You are on page 1of 13

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DI RW.04 DAN RW.21 DS.MARGAMULYA, KEC.PANGALENGAN, KAB.

BANDUNG Damai yanti ABSTRAK Di Indonesia data menunjukan bahwa angka pertolongan persalinan oleh paraji pada tahun 2006 sudah menurun hingga 33,9% di bandingkan kejadian pada tahun 2000 yang mencapai 46,8%. Pengetahuan ibu tentang persiapan persalinan merupakan salah satu indikator yang mempengaruhinya. Dari hasil data survey awal di RW.04 dan RW.21 Ds.Margamulya didapat bahwa angka pertolongan persalinan oleh parajinya sekitar 55,6% di RW.04 dan 61.5% di Rw.21 dari 10 orang ibu hamil di RW.04 dan RW.21 sebanyak 80% tidak mengetahui secara lengkap tentang persiapan persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan di Rw.04 dan RW.21 Ds.Margamulya, Kec.Pangalengan, Kab.Bandung Tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah analisis univariat dengan pendekatan ditribusi frekuensi. Penelitian ini menggunakan sampel semua ibu hamil yang berada di RW.04 dan RW.21 Ds.Margamulya, Kec.Pangalengan yang berjumlah 25 orang. Data diperoleh dengan kumulatif menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 25 responden 20 orang berpengetahuan sedangan 5 responden yang lainnya berpengetahuan baik diharapkan adanya peningkatan pelayanan Nakes dalam menjangkau masyarakat binaannya sehingga angka persalinan oleh non nakesnya semakin menurun dan diharapkan juga untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang rencana pemilihan penolong persalinan dihubungkan dengan faktor social ekonomi, prilaku, sikap dan juga tindakan. Kata Kunci : Analisis Univariat, pengetahuan tentang persiapan persalinan. PENDAHULUAN Menurut World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu per tahunnya meninggal saat hamil dan bersalin. (Saifudin, 2006 :3). Kematian ibu di Indonesia merupakan kematian ibu tertinggi di ASEAN, sedikitnya 18.000 ibu meninggal setiap tahun di indonesia karena kehamilan atau persalinan. Hal ini berarti setiap setengah jam seorang perempuan meninggal karena kehamilan atau persalinan. Survey kesehatan rumah tangga 2001 menyebutkan angka kematian ibu di Indonesia 396 per 100.000 kelahiran hidup.

(Indonesian Nutrition Network (INN), 2001, 1-2, http://info@gizi.net, di peroleh tanggal 14 april 2010). Meninjau tingginya angka kematian ibu di Indonesia departemen kesehatan Indonesia sendiri menargetkan angka kematian ibu pada tahun 2010 sekitar 226 orang dan pada tahun 2015 menjadi 102 orang pertahun.(Plazaraya, 2010, 4, http://www.Plazaraya.com, di peroleh tanggal 14 April 2010). Penyebab langsung yang berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu, sehingga pemeriksaan kesehatan pada saat hamil dan kehadiran serta pertolongan tenaga kesehatan yang terampil pada masa persalinan menjadi sangat penting.(Safrudin, 2008. 1, http:// www.menegpp.go.id , di peroleh tanggal 14 april 2010). Bidan sebagai tenaga kesehatan harus ikut mendukung upaya mempercepat penurunan AKI yaitu diperlukan suatu usaha yang salah satunya adalah pelayanan antenatal atau antenatal care (ANC). Pelayanan antenatal merupakan pilar kedua dalam safe motherhood yang merupakan sarana agar ibu lebih siap menghadapi persalinan.

Ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan menjadi salah satu faktor penyebab tingginya AKI. Bila saat persalinan ditemukan adanya komplikasi obstetri dan ibu tidak mengerti tentang persiapan yang dibutuhkan menjelang persalinan. Padahal dengan persiapan persalinan yang direncanakan bersama bidan, diharapkan dapat menurunkan kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan dimana ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu (DepKes.RI,2002) Disamping itu juga pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan itu merupakan salah satu indikator yang sangat berarti dalam menurunkan AKI yang ada karena

Mengingat bahwa 90% kematian ibu terjadi pada saat sekitar persalinan kira-kira 95% penyebab kematian itu adalah komplikasi obstetric yang sering tidak diperkirakan sebelumnya, maka kebijaksanaan departemen kesehatan untuk mempercepat penurunan AKI adalah mengupayakan agar : Setiap pertolongan persalinan ditolong atau minimal di damping oleh bidan dan Pelayanan obstetric sedekat mungkin diberikan kepada semua ibu hamil (saifuddin,2001). Berdasarkan data yang ada sekarang ini, di Indonesia angka kejadian proses persalinan ditolong oleh paraji berdasarkan presentase tenaga penolong persalinan bayi didesa-desa secara umum, memang terlihat kecenderungan persalinan oleh paraji mengalami penurunan. Pada tahun 2000 presentase ibu-ibu dipedesaan Indonesia yang proses kelahirannya dibantu oleh paraji cukup besar mencapai 46,8%.akan tetapi ditahun 2006 presentase tersebut menurun hingga tinggal 33,9%. (duniayanu,2010) Sedangkan di Jawa Barat peran pertolongan persalinan oleh paraji masih cukup tinggi yaitu sekitar 47%. Hal ini disebabkan karena kedudukan paraji masih signifikan, terlihat di Jawa Barat sendiri tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan belum merata di seluruh pedesaan. Sebagai contoh dari 5.863 desa di Jawa Barat ini, baru 4.805 bidan yang tinggal di pedesaan (dari 7.593 orang tenaga bidan BKKBN,2009) sehingga masih ada 1000 desa lebih yang belum terjangkau tenaga bidan. (duniayanu,2010). Berdasarkan survey awal yang telah saya laksanakan di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan di peroleh data bahwa jumlah estimasi persalinan pertahunnya 360 s/d 400 ibu dengan perincian bahwa dari 360 ibu bersalin tersebut sekitar 40% melahirkan di tolong oleh paraji dan sekitar 60% bersalin ditolong oleh nakes. Dari 22 RW di Desa tersebut diperoleh bahwa angka pertolongan persalinan yang di tolong oleh paraji paling tinggi

terdapat di RW.04 dan RW.21 yaitu pada tahun 2009 di RW.04 jumlah persalinannya 27 ibu dengan rincian ibu yang bersalin ditolong oleh nakes 44,4% (12 ibu) dan ibu yang bersalin ditolong oleh paraji 55,6% (15 ibu), sedangkan di RW.21 jumlah persalinannya 26 ibu dengan rincian yang bersalinan di bantu oleh nakes 38,5% (10 orang) dan ibu bersalin ditolong oleh paraji 61,5% (16 orang). Melihat masih tingginya angka pertolongan persalinan oleh paraji di kedua RW tersebut saya tertarik untuk mengetahui seberapa jauh ibu hamil di kedua RW tersebut mengetahui tentang persiapan persalinan dengan cara melakukan wawancara terhadap 10 ibu hamil di daerah tersebut tentang persiapan persalinan. Ternyata dari hasil wawancara yang telah saya lakasanakan diperoleh hasil bahwa hampir 80% ibu hamil disana tidak mengetahui jelas tentang pentingnya persiapan persalinan Metode Penelitian Dalam penelitian ini yang di teliti adalah salah satu faktor predisposisi yaitu pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan. Dimana Pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan merupakan indikator yang sangat berarti dalam menurunkan AKI. Persiapan persalinan itu diantaranya : Rencana Penolong dan tempat persalinan, alat yang harus disiapkan menjelang persalinan, persiapan biaya persalinan, kendaraan, serta donor darah. Dengan persiapan yang baik menjelang persalinan ini diharapkan semua ibu bersalin bisa melewati persalinan dengan aman. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dimana metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran/deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. (Notoatmodjo,2002). Menurut Nursalam (2008) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

(memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistemik dan lebih menekankan pada data factual dari pada penyimpulan. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk menggambarkan pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan di Rw.04 dan Rw.21 Desa Margamulya Kec.Pangalengan Kab.Bandung. Adapun sampel dari penelitian ini yaitu semua ibu hamil di RW.04 dan RW.21 Ds.Margamulya, Kec.Pangalengan, Kab.Bandung yang berjumlah 25 ibu hamil. Sampel penelitian ini diambil dari populasi dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Cara ini diambil karena populasinya kecil yaitu kurang dari tiga puluh anggota (ibu hamil). Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan menggunakan perangkat lunak komputer dengan membandingkan nilai r table dengan r hitung. Dari jumlah responden 20 dengan tingkat kepercayaan 5% didapatkan r table = 0,444 jadi masing-masing pertanyaan / variable dikatakan valid jika r hasil > r table (0,444). Uji validitas dilakukan di RW.20 dan RW,21 Desa Margamukti Kec.Pangalengan. Dalam penelitian ini, setelah data didapat maka pengujian reabilitas akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak computer. Hasil dari uji reabilitas jika nilai uji reabilitas (r Alpha) > nilai konstanta (0,6) maka instumen tersebut dinyatakan realible. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada 28 dan 29 Juni 2010 mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Persiapan persalinan di RW.04 dan RW.21 Desa Margamulya Kec. Pangalengan, Kab.Bandung dengan jumlah responden 25 orang, di dapatkan hasil sebagai berikut : 4.1.1 Analisis Univariat

1. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Persiapan persalinan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Persiapan Persalinan di RW.04 dan RW.21 Ds. Margamulya Kec.Pangalengan Kab.Bandung Tahun 2010 Pengetahuan Kurang Cukup Baik Total Sumber : Data Primer 2010 Berdasarkan table 4.1 dapat diketahui bahwa dari 25 responden di Rw.04 dan Rw.21 Ds.Margamulya, Kec.Pangalengan, Kab.Bandung ternyata mayoritas pengetahuannya tentang persiapan persalinan dinyatakan cukup yaitu sebesar 80% dari jumlah total. 2. Rencana Pemilihan Penolong persalinan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Rencana Pemilihan Penolong Persalinan di RW.04 dan RW.21 Ds.Margamulya Kec.Pangalengan Kab.Bandung Tahun 2010 Rencana Penolong Nakes Non Nakes Total Sumber : Data Primer 2010 Berdasarkan table 4.2 dapat diketahui bahwa dari 25 responden di Rw.04 dan Rw.21 Ds.Margamulya, Kec.Pangalengan, Kab.Bandung sebagian besar Jumlah 20 5 25 Presentase (%) 80 20 100 Jumlah 0 20 5 25 Presentase (%) 0 80 20 100

mempunyai rencana pemilihan penolong persalinannya yaitu oleh Nakes (Tenaga Kesehatan) sebanyak 80% dari jumlah total. 4.2 Pembahasan 1. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persiapan persalinan Dari Tabel 4.1 didapatkan bahwa dari 25 ibu hamil di RW.04 dan RW.21 Ds.Margamulya sebagian besar yaitu 20 orang (80%) mempunyai pengetahuan cukup, yang baik 5 orang (20%)dan yang kurang tidaka ada. Pengetahuan ini merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian Besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003) Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan cukup baik dimana hal ini dipengaruhi oleh kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau ke bidan setempat sehingga info langsung dari bidan tentang persiapan persalinan dapat diterima oleh ibu hamil. Hal tersebut terlihat dari data pemeriksaan ANC bulan Juni 2010 di Ds.Margamulya yaitu sekitar 77 ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC baik ke POLINDES maupun di POSYANDU wilayah setempat, jumlah tersebut sudah mendekati angka target Pemeriksaan ANC di DS.Margamulya yaitu 80 ibu hamil perbulannya. 2. Rencana Pemilihan Penolong Persalinan Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 25 ibu hamil di RW.04 dan RW.21 Ds.Margamulya sebagian besar yaitu 20 orang (80%) mempunyai rencana pemilihan

