You are on page 1of 29

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Pembimbing dr. Ni Wayan Ani P., Sp.KJ

RSIJ Klender 2012

Pemeriksaan Status Mental


I. Gambaran umum a. Penampilan b. Perilaku dan aktifitas psikomotor c. Sikap terhadap pemeriksaan Mood dan afek a. Mood b. Afek c. Kesesuaian Bicara Gangguan persepsi

II.

III. IV.

V.

VI.

Pikiran a. Proses atau bentuk pikiran b. Isi pikiran Sensorium dan kognitif a. Kesiagaan dan tingkat kesadaran b. Orientasi c. Daya ingat d. Konsentrasi dan perhatian e. Kapasitas dan membaca dan menulis f. Kemampuan visuospasial g. Pemikiran abstrak h. Sumber informasi dan kecerdasan

VII. Pengendalian impuls VIII. Pertimbangan dan tilikan IX. Reliabilitas

Definisi
merupakan bagian dari pemeriksaan klinis yang menggambarkan jumlah total observasi pemeriksaan dan kesan tentang pasien psikiatrik saat wawancara. Walaupun riwayat pasien tetap stabil, status mental pasien dapat berubahubah dari hari ke hari atau dari jam ke jam.

Pemeriksaan status mental adalah suatu gambaran tentang penampilan pasien, bicara, tindakan, dan pikiran selama wawancara.

I. Gambaran Umum
Penampilan gambaran tentang penampilan pasien dan kesan fisik secara keseluruhan yang disampaikan kepada dokter psikiatrik.

Contoh hal-hal di dalam kategori penampilan adalah : Jenis tubuh, pakaian, dandanan, rambut, kuku, postur, ketenangan

Istilah umum untuk menggambarkan penampilan adalah tampak sehat, sakit, agak sakit, seimbang, kelihatan tua, kelihatan muda, kusut, seperti anakanak, dan kacau.

Tanda kecemasan dicatat seperti tangan yang lembab, keringat pada dahi, postur tegang, mata lebar.

Perilaku dan Aktivitas Psikomotor


dimaksud pada aspek kuantitatif dari perilaku motor pasien. Termasuk didalamnya : manerisme, tiks, gerakan isyarat, kedutan, perilaku stereotipik, echopraxia, hiperaktivitas,agitasi, melawan, fleksibilitas, rigiditas, cara berjalan dan ketangkasan. Kegelisahan, meremas-meremas tangan, melangkah dan manifestasi fisik lainnya harus digambarkan.

Sikap terhadap pemeriksa


Sikap pasien terhadap pemeriksa dapat digambarkan antara lain : bekerja sama, bersahabat, penuh perhatian, tertarik, datar, menggoda, bertahan, merendahkan, kebingungan, apatis, bermain-main, menyenangkan, mengelak, atau berlindung. Tingkat rapport yang ditegakkan harus dicatat.

II. Mood dan Afek


Mood perasaan yang bertahan dan menyeluruh atau perpasif yang mewarnai persepsi seseorang akan dunia.

Cara pasien menyatakan perasaannya, kedalaman perasaan, intensitas, jangka waktu, fluktasi dari perasaan, depresi, putus asa, mudah tersinggung, cemas, ketakutan, rasa terpesona, merasa gagal dan merendahkan diri.

Afek respon emosional pasien yang tampak. Pemeriksa menilai afek pasien dari ekspresi wajah pasien. Dibagi menjadi :

Afek terbatas, jika terdapat penurunan jelas di dalam rentang dan intensitas ekspresi. Afek tumpul, ekspresi emosional yang menurun lebih jauh. Afek datar, adanya tanda wajah ekspresi afektif, suara pasien monoton, wajah imobile.

Kesesuaian suatu kualitas respon yang ditemukan pada beberapa pasien skizofrenia, dimana afek pasien tidak sejalan dengan apa yang dikatakan oleh pasien. Sebagai contoh, afek yang datar sambil berbicara tentang dorongan pembunuhan.

III. Bicara
Bagian laporan ini menggambarkan karakteristik fisik dari berbicara. Bicara dapat digambarkan di dalam kuantitasnya, kecepatan produksi bicara dan kualitasnya. Gangguan bicara seperti tergagap-gagap dimasukan kedalam bagian ini. Irama yang tidak biasanya (dysprosody) dan adanya penekanan harus dicatat.

