You are on page 1of 72

ELEKTRONIKA DASAR 2

Elektronika Dasar 2

Modul 1 4.1 Kegiatan Belajar 1 PENGUAT JFET 4.1.1 Uraian dan Contoh 1

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.1.1.1 Pengantar Semua transistor yang telah kita bahas di sini adalah dari jenis transistor bipolar. Penguat dengan transistor bipolar pada umumnya mempunyai hambatan masukan yang kecil oleh karena kerja transistor bipolar berdasar pada masukan transistor yaitu basis-emitor yang berperilaku sebagai diode dengan panjar maju. Pada kegiatan belajar ini kita akan membahas penguat yang menggunakan transistor efek medan atau FET (Field Effect Transistor). Di dalam transistor FET arus isyarat di dalam transistor menembus satu jenis bahan semi konduktor saja. Transistor FET mempunyai hambatan masukan amat besar, sehingga dapat digunakan untuk mengolah isyarat dari sumber dengan hambatan masukan yang amat besar, seperti foto, rangkaian RLC paralel pada radio, dan sebagainya. Transistor FET kini juga digunakan di dalam elektronika digital dalam bentuk rangkaian terpadu (IC). Selain itu kini telah dibuat FET untuk daya tinggi. Dalam hal ini sifat FET di mana arus isyarat keluaran dikendalikan oleh tegangan tanpa perlu arus isyarat yang besar, membuat FET amat populer. 4.1.1.2 Transistor JFET Selain transistor bipolar ada lagi satu jenis transistor yang banyak digunakan yaitu yang dikenal sebagai transistor efek medan. Ada dua macam transistor efek medan yaitu JFET (Junction Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor).

Secara diagram susunan JFET adalah seperti pada gambar 22

ELEKTRONIKA DASAR 2

RD

D G

D
P N N S P

G RG

N N

G S

S VGG VDD

(a) 1. 2. 3. Susunan JFET Lambang JFET

(b)

(c)

Daerah pengosongan di dalam JFET oleh adanya tegangan panjar.

Pembawa muatan bebas dikeluarkan oleh sumber dan diteruskan oleh penguras (drain) D. saluran dikendalikan dari pintu (gate) G. pengendalian hambatan saluran dilakukan dengan mengatur besar tegangan mundur antara pintu (G) dan sumber (S). Adanya tegangan mundur antara pintu dan sumber serta penguras pada tegangan lebih positif dari sumber akan terjadi daerah pengosongan seperti pada gambar. Walhasil transistor JFET memiliki ciri keluaran seperti pada gambar 23.

ID IDss

VGS = 0 VGS = - 0,5 V VGS = - 0,1 V VGS = - 1,5 V VGS = - 2,0 V VGS = - 2,5 V VP

Gambar 23. Ciri keluaran transistor JFET Pada gambar Vp disebut tegangan penjepitan. Pada keadaan ini saluran tertutup rapat sehingga tak dapat mengalirkan arus penguras, arus ID = 0. Pada VGS = 0 nilai arus dimana VDS = Vp disebut IDSS yaitu arus dari penguras D ke sumber S dengan kaki ketiga yaitu pintu G terhubung singkat dengan sumber. Kedua besaran ini merupakan ciri JFET.

ELEKTRONIKA DASAR 2

Perhatikan bahwa arus penguras ID dikendalikan oleh tegangan antara pintu (G) dan sumber (S). pada transistor dikendalikan oleh arus basis IB. Adanya tegangan mundur antara pintu dan sumber membentuk dioda bertegangan mundur pada masukan sehingga JFET mempunyai hambatan masukan yang tinggi. Transistor efek Medan jenis MOSFET menggunakan lapisan isolator berupa oksida silikon pada pintu transistor, yaitu seperti pada gambar 24.
Lapisan oksida silikon

bipolar arus kolektor, yaitu IC

S G

D
S

G D
(a)
Gambar 24a. Susunan MOSFET pertambahan 24b. Lambang MOSFET pertambahan Dengan adanya oksida pada pintu maka hambatan masukan MOSFET amatlah besar. Orang menggunakan transistor JFET dan MOSFET terutama kalau

(b)

menginginkan hambatan masukan yang amat besar. Panjar tegangan pada MOSFET boleh maju (pada MOSFET pertambahan) atau mundur (pada MOSFET perkurangan). Pada hakekatnya MOSFET perkurangan adalah seperti JFET, hanya

mempunyai impedansi masukan yang lebih besar, dan dapat digunakan dengan panjar maju maupun mundur. JFET tidak boleh diberi panjar maju, sebab akan memiliki impedansi masukan yang amat rendah.

ELEKTRONIKA DASAR 2

Rangkaian suatu penguat JFET ditunjukkan pada gambar 25

VDD

RD C2

D
C1

G
ID IG

Vi RG

S
C3 RS

Vo

Gambar 25. Rangkaian penguat JFET Adanya arus ID yang melalui RS membuat sumber S ada pada tegangan AC sebesar VS = ID RS. Sedangkan IG adalah arus mundur untuk sambungan antara pintu dan sumber. Arus IG ini mempunyai nilai amat kecil. Nilai R G dipilih agar tegangan pada pintu G, yaitu IGRG amat kecil, sehingga pintu boleh dikata ada pada tegangan tanah (GV). Dengan demikian maka sumber berada pada tegangan dc lebih tinggi dari pintu, yaitu berada pada tegangan mundur. Penguatan :

Dengan gm adalah transkonduktansi, yang secara kasar dapat ditentukan dari hubungan

Hambatan masukan penguat JFET adalah Ri = RG dan hambatan keluarannya

ELEKTRONIKA DASAR 2

Contoh Perhatikan rangkaian penguat JFET pada gambar 26

VDD = 10 V RD C2 C1

Diketahui: IDSS = 10 mA, Vp = -4V

G
ID 1M Vo C3 RS
Gambar 26

VGS (kerja) = -2V Hambatan keluaran transistor = 1M

Vi RG

1. 2. 3. 4. 5.

Tentukan arus yang melalui RD Tentukan RS Tentukan Ri Tentukan Ro Penguatan. Penyelesaian

1.

Arus drain

1.

VG = 0 maka VS = RS =

VGS = 2V

2. 3. 4.

Ri = RG = 1 m RO = RD = 2 k Penguatan

Dengan

ELEKTRONIKA DASAR 2

( Penguatan = 5 4.1.2 Latihan 1 1.

Pernyataan mana yang benar 1. Arus drain pada FET dikendalikan arus pada gate. 2. FET menggunakan semikonduktor jenis n dan jenis p. 3. FET mempunyai hambatan masukan yang kecil. 4. FET mempunyai hambatan keluaran kecil. Untuk soal nomor 2 : berilah tanda silang pada huruf 1. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan berhubungan. 2. Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi tidak berhubungan. 3. Jika pernyataan benar /salah, alasan salah/benar. 4. Jika pernyataan salah, alasan salah.

5.

Di dalam suatu penguat, FET mempunyai hambatan masukan kecil Sebab Panjar pada FET memberikan tegangan maju antara gate dan source.

6.

Pada gambar 25 1. Resistor RS digunakan agar titik kerja penguat stabil terhadap perubahan suhu. 2. Kalau CS dilepas maka penguatan akan turun. 3. Resistor RG adalah untuk memberi tegangan panjar pada gate. 4. Resistor RG berpengaruh pada penguatan.

5.

Untuk rangakaian pada gambar 25 andaikan RD = 4 k , VGS (q) = V. VP = adalah 1. 32 kali 2. 16 kali 3. 4. 8 kali 4 kali

1,5

3 V dan IDSS = 6 mA , RS = 1 k , RG = 1 M Penguatan

ELEKTRONIKA DASAR 2

5.

Hambatan keluaran adalah 1. 1 k 2. 5 k 3. 4 k 4. 3 k

5.

