You are on page 1of 11

LAPORAN TUTORIAL

BLOK I MINGGU KE-1 PENDIDIKAN PARADIGMA BARU KELOMPOK B-12 Tutor : Dra. Yustini Alious, MS . Ketua Sekretaris 1 Sekretaris 2

: Hengky Fandri : Metha Arsilita Hulma : Anggy Afriani

0910313 0910313 0910313232

Anggota: 1. Mareza Dwithania 2. Amylia Febriyanti 3. Alania Rosari 4. Faraznanasia Beny 5. Ami Tri Nursasmi 6. Muhammad Bin Arahim Baj 7. Rohani

0910311 0910312 0910312 0910312 0910312126 0910314 0910313

MEDICAL EDUCATION UNIT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

Modul I Proses pembelajaran Scenario I Pendidikan Paradigma Baru Dr. Dole, 48 tahun adalah dokter yang bertugas di Puskesmas Sungai Merah, sebuah kecamatan yang berjarak sekitar 200 km dari ibukota Propinsi. Ia merupakan dokter yang rajin mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dengan membaca berbagai jurnal kedokteran dan mengikuti seminar. Temannya dulu pernah memberi nasehat agar memberikan pengobatan sesuai dengan kaidah EBM. Kali ini ia membaca artikel tentang pendidikan kedokteran paradigma baru yang menggunakan pendekatan Student Centered Learning (SCL). Salah satu metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan SCL adalah Problem Based Learning. Di dalm artikel tersebut dijelaskan bahwa mahasiswa belajar dengan menggunakan sebuah scenario sebagi pemicu pembelajaran. Ia sangat kagum karena pada tahun pertama saja mahasiswa sudah mengenal kasus medis beserta terminologinya. Sangat berbeda dengan pembelajaran yang ia dapat dahulu. Lebih lanjut ada istilah tutorial, seven jumps, skills lab, e-learning, preseptor, da lain sebagainya yang belum ia pahami. Bagaimana penjelasansaudara tentang pendidikan kedokteran dengan paradigma baru di atas beserta kegiatan belajar dan evaluasinya? I. Menentukan terminology 1) PBL ( Problem Based Learning) : Metode pendidikan yang mendorong mahasiswa untuk berdiskusi memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. 2) Terminologi : Definisi dari istilah 3) Paradigma : Suatu cara pandang seseorang terhadap sesuatu hal. 4) E-learning : Pembelajaran dari media elektronik untuk menyampaikan bahan ajar 5) Puskesmas : Pusat kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelayanan kesehatan masyarakat yang letaknya labih dekat kepada mayarakat yang tujuannya agar proses dan tujuan pelayanan kepada masyarakat dapat tercapai dan lebih efisien. 6) Seven Jumps : Metode 7 langkah yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam diskusi kelompok. 7) Jurnal: Karya ilmiah sebagai acuan yang memiliki fakta yang dapat dipertanggung jawabkan secara berkala. 8) Skenario: Masalah yang disusun seperti cerita dan digunakan sebagai pemicu permasalahan yang akan dicari solusinya. 9) Skills Lab: Kegiatan untuk mendapatkan keterampilan klinis mulai dari komunikasi, keterampilan laboratorium, keterampilan prosedural, dan keterampilan klinis. 10) Tutorial : Diskusi kelompok dengan tutor yang dijadwalkan dua kali seminggu.. 11) Artikel:Karya tulis yang cukup lengkap dengan membahas suatu masalah/ ilmu. 12) Evaluasi: Pengukuran kemampuan setelah suatu kegiatan diadakan . 13) Kaidah EBM: Proses yang digunakan secara sistematik untuk menemukan, menelaah, atau mereview, dan memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik. 14) SCL (Student centered Learning) : Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa.