penolong persalinannya oleh Nakes dan 5 orang (20%) rencana pemilihan penolong persalinannya oleh Non Nakes. Rencana Pemilihan penolong persalinan ini dipengaruhi salah satunya oleh pengetahuan (Notoatmodjo :2003). Sehingga dapat dilihat bahwa dari hasil penelitian di dapatkan sebagian besar ibu memilih Nakes sebagai penolong persalinannya karena terbukti bahwa ibu hamil di daerah tersebut pengetahuannya tentang persiapan persalinan sudah cukup baik sehingga ibu hamil tahu pentingnya penolong persalinan oleh Nakes walaupun sebagan kecil ibu hamil masih ada yang memilih Non Nakes. Menurut Rahman (2010, dalam Tesis Agustinus Sugiarto, 2003) : Selain faktor tingkat pendidikan ibu hamil faktor-faktor berikut juga berpengaruh terhadap ibu bersalin dalam memilih penolong persalinan, antara lain: a. Usia ibu hamil Usia ibu hamil yang terlalu muda atau terlalu tua (< 20 tahun dan > 35 tahun merupakan faktor penyulit kehamilan, sebab ibu yang hamil terlalu muda keadaan tubuhnya belum siap menghadapi kehamilan, sedangkan di atas 35 tahun apabila mengalami komplikasi maka risiko mengalami kematian lebih besar (Hany , 1996; Meiwita, 1998; Djaswadi, dkk, 2000). b. Jarak tempat tinggal ke pelayanan kesehatan Menurut Nasrin (2001) salah satu penyebab keterlambatan ibu bersalin untuk mendapatkan pelayanan yang tepat adalah akibat jarak yang tidak terjangkau. Jarak yang terlampau jauh dan tidak tersedianya sarana transportasi

menyebabkan ibu hamil memilih persalinan di rumah dengan bantuan dukun,

sehingga apabila mengalami komplikasi saat persalinan tidak segera mendapatkan pertolongan yang memadai. Hal ini sering menyebabkan kematian ibu dan bayi. c. Pendapatan Keluarga Berdasarkan laporan akhir UNICEF Juli 1999 hampir 24 % dari seluruh penduduk Indonesia atau hampir 50 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan. Enam puluh persen dari ibu hamil dan anak sekolah kekurangan zat besi/anemia. Hal ini menunjukkan sebagian besar pendapatan penduduk Indonesia masih sangat rendah. Sehingga mengurangi akses ke perawatan kesehatan, karena pada masyarakat miskin pedesaan rata-rata pengeluaran per harinya kurang dari Rp. 5000,00 (US$ 0,60). Kondisi ini berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan yaitu pesalinan yang ditolong oleh NAKES sebesar 38.5% tahun 1992 dan 43,2 % tahun 1997. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar persalinan masih ditolong dukun bayi (Dursin, 2000). d. Biaya Persalinan Hasil penelitian Djaswadi, dkk (2000) menunjukkan bahwa mahalnya biaya persalinan dan alasan kenyamanan sebagian besar ibu hamil di Kabupaten Purworejo lebih memilih melahirkan di rumah dengan pertolongan dukun. Sebagai contoh saat ini biaya untuk kelahiran normal di kamar kelas tiga di rumah sakit swasta sekitar Rp. 390.000,00 sedangkan biaya untuk pelayanan gawat darurat sekitar 16 sampai 20 juta rupiah (Marzolf, 2002: 36). e. Pengambilan Keputusan Kolektif dalam Keluarga Pada kenyataannya banyak kasus kematian ibu melahirkan sering disebabkan oleh keterlambatan suami dalam mengambil keputusan rujukan ke pelayanan kesehatan

(Elizabeth and Nancy, 2002). Berdasarkan hasil SUSENAS 1995, sebagian besar suami (51 %) memilih dukun saat istrinya melahirkan dengan alasan, murah (biaya terjangkau), lebih nyaman dan dapat membantu perawatan bayi sampai 35 hari (Meiwita, 1998). Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa peran suami sangat dominan dalam pengambilan keputusan, sehingga berpengaruh terhadap akses dan kontrol terhadap sumber daya yang ada. Dengan demikian ibu hamil perlu mempunyai keberanian dan rasa percaya diri untuk berpendapat menentukan penolong

