You are on page 1of 16

KIMIA ORGANIK I

Uraikan dan berikan beberapa contoh klasifikasi dan tatanama senyawa alifatik dan turunannya ! JAWAB : Senyawa alifatik adalah senyawa organik (termasuk didalamnya semua hidrokarbon dan turunannya, jenuh atau tak jenuh) yang umumnya punya struktur rantai C terbuka, tapi adapula yang berstruktur cincin/tertutup, misalnya sikloheksana dan sukrosa. Istilah alifatik digunakan untuk membedakannya dengan senyawa aromatis yang punya ciri berupa molekul bercincin 6 karbon dari senyawa organik benzena. Contoh : CH3 C(CH3)3 ; CH2 = CH2 ; C = CHCH3 ; dsb. Namun , umumnya senyawa alifatik terdiri atas ALKANA, ALKENA, ALKUNA. Sedangkan hidrokarbon jenis yang lain dikenal dengan hidrokarbon alisiklik yang terdiri atas sikloalkana dan sikloalkena, dan hidrokarbon aromatik terdiri atas benzena dan turunannya. Dalam hidrokarbon alifatik dikenal adanya hidrokarbon alifatik jenuh dan tak jenuh. Ciri dari hidrokarbon alifatik jenuh adalah hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbonnya dan rangkaian atom karbon tersebut merupakan rantai terbuka (ujung-ujung rantainya tidak saling bertemu). Karena dalam molekul alkana ikatan antara atom-atom karbonnya semua berikatan tunggal, maka alakana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh sementara alkena dan alkuna yang memiliki ikatan rangkap merupakan hidrokarbon alifatik tak jenuh. Istilah alifatik berasal dari kata Yunani aleiphar yang berarti lemak atau minyak. Bahwa alakana dinyatakan sebagai hidrokarbon alifatik karena sifat fisika

suku-suku tinggi alkana menyerupai sifat fisika molekul berantai panjang yang terdapat dalam lemak dan minyak tumbuhan. Struktur Alkana Senyawa sederhana hidrokarbon parafin dengan rumus umum CnH2n+2 atau (CnH2n+1)H. Alkana adalah senyawa jenuh, tak mengandung ikatan rangkap (semua ikatan sudah digunakan dan karenanya kurang reaktif). Dan karena itu pula disebut parafin yang berarti afinitas atau daya gabung kecil. Adapun beberapa reaksi pembentukan alakana : Hidrogenasi katalik terhadap alkuna (melalui destilasi) : CnH2n CnH2n+2 H2 / Pt RH + HX 2NaX + RR

CnH2n-2

Reduksi alkil halida : R X

Sintesa Wurtz : RX + 2Na + RX

Berikut ini klasifikasi dan tatanama senyawa alkana : 1. CH4 (metana) 2. C2H6 (etana) 3. C3H8 (propana) 4. C5H12 (pentana) 5. C13H28 (tridekana) Untuk senyawa dengan rantai bercabang, penamaannya berdasarkan pada rantai terpanjang sebagai rantai induk dan cabangnya disebut alkil, misalnya : CH3 CH2 CH CH2 CH2 CH3 CH3 Struktur Alkena 3-metil pentana

Senyawa hidrokarbon alifatik dan tak jenuh dengan rumus umum CnH2n (mengandung ikatan rangkap dua). Dulu disebut olefin. Berbeda dengan alkana, alkena larut dalam H2SO4 pekat dan ikatan rangkapnya gampang-gampang patah oleh brom dan klor. Namanya sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran ana dengan ena : etena, propena, butena, pentena, dst. Etena dan propena kerap digunakan dalam pembuatan plastik dan juga sebagai bahan dasar untuk pabrik bahan organik lain. Adapun beberapa reaksi pembuatannya, antara lain : Reduksi alkuna : R C C R + H R CH = CH R