15) Preseptor : Tutor yang bertindak sebagai fasilitator dalam tutorial. 16) Seminar : Pertemuan yang dihadiri oleh narasumber dengan membahas suatu masalah. II. Menentukan Masalah 1) Bagaimana proses pembelajaran dengan PBL? 2) Bagaimana menyusun skenario yag baik untuk memicu dalm prosespembelajaran dalam PBL? 3) Apakah kelebihan dan kekurangan SCL? 4) Apakah manfaat yang didapat dari mahasiswa yang sudah mengenal dan memecahkan skenario masalah sejak tahun pertama kuliah? 5) Selain PBL,apakah metode-metode lain dalam paradigma baru yang digunakan dalam pendidikan kedokteran? 6) Dimana letak perbedaan paradigma baru dengan paradigma lama dalam pendidikan kedoteran? 7) Bagaimana evaluasi baru dalam PBL? 8) Apa yang menjadidasar penggunaan kaidah EBM dalam pengobatan medis? 9) Apakah manfaat EBM? 10) Apakah dampak perubahan EBM dan SCL? 11) Apa manfaat bagi dokter dengan membaca jurnal dan mengikuti seminar dalam perkembangan ilmu kedoteran? III. Analisa Masalah 1) Bagaimana proses pembelajaran dengan PBL? - Proses pembelajaran dengan kuliah pengantar, skills lab, tutorial,dll. - Mahasiswa belajar mandiri berdasarkan scenario dari modul yang telah ditetapkan. - Mahasiswa diharuskan aktif dengan scenario yang memuat masalah. - Tahap perolehan pengetahuan, penerapan, dan feedback (umpan balik). - Belajar dari studi kasusdengan persiapan pratutoril dan diskusi kelompok. - Belajar dengan menggunakan metode seven jumps. 2) Bagaimana menyusun skenario yag baik untuk memicu dalam proses pembelajaran dalam PBL? - Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lingkungan yang terjadi dalam masyarakat. - Masalah yang terjadi di lingkungan sekitar. - Berdasarkan pengalaman dengan susunan bahasa yang baik. - Berdasarkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan. - Bersifat aplikatif dan tepat sasaran. - Terbaru. - Isinya diarahkan kepada tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa dari scenario tersebut. 3) Apakah kelebihan dan kekurangan SCL? Kelebihan - Mahasiswa lebih belajar mandiri dan kritis. - Mendukungdalam komunikasisesamateman. - Ilmu yang didapat lebih banyak.

Terampildalam menggunakan informasi. Ilmu yang tak terbatas. Merangsang perkembangan otak kanan. Ilmu yang didapat lebih mudah diingat. Mendukung komunikasi pribadi. Membuat proses pembelajaran lebih efektif dan efisien sehingga SDM dapat diberdayakan secara maksimal.

Kekurangan: -Kesulitan bagi mahasiswa yang tidak aktif. - Informasi yang diberikan dalam diskusi diragukan. - Apabila sarana dan prasarana kurang memadai bagi mahasiswa, maka proses PBL akan mendapati sedikit hambatan dalam pelaksanaannya. - Kuliah pakar yang memiliki jangka waktu yang sedikit sehingga kurang memuaskan mahasiswa yang belajar mandirinya sedikit. - Membutuhkan waktu penyesuaian yang lama bagi mahasiswa baru. 4) Manfaat yang didapat oleh mahasiswa yang sudah mengenal dan memecahkan skenario masalah sejak tahun pertama kuliah di kedokteran? - Mahasiswa lebih tahu dengan kasus yang dihadapinya. - Kesiapan diri dan mental dalam praktik di lapangan. - Mahasiswa lebih kritis. - Adanya penyelesaian. - Hasil lebih terstruktur dengan metode seven jumps. - Lebih cepat dan terampil dalam menentukan solusi. - Mengajak mahasiswa untuk sering mencari ilmu pengetahuan sepanjang hayat. 5) Dimana letak perbedaan paradigma baru kedoteran? No Paradigma Baru 1 Student centerd learning 2 Mahasiswa lebih banyak mencari informasi sendiri 3 Dosen sebagai pengamat diskusi 4 Bahan kuliah lebih sedikit dan padat 5 Informasi lebih luas 6 Mahasiswa harus lebih aktif 7 Mahasiswa harus memecahkan masalah dengan paradigma lama dalam pendidikan

Paradigma lama Teacher centered learning Mahasiswa lebih banyak menerima informasi dari dosen Dosen sebagai pemberi informasi Bahan kuliah banyak Informasi terbatas Mahasiswa ada aktifdan pasif Mahasiswa tidak langsung belajar memecahkan masalah 8 To multimedia From single media 9 From information exchange From information delivery 10 Peralatan canggih, ada kuliah pengantar, Mahasiswa tidak termotivasi untuk mahasiswa lebih termotivasi mencari mencari referensi lain ilmu sendiri. 6) Bagaimana evaluasi baru dalam PBL?

