oleh enzim polifenol oksidasi di udara. Pengolahannya diawali dengan proses pelayuan daun teh, kemudian proses pengilingan yang bertujuan untuk memecah sel-sel daun, agar proses fermentasi dapat berlangsung secara merata dan terakhir adalah proses pengeringan. Teh hijau diolah tanpa melalui proses fermentasi. Setelah daun teh dipetik dilakukan proses pemanasan selama 2-3 menit, proses ini disebut proses pelayuan yang bertujuan untuk

menginaktifkan enzim-enzim yang dapat mempengaruhi terjadinya proses fermentasi. Teh oolong (teh semi fermentasi) merupakan gabungan teh hitam dan teh hijau. Teh tersebut difermentasi dengan cepat sebelum dan sesudah penggulungan. Warna daunnya setengah coklat. Mikroflora mulut sangatlah kompleks dengan komposisi yang bervariasi pada tiap lokasi didalam rongga mulut. Streptococcus menempati proporsi yang signifikan dari semua mikroflora dalam mulut, yaitu sekitar 45% dari total sampel yang dihitung dari permukaan dorsal lidah, 46% dari mikroflora saliva, 28% dari mikroflora yang ditemukan pada plak gigi dan 29% dari flora suklus gingiva. Streptococcus merupaka koloni yang paling awal ditemukan dalam rongga mulut setelah lahir, meskipun beberapa spesies seperti S. sanguis dan S. mutans baru di temukan setelah erupsinya gigi sulung yang pertama. (5) Bakteri yang diklasifikasikan dalam marga Streptococcus terbagi menurut ciri-ciri morfologi dan biokimia tertentu. Sifat organisme ini yang sangat khas adalah penampilannya. Organisme ini kurang lebih berbentuk bulat yang tumbuh sebagai rantai. Streptococcus merupakan bakteri gram positif dengan diameter 1-2 im. (6) Organisme ini hanya membelah pada satu arah, tetapi belahan ini bukannya menjadi masing-masing coccus melainkan masih mempunyai kecenderungan untuk tetap bersama dan membentuk rantai coccus. PAnjangnya rantai yang mungkin dapat dilihat ketika mewarnai organisme sampai batas tertentu ini bergantung kepada apakah organisme ini ditumbuhkan pada media padat atau cair. Streptococcus adalah tidak bergerak (non motile) dan semuanya gram positif. (7) Streptoccus mutans pertama kali ditemukan pada tahun 1924 oleh Clarke. Bakteri ini dapat menghasilkan polisa ekstraselular yang disebut mutan. Streptocaccus mutans merupakan spesies yang mendominasi komposisi bakteri dalam plak gigi. Bakteri ini merupakan mikroflora normal dalam rongga mulut yang harus mendapat perhatian khusus karena kemampuannya membentuk plak dari sukrosa melebihi jenis bakteri lainnya. Beberapa dekade terakhir, spesies ini mendapat perhatian yang lebih karena hubungannya dengan karies gigi. (6) Glucosyltransferase (GTF) yang dihasilkan oleh Sterptococcus dapat mengubah karbohidrat yang terdapat dalam rongga mulut menjadi extracellular glucan, yang sangat berperan bagi keberadaan bakteri pada permukaan gigi dan pembentukan plak yang merupakan salah satu karakteristik dari karies yang disebabkan oleh Streptococcus. (8) BAHAN DAN METODE Jumlah sampel yang digunakan adalah 9 cawan petri, yaitu 3 kali replikasi untuk 3 jenis teh dengan cawan petri yang masing-masing berisi 4 pencadang untuk konsentrasi ekstra teh1MIC, MIC, +1MIC dan betadine sebagai kontrol. Bahan yang digunakan adalah tiga jenis teh yang dijual dipasaran yaitu Black Tea (Teh Hitam/Teh Merah), Green Tea (Teh Hijau) dan China Fujian Oolong Tea. Tiap jenis teh diseduh dan dibuat larutan teh dengan konsentrasi 100%. Kemudian masing-masing larutan teh tersebut diencerkan menjadi 1%, 2.5%, 5%, 7.5% dan 10%, untuk melakukan uji Konsentrasi Hambat Minimal. Setelah membuat medium Nutrien Agar (NA), masukkan kedalam tabung reaksi lalu dimiringkan. Ambil isolat bakteri Streptococcus mutans dengan menggunakan ose yang steril