IV. Gangguan persepsi


Persepsi adalah proses memindahkan stimulasi fisik menjadi informasi psikologis, proses mental dimana stimulasi sensoris dibawa kedalam alam kesadaran.

Gangguan persepsi : Halusinasi Dilusi Depersonalisasi atau derealisasi

V. Pikiran
Pikiran aliran dari suatu gagasan, simbol dan asosiasi yang bertujuan dimulai dengan suatu masalah atau suatu tugas dan mengarah pada suatu kesimpulan yang berorientasi kenyataan.

Pikiran dibagi menjadi : Proses pikir Isi pikiran

Proses berpikir (bentuk pikiran) cara dimana seseorang menyatukan gagasan dan asosiasi yang dinilai pikiran logis dan koheren atau sama sekali tidak logis dan bahkan tidak dapat dimengerti. Contoh gangguan pikiran proses : pengenduran asosiasi, flight of ideas, pikiran berpacu, tangensialitas, sirkumstansialitas, inkoherensi, neologisme, asosiasi bunyi, permainan kata, penghambatan pikiran, pikiran samarsamar.

Isi pikiran apa yang sesungguhnya dipikirkan oleh seseorang seperti gagasan, keyakinan, preokupasi, obsesi. Contoh gangguan isi pikiran : waham, paranoia, preokupasi, obsesi dan kompulsi, fobia, gagasan bunuh diri dan membunuh, gagasan menyangkut diri sendiri dan pengaruh, kemiskinan isi.

VI. Sensorium dan Kognisi


Kesadaran adalah suatu keadaan fungsional dari individu untuk mengadakan relasi dan limitasi terhadap dunia sekitarnya yang terdiri dari manusia, benda atau faham seperti yang tertangkap oleh panca indera.

Laporan pemeriksaan ini terdiri dari : Kewaspadaan dan tingkat kesadaran Orientasi terhadap waktu, tempat, orang Daya ingat (memory) Konsentrasi Kemampuan visiospasial Berpikir abstrak

VII. Kontrol Impuls


Apakah pasien mampu untuk mengendalikan impuls seksual, agresif, dan impuls lainnya? Penting dalam memastikan kesadaran pasien tentang perilaku yang sesuai secara sosial dan suatu pengukuran tentang kemungkinan bahaya pasien bagi diri sendiri atau orang lain.

Pengendalian impuls dapat diperkirakan dari informasi dari riwayat pasien sekarang dan dari perilaku yang diobservasi selama wawancara.

VIII. Pertimbangan dan Tilikan


Pertimbangan kemampuan untuk menilai suatu situasi secara benar dan untuk bertindak secara tepat didalam situasi tersebut.

Dokter psikiatrik harus mampu menilai pertimbangan aspek kemampuan pasien dalam pertimbangan sosial. Dapatkah pasien memperkirakan apa yang dilakukannya dalam situasi khayalan.

Tilikan (insight)
derajat kesadaran dan pengertian pasien mengenai gangguan kesehatan jiwa yang dialaminya, terdapat 6 derajat tilikan yaitu : Tilikan I : penyangkalan sepenuhnya bahwa dirinya sakit. Tilikan II : kesadaran sedikit bahwa dirinya menderita gangguan tetapi juga menyangkal bahwa memerlukan pertolongan.

Tilikan III : bahwa dirinya sakit tetapi menyalahkan orang lain atau faktor diluar dirinya sebagai penyebabnya. Tilikan IV : kesadaran bahwa sakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui oleh pasien. Tilikan V : tilikan intelektual : pengakuan bahwa pasien menderita suatu gangguan pada pasien sendiri serta perasaan yang tidak digunakan untuk menghadapi keadaan pada masa yang akan datang.

Tilikan VI : tilikan emosional yang sesungguhnya yaitu kesadaran emosional mengenai motif-motif dan perasaan dalam diri pasien dan orangorang yang penting dalam kehidupannya.

IX. Reliabilitas
Bagian dari status mental dari laporan mengumpulkan kesan dokter psikiatrik terhadap reliabilitas pasien dan kemampuan untuk melaporkan situasi dengan akurat. Bagian ini memasukkan suatu perkiraan kesan dokter psikiatrik pada kebenaran atau kejujuran pasien.

Terima Kasih

You might also like