Evaluasi

Terhadap

Mahasiswa

Evaluasi atau penilaian terhadap mahasiswa terdiri dari 3 kategori, yaitu: ujian blok, ujian longitudinal, dan ujian profesi. A. Ujian blok yang bersifat sumatif dan sekaligus formatif, dilakukan di setiap akhir blok; komponen penilaian terhadap mahasiswa terdiri dari: 1. Penilaian tutorial. Penilaian dilakukan oleh tutor di setiap sesi tutorial dengan sistem formulir terhadap 4 komponen, yaitu: (1) kehadiran; (2) aktivitas dan kreativitas; (3) sikap dan interaksi; (4) relevansi. 2. Ujian praktikum Skills Lab. Penilaian dilakukan di akhir Blok dengan menggunakan metode CEP (Check list Evaluation of live Performance). 3. Ujian tulis Penilaian dilakukan di akhir Blok dengan bentuk soal ujian berupa MCQ (Multiple Choice Question), PAQ (Problem Analysis Question) dan atau bentuk lain yang ditentukan oleh fakultas. B. Ujian longitudinal (progress test) yang bersifat formatif diselenggarakan di akhir semester 2, 4, 6, dan 7. Ujian longitudinal terdiri dari: 1. Ujian tulis dengan bentuk soal ujian berupa MCQ (Multiple Choice Question), PAQ (Problem Analysis Question) dan atau bentuk lain yang ditentukan oleh fakultas. 2. 2. Ujian praktikum Skills Lab dengan menggunakan metode OSCE (Objective Structure Clinical Evaluation). C. Ujian klinik dilaksanakan di akhir setiap bagian clerkship. Evaluasi Terhadap Tutor

Evaluasi terhadap tutor dilakukan oleh mahasiswa dengan menggunakan formulir terstruktur, agar tutor juga harus melakukan peningkatan diri di dalam proses pembelajaran PBL. Evaluasi rutin dilakukan di setiap akhir semester. Evaluasi Terhadap Program

Evaluasi terhadap program dilakukan oleh pihak Fakultas, dan Komisi Monitoring dan Evaluasi MEU, serta memperhatikan masukan dari pengelola Blok, penulis skenario, tutor, instruktur praktikum, dan mahasiswa. Evaluasi rutin dilakukan di setiap akhir Blok. 7) Apa yang menjadi dasar penggunaan kaidah EBM dalam pengobatan medis? Dapat memberikan yang terbaik bagi pasien karenaEBM merupakan pengobatan berdasarkan bukti. 8) Apa manfaat EBM? Yaitu pengobatan dilakukan secara terstruktur dan sesuai dengan yang seharusnya, tidak bersifat coba-coba, perbaikan pengobatan pasien dan pemecahan masalah kesehatan baru di tengah masyarakat.