Kalau penguat dihubungkandengan sumber yang mempunyai hambatan keluaram 1 M maka tegangan keluaran sumber akan turun sebesar 1. 10 % 2. 20 % 3. 30 % 4. 50 %

Kunci Jawaban Latihan 3 1. 2. 3. 4. b d b c keterangan

( = 5. 6. c d 4.1.3 Rangkuman . =(2

) 10-3 ) ( 4 k ) = 8

Pada bagian ini anda telah belajar tentang dasar kerja transistor FET. Susunan didalam transistor JEEFT berbeda dengan susunan transistor bipolar. Pada transisitor JEEFT pembawa muatan bergerak melalui yang disebut saluran terdiri dari satu jenis bahan semikonduktor, yaitu jenis n atau jenis p saja. Arus dikendalikan oleh tegangan pada gate yang berada pada tegangan

VP

ELEKTRONIKA DASAR 2

mundur terhadap saluran. Tegangan mundur ini mengatur arus yang mengalir melalui saluran. Karena gate ada pada tegangan mundur maka transistor JEEFT mempunyai hambatan masukan yang amat besar. Selain itu transistor JEEFT amat baik digunakan untuk frekuensi radio. Hal yang perlu difahami sehubungan dengan penguat JEEFT adalah tegangan panjar, penguatan, hambatan masukan dan hambatan keluaran. 4.1.4 Tes Formatif 1 1. 1. 2. 3. 4. 1. 1. 2. 3. 4. 3) Pada transistor JEEFT saluran n maka Arah arus listrik mengalir adalah dari drain ke sorce. Tegangan dc gate harus lebih positif dari tegangan source. Tegangan dc pada gate harus lebih negatif dari tegangan source. Pembawa muatan adalah lubang. Ciri transistor JEEFT ditentukan oleh IDSS , yaitu Arus dari gate ke source Arus drain bila gate terbuka Arus drain apabila gate terhubung singkat dengan source Arus drain apabila gate dihubungkan singkat dengan source Pada gambar diibawah VP adalah tegangan penyempitan
ID (mA) 4 3 2 1 VGS=0 V VGS= -0,2 V VGS= -0,4 V VGS= -0,6 V

VDS

Gambar 27 1. 2. 3. 4. =1 =2 =3 =4 , , , , =4V =3V =2V =1V 9

ELEKTRONIKA DASAR 2

4)

Pada gambar soal nomor 3 untuk

<

JFET dapat dipandang sebagai

hambatan yang dikendalikan oleh tegangan Sebab Pada grafik D terhadap VDS kemiringan grafik adalah sebanding dengan hambatan. 5) Dari pernyataan-pernyataan ini mana yang benar 1. 2. 3. 4. 1. MOSFET dapat digunakan untuk panjar maju antara gate dan saluran. Hambatan masukan JFET lebih besar dari MOSFET. Arus masukan MOSFET adalah kira-kira diatas 1 n A . JFET digunakan dengan panjar maju antara gate dan saluran.

Untuk soal-soal nomor 6 hingga 10 gunakan gambar 28

VDD = 10 V

4 k C2

C1 m

Vo Vi RG 1 m RS 4 k Cs

2 k R2

mV

Diketahui : Transkonduktansi = 2 mmho (q) = Tegangan 5. 6. 12 8 10 adalah

ELEKTRONIKA DASAR 2

7. 8. 1. 1. 2. 3. 4. 1. 1. 2. 3. 4. 1. 1. 2. 3. 4. 1. 1. 2. 3. 4.

4 1 maka tegangan isyarat keluaran akan turun

Dengan dipasang 28 % 33 % 67 % 81 %

Tegangan gate terhadap source 1V 2 3 4 Penguatan 1 kali 4 kali 8 kali 10 kali adalah 11 22 44 96 adalah

4.1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokanlah jawaban anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang ada di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3. Rumus :

11

ELEKTRONIKA DASAR 2

Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90 % - 100 % = baik sekali 80 % - 89 % 70% - 79 % 1. = baik = cukup 69 % = kurang

Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih anda dapat meneruskan Kegiatan Belajar berikutnya. Bagus ! Tetapi kalau kurang dari 80% anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum anda kuasai.

12

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.2 Kegiatan Belajar 2 TANGGAPAN FREKUENSI PENGUAT 4.2.1 Uraian dan Contoh 4.2.1.1 Pengantar Pada kegiatan-kegiatan belajar terdahulu kita tak memperdulikan pengaruh kapasitas kapasitansi di dalam rangkaian, sehingga penguatan yang kita peroleh tak bergantung pada frekuensi. Pada kenyataannya penguatan berubah dengan frekuensi, di bawah dan diatas frekuensi tertentu penguatan berkurang. Dengan demikian maka suatu penguat hanya dapat digunakan untuk daerah frekuensi tertentu. Seringkali kita dihadapkan pada masalah yang berhubungan dengan lebar pita frekuensi ini. Sekedar contoh, untuk penguat audio yaitu yang mengolah bunyi atau suara diinginkan agar dapat bekerja dengan frekuensi antara 20 Hz hingga 20.000 Hz. Kalau penguat kita hanya bekerja antara 200 Hz 10.000 Hz saja, maka bunyi yang dihasilkan akan terdengar tumpul. Untuk dapat memperbaiki penampilan penguat kita harus memahami

komponen-komponen mana yang menyebabkan pembatasan lebar pita frekuensi. Ternya penyebabnya adalah karena komponen-komponen tertentu membuat penguat bekerja sebagai tapis lolos tinggi, dan komponenkomponen lain menyebabkan penguat berprilaku sebagai tapis lolos rendah. Pembhasan tentang tapis RC yang kita lakukan pada modul I : Rangkaian Elektronika, akan kita gunakan disini untuuk membahas tanggapan frekuensi penguat. 4.2.1.2 Tanggapan Frekuensi Oleh adanya kapasitansi-kapasitansi penguatan yaitu yang ada dalam rangkaian maka

berubah dengan frekuensi. Penguatan ini mengecil

pada daerah frekuensi rendah dan pada daerah frekuensi tinggi, seperti pada gambar 29.

13

ELEKTRONIKA DASAR 2

V (d B)

AV ()

KV

f1

f2

Penurunan penguatan pada frekuensi rendah disebabkan oleh kapasitorkapasitor yang seri dengan isyarat, yaitu yang ditembus arus isyarat. Kapasitor-kapasitor ini akan menyebabkan hilang tegangan isyarat, terutam pada frekuensi rendah, berhubung reaktansi kapasitor mempunyai nilai besar pada daerah frekuensi rendah. Kapasitansi-kapasitansi bersama hambatan masukan dan sumber berlaku sebagai tapis lolos tinggi, yang meredam isyarat dengan frekuensi rendah. Turunnya penguatan pada frekuensi tinggi disebabkan oleh kapasitansiikapasitansi yang terpasang paralel (shunt) dengan jalur arus isyarat, sehingga menyimpangkan arus isyarat, sehingga mengurangi arus isyarat yang diperkuat oleh transistor. Pada frekuensi tinggi reaktansi ini semakin kecil sehingga makin banyak menyimpangkan arus. Oleh sebab itu penguatan pada frekuensi tinggi semakin berkurang. Perhatikan rangkaian penguat transistor bipolar pada gambar 30.

VCC Rc RB1 C1 RS RB2


VS

C2 i0 ic Vo RE

it CE

Vi

Rc

Gambar 30

14

ELEKTRONIKA DASAR 2

Adaikata pengaruh kapasitor Kapasitor

dapat diabaikan maka kapasitor-kapasitor dan = . // // membentuk

yang berperan pada daerah frekuensi adalah bersama hambatan masukan rangkaian tapis lolos tinggi dan, kapasitor dan hambatan beban gambar 31.
RS C1

bersama hambatan keluaran

membentuk tapis lolos tinggi lain seperti pada

R0

C2

Ri
V

Vi

V0

V0

Gambar 31

Frekuensi potong oleh dan adalah

dan

adalah

dan frekuensi potong oleh

Tanggapan frekuensi oleh


V0 / V1

dan

adalah pada seperti pada gambar 32.