kemudian goreskan pada Nutrien Agar miring yang sudah membeku. Inkubasi dalam inkubator selama 24 jam. (9) Siapkan 18 tabung reaksi yang telah berisi masing-masing 5 ml Medium Nutrien Broth (NB). Kemudian masukkan 5 ml larutan teh kedalam tabung reaksi untuk tiap konsentrasi 1%, 2.5%, 5%, 7.5%, 10% dan untuk tabung kontrolnyadimasukkan konsentrasi 1%. Selanjutnya ke dalam tabung reaksi di masukkan suspensi bakteri Sterptococcus mutans murni sebanyak 0.2 ml, kecuali pada tabung kontrol. Masukkan ke dalam inkubator suhu 37 derajat Celcius selama 24 jam. Setelah 24 jam, diamati kekeruhannya dan dibandingkan dengan kontrolnya untuk menentukan konsentrasi hambat minimalnya. Untuk uji sensitifitas, Glukosa Nutrient Agar (GNA) dituang kedalam cawan petri sebagai base layer, biarkan sampai mengeras. Sementara itu suspensi bakteri diambil sebanyak 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 5 ml GNA cair lalu dikocok supaya bakteri tersebut tercampur. Suspensi ini kemudian dituang diatas GNA tadi secara merata dan dibiarkan sampai membeku. Setelah beku, pencadang silinder diletakkan secara aseptik diatas permukaannya. (9) Dengan disposible syiringe, larutan teh dimasukkan sampai batas pencadang, dan sebagai kontrol positif digunakan betadine. Kemudian cawan petri diinkubasi pada suhu 37 derajat celcius dengan menggunakan calipper di sekitar pencadangan selinder. HASIL Hasil dari uji Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) atau Minimal Inhibition Concentration (MIC) Dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil uji konsentrasi Hambat MInimal berbagai jenis larutan teh terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans No. Jenis 1 The Hitam 2 The Hijau 3 The Oolong The Konsentrasi Hambat Minimal 5% 2.50% 2.50%

Konsentrasi hambat minimal yang telah diperoleh, kemudian diujikan dengan menggunakan pencadang untuk melihat daya hambat dari beberapa konsentrasi larutan teh yang berbeda. Uji daya hambat untuk larutan teh hitam menggunakan konsentrasi 2.5%, 5%, 7.5% dan larutan betadine sebagai kontrol positif. Hasil uji pengukuran zona inhibisi larutan teh hitam terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil uji daya hambat larutan teh hitam terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans Konsentrasi Rata-rata S.D 2.50% 3.5167 0.65336 5% 3.7833 0.84779 F Sig 46.25 000

7.50% kontrol

4.1889 1.15

0.49861 0.25

Kemudian untuk melihat besarnya perbedaan daya hambat antara konsentrasi larutan teh dengan betadine, maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference). Hasil dari uji LSD dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Hasil uji LSD menunjukkan perbedaan daya hambat larutan teh hitam dalam berbagai konsentrasi dan betadine. Perlakuan 2.50% 5% 7.50% 2.50% 5% 0.356 7.50% 0.024 0.164 Kontrol 0.000 0.000 0.000

Uji daya hambat untuk larutan teh hijau menggunakan konsentrasi 1%, 2.5%, 5% dan larutan betadine sebagai kontrol positif. Hasil uji pengukuran zona inhibisi larutan teh hijau tehadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Hasil uji daya hambat larutan teh hijau terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans Konsentrasi 1.00% 3% 5.00% Kontrol Rata-rata 2.8889 3.5833 4.3667 0.8 S.D F 0.59988 59.422 0.56125 0.77742 0.37417 Sig 000

Kemudian untuk melihat besarnya perbedaan daya hambat antara konsentrasi larutan teh hijau dengan betadine, maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference). Hasil dari uji LSD dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5. Hasil uji LSD menunjukkan perbedaan daya hambat larutan teh hijau dalam berbagai konsentrasi dan betadine PERLAKUAN 1% 2.5% 5% 1% 2,5% 5% Kontrol 0.019 0.000 0.000 0.009 0.000 0.000

Uji daya hambat untuk larutan teh oolong menggunakan konsentrasi 1%, 2.5%, 5% dan larutan betadine sebagai kontrol positif.

Hasil pengukuran zona inhibisi larutan teh oolong terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Hasil uji daya hambat larutan teh oolong terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans Kosentrasi 1.00% 3% 5.00% Kontrol Rata-rata 3.2056 4.0556 4.0889 0.8056 S.D F 0.82744 52.267 0.6607 0.6061 0.39167 Sig 000

Kemudian untuk melihat besarnya perbedaandaya hambat antara konsentrasi larutan teh oolong dengan betadine, maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference). Hasil uji dari LSD dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Hasil uji LSD menunjukkan perbedaan daya hambat larutan teh oolong dalam berbagai konsentrasi dan betadine PERLAKUAN 1% 2.5% 5% 1% 2.5% 5% Kontrol 0.008 0.006 0.000 0.913 0.000 0.000

Perbedaan rata-rata daya hambat antara teh hitam, teh hijau dan teh oolong dapat kita lihat pada tabel berikut. Tabel 8. Perbandingan rata-rata daya hambat berbagai jenis konsentrasi teh terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada konsentrasi 5% Jenis Teh Teh Hitam Teh Hijau Teh oolong Rata-rata 3.7833 4.3667 4.0889 S.D F 0.82744 1.36 0.6607 0.6061 Sig 0.276

Hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa diantara ketiga jenis teh, yaitu teh hitam, teh hijau, dan teh oolong tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, meskipun terlihat pada tabel, teh hijau mempunyai rata-rata daya hambat yang paling besar diantara ketiganya. DISKUSI Ketiga jenis larutan teh yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teh hitam, teh hijau dan teh oolong dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Hal ini terbukti dengan adanya zona inhibisi (daerah hambat) di sekitar pencadang silinder dari ketiga jenis teh tersebut.