Dehidrohalogenasi suatu haloalkana dengan menggunakan basa kuat atau larutan KOH beralkohol. RCH2CH2Br + KOH RCH = CH2 + HBr KBr + H2O

Pemberian nama alkena dengan sistem IUPAC dilakukan dengan mengganti akhiran -ana pada nama alkana yang terkait dengan akhiran -ena. Contohnya CH2=CH2 diberi nama etena dan CH3CH=CH2 diberi nama propena. Pada suku-suku alkena yang lebih tinggi, yang mempunyai isomer-isomer yang berbeda posisi ikatan rangkapnya, pemberian namanya menggunakan sistem penomoran. Rantai atom karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap diberi nomor sedemikian rupa sehingga atom-atom karbon yang berikatan rangkap memperoleh nomor serendah mungkin. Posisi ikatan rangkap ditunjukkan oleh nomor atom karbon berikatan rangkap yang lebih rendah. Untuk alkena-alkena bercabang diberi nama dengan ketentuan seperti pada pemberian nama alkana bercabang. Contoh:

Perlu diperhatikan bahwa pada senyawa 2-etil-3-metil-l-pentena terdapat rantai yang terdiri dari enam atom karbon, tetapi rantai yang mengandung ikatan rangkap hanya terdiri dari lima atom karbon, maka molekul tersebut diberi nama sebagai 1-pentena yang mengandung dua substituen. Struktur Alkuna Suatu hidrokarbon dengan rumus umum CnH2n-2 yang mengandung ikatan rangkap tiga. Dulu disebut asetilena. Gugus-gugusnya yang paling umum hanya dua yakni etinil (H C anggotanya antara lain C) dan propargil (H C : n=2, C2H2 n=4, C CH2 ). Anggotan=3, C3H4

(etuna/asetilena), C4H6

(propuna/allena/allilena/metilasetilena),

(butuna/krotonilena/

dimetilasetilena), dan seterusnya. Jadi yang paling sederhana adalah etuna yang dapat diperoleh dari reaksi air dengan kalsium karbida (CaC2). Salah satu reaksi pembuatannya antara lain : Umumnya alkuna dapat dibuat dengan memecahkan alkana atau dari reaksi larutan alkohol panas (KOH) pada suatu dibromo alkana.

Adapun turunan-turunan dari senyawa alifatik antara lain

1. Aldehida yang mengandung gugus CHO dengan rumus umum :

Anggotanya antara lain : CH3CHO C2H5CHO C3H7CHO etanal/asetaldehida propanal/propionaldehida butanal/butiraldehida

2. Alkohol merupakan suatu senyawa yang mengandung gugus OH yang terikat pada atom C jenuh atau atom C yang bukan dari cincin aromatis. Rumus umumnya CnH2n+1OH atau ROH dimana R adalah gugus hidrokarbon. Misalnya : CH3OH (metanol), C2H5OH (etanol), dan seterusnya. 3. Amina adalah senyawa yang mengadung atom N yang terikat pada atom-atom H atau gugus hidrokarbon. Atau dianggap sebagai turunan dari amoniak dengan mengganti satu atau lebih atom H dengan gugus alkil /aril. Rumus umumnya : CnH2n+1NH2 atau RNH2 atau R3N, dimana R bisa ditukar dengan H atau R=H. Contoh : metilamina/CH3NH2, propilamina/C3H7NH2, dan seterusnya. 4. Asam karboksilat, senyawa organik dengan rumus umum : CnH2nCOOH. Anggotanya : CH3COOH (asam asetat/asamcuka), HCOOH (asam formiat), C2H5COOH (asam propionat),

C3H7COOH (asam butirat), dan seterusnya. Asam karboksilat dengan akan membentuk garam dan dengan alkohol menghasilkan ester dengan rumus umum RCOOR dimana R dan R adalah

gugus organik. Contoh : CH3COOCH3 (metil asetat). 5. Keton atau alkanon suatu senyawa organik yang mempunyai gugus alkil/aril yang atom-atom C-nya terikat pada gugus karbonil. Rumus umumnya R1 CO R2 atau CxH2x+1 C CyH2y+1. Bila x sama dengan y disebut alkanon tunggal, bila x tidak sama dengan y disebut alkanon majemuk. Anggotanya antara lain : x=y=1, disebut propanon x=1;y=2, disebut butanon/metil etil keton