1 2 Gambar 32

Pengaruh kapasitor

terhadap tanggapan frekuensi adalah sebagai berikut

dengan

, dan

adalah hambatan sumber. yang besar untuk

Oleh karena dibagi oleh

maka diperlukan nilai

mendapatkan frekuensi potong bawah yang cukup rendah. Penguatan juga turun pada daerah frekuensi tinggi oleh adanya kapasitansi. Penurunan penguatan pada frekuensi tinggi disebabkan oleh kapasitansikapasitansi yang paralel dengan arus isyarat, yaitu kapasitansi masukan 15

ELEKTRONIKA DASAR 2

penguat kapasitansi beban, dan kapasitansi oleh kapasitor yang sengaja dapasang antara basis dan kolektor. Untuk daerah frekuensi tinggi, kapasitor atau kapasitansi yang terpasang paralel dengan arus isyarat akan memberi pintasan dari masukan ke keluaran, sehingga arus isyarat yang masuk basis menjadi berkurang (lihat gambar 33)
VCC R1 RC i0

C1 RS it R2

C2

RL VQ

VS

RE

Gambar 33

Tampak bahwa arus

terpintas oleh

dan

, yaitu kapasitansi-kapasitansi sehingga arus isyarat

yang terpasang antara basis-kolektor dan basis emitor. Selain itu arus keluaran juga sebagian terpintas melalui kapasitansi yang mengalir ke beban Kapasitansi menjadi berkurang. pada sambungan

disebabkan oleh kapasitansi yang terjadi

antara basis dan kolektor.

mungkin juga berupa kapasitor yang sengaja

dipasang antara basis dan kolektor agar penguatan di atas frekuensi tertentu menjadi berkurang. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya osilasi. Untuk membahas perilaku penguat untuk daerah frekuensi tinggi, kita gunakan rangkaian ekuivalen seperti pada gambar 34.

16

ELEKTRONIKA DASAR 2

RS

rb

Cbc

Rot

Cbc Rb VS Vi Vi Rit RV

Ccc

Rc V0

RL

transistor SUMBER PEGUAT Gambar 34

BEBAN

adalah suatu hambatan ekuivalen untuk daerah basis, dengan nilai kira-kira 300 , adalah hambatan masukan pada transistor; .

Kapasitansi Kapasitansi kolektor. Dengan

adalah kapasitansi yang terjadi olehadanya sambungan pn adalah kapasitansi sambungan pn antara basis kolektor, atau

antara basis dan emitor dan oleh adanya muatan-muatan listrik pada basis. mungkin juga oleh kapasitor yang sengaja dipasang antara basis dan

menggunakan

rangkaian

frekuensi

kita

dapat

sederhanakan

rangkaian menjadi seperti pada gambar 35.

RS

Rot

Vi VS

Ci

Voh

C0

Gambar 35

Nilai

17

ELEKTRONIKA DASAR 2

Tampak bahwa

dan

serta

dan

membentuk rangkaian tapis lolos

rendah, yaitu meredam isyarat dengan frekuensi tinggi. Oleh adanya kedua tapis ini maka tanggapan frekuensi penguat pada daerah frekuensi tinggi menjadi seperti pada gambar 36.

Frekuensi potong Dan frekuensi potong mungkin lebih besar atau lebih kecil dari Perhatikan bahwa pada hubungan untuk yaitu

Kapasitansi

dikalikan dengan penguatan

dikenal sebagai efek Mieller.

Dengan adanya efek Mieller ini kapasitansi yang terpasang antara basiskolektor akan sangat berpengaruh pada tanggapan frekuensi atas. Contoh Andaikankita mempunyai rangkaian seperti pada gambar 9.

1.

Tentukan frekuensi potong bawah

, dan 18

ELEKTRONIKA DASAR 2

2.

Tentukan frekuensi potong atas oleh

(abaikan pengaruh

kapasitansi-kapasitansi oleh sambungan pn di dalam transistor ) Penyelesaian 1. Kapasitansi berhadapan dengan membentuk tapis lolos atas dengan frekuensi potong

Kapasitansi

berhadapan dengan

membentuk tapis lolos atas

dengan frekuensi

kapasitansi

beserta

Membentuk frekuensi potong bawah

b.

untuk menetukan frekuensi potong atas oleh

kita gunakan efek lebih dahulu.

Miller, sehingga kita perlu menghitung penguatan Penguatan

Oleh efek Miller kapasitor beserta

seolah-olah mempunya kapasitansi

Membentuk tapis lolos rendah, sehingga terjadi frekuensi potong atas pada nilaai frekuensi

4.2.1.3 Latihan 2 19

ELEKTRONIKA DASAR 2

Gunakan gambar 38 dan gambar 39 beserta keterangan yang tertera untuk mengerjakan latihan berikut.

Gambar 38 1. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. Arus dc yang mengalir pada 1 mA 2 mA 3 mA 4 mA Frekuensi potong bawah oleh 10 Hz 100 Hz 15 Hz 1,5Hz Penguatan pada daerah frekuensi tengah adalah 50 100 200 400 Nilai efektif kapasitansi masukan adalah 20 nF 30 nF 40 nF 50 nF Ffrekuensi potong atas adalah (nilai terdekat) 20 adalah adalah

ELEKTRONIKA DASAR 2

1. 2. 3. 4.

4 KHz 40 KHz 80 KHz 160 KHz

Kunci Jawaban Latihan 4 1. 2. 3. 4. 5. b c d c a

4.2.1.3 Rangkuman Pada kegiatan belajar ini anda telah belajar tentang apa yang menyebabkan penguatan turunpada daerah frekuensi rendah dan pada daerah frekueni tinggi. Penurunan penguatan pda frekuensi rendah disebabkan oleh kapasitansi-kapasitansi seri, yaitu yang ditembus arus isayarat seperti kapasitansi pengandeng, dengan kapasitansi pintas kapasitor. Kapasitansikapasintansi berlaku sebagai tapis lolos atas. Penurunan penguatan pada frekuensi tinggi disebsbksn oleh kapasitansi-

kapasitansi shunt, yaitu meneyimpangkan arus isyarat, seperti kapasitansi sambungan Pn di dalam transistor, dan kapasitor yang terhubung antara basis dan kolektor, antara basis dan emitor, dan sebagainya. Khusus untuk kapasistansi antara basis kolektor, bila dipandang dari masukan mempunyai nilai efektif dikalikan dengan penguatan, sehingga amat berpengaruh. Ini dikenal sebagai efek Miller. Kapasitansi-kapasitansi ini membuat penguat berperilakuan sebagai suatu tapis lolos rendah.

4.2.1.4 Tes Formatif 2 21

ELEKTRONIKA DASAR 2

Untuk soal nomor 1 hingga.gunakan gambar 39

20 Volt RB C1
10K
VS

C3

10K
5K

Rc

Diketahui

dC Vo R2 2K
5K 5K

Rs

Vi
10 m

Abaikan

1. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.

Arus kolektor mempunyai nilai 2 mA 1 mA 4 mA 0,5 mA Hambatan keluaran penguat adalah 10 k 2 k 1,5 k 5 k Hambatan masukan penguat adalah 2,5 k 5 k 500 k 10 k Frekuensi potong bawah oleh 1 Hz 1,3 Hz 100 Hz 15 Hz Frekuensi potong bawah oleh 22 adalah (nilai terdekat)

ELEKTRONIKA DASAR 2

1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4.

10 Hz 1,3 Hz 100 Hz 13 Hz Penguatan pada daerah frekuensi tengah 50 100 200 400 Nilai efektif 0,5 nF 1 nF 2 nF 4 nF Frekuensi potong atas adalah (nilai terdekat) 10 KHz 25 KHz 150 KHz 250 KHz dilahat dari masukan adalah

4.2.1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokanlah jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 4 yang ada si bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4. Rumus :

Arti tingkat penguasaan yang anda capai : 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup 1. 69% = kurang

23

ELEKTRONIKA DASAR 2

Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih anda dapat meneruskan modul berikutnya. Bagus ! Tetapi kalau kurang dari 80% Anda harus mengulangi kegiatan belajar 4, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

24

ELEKTRONIKA DASAR 2

5. Kunci jawaban Tes Formatif 5.1 Kunci Jawaban Tes Formatif 1 1) a Keterangan

2) d Keterangan

3)

b Keterangan :

4) c Keterangan :

5) d 6) d Keterangan

7) a Keterangan + = 8) b Keterangan = 16,8V 9V = 7,8V 25 +

ELEKTRONIKA DASAR 2

I pada

= 20

Daya disipasi P = I V = 156 m W. 9) a. Keterangan = 1) b Keterangan Panjar kelas A (q) = 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) b c b b a a c maks = 100 x 20 =2 5.2 Kunci Jawaban Tes Formatif 2