Menurut Setiawati dan Nasikun pada daun teh terdapat 15.65% catechin, dengan demikian pada larutan teh dengan konsentrasi 1% terdapat 0.1565% catechin. (10) Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Karlina dkk. Konsentrasi minimal catechin yang dapat menghambat pertumbuhan Streotococcus adalah 0.05%. (11) Cao Jin dari Hunn Medical University, China, melakukan suatu penelitia mengenai teh hijau dengan konsentrasi catechin 0.125%, 0.25%, 0.5%, 1% dan 2.5%. Berdasarkan pengaruh catechin terhadap jumlah plak dan extracellular glucan, hasilnya menunjukan bahwa pada saat konsentrasi cetchin antara 0.125%-1%, jumlah bakteri berkurang, proses pembentukan plak menurun dan jumlah total protein bakteri dan extracellular glucan dalam plak menurun. Penelitian tersebut membuktikan bahwa catechin dengan konsentrasi 0.125%-1% dapat menghambat pembentukan extraculler glucan, sehingga proses karies oleh bakteri menjadi berkurang, bahkan tidak ada. Penelitian juga tersebut membuktikan bahwa pada konsentrasi 2.5%, catechin kehilangan kemampuannya untuk menghambat pembentukan extracelluler glucan, dan kemampuan untuk meghambat pembentukan plak dan menurunkan jumlah protein bakteri juga menurun. Hal ini berarti fungsi pencegahan karies oleh catechin terbatas pada konsentrasi tertentu dan mekanismenya nenerlukan penelitian lebih lanjut. (8) Dikaitkan dengan catechin yang terkandung di dalam teh maka dapat dikemukakan kembali hasil penelitian yang dilakukan olh Dr. Sakanaka yang menunjukkan bahwa catechin pada teh hijau dapat menghancurkan bakteri kariogenik penghasil glucan yang akan meningkatkan plak gigi. (12) demikian pula pada penelitian yang dilakukan oleh Chem Pharm Bull terdapat beberapa preparat teh dan komponen individual teh memperlihatkan kemampuan penghambat/inhibisi yang cukup besar terhadap sintesis glucan yang tidak dapat dilarutkan. (13) Dari hasil perbandingan rata-rata zona inhibisi antara teh hitam, teh hijau dan teh oolong, meskipun tidak memiliki perbedaan yang bermakna, namun terlihat bahwa rata-rata zona inhibisi teh hijau yang paling besar diantara ketiganya. KESIMPULAN Konsentrasi Hambat Minimal teh hitam terhadap Streptococcus mutans yaitu 5%, meskipun pada konsentrasi 2.5% teh hitam sudah memperlihatkan adanya daya hambat. Untuk teh hijau dan teh oolong, Konsentrasi Hambat Minimal terhadap Streptococcus mutans yaitu 2.5%, meskipun pada konsentrasi 1%, teh hijau dan teh oolong sudah memperlihatkan adanya daya hambat. DAFTAR PUSTAKA 1. Horax S. Efek antimikroba obat kumur propolis terhadap penderita gingivitis. Disertasi Makassar: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, 2001. 2. Yudana IGA, Luize A, mengenai ragam dan manfaat teh. Available from: http:/www.indomedia.com, diakses 14 juni 2003. 3. Surjawiria U. Teh minuman penuh manfaat. Kompas, 2 April 2002. 4. Anonim. Proses: Teh Hijau, teh hitam dan teh oolong. Available from: http://www.sosro.com. diakses 19 Juni 2003. 5. Skinner AH, Quesuel LB. Streptococci. London: Academic Press; 1978. 6. Catalanotto FA, Shklair IL, Keene HJ. prevalence and localization of streptococcus mutans

in infants and children. I Am Dent Assoc 1975; 91. 7. Lakare C. Mikrobiologi Kedokteran, Makassar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, 2000. 8. Cao J. External test & clinical obsevation and evaluation of the caries preventive effect of tea. The 1st International symposium on Green Tea: Seoul; 1995. 9. Hadi oetomo, Ratna S, Mikrobiologi dasar dalam praktek. Jakarta: PT Gramedia; 1993. 10. Setiawati, nasikun. Teh kajian sosial ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media; 1994. 11. hardjawinata K. Pengaruh larutan teh pada pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans isolat plak gigi. Jurnal Kedokteran Gigi 1993; 2:43-5. 12. Anonim. Green Tea stop cavities. Avalaible from: http://www.teahealth.co.uk, diakses 14 juni 2003. 13. Anonim. Product abstract: green tea. Available from: http://www.sosro.com, diakses 19 Juni 2003.

You might also like