KIMIA ORGANIK III

Uraikan dan berikan beberapa contoh fungsionalisasi dan interkonversi gugus fungsi pada alkena? JAWAB Alkena termasuk golongan hidrokarbon alifatik tidak jenuh yang cukup reaktif. Istilah tidak jenuh dalam hal ini menunjukkan bahwa kandungan atom hidrogen di dalamnya kurang dari jumlah yang seharusnya, bila dikaitkan dengan jumlah atom karbonnya. Alkena mempunyai gugus fungsi yang berapa ikatan rangkap karbon-karbon ( C=C ). Gugus fungsi inilah yang memberikan ciri khas pada reaksi-reaksi golongan alkena. Pada dasarnya reaksi-reaksi yang terjadi pada golongan alkena dibedakan menjadi dua jenis, raitu: (1) reaksi yang terjadi pada ikatan rangkap dan (2) reaksireaksi yang terjadi pada posisi di luar ikatan rangkap. Dalam pembahasan reaksi alkena yang termasuk dalam jenis (1) (lebih dikenal dengari nama reaksi adisi) hanya dibatasi pada beberapa reaksi, sedangkan untuk jenis (2) berupa reaksi substitusi pada atom karbon di luar ikatan rangkap. 1. Reaksi Adisi Reaksi adisi merupakan reaksi yang paling umum terjadi pada alkena. Reaksi ini ditandai dengan terputusnya ikatan pi dan terbentuknya ikatan sigma baru dengan atom atau gugus-gugus tertentu. Beberapa contoh reaksi adisi pada ikatan rangkap dalam alkena ditunjukkan pada Tabel berikut :

Beberapa Contoh Reaksi Adisi pada Alkena Persamaan Reaksi Nama Reaksi

Hidrobrominasi

Hidrasi

Brominasi

Hidrogenasi

Perhatikanlah uraian masing-masing contoh pada Tabel di atas, dalam uraian berlkut. 1.1 Adisi Hidrogen Halides (Hidrohalogenasi) Jika asam-asam halogen (HCl, HBr, dan HI) mengadisi pada alkena terbentuklah senyawa haloalkana. Reaksi dapat berlangsung tanpa pelarut. Contoh: Adisi HCl pada etena menghasilkan kloroetana (etil klorida)

Reaksi adisi HCl pada propena menghasilkan 2-kloropropana sebagai hasil utama. Pada reaksi ini atom hidrogen dari HCl diikat oleh atom karbon nomor 1. Jika orientasi adisinya berlawanan, maka dihasilkan 1-kloropropana.

Dalam reaksi adisi HX (hidrogen halida) pada propena yang dituliskan dalam contoh di atas memang diperoleh dua macam hasil. Hasil utama 2-kloropropana merupakan hasil reaksi yang pembentukannva mengikuti kaidah

Markovnikov sedangkan hasil samping 1-kloropropana adalah hasil adisi yang pembentukannya tidak mengikuti kaidah Markovnikov (adisi anti

Markovnikov). Dalam adisi HX (hidrogen halida) pada alkena - oleh Vladimir Markovnikov dirumuskan suatu generalisasi yang dikenal dengan nama kaidah Markovnikov. Kaidah tersebut menyatakan bahwa atom H dari HX mengadisi pada atom karbon vang berikatan rangkap yang mengikat atom H Iebih banyak sedangkan X mengikatkan diri pada atom karbon yang berikatan rangkap di sebelahnya. Dengan adanya kaidah Markovnikov tersebut maka dapat membantu memprediksi hasil utama apakah yang diperoleh dalam adisi HX pada suatu alkena, tetapi tidak memberi penjelasan mengapa demikian. Secara teoritik terjadinya hasil utama tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan pendekatan kestabilan karbokation. Telah diketahui bahwa: Kestabilan karbokation 3o>2o>1o. Dalam reaksi propena + HCl terjadi reaksi:

Karena +CH3CHCH3 lebih stabil daripada +CH2CH2CH3, maka karbokation yang lebih stabil itulah yang berpeluang bereaksi lebih lanjut dengan Cl(dari HCl) lebih banyak daripada
+

CH2CH2CH3. Oleh karena itu kuantitas -

CH3CHC1CH3 lebih besar daripada CH2C1CH2CH3.

Catatan: di samping asam-asam halogen, H2SO4 dan HOX (asam hipohalit) dapat juga mengadisi pada alkena. Adisi H2SO4 dan HOX mengikuti kaidah Markovnikov, dengan ketentuan: (1) H2SO4 memisah menjadi H- dan -OSO3H selanjutnya H diikat oleh atom karbon berikatan rangkap yang mempunyai atom hidrogen lebih banyak, sedangkan -OSO3H diikat oleh atom

C berikatan rangkap di sebelahnya, (2) HOX memisah menjadi HO- dan -X dan selanjutnya -X diikat oleh atom karbon berikatan rangkap yang mempunyai atom hidrogen lebih banyak sedangkan HO- diikat oleh atom C berikatan rangkap di sebelahnya. Contoh:

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Kharasch & Mayo (1933) ditemukan fakta bahwa arah adisi HBr pada alkena ditentukan oleh ada atau tidak adanya senyawa peroksida dalam reaksinya. Keberadaan senyawa peroksida dalam reaksi tersebut menyebabkan terjadinya adisi anti Markovnikov. Contoh:

1.2 Adisi Air (Hidrasi) Dengan pengaruh katalis asam, umumnya H2SO4, air dapat mengadisi pada alkena dan menghasilkan alkohol. Reaksi ini disebut hidrasi alkena. Adisi air pada alkena mengikuti arah yang sama dengan reaksi adisi HX, yaitu atom H diikat oleh atom karbon berikatan rangkap yang mengikat atom hidrogen lebih banyak (kaidah Markovnikov). Contoh:

1.3 Adisi Bromin dan Klorin

Pada temperatur kamar, bromin dan klorin dapat mengadisi pada alkena dan menghasilkan senyawa dibromida dan diklarida. Reaksi adisi ini dapat berlangsung tanpa pelarut atau menggunakan pelarut-pelarut inert, seperti karbon tetraklorida. Contoh:

Reaksi tersebut berlangsung dengan mekanisme adisi anti melalui pembentukan zat antara ion bromonium siklik (halonium siklik), dengan tahap-tahap sebagai berikut.

Reaksi brom dengan alkena biasanya digunakan untuk uji kualitatif ikatan rangkap. Jika alkena (tidak berwarna) ditambah beberapa tetrs larutan brom dalam CCl 4 (berwarna ccklat) akan dihasilkan bromoalkan,l yang tidak berwama.

1.4 Adisi Hidrogen (Hidrogenasi) Alkena jika dihidrogenasi menghasilkan alkana. Reaksi hidrogenasi ini biasanya dilakukan dengan mereaksikan alkena dan gas hidrogen dengan katalis logam-logam transisi (Pt, Pd, atau Ni). Karena hidrogenasi tersebut menggunakan katalis, maka disebut hidrogenasi katalitik. Contoh:

1.5 Adisi Diborana (Hidroborasi) Senyawa diborana (BH3)2 adalah bentuk dimer dari borana (BH3) tetapi dalam reaksinya tetap ditulis dengan BH3. Diborana dapat mengadisi dengan cepat pada alkena dalam pelarut eter dan pada suhu kamar. Adisi diborana pada alkena terminal (alkena dengan ikatan rangkap pada ujung rantai) menghasilkan alkilborana primer. Contoh: Pada reaksi propena dengan diborana terjadi tri-n-propilborana, dengan reaksi sebagai berikut:

Terbentuknya produk tri-n-propilborana tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Senyawa tri-n-propilborana dapat diubah menjadi alkohol dengan cara mereaksikannya dengan hidrogen peroksida dalam suasana katalis. Contoh: (CH3CH2CH2)3B + 3H2O2 + 3NaOH tri-n-propilborana 1.6 Adisi Nitrosil Halida Nitrosil halida (NOX) dapat mengadisi alkena dan menghasilkan senyawa nitroso halida. Contoh: 3CH3CH2CH2OH + Na3BO3 + 3H2O 1-propanol

1.7 Reaksi Oksidasi Alkena dapat dioksidasi oleh ion permanganat (MnO-4) dan membentuk glikol, yaitu senyawa yang mempunyai dua gugus hidroksil yang terikat pada dua atom karbon yang berdampingan. Contoh:

Untuk memperoleh glikol dengan rendemen yang tinggi kondisi reaksi harus dikendalikan. Biasanya dilakukan dalam suasana basa dan temperatur rendah (dingin). Reaksi alkena dengan kalium permanganat biasanya digunakan untuk identifikasi adanya ikatan rangkap. Jika larutan kalium permanganat yang

berwarna ungu direaksikan dengan alkena maka warna ungu akan hilang dan terbentuk MnO2 yang berupa endapan coklat. 1.8 Adisi Ozon (Ozonolisis) Jika ozon mengadisi pada alkena terbentuk zat berstruktur siklik, dengan nama molozonida yang segera berubah menjadi ozonida. Apabila ozonida dihidrolisis terjadi reaksi pemaksapisahan (cleavage) ikatan rangkap dan menghasilkan molekul-molekul yang lebih kecil. Reaksi disebut ozonolisis. Reaksi ozonolisis berlangsung dalam dua tahap, yaitu: (1) adisi ozon pada ikatan rangkap membentuk ozonida, dan (2) hidrolisis ozonida menghasilkan produk pemaksapisahan.

Dalam persamaan reaksi yang disederhanakan, reaksi ozonolisis tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

Ozonolisis dapat juga digunakan untuk identifikasi suatu alkena. Dengan mengidentifikasi senyawa-senyawa yang terbentuk dari hasil ozonolisis suatu alkena, maka struktur alkena tersebut dapat ditentukan. 1.9 Polimerisasi Polimerisasi adalah reaksi penggabungan sejumlah molekul monomer yang menghasilkan polimer dengan berat molekul besar. Polimerisasi pada alkena

disebut polimerisasi adisi, karena tidak terbentuk hasil lain kecuali polimer itu sendiri. Salah satu contoh polimerisasi adisi adalah pembentukan polietilena dari etilena (etena).

2. Reaksi-Reaksi Khusus 2.1 Pembentukan Epoksida (oksida alkena) Jika alkena direaksikan dengan asam peroksi, maka ikatan rangkap dalam alkena diubah menjadi epoksida. Asam peroksi yang lazim digunakan antara lain asam peroksibenzoat (C6H5COOOH). Contoh:

2.2 Isomerisasi Alkena Pemanasan alkena pada suhu 500-700C atau pada suhu 200-300C disertai katalis A1C13, mengakibatkan terjadinya isomerisasi. Dalam hal ini dapat terjadi dua kemungkinan, yaitu: (1) Adanya perubahan posisi ikatan rangkap, misalnya 1-pentena menjadi 2-pentena.

(2) Adanya perubahan struktur rantai, misalnya 1-butena menjadi 2metilpropena.

2.3 Alkilasi Alkena Contoh khusus untuk reaksi ini adalah pembuatan 2,2,4-trimetilpentana ("isooktana") dengan mereaksikan isobutena dan isobutana dengan karalis H2SO4.

You might also like