5.3 Kunci Jawaban Tes Formatif 3 1) 2) 3) 4) 5) 6) a c d adalah untuk lengkung =0 a a c

Keterangan :

Keterangan : = =

7)

c Keterangan 26

ELEKTRONIKA DASAR 2

= = a Keterangan : =e Keterangan : = gm e Keterangan : = = 11 mV =

,b= = = 67%

= (1K) (1 A) = 1 V

= ( 2 x 10-3 -1) (4K) = 8

(gmRD)

= (

) (8) (4mV)

5.4 Kunci Jawaban Tes Formatif 4 1) b Keterangan : = 2) a Keterangan : Ro = RC = 10 K 3) a Keterangan : Rit = = (200) (25) = 5 K = = 1 mA

Ri = RB // Rit = (500 K) // (5 K) 5 k 4) a Keterangan : 1 (C)1 = Rit = RS = 10 K C1 = 10 F 27 = (200) (25) = 5 K

ELEKTRONIKA DASAR 2

1 = f1`=

= =

= = 1 Hz

5)

d Keterangan : 1 (C2) = = =

= = 13 Hz

==

6)

d Keterangan : AV = = 400

7)

d Keterangan : Ceff = Av C3 = (400) (10 ) = 4 n

8)

c Keterangan : Fc (atas) = Ceff = 4 n , = 5K, = 10 K

Fc (atas) =10 kHz 6. Referensi Alley, Charles & Atwood, K.W Electronic Engineering, John Wiley, 1973. Sutrisno, Elektronuka, Teori dasar dan penerapannya. Penerbit ITB, 1986. (akan terbit). Schilling & Belove, Electronic Circruits, Discrete and Integrated, Mc Graw-Hill, 1981.

Elektronika Dasar 2 28

ELEKTRONIKA DASAR 2

Modul 2 PENGUAT OP-AMP 1. Pengantar Pada modul terdahulu kita telah membahas rangkaian penguat yang menggunakan transistor dalam bentuk komponen tunggal. Rangkaian seperti ini dikatakan bersifat diskrit. Pada masa kini telah banyak dibuat penguat dalam bentuk rangkaian terpadu (integratedd circuit, IC). Penguat dalam bentuk IC ini mengandung banyak transistor. Kita tak perlu memikirkan masalah tegangan dan arus panjar, cukup memberi tegangan catu +VCC dan - VCC dan beberapa komponen pasif, maka kita mempunyai suatu penguat. Dalam hal ini kita dapat memandang IC sebagai suatu komponen aktif. Pada umumnya kita tak perlu mengetahui rangkaian di dalam IC, kecuali kalau kita ingin membuat IC sendiri. Suatu jenis IC yang kini banyak sekali digunakan untuk membuat penguat adalah yang dikenal sebagai penguat operasional atau op-amp (operasional amplifier). Dengan memasang beberapa komponen pasif seperti resistor dan kapasitor, kita dapat membuat agar op-amp bekerja sebagai penguat, penyangga, pengintegral, tapis, pengatur tegangan, pembanding, dan sebagainya. Pada umumnya op-amp hanya dapat digunakan unutk menyampaikan menyampaikan transistor daya. 2. Tujuan Instruksional Umum Setelah selesai mengerjakan seluruh kegiatan belajar untuk modul ini diharapkan Anda telah memiliki kemampuan-kemampuan berikut : 1. 2. Menyatakan berbagai sifat op-amp Menganalisis cara kerja berbagai rangkaian yang mneggunakan opamp. 29 yang daya kecil besar yaitu lebih dari 300 m watt. Untuk dengan op-amp dapat dikombinasikan

ELEKTRONIKA DASAR 2

Dengan tercapainya tujuan di atas Anda akan mampu merancang berbagai peralatan sederhana dann menganalisis kerja berbagai rangkaian yang menggunakan op-amp. 3. Tujuan Instruksional Khusus Secara lebih terinci, setelah mengerjakan modul ini Anda akan memiliki kemampuan-kemampuan berikut : 1. Merancang peenguat membalik dan tak meembalik, serta menganalisis berbagai 2. 3. sifat rangkaian seperti hambatan dan masukan hambatan dengan keluaran, penguatan, dan tanggapan frekuensi. Merancang rangkaian pengintegral pendiferensial menggunakan op-amp serta menganalisis ciri-cirinya. Meracang rangkaian komparator dengan menggunakan op-amp serta menganalisis ciri-cirinya.

30

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.

Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1 PENGUAT MENGGUNAKANN OP-AMP 1. Uraian dan Contoh

Pada kegiatan belajar ini kita akan belajar menggunakan op-amp untuk menguatkan isyarat, sehingga bentuk isyarat pada keluaran masih seperti pada masukan, namun nilai tegangan isyaratnya dapat berlipat ganda. Pada kegiatan belajar yang lain kita akan belajar menggunakan op-amp untuk membuat integrator diferensiator serta untuk membuat tapis. Pada kegiatan belajar yang terakhir kita akan belajar menggunakan op-amp sebagai pembanding, serta sistem pembangkit isyarat. Kembali kepada kegiatan belajar ini, kita akan belajr menganalisis rangkaian penguat yang menggunakan op-amp. Analisis ini mencakup penentuan tanggapan frekuensi, hambatan masukan dan hambatan keluaran. Kita jugaakan belajar perihal pengubah arus ke tegangan, penguat penjumlah dan sebagainya. 4.1.1.2 Sifat-sifat op-amp sebelum kita rangkaian penguat berdasarkan op-amp, kita perlu belajar tentang beberapa sifat dasar op-amp. Apa sebenarnya opamp itu? Op-amp adalah suatu penguat dengan dua buah masukan membentuk diferensial dan keluaran tunggal. Lambang op-amp adalah seperti pada gambar 1. Gambar 1. Lambang OP-AMP

31

ELEKTRONIKA DASAR 2

Op-amp biasanya digunakan sebagai penguat dengan memasang rangkaian resistor dan kapasitor dari keluaran ke masukan membalik. Rangkaian seperti ini disebut rangkaian unpan balik (feed back). Rangkaian op-amp dengan umpan balik dikatakan ada dalam keadaan lingkar tertutup (closed loop). Tanpa rangkaian umpan balik suatu opamp dikatakan ada dalam keadaan lingkar terbuka. Dalam keadaan lingkar terbuka (open-loop) op-amp memiliki penguatan yang amat besar, yaitu hingga lebih dari 100dB atau diatas 100000 x. Dalam keadaan lingkar terbuka tegangan isyarat sebesar 1 mV saja antara kedua masukan akan menyebabkan isyarat keluaran tergantung pada nilai .

Untuk membuat penguat dengan op-amp harus dipasang rangkaian umpan balik ke masukan membalik. Umpan balik semacam ini mengembalikan sebagian dari isyarat keluaran ke masukan sehingga memperlemah masukan. Umpan balik semacam ini disebut umpan balik negatif. Umpan balik ke masukan tak membalik pada umumnya tak

menghasilkan penguatan yang terkendali. Umpan balik seperti ini digunakan pada pembandding, yang menghasilkan isyarat keluaran persegi jika ada isyarat masukan walaupun amat kecil. Suatu rangkaian umpan balik yang biasa digunakan adalah seperti pada gambar 2. Gambar 2. Umpan Balik agar OP-AMP bekerja sebagai penguat membalik.

32

ELEKTRONIKA DASAR 2

Op-amp dengan rangkaian umpan balik dikatakan ada dalam keadaan lingkar tertutup (lt). Hubungan anatara tegangan isyarat keluaran V0 dan tegangan isyarat masukan Vi diberikan oleh penguatan lingkar tertutup AV, lt yaitu Hubungan antara V0 dan Vab diberikan oleh penguatan lingkar terbuka AV,lb, yaitu atau

Seperti dikatakan di depan, penguat lingkar terbuka pada op-amp mempunyai nilai amat besar, yaitu hingga lebih dari 100.000. Sebagai penguat, dalam keadaan lingkar tertutup tegangan isyarat keluaran V0 tak akan lebih dari Vcc. Oleh sebab itu atau .