persalinan profesional yang diinginkan (Susana, 2000; Mercy, 2003). f. Keberhasilan pertolongan persalinan sebelumnya Menurut Dinas Kesehatan (1999b) dan Djaswadi, dkk (2000) selain faktor usia, ibu hamil yang pertama kali dan ibu yang telah hamil lebih dari tiga kali mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi bila mengalami komplikasi obstetri. Menurut Read (1959) dalam Hudono, (1979) ketakutan merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa nyeri pada persalinan yang seharusnya tanpa rasa nyeri. Akibatnya rasa takut dapat mempunyai pengaruh tidak baik terhadap lancarnya his dan pembukaan. pengalaman tidak demikian urutan Hal ini biasanya dialami oleh wanita yang mempunyai menyenangkan dalam kehamilan sebelumnya. Dengan kelahiran keberhasilan persalinan sebelumnya sangat

berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan pada anak berikutnya. Oleh sebab itu untuk kehamilan yang berisiko besar disarankan agar ditangani oleh NAKES yang profesional dengan peralatan yang lebih lengkap. SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran rencana pemilihan penolong persalinan dan pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan yang dilaksanakan pada tanggal 28 dan 29 juni 2010 dengan jumlah responden sebanyak 25 orang dan yang mengisi kuesioner mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Persiapan Persalinan. Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa : 1. Pengatahuan Ibu hamil tentang persiapan persalinan di RW.04 dan RW.21 Ds.Margamulya sebagian besar berpengetahuan cukup baik yaitu sekitar 80% dari jumlah keseluruhan. 2. Rencana pemilihan penolong persalinan ibu hamil di RW.04 dan RW.21 Ds.Margamulya sebagian besar memilih Nakes yaitu sekitar 80% dari jumlah keseluruhan. 2 Saran Berdasarkan penelitian ini maka saran yang dapat penulis sampaikan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang persiapan persalinan, sebagai berikut : 1. Bagi STIKes Budi Luhuran Diharapkan perpustakaan STIKes Budi Luhur bisa menambahkan buku-buku tentang persiapan persalinan sebagai bahan tinjauan teoritis bagi mahasiswa dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Peneliti Lainnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang persiapan persalinan dari sudut yang lainnya, yaitu seperti hubungan dengan Faktor sosial ekonomi, prilaku, sikap atau yang lainnya.

3. Bagi Petugas Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para petugas kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil dalam mempersiapkan kebutuhan serta mental ibu hamil menjelang persalinannya dengan memberikan penyuluhan secara langsung tentang pentingnya persiapan persalinan menjelang persalinan.

DAFTAR PUSTAKA APN.2007. Asuhan Persalinan Normal, Edisi revisi 3. Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek, edisi revisi vi. Jakarta : Rineka Cipta. Badan Gizi Nasional. 2001. Indonesian Nutrition Network (INN). http://info@gizi.net, 14 april 2010. Datta, Monika.2005. Panduan Praktis Kahamilan dan Melahirkan. Jakarta: Populer Departeman kesehatan RI.2002. Buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta : Departeman kesehatan dan JICA. Lee, Adeline.2009.Cara Sehat Menjadi Ibu hamil, Cetakan pertama. Yogyakarta : CV.Solusi Distribusi Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, cetakan pertama. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Novaria AI&TP.2007. Tips Cerdas Kehamilan, cetakan 1. Yogyakarta: Oryza. PT.Bhuana Ilmu

Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, edisi 2. Jakarta: Salemba medika. Plazaraya.2010. Angka Kematian Ibu (AKI). http://www.plazaraya.com, 14 April 2010. Riyanto, A. 2009.Pengolahan dan analisis data kesehatan. Yogyakarta :muha medika. Safrudin. 2008. Penyebab Angka Kematian Ibu (AKI), http:// www.menegpp.go.id, 14 april 2010. Saifuddin, et all. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo (YBP-SP) Sholihah,Lutfiatus. 2008. Panduan lengkap melahirkan. Cetakan pertama. Jogjakarta : diva press. STIKes Budi Luhur Cimahi.2009. Buku Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir dan Skripsi Mahasiswa STIKes Budi Luhur. Cimahi: LPPM Sugiarto, Agustinus. 2003. Pengaruh Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan, Tesis, Surakarta , Universitas Sebelas Maret. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: alfabeta Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo (YBP-SP)

You might also like