You are on page 1of 8

ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 32

NOW POWERED BY:

Sebelum terang tanah mereka semua sudah bangun dan bersiap.


Semua menggunakan pakaian seperti penduduk biasa dan menyelipkan
senjata masing-masing dibalik pakaian. Hanya Gadamuk yang
memerlukan seorang anak buah untuk menyembunyikan gadanya di
dalam keranjang dagangan. Para anak buah Gunung Kembar telah telah
dibagi-bagi sesuai usul Jotiwo.
Setelah sarapan yang dilakukan dengan cepat, mereka segera
berangkat secara terpisah mengikuti ketua rombogan masing-masing.
Hanya Loyo yang berjalan seorang diri sambil membawa keranjang kecil
berisi makanan. Saat mereka memasuki desa-desa di sekitar pusat kota
Rajapurwa, dengan mudah mereka berbaur bersama penduduk yang
berbondong-bondong menuju pendopo kadipaten tempat Anak Langit
akan diadili. Bahkan ketika melewati gerbang pusat kota pun mereka
sama sekali tidak diperiksa secara ketat. Para prajurit yang menjaga
gerbang hanya melihat dari samping gerbang. Mungkin karena banyak
orang yang berbondong memasuki gerbang hanya untuk melihat
pengadilan membuat mereka berpikir tidak ada gunanya bersusah payah
memeriksa para petani itu.
Sekitar pukul 10.00 sidang pengadilan dibuka oleh Adipati
Rajapurwa yang lalu menyerahkan kepada Hakim Ketua Kadipaten
untuk memimpin jalannya pengadilan. Penduduk telah berjubel di
halaman pendopo itu.
“Saudara-saudara, jika hari ini ada yang akan mengajukan tuntutan
segera sampaikan, tetapi jika tidak ada sidang ini akan segera ditutup,”
kata hakim itu.
Setiaka maju kehadapan hakim.

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 32

“Tuan Hakim, saya menangkap


Sumber dan Artikel seorang yang dituduh sebagai kepala
Bermutu: perampok Gunung Kembar. Ini dia
orangnya,” katanya sambil menunjuk
• Adventure in Andragi yang dikawal oleh dua orang
Jakarta prajurit dan tangannya terikat ke
• Power5 belakang.
• Si.La.Nya.Ta Kedua prajurit itu lalu menyeretnya
• S.O.B.A.T ke depan. Di hadapan hakim kadipaten
• Parenting Secret
dan seluruh pengunjung ia dipaksa
berlutut. Salah seorang prajurit
• Baby & Kids Care
mendorongnya dengan keras hingga jatuh
• Spider Indonesia mencium lantai. Andragi mencoba
• Son Of The Sky mengangkat tubuhnya kembali ke posisi
• Lupa Tuhan berlutut. Darah tampak meleleh keluar
dari hidungnya. Ia lalu menyusut darah itu
• Sukses Bisnis
dengan bagian baju di bahunya.
Internet
“Baik. Siapakah yang menuntutnya?”
• Saving Fuel Now
tanya hakim
• Self Detective
“Saya, tuan Hakim,” jawab istri
• Women Love
Adipati sambil maju ke tengah.
• Cheap Travel
“Ooohhh!!” seru pengunjung
Australia
tertahan.
• Cheap Travel
Baru pertama kali ini mereka melihat
Indonesia
istri pejabat tinggi bahkan tertinggi di
• Inspiring Video wilayah mereka berurusan dengan perkara
• Peduli Aturan besar seperti ini. Biasanya mereka hanya
• Bosan Indonesia? bersenang-senang di istananya.
• Paradigma Baru “Orang ini adalah kepala perampok
• Hillon's Blog Gunung Kembar yang merampok dan
menculik saya tiga hari yang lalu.
• Pribadi Hebat
Namanya Mata Setan,” kata istri Adipati
• Sema Orang Bisa berapi-api.
Hebat

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 32

“Ooohhh!!” seru pengunjung mendengar nama yang seram itu.