Satu sifat lagi dari op-amp adalah bahwa antara kedua masukan ada hambatan masukan yang amat besar. Kedua hal di atas

menyatakan ada hambatan masukan terhubung singkat maya karena kedua masukan dipaksa dalam keadaan bertegangan sama, namun hambatan amat besar. Akibat lain dari hubung singkat maya antara kedua masukan op-amp adalah bahwa arus isyarat yang masuk ke dalam masukan op-amp amatlah kecil, sehingga dapat diabikan. Dengan adanya umpan balik pada op-amp, maka hambatan masukan antara kedua masukan menjadi makin besar lagi, yaitu :

Sebaliknya hambatan keluaran op-amp adalah kecil, terutama dalam keadaan lingkar tertutup, yaitu

4.1.1.3 Penguat menggunakan op-amp Satu bentuk umpan balik yang menghasilkan rangkaian penguat pambalik adalah seperti pada gambar 2. Agar lebih jelas kita lukiskan lagi pada gambar 3. Gambar 3. Penguat membalik

33

ELEKTRONIKA DASAR 2

Perhatikan bahwa isyarat masuk melalui masukan membalik (-), yang berarti bahwa tegangan isyarat keluaran akan berlawanan tanda (terbalik) terhadap tegangan isyarat masukan. Karena juga. Dikatakan bahwa titik a ada dalam keadaan tanah maya. Hal ini mengakibatkan arus isyarat telah dikatakan di depan sehingga oleh karena seperti , sedang Vb=0 (tanah), maka tegangan di a yaitu

Dengan menggunakan hukum Ohm , sehingga

Atau Akan tetapi sehingga penguatan lingkar tertutup

Untuk penguat membalik oleh karena Arus yang diambil dari sumber isyarat adalah penguat tampak sebagai hambatan sebesar membalik mempunyai hambatan masukan: berarti seluruh

. Oleh sebab itu penguat

Hambatan keluar penguat dalam keadaan lingkar tertutup adalah

Sebab

, (biasa) 34

ELEKTRONIKA DASAR 2

Dan Serta Rangkaian umpan balik lain pada op-amp membentuk penguat tak mambaalik, seperti pada gambar 4. Gambar 4. Rangkaian penguat tak berbalik

Oleh karena titik a dan titik b terhubung singkat maya,maka arus dan ( ) jika = (

, sehingga

) . Oleh sebab itu penguat di buat (terbuka), dan

lingkar tertutup

(hubung singkat) maka kita memperoleh ( lihat gambar.5)

Gambar 5. Penyangga pengikut tegangan

Penguat tak berbalik mempuyai hambaan masukan amat tinggi ,yaitu ( Dengan ) adalah

adalah hambatan masukan lingkar terbuka, dan

hambatan masukan modus bersama.

35

ELEKTRONIKA DASAR 2

Untuk op-amp bipolar masukan FET dapat mencapai Hambatan dengan sekitar penguat keluaran .. amatlah

sedangkakan untuk op-amp dengan . Untuk op=amp bipolar dan untuk FET

kecil,yaitu

kira-kira

adalah hambatan keluaran untuk terbuka,dan mempunyai nilai ..untuk penguat dengan op-amp, dan maka ..

Dan jelaslah bahwa penguat tak membalik amat cocok ntuk membuat penyangga. Rangkaian umpan balik lain lagi yang sering digunakan adalah seperti pada gambar 6. Gambar 6. Penguat jumlah

Oleh karena teganagan dititik a sama dengan titik b, sedangkan titik b ada pada tanah,maka a dinyatakan membentuk tanah maya.oleh sebab itu pada pada pada mengalir arus mengalir arus mengalir arus maka = , maka dan rangkaian

olah karena arus Jika

seperti ini sering digunakan untuk menjumlahkan isyarat dari berbagai macam sumber. 4.1.1.4 tanggapan frekuensi

36

ELEKTRONIKA DASAR 2

Untuk penguat dengan op-amp tanggapan frekuensi dapat ditentukan sebagai beriku, dari lembar data op-amp kita dapat peroleh informasi tentang tanggapan amplitudo untuk lingkar terbuka seperti pada gambar 7.

Misalkan

penguatan

lingkaran

tertutup

adalah . Titik potong ini

hingga memotong bagian bode untuk akan menghasilkan frekuensi potong atas, yaitu Penguat dengan tanggapan ligkar terbuka . seperti

diatas

dikatakan

menggunakan komposisi frekuensi dalam. Keberatan op-amp jenis in adalah pada penguatan tinggi frekuensi potong atas mempunyai nilai yang rendah. menggunakan komposisi frekuensi luar, yaitu harus dipasang kapasitor diluar agar pengguat tak berosilasi. Tanggapan amplitudo pengua dengan kompesisi frekensi luar adalah seperti pada gambar 8. gambar 8.

37

ELEKTRONIKA DASAR 2

Tanpa kapasitor kompensasi tenggapan amplitudo lingkar terbuka Mengikut lengkung a,d,e,f,g.dengan kapasitor kompensasi Mengikut lengkung a,d,e,f,g,c. Dengan kapasitor kompensasi Mengikut lengkung a,d,e,c Andaikan penguat ligkar tertutup dinyatakan dengan , maka frekuensi . .

potong atas penguatan akan bergantung pada kapasitor kompensasi yang digunakan. Untuk potong lengkung frekuensi potong adalah , .memberikan frekuensi akan memotong dan seterusnya. Untuk garis mendatar

dengn beda kemiringan lebih dari 6 Db/oktaf. Hal ini akan

mengakibatkan osilasi. Jika ingin agar penguat dapat berkerja untuk frekuensi lebih tinggi maka penguatan harus dinaikan sehingga garis mendatar memotong pada beda kemiringan sebesar -6 dB/aktaf.

4.1.1.5 contoh-contoh penerapan 1) perhatikan rangkaian berikut : Gambar 9.

38

ELEKTRONIKA DASAR 2

Diketahui 1. 2. 3. Tentukan penguatan Tentukan hambatan masuk dan keluaran Misalkan penguatan dihubungkan dengan suatu sumber isyarat dengan hambatan luar 2K,maka tegangan kelurab isyarat akan berkurang oleh karena terbebani penguat. Hitung berapa % turunnya tegangan sumber isyarat. 4. Tentukan frekuensi potong atas dan frekuensi potong bawah

Penyelesaian : 1. Pengutan lingkar tertutup Db, maka 2. Hambatan masukan dinyatakan dalam

Hambatan keluaran (pada frekuensi<10 Hz) ( )

Perhatikan bahwa 3. Gambar 10

39

ELEKTRONIKA DASAR 2

Dalam keadaan tak terhubung,maka terhubung dengan penguatan maka

dan dalam keadaan

Turun oleh pembebanan sebesar 4. Buat garis mendatar pada 40dB hingga terbuka

atau memotong frekuensi 40 . pada lengkung lingkar dB

tanggapan

2)

gambar 12

Agar 1. 2. Tentukan Tentukan arus pada 40

ELEKTRONIKA DASAR 2

Penyelesaian : ( )

Di inginkan agar

Berarti Atau

1. Arus pada

4.1.2 Latihan 1 A. untuk soal-soal nomer 1 hingga nomer 5 gunakan ganakan Gb. 13

Av dB 100 010

log f 50 104 10 102 106 010 (b) 0 010 010 010 010 (a) 1 01 Diingnkan penguatan 20 dB dan hambatan masuk 10 k, diketahui hambatan0 0 0
masuk lingkaran terbuka adalah 1M 1. Penguatan adalah.. 41

ELEKTRONIKA DASAR 2

1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 5. 1. 2. 3. 4.

20 kali 10 kali 100 kali 5 kali Nilai R1 adalah.. 1 10 9 M k k 100 k

Nilai R2 adalah 1 10 9 M k k 100 k

Frekuensi potong atas adalah (dari Gb. 13b) 10 Hz 100 k 3. 4. 10 k 9 k

Apabila penguat dihubungkan dengan sumber isyarat yang mempunyai hambatan keluaran 20 mV, maka tegangan isyarat keluaran V0 adalah. 100 mV 200 mV 300 mV 400 mV B. untuk soal nomor 6 sampai nomor 7 gunakan Gb 14.

200 k

vi

10 k

vo

10 k

42

ELEKTRONIKA DASAR 2

(a)

(b)

Diketahui hambatan keluaran lingkaran terbuka R0,1b = 100, penguatan AV,1b = 105 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. Penuatan 1 10 20 30 Kalou masukan penguatan dihubungkan pada titik A untuk Gb.14b, maka tegangan keluaran menjadi 10 V 30 V 40 V 60 V adalah .

4.1.3 Rangkuman

43

ELEKTRONIKA DASAR 2

Pada kegiatan belajar ini Anda telah belajar tentang erbagai sifat dasar op-amp dari penerapannya untuk membahas rangkaian penguat. Sifat dasar yang amat penting adalah 1. Kedua masukan op-amp ada dalam keadaan hubungan singkat virtual 2. Arus masuk ke dalam op-amp dapat diabaikan Sifat dasar pertama disebabkan oleh penguatan lingkaran terbuka yang amat esar sedang sifat dasar kedua disebabkan oleh hambatan dalam besaran diserta hubungan singkat maya Dua bentuk dasar penguat adalah penguat membalik dan penguat tak membalik. Satu hal khusus dari kuat tak membalik adalah rangkaian penguat tegangan yang dapat digunakan seagai penyangga berpenguat satu. Anda juga telah belajar tentang tegangan amplitude untuk penguat menggunakan op-amp. Sehubungan dengan ini perlu diperhatikan apakah op-amp menggunakan kompensasi frekuensi dalam atau luar. Op-amp dengan frekuensi dalam tak akan menimbulkan osilasi, namun lebar pita pada penguatan tinggi amatlah sempit. Op-amp dengan kompetensi frekuensi luar dapat mempunyai pita lolos yang lebar pada penguatan tinggi namun harus berhati-hati.

4.1.4 Tes Foratif 1 1. Op-amp biasa mempunyai sifat-sfat sebagai berikut: 1. Impedansi masukan kecil 2. Impedansi keluaran kecil 3. Keluaran mudah terbebani 4. Keluaran mudah terbebani 5. Hanya dapat digunakan untuk isyarat ac Berikan tanda silang pada huruf: 1. Jika pernyataan benar, alas an enar, dan berhubungan 2. Jika pernyataan benar, alas an benar, tetapi tidak berhubungan 3. Jika pernyataan benar/salah, alas an salah/benar 4. Jika pernyataan salah, alas an salah 5. Pada umumnya tegangan isyarat antara masukan op-amp sama besar Sebab 44

ELEKTRONIKA DASAR 2

Op-amp mempunyai penguatan terbuka yang amat besar. Untuk soal soal nomor 3 hingga nomor 7 gunakan Gambar 15. Gambar 15

R2 R1

R5 R3 V
V3

R5 Vo 30 mV

Di inginkan penguatan 20 dB AV,1b = 105, R0,1b = 100 6. 1. 2. 3. Nilai R2 adalah 10 K 20 K 40 K

4. 100 K 5. Nilai hambatan masukan adalah.. 1. 30 K 2. 20 K 3. 10 K 4. 5. 5K Nilai Vo adalah . 1. 0,4 V 2. 0,3 V 5. 3. 0,2 V 4. 0,1 V

Hambatan keluaran dilihat dari Vo adalah 1. 500 2. 100 45

ELEKTRONIKA DASAR 2

3. 0,10 4. 0,01 Untuk nomor 7 hingga nomor 8 gunakan Gb. 16

10 m

R2 100 K

R3 10 k

(a)

(b) 01 0

0
(b)

log 010

Diketahui R0,1b = 100 5. Penguatan 1. 100 2. 3. 4. 5. 11 10 9 Frekuensi potong atas kira-kira 1. 10 Hz 2. 10 kHz 3. 4. 100 kHz 1 MHZ 46 adalah ..

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.1.5 umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaan anda dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini, dan hitunglah jawaban anda yang betul. Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam belajar 1 ini. Rumus :

Arti tngkat penguasaan : 90% - 100 % = baik sekali 80% - 89 % = baik

70% - 79 % = cukup - 70% = kurang

Jika anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat meneruskan pada kegiatan belajar 2. Bagus! Tetapi jika tingkat pengasaan Anda kurang dari 80%, Anda harus mengulangi kegiatan belajar 1 ini, terutama bagia yang belu anda kuasai.

47

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.2 Kegiatan Belajar 2 OP-AMP UNTUK INTEGRATOR, DIFERENSIATOR DAN TAPIS 4.2.1 Uraian dan Contoh Pada kegiatan belajar 1 kita telah mepelajari beberapa sifat dasar op-amp dan beberapa penerapannya pada beberapa jenis penguat. Pada bagian ini kita akan mempelajari satu segi lagi, yaitu penggunaan op-amp untuk integrator, diterensiator dan tapis Kita telah berjumpa dengan rangkaian-rangkaian ini dealam modul 1, di mana kita gunakan komponen-komponen pasif, yaitu R dan C. pada kegiatan belajar ini kita akan gunakan op-amp untuk melakukan hal yang serupa Dengan menggunakan op-amp kita akan peroleh penampilan yang lebih baik yaitu daerah frekuensi kerja yang besar, serta hambatan keluaran yang aat rendah, yang tak dipengaruhi oleh frekuensi kerja yang besar, serta hambatan keluaran yang amat rendah, yang tak dipengaruhi oleh frekuensi. Hal ini akan memberikan alih tegangan yang baik, yaitu yang tak tergantung pada frekuensi dan bagi tegangan yang terkecil. Selain itu rangkaian integrator pasif biasanya disertai dengan pelemahan pada keluarannya, sehingga harus digunakan penguat lagi. Dengan op-amp

48

ELEKTRONIKA DASAR 2

penguatan sudah tersedia, ditambah keuntungan oleh karena komponenkomponen RC yang digunakan ada di dalam lingkaran umpan balik 4.2.1.2 Rangkaian Integrator Aktif Rangkaian integrator aktif adalah seperti bagian pada Gb.1

V
i

V
0

Kita lihat bahwa kapasitor C diisi dengan arus pada tanah maya yaitu Va = 0

oleh karena titik a ada

Arus ini tak berubah dengan tambahan tegangan pada kapasitor oleh karena tegangan titik a akan tetap, dibuat bertahan pada tanah maya.dengan demikian perubahan tegangan pada kapasitor C dalam waktu dt adalah

Sehingga Dan . .

Jelaslah bahwa isyarat keluaran adalah sebanding dengan integral isyarat masukan. Sifat integral ini juga berlaku isyarat sinusoida. Adanya keterbatasan tanggapan amplitude penguat lingkar terbuka op-amp mengakibatkan keterbatasan kemampuan integral ini terhadap frekuensi. Kalau Vi (t) berupa isyarat sinusoida, kita dapat hitung penguatan lingkar tertentu yaitu:

49

ELEKTRONIKA DASAR 2

Kalau ini kita lukiskan pada tanggapan amplitude penguat kita akan peroleh grafik seperti pada gambar 2.
AV(AB)

dB

AV , ct

RC

0 f1
1 RC

log

Kita lihat bahwatanggapan frekuensi integrator hanya berlaku untuk frekuensi di atas f1 sebab di bawah frekuensi f1 tanggapan amplitudonya adalah mendatar, yaitu tak seperti tanggapan frekuensi untuk integrator. Dengan menambahi suatu resistor parallel dengan C, kita akan mempunyai tanggapan amplitude suatu tapis lolos rendah berpenguatan, seperti gambar 3.