9) Apa manfaat bagi dokter dengan membaca jurnal dan mengikuti seminar dalam perkembangan ilmu kedoteran? - Dapat melakukan penanganan medis yang cepat dan tepat terhadap pasien. - Bentuk belajar sepanjang hayat. V. Menentukan Tujuan Pembelajaran (Learning Objective) Mahasiswa mampu : 1. Menjelaskan kurikulum pendidikan dokter Indonesia 2. Menjelaskan proses pembelajaran secara PBL 3. Menjelaskan metode pembelajaran di FK 4. Menjelaskan dasar dan penerapan EBM 5. Menjelaskan hubungan timbal balik antara EBM dengan paradigma pendidikan dokter 6. Menjelaskan aktivitas dalam PBL 7. Menjelaskan komponen eveluasi dalam PBL 8. Menjelaskan konsep pembelajaran sepanjang hayat dan penerapannya. 9. Menjelaskan self assesment atau cara mengevaluasi kemampuan diri sendiri. 10. Menganalisis dan mendefenisikan terminologi medis. VI. Belajar Mandiri VII. Sharing Information 1. Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI), ada 3 KIPDI : I (1982 - 1992 ) II (1992 - 2004 ) III (KBK) KIPDI I : Memuat hal-hal yang berkaitan dengan tujuan pendidikan di Fakultas Kedokteran diseluruh Indonesia. Isi dan proses evaluasi pada pokoknya sama Proses Pendidikannya bisa berbeda Bagian Ilmu Alam Dasar : Ilmu Kimia Kedokteran Ilmu Biologi Kedokteran Ilmu Fisika Kedokteran Bagian Preklinik : Anatomi & Histologi

Fisiologi Biokimia Bagian Paraklinik : Mikrobiologi Parasitologi Patologi Klinik Patologi Anatomi Farmakologi Bagian Klinik : Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Bedah Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Ilmu Kesehatan Anak Ilmu Kesehatan Masyarakat Bagian Klinik : Ilmu Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorokan Ilmu Penyakit Syaraf Ilmu Penyakit Mata Ilmu Penyakit Jiwa Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Ilmu Kedokteran Forensik Radiologi KIPDI II Masih dalam bentuk bagian-bagian, tetapi topik pendidikan lebih diarahkan kepada pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi Kedokteran (IPTEKDOK) Proses pembelajaran dengan sistem Problem Based Learning (memakai KIPDI II) dilakukan di FK Unand sejak tahun 2004 KIPDI III Mulai tahun 2005 FK Unand mempergunakan KIPDI III . 7 area kompetensi Kompetensi inti Komponen kompetensi Sasaran penunjang Dasar ilmu untuk setiap kompetensi

Difokuskan pada: Dokter layanan primer

Dokter keluarga Mampu memenuhi kebutuhan masyarakat 7 Areas of Competence : 1. Effective communication 2. Performance of basic clinical skills 3. Application of principles from the biomedical, clinical, and behavioral sciences and epidemiology in the practice of family medicine 4. Management of health problems in the individual family and community in a comprehensive, holistic, continuous, coordinated, and collaborative manner within the Primary Health Care (PHC) setting 5. Accessing, critically appraising, and managing information 6. Self-awareness, self-care, and personal development 7. Professional, moral and ethical contexts of practice Kurikulum pada PBL Program Pembelajaran disusun dengan sistem Blok Dari Blok diturunkan Modul yang harus dipelajari Modul dipelajari dengan Skenario. Skenario dipelajari pada tutorial 2. Proses pembelajaran secara PBL Siswa dihadapkan pada masalah dan mencoba untuk menyelesaikan dengan bekal pengetahuan yang mereka miliki. Langkah-langkah dalam proses PBL : Menemukan masalah. Mengidentifikasi apa yang harus dipelajari untuk memahami lebih baik permasalahan dan bagaimana cara memecahkannya. Mulai mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, laporan, informasi online atau bertanya pada pakar yang sesuai dengan bidangnya. Melalui cara ini, belajar dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan gaya tiap individu. Kembali pada masalah dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari untuk lebih memahami dan menyelesaikannya. Membuat kesimpulan apa yang telah dipelajari. Mahasiswa melakukan penilaian terhadap dirinya dan memberi kritikan yang mambangun bagi koleganya. 3. Metode pembelajaran di FK Metode pembelajaran di FK UNAND terbagi menjadi 3 :

a) Mass Instruction - Metode : Kuliah konvensional, presentasi film dan video,siaran radio pendidikan, kerja studio dan praktikum massal. Peran dosen Menerangkan secara tradisional, mengontrol semua aspek selama proses. Peran mahasiswa Sangat pasif,tergantung pada apa yang diperoleh dari dosen,video, demonstrator,dan lain lain. b) Belajar individu - Metode : Belajar mandiri dari buku teks/ materi belajar, tugas,dll. Peran dosen Produsen/ manajer pembelajaran, memberikan dukungan bila diperlukan. Peran mahasiswa Sangat bertanggung jawab terhad pembelajarannya, mengontrol diri sendiri dalam hal : lama/ frekuensi belajar,kedalaman belajar. c) Belajar grup - Metode: Kelas diskusi/grup tutorial,seminar, game,dan simulasi.