“Siapakah nama kamu?” tanya hakim.
“Saya tidak punya nama. Orang memanggil saya dengan Mata
Setan,” jawab Andragi.
“Apakah kamu kepala perampok Gunung Kembar?” tanya hakim
lagi.
“Nyonya itu salah sangka. Saya memang berada di markas perampok
Gunung Kembar saat nyonya itu ditangkap mereka. Tetapi saya bukan
kepala perampok. Saya kebetulan mampir karena kenal dengan salah satu
dari mereka sejak kecil,” jawab Andragi.
“Bohooonng!! Dia berbohong tuan hakim! Dia yang akan
memperkosa saya waktu itu. Karena saya pura-pura mau ia jadi lengah
dan saya bisa melarikan diri!” teriak istri Adipati itu lantang.
Diantara para pengunjung yang berjubel di halaman pendopo itu
orang-orang Gunung Kembar telah pula berbaur rapi, tak kentara sama
sekali. Gadamuk, Bedul Brewok dan Jotiwo merasa muak dan marah
melihat tingkah istri Adipati itu. Tangan Gadamuk bahkan sudah dikepal-
kepalkan. Ingin rasanya ia meraih gadanya dan menghancurkan mulut
perempuan itu. Jotiwo yang tahu adat Gadamuk memegang tangannya
agar tidak berbuat ceroboh.
“Nyonya, diantara kita tidak saling kenal dan bermusuhan. Kenapa
nyonya berbuat jahat kepada saya? Bukankah saya yang meminta para
kepala perampok itu untuk membebaskan nyonya karena nyonya istri
seorang Adipati dan sedang dalam perjalanan suci mendoakan arwah
leluhur nyonya?” kata Andragi.
“Bohong!! Dasar perampok, tukang bohong! Tuan hakim, jangan
percaya omongan seorang perampok yang sudah tertangkap. Kalau tidak
karena nafsu bejatnya, saya pasti masih ditahan di sarang mereka atau
sudah dibunuh. Saya minta, hukum orang ini seberat-beratnya!” cerocos
wanita itu.

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 32

Dalam hati Andragi merasa menyesal melepaskan wanita ini.


Bukannya berterimakasih malah petaka yang ditimpakan kepadanya.
Benar-benar air susu dibalas dengan air tuba.
“Karena nyonya ini adalah saksinya sekaligus korban, dan peristiwa
perampokan itu benar-benar telah terjadi, maka orang ini dinyatakan
bersalah! Hukum dia dengan seratus cambuk dan penjarakan dia di
penjara Kadipaten. Bila dalam sepekan tidak ada orang yang bersaksi
membelanya, ia akan dijatuhi hukuman mati!” kata hakim itu
memutuskan.
“Ooohh!! terdengar desahan rendah dari pengunjung.
Biasanya keputusan berat terhadap seorang penjahat selalu disambut
dengan tepuk tangan yang meriah dari pengunjung, tetapi kali ini para
pengunjung tampak bersimpati kepada Andragi. Mungkin karena melihat
tingkah istri Adipati yang terkesan berlebihan. Ada suasana batin yang
mereka rasakan bahwa perempuan itu tidak jujur. Tingkahnya yang
berlebihan itu memuakkan dan membat perut mereka mulas dan mulut
mereka mual.
“Bila tidak ada lagi tuntutan, maka sidang hari ini saya tutup!” lanjut
Adipati menutup sidang itu.
Para pengunjung bubar dengan hati yang tidak menentu. Mereka
tidak tahu harus memihak siapa, tetapi hati kecil mereka mengatakan
pemuda itu tidak bersalah. Mereka hanya bisa diam memendam perasaan
masing-masing.
Sementara itu, Andragi pun lalu diseret ke penjara Kadipaten. Kepala
penjara segera memerintahkan anak buahnya mempersiapkan hukuman
cambuk yang harus dijalani Andragi sesuai keputusan hakim. Andragi
lalu dibawa ke ruang khusus penyiksaan yang pengap dan berbau amis.
Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP
great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 32

“He, kepala perampok! Kalau kau punya uang, cepat serahkan


padaku dan akan kuringankan hukumanmu!” bentak kepala penjara.
“Saya bukan kepala perampok dan saya tidak mempunyai uang,”
jawab Andragi.
“Kurang ajar! Berani kau mejawab kepadaku ya!”
“Plakk!! tangannya menampar pipi Andragi.
Anak Langit itu jatuh terjengkang. Hidungnya mengeluarkan darah
dan matanya berkunang-kunang.
“Sipir! Laksanakan tugasmu. Cambuk dia seratus kali dengan sekuat
tenaga!” perintah kepala penjara itu.
Andragi lalu di seret ke sebuah tiang di tengah ruang itu. Badannya
menghadap tiang, baju dan sarungnya dilepas. Kedua tangannya diikat
diatas kepalanya pada sebuah gelang besi di tiang itu sedangkan kedua
kakinya mengangkang dan diikat pada dua gelang yang menancap kuat
di lantai.
Dua orang sipir telah bersiap dikiri dan kanannya. Seorang sebagai
pemukul dan yang lain sebagai penghitung. Mereka akan bergantian
tugas jika si pemukul lelah. Tanpa basa-basi si pemukul mengambil
cambuk dari tempatnya dan bersiap.
“Satu!” kata penghitung.
“Ctarr!” bunyi cambuk menghajar punggung Andragi yang segera
berbekas merah, disambut teriakan kesakitan, “Ouchh!”
“Dua!”, “Ctarr!”, Aaach..!” terlihat bekas yang kedua.
Begitu seterusnya. Pada hitungan ke sepuluh darah sudah mulai
mengucur dari kulit punggung yang terkelupas.
Pada hitungan ke sebelas, pemukul itu mengalihkan sasarannya ke
arah betis.
“Sebelas!”, Ctarr!”, aaachhh!” teriak Andragi kaget dan kesakitan.
Tadinya ia sudah mulai terbiasa terasa sakit di punggungnya, tetapi
kali ini tiba-tiba yang dihajar kakinya.