50

ELEKTRONIKA DASAR 2

R2

C R1 20 kg

(a)

AV ( AB)
A
v

(b ( N )

R2

Kemiringan bdB oktaf

R1

(b)

1 2RC

F (log )

Tampak bahwa rangkaian ini akan isyarat dengan frekuensi di bawah dan meredam isyarat dengan frekuensi di atas rangkaian sebesar . ini bekerja sebagai tapis lolos renddah dengan demikian dengan penguatan

4.2.1.3 Rangkaian diferensiator dan tapis lolos tinggi Rangkaian diferensiator aktif adalah seperti pada gambar 4.

C V1

V0
51

ELEKTRONIKA DASAR 2

Tanggapan masukan Vi mula-mula mempunyai nilai 0 V dan tumbuh. Misalkan dalam waktu dt telah berubah sebesar dV i , maka muatan listrik pada kapasitor akan berubah sebesar

Arus Sehingga Kita lihat bahwa bentuk isyarat keluaran adalah sebanding dengan diferensial isyarat masukan terhadap waktu. Untuk isyarat sinusoida maka yang berhubungan dengan waktu hubungan di atas hanya

berlaku untuk daerah frekuensi tertentu. Misalnnya Vi (t) berupa isyarat

Kalau tanggapan amplitude

ini kita lukiskan bersama tanggapan

amplitude lingkaran terbuka op-amp maka kita akan peroleh grafik seperti gambar 5

dV, R

Av, ib()

dB
Kemiringan + bdB atau oktaf

Av it Rc ,

Kemiringan - bdB (oktaf)

0
f 1 2 Rc

fo

f (log)

Tampak bahwa sifat diferensiator hanya berlaku untuk frekueni dibawah f2. Tanggapan amplitude seperti Gb. 5 dapat menyebabkan terjadinya osilasi sebab garis AV,it () memotong grafik AV,ib () dengan beda kemiringan 12 dB/oktaf. Agar tak menyebabkan terjadinya osilasi gravik A V,it () haruslah memotong grafik AV,ib () dengan beda kemiringan tak lebih dari 6 dB/oktaf Ini dapat dilakukan dengan memasang hambatan seri dengan C, seperti pada Gambar 6. 52

ELEKTRONIKA DASAR 2

Gambar 6

R2

R1 C
Vi

+
Vo

Av, dB

Av, ib()

Av, it ()
20 log R2 R10

f1

1 f3 2 Rc

f (log)

Tampak bahwa sifat diferensiator hanya berlaku untuk frekuensi dibawah

1 2Rc

Selain tu dengan rangkaian ini juga kita peroleh sifat tapis lolos tinggi berpenguatan. Yaitu frekuensi diatas f2, namun kurang dari f3, isyarat keluaran diperkuat kali, dan di bawah f2 penguatan berkurang, dan di

bawah f1 isyarat diredam. Ini tak lain adalah sifat suatu tapis lolos tinggi.

53

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.2.1.4 Contoh contoh penerapan Perhatikan rangkaia berikut Gambar 7


C

R C
Vi

10 f

Vo

Av 100 dB

50

0
10

102 10 3 10 4 10 5 10 6 Fo (log)

Agar penguat ini dapat digunakan sebagai tapis lolos rendah dengan frekuensi potong pada frekuensi 10 Hz, harus dipasang resistor pararel dengan kapasitor C. tentukan nilai hambatan resistor ini. 1. 2. Misalkan Untuk | | integrator. Penyelesaian : 1. | | tentukan nilai Vo (t) pada saat t = 0,2 S Untuk isyarat dengan frekuensi mana rangkaian ini dapat bekerja secara

54

ELEKTRONIKA DASAR 2

2.
Av 100 dB

Gambar 8

103 10 2

0
-10 10

10 2

10 3

10 4

10 5 10 6 Fo (log)

Perpotongan antara tanggapan frekuensi lingkar tertutup dengan sumber frekuensi terjadi pada frekuensi atau

Dari gambar 9 rangkain akan bekerja sebagai integrator untuk frekuensi di atas 10-2Hz.

AV 100

30

20 dB
102

10 1

1K

100K

H2

F(log)

Agar bekerja sebagai tapis lolos rendah maka harus dipasang resistor R 2 paralel dengan kapasitor, agar untuk frekuensi rendah terjadi penguatan sebesar 20 dB (lihat gambar) Yaitu Atau R2=10 R1= 10 x1 K= 55

ELEKTRONIKA DASAR 2

R2 10 K C 10h Vi Vo
( a)

R1 1K

AV dB

50

20

dB

20

0 1k 10k H2 1,5 KHz F (log)

Rangkaian ini dapat digunakan sebagai pendiferensial maupun tapis lolos tinggi. 1. 2. 3. Tentukan pengutan pada frekuensi tinggi Untuk daerah mana rangkaian dapat bekerja sebagai pendeferensial? Ubah nilai C agar frekuensi bekerja sebagai tapis untuk frekuensi di atas 100 Hz. Penyelesaian 1. 2. Pada daerah frekuensi tinggi yaitu dimana frekuensi oleh kapasitor C dapat diabaikan penguatan adalah sebesar Nilai

56

ELEKTRONIKA DASAR 2

3.

Agar bekerja sebagai tapis lolos tinggi dengan frekuensi potong 100 Hz buat agar tanggapan frekuensi lingkar tertutup memotong sumbu frekuensi pada nilai kira-kira 15 Hz.

Atau Sedang = Atau 4.2.2 latihan 2 Untuk soal-soal nomor 1 hingga nomor 4 gunakan gambar 11
C
1 f

sehingga

100
Vi Vo

1. 1. 2. 3.

Pada frekuensi mana amplitude tegangan isyarat keluaran sama dengan tegangan isyarat masukan. 10 kHz 1,5 kHz 1 kHz 4. 0,15 kHz

5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4.

Rangkaian di atas berlaku sebagai Komparator Penguat Pendiferensial Pengintegral Sebagai tapis penguat di atas bekerja sebagai Tapis lolos tinggi Tapis lolos pita Tapis lolos rendah Tapis sekat pita 57

ELEKTRONIKA DASAR 2

5. 1. 2. 3. 4.

Kalau dipasang hambatan 1 k parallel dengan kapasitor C, maka pada frekuensi rendah terjadi penguat 20 dB 30 dB 40 dB 50 dB Untuk soal-soal nomor 5 hingga 8 gunakan Gambar 12. Gambar 12
R 10 mF 1 K C +

Vi Vo

5. 1. 2. 3.

Rangkaian di atas pada frekuensi rendah bersifat sebagai Komparator Pengintegral Pendiferensial 4. Penguat Berilah tanda silang pada huruf :

1. 2. 3. 4. 5.

Jika pernyataan benar, alasan benar, dan berhubungan. Jika pernyataan benar, alasan benar, tapi tidak berhubungan. Jika pernyataan benar/salah, alasan salah/benar. Jika pernyataan salah, alasan salah Pada frekuensi tinggi penguat ini mungkin mengalami osilasi Sebab

Untuk penguat di atas tenggapan amplitude lingkar terbuka berpotongan dengan garis tanggapan amplitude lingkar tertutup dengan beda kemiringan lebih dari 6 dB/oktaf. 6. 1. 2. Jika parallel dengan kapasitor C dipasang resistor dengan hambatan 1 k, maka pada frekuensi tinggi terjadi penguatan 0 dB 20 dB 58

ELEKTRONIKA DASAR 2

3.

40 dB 4. 50 dB

Kunci latihan 2 1. B

Keterangan : = 2. 3. 4. D C C = 100 = 40 dB

Av, 1t = 5. 6. 7. D A B

Keterangan : Av, 1t =

= 10 kali = 20 dB

4.2.3 Rangkuman Pada kegiatan belajar ini anda telah belajar tentang penggunaan op-amp untuk membuat pengintegralan dan pendiferensial. Rangkaian pengintegral juga digunakan sebagai tapis lolos rendah, oleh karena op-amp mempunyai lebar pita frekuensi Untuk terbatas, maka ini untuk perlu isyarat periodic rangkaian tanggapan pengintegral dan pendiferensial hanya dapat bekerja untuk daerah frekuensi tertentu. menentukan anda menggunakan frekuensi lingkar terbuka. Untuk rangkaian pendiferensial kita harus lebih hati-hati oleh karena dapat timbul osilasi. Dengan menggunakan resistor seri dengan kapasitor masukan agar tanggapan amplitude lingkar tertutup berhambatan dengan tanggapan amplitude lingkar terbuka dengan beda kemiringan tak lebih dari 6 dB/oktaf.

59

ELEKTRONIKA DASAR 2

4.2.4 Tes Formatif 2 Untuk soal-soal nomor 1 hinggga nomor 4 gunakan gambar 13. Gambar 13
R2
100 K

R1 10 K

C:10 mF

+ Vo

Vi

1. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3.

Pada daerah frekuensi tinggi penguatan 10 dB 20 dB 40 dB 60 dB Tegangan isyarat Vo = V1 untuk frekuensi 150 kHz 15 kHz 1,5 kHz 150 Hz

adalah

Sebagai tapis lolos rendah frekuensi penjuru rangkaian di atas adalah 150 Hz 1,5 Hz 1 kHz 4. 10 kHz 5. Kalau R2 dilepas, maka : 1. Rangkaian akan bekerja sebagai penguat 2. Rangkaian menjadi pendiferensial 3. Daerang kerja rangkaian tambah besar 4. Makin tinggi frekuensi makin kecil penguatan

60

ELEKTRONIKA DASAR 2

Untuk soal-soal nomor 5 hingga nomor 8 gunakan gambar 14. Gambar 14


100 K 10 K C

R2 -

R1 Vi

1 mF

+ Vo

5. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4.

Pada daerah frekuensi tinggi maka penguatan adalah 60 dB 40 dB 20 dB 10 dB Pada frekuensi mana rangkaian ini bekerja sebagai pendiferensial 10 kHz 5 kHz 1 kHz 0,1 kHz

Berilah tanda silang pada huruf : 1. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan berhubungan. 2. Jika pernyataan benar, alasan benar, tapi tidak berhubungan. 3. Jika pernyataan benar/salah, alasan salah/benar. 4. Jika pernyataan salah, alasan salah 5. Kalau R1 diganti dengan hubungan singkat dapat timbul osilasi Sebab Apabila tanggapan lingkar tertutup berpotongan dengan tanggapan lingkar terbuka dengan beda kemiringan lebih dari 6 dB/oktaf dapat timbul osilasi 6. 1. 2. Sebagai tapis maka frekuensi penjuru adalah 1,5 kHz 15 kHz 3. 150 Hz 4. 150 kHz

4.2.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut 61

ELEKTRONIKA DASAR 2

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 2, yang terdapat di bagian belakang akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan anda terhadap materi kegiatan belajar 2. Rumus : Tingkat penguasaan = x 100%

Artinya tingkat penguasaan yang anda capai : 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% 70% - 79% - 69% = baik = sedang = kurang

Kalau tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar 3, Bagus! Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih dibawah 80%, naka anda harus mengulangi kegiatan belajar 2, terutama bagian yang belum anda kuasai.

1.

Kegiatan Belajar 3. 62

ELEKTRONIKA DASAR 2

PENGGUANAAN OP-AMP UNTUK PEMBANDING 4.3.1 Uraian dan Contoh Penguatan lingkar terbuka pada op-amp mempunyai nilai yang amat besar, yaitu hingga 100.000 x atau lebih. Ini berarti bahwa bila pada kedua masukan op-amp ada beda tegangan beberapa mV saja keluaran akan mempunyai tegangan +Vcc atau Vcc. Sifat ini digunakan untuk membandingkan isyarat terhadap suatu nilai tegangan dc. Oleh karena penguatan lingkar terbuka amatlah besar, perubahan kecil pada masukan oleh adanya daerah akan berpengaruh pada keluaran. Oleh sebab itu pada op-amp seringkali diberi umpan balik positif, agar hubungan antara keluaran dan masukan mempunyai dua ambang serta mempunyai sifat hysteresis. Rangkaian semacam ini disebut picu Schamitt. Selain sebagai pembanding, picu Schamitt dapat digunakan untuk membuat pembangkit isyarat. 4.2.1.2 Rangkaian Pembanding Perhatikan rangkaian seperti pada gambar 1 Gambar 1

+Vcc
a

+Vcc R1 Vi
b

+ Vo -Vcc

R2

(a)

63

ELEKTRONIKA DASAR 2

Vt

Vb

0 t

Vo

t -Vcc
(b) Kita lihat bahwa op-amp ada dalam keadaan lingkar terbuka. Apabila Va = V> Vb = V+ maka keluaran akan negative. Dengan demikian tegangan pada masukan tak membalik akan merupakan suatu ambang, apabila V1 melebihi ambang Vi , maka Vo akan mempunyai nilai Vcc , dan apabila kurang dari Vb maka Vo akan mempunyai nilai +Vcc . Oleh sebab itu rangkaian ini disebut pembanding. Perhatikan bahwa sifat op-amp yang digunakan disini adalah bahwa penguat lingkar terbuka amatlah besar, sehingga sebaiknya digunakan op-omp dengan kompensasi frekuensi luar tanpa kapasitor kompensasi. Hubungan antara isyarat keluaran dan isyarat masukan pada rangkaian diatas adalah seperti pada Gb. 2.

64

ELEKTRONIKA DASAR 2

1 MV Vo

+ Vcc

- Vcc

Tampak bahwa disekitar tegangan ambang Vb ada suatu jendela nilai tegangan masukan sebarang (mV). Ini berarti kalau ada derau menumpang diatas tegangan V1 maka pada keluaran akan terjadi pula tegangan VCC yang dapat mengganggu kerja rangkaian berikutnya. Agar ini tak terjadi kita perlu membuat agar jendela disekitar ambang mempunyai nilai besar dan dapat diatur. Untuk ini digunakan rangkaian dibawah.

+ Vcc

Vref - Vcc

Dapat ditunjukkan bahwa nilai | | | | 65

ELEKTRONIKA DASAR 2

Nilai tegangan ambang adalah Nilai tegangan ambang adalah

4.3.1.3 Osilator picu Schmitt Rangkaian picu Schmitt seperti diatas dapat digunakan untuk membuat osilator, yaitu rangkaian yang menghasilkan isyarat tegangan persegi. Rangkaian yang digunakan adalah seperti pada Gambar 4.

Vo

R1 R 2
0

Vcc Vi

(c)

R R
1

V
Ambang atas
2

R R
1

0
1

t
Ambang bawah

Vcc
2

Vo

Pada saat mulai diberi daya kapasitor masih kosong, sehingga V B= + VCC . kapasitor akan diisi muatan dengan tetapan waktu RC. Setelah tegangan pada kapasitor mancapai ambang atas, yaitu , maka keluaran Vo akan 66

ELEKTRONIKA DASAR 2

segera menjadi VCC. Kapasitor akan membuang muatan ke keluaran dengan tetapan waktu RC lagi. Ini berlaku selama | | masih segera setelah V1 melampaui tegangan ambang VO akan berubah lagi menjadi + VCC, dan seterusnya. Demikian seterusnya, sehingga terjadi isyarat keluaran berupa tegangan segitiga. Pada kapasitor akan terjadi isyarat-isyarat berupa segitiga. Frekuensi isyarat keluaran adalah 4.3.1.3 Contoh penerapan Perhatikan rangkaian berikut Gambar 5 .

1. 2.

Lukis hysteresis yang terjadi pada hubungan antara V0 dan Vi Andaikan ada isyarat masukan berbentuk sinusoida dengan amplitude 9 V. Lukiskan bentuk isyarat keluarannya.

Penyelesain 1. Bentuk histeresis antara V0-Vi Gambar 6

67

ELEKTRONIKA DASAR 2

+ Vcc

0 3V 5V 7V

- Vcc

2.

Gambar 7

9V 7V 5V 3V 0

Vo
+12 V

0
-12 V

Contoh 2 Perhatikan rangkaian berikut Gambar 8

68

ELEKTRONIKA DASAR 2

1. 2. 3. 4.

Tentukan V0 maks dan V0 min. Tentukan nilai Vi yang membuat V0 = V maks Tentukan nilai Vi yang membuat V0 = V min Lukis bentuk isyarat keluaran kalau ada isyarat periodic dengan amplitude lebih dari 5 V

1. ( 2.

mkas = + 5 V ) maks = + 5 V apabila Va > Vb > 0 0 apabila >0

Atau Atau

maks >maks = -5 V

3.

min = -5 V apabila

atau Va < a

Dalam hal ini

Atau

4.

Gamabar 9

69

ELEKTRONIKA DASAR 2

Vi
+5V

0
-5V

Vo
+5V

0
-5V

4.3.2 Latihan 3 Untuk soal-soal nomor 1 hingga nomor 3 gunakan gambar 10 Gambar 10

1. 2. 1. 2. 3. 4.

Rangakain di atas adalah Mempunyai dua ambang V1 dan V2

70

ELEKTRONIKA DASAR 2

5.

Kalau diinginkan agar terjadi hysteresis seperti pada Gb. 11, maka A harus dilepas dari tanah dan diberi tegangan sebesar Gambar