Peran dosen

Organiser aktivitas grup, fasilitator,supportive. -Peran mahasiswa

Sangat bertanggung jawab terhadap pembelajarannya,sangat bergantung pada preparasi dan interaksi sesama. 4) Dasar dan Penerapan EBM - Sejarah EBM EBM lahir pada tahun 1992 oleh suatu kelompok yang diketuaioleh Gordon Guyatt dari McMaster University di Kanada. Sejak saat itu, sejumlah makalah tentang EBM dibuat dari suatu publikasi pada tahun 1998 dan menjadi perhatian internasional. - Latar belakang EBM : Perkembangan dunia kesehatan begitu pesat dan bukti ilmiah yang tersedia juga begitu banyak jumlahnya. Memerlukan informasi terbaru dan ketrampilannya. Pengobatan yang ada pada saat ini yang paling mutakhir/terbaik belum tentu mutakhir/terbaikpada masayang akan datang. Tidak semua ilmu pengetahuan yang ada dibutuhkan. - Pengertian EBM EBM adalah suatu teknik yang digunakan untuk pengambilan keputusan dalam mengelola pasien dengan mengintegrasikan tiga faktor, yaitu : keterampilan dan keahlian dokter, kepentingan pasien, bukti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengankata lain, EBM adalah cara yang digunakan untuk membantu dokter dalam membuat keputusan saat merawat pasien sesuai dengan kebutuhan pasien (Patient Values) dan keahlian klinis dokter (ClinicalExpertise) berdasarkan bukti-bukti ilmiah (Best Research Evidence). - Tujuan EBM Tercapainya pengobatan yang lebih optimal. Mengetahui kebaikan dan keburukan suatu obat. Dapat mengintegrasikan: Clinical Expertise, Patient Values, dan Best Research Evidence. Mahasiswa mampu memilah-milah informasi sesuai dengan kebutuhan sehingga ketiga faktor di atas dapat dintegrasikan.

- Hambatan dalam pelaksanaan EBM: Terbatasnya sumber atau bukti yang akurat dalam menetukan diagnosa suatu penyakit Dokter tidak mempunyai kemampuan klinis dasar.

Kurangnya kemampuan doker dalam menelaah kritis. Susahnya memilih inovasi-inovasi terbaru dalam dunia kedokteran. Masalah bahasa. Adanya validitas yang tidak konsisten dalam literatur. Cognitive dissonance : ketidaksesuaian kognisi di kalangan klinisi dan pembuat kebijakan pelayanan kesehatan karena perbedaan logika, cultural,dan latar pengalaman. Rasa puasdokterdengan sistem yang sudah ada. Merasa tidak nyaman apabila sistemyang sudah ada saat ini diubah. - Cara/ langkah-langkah dalam menerapkan EBM dalam praktik kedokteran 1 Pasien Mulailah dari pasien, bisa berupa : Masalah klinis apa yang dimiliki oleh pasien kita

2 3 4 5 6

Pertanyaan Sumber Evaluasi Pasien Evaluasi

Pertanyaan yang dikemukakan oleh pasien kita sehubungan dengan perawatan penyakitnya. Masalah dari pasien tersebut dibuat pertanyaan. Mulailah melakuakan pencariansumber jurnal melalui internetan untuk menjawabpertanyaan tersebut. Evaluasi apakahjurnal yang kita peroleh cukup valid, penting, dan bisa diaplikasikan. Aplikasikan temuan berdasarkan bukti ilmiah tersebut ke pasien dengan memperimbangkan kepentingan kepentingan atau kebutuhan pasien dan klinis dokter. Evaluasi hasil perawatan pasien tersebut.

You might also like