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 32

Pada hitungan ke dua puluh sipir itu mulai merubah-rubah sasaran.


Ini membuat Andragi tidak tahan. Pada cambukan yang ke dua puluh
empat ia terkulai pingsan.
“Siram dia dengan air dingin!” perintah Kepala Penjara.
Si penghitung segera berlari mengambil air dan menyiramkan ke
tubuh Andragi. Ia tampak menggeliat siuman.
“Lanjutkan!” perintah Kepala Penjara.
Kini si pemukul bergantian dengan si penghitung. Dengan tenaga
yang masih segar, dihajarnya punggung Andragi yang sudah terkelupas
habis kulitnya. Warna punggungnya memerah dan tampak seperti bubur.
Pada hitungan ke tiga puluh dua ia jatuh pingsan lagi. Disiram lagi. Dan
dicambuk lagi. Saking sakitnya, ia bahkan sudah tidak bisa merasakan
pukulan yang datang berikutnya. Pada pukulan yang ke empat puluh
delapan, untuk ketiga kalinya ia pingsan lagi. Disiram lagi. Dan...
“Cukup! Untuk sementara cukup dulu! perintah Kepala Penjara.
“Kita tak boleh membiarkan dia mati sebelum keputusan
hukumannya dijatuhkan. Beri dia kesempatan mendapatkan uang untuk
kita, sebelum kita lanjutkan mencambuknya!” lanjut Kepala Penjara itu.
Andragi lalu diseret dan dilemparkan ke dalam selnya. Ia tak bisa
bangun, tubuhnya teronggok seperti karung kempes. Lama ia tergeletak
begitu menderita perih yang tak terkatakan. Hingga menjelang malam
baru ia merasa bisa bergerak untuk merangkak menuju dipan kayu.
Pelan-pelan kesadarannya mulai membaik, meski rasa perih seakan terus
mengerogoti dagingnya.
Sementara itu ...
Di luar penjara Loyo dengan tenang berjalan melintasi halaman
penjara dan menghampiri penjaga di posnya.
“Selamat malam pak,” sapa Loyo.

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 32

“He, selamat malam. Kamu siapa, dan perlu apa?!” selidik penjaga
itu.

“Saya hanya orang suruhan yang diminta membawakan oleh-oleh


untuk kepala penjara dan para sipir disini,” jawab Loyo sambil
memperlihatkan kepingan uang perak dari balik bajunya.
“Saya hanya mau memberi makanan untuk orang yang baru dihukum
tadi,” lanjut Loyo.
Melihat kemilau uang itu, mata si penjaga menjadi hijau.
“Mari masuk, kita bicara di dalam,” katanya dengan nada berubah
ramah.
Loyo lalu masuk ke ruang dalam.
“Ah, tapi sayang saudara datang terlambat. Hukuman cambuk telah
dilakukan tadi. Kalau sebelumnya hukumannya akan menjadi lebih
ringan, tidak perlu sekuat tenaga mencambuknya. Tapi Pak Kepala
Penjara baik hati dan baru setengah hukuman yang diberikan.
Keadaannya tidak terlalu parah,” kata penjaga itu menghibur.
“Ada berapa penjaga malam ini yang harus saya berikan oleh-oleh
ini?” tanya Loyo menyelidik.

Mau ke Bali?
nginep
hanya $5/malam
Para Backpackers selalu menggunakannya.

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.
ALDNP / Anak Langit di Negeri Pelangi 32

Click Saja Disini

(…….BERSAMBUNG……)

VIDEO INSPIRASIONAL

Sambil menanti lanjutan kisah ALDNP silakan cari inspirasi disini. Duduk
santai, dan biarkan hati dan pikiran anda mengembara melintas batas
yang selama ini mengungkung cakrawala anda.

Selamat Menikmati!

_________________________________________

T H I S W O R K I S L I C E N S E D U N D E R A C R E AT I V E C O M M O N S AT T R I B U T I O N -
N O N C O M M E R C I A L - N O D E R I VAT I V E W O R K S 3 . 0 U N P O R T E D L I C E N S E

Publisher may contact andraldri@reborn.com to publish this ALDNP


great story.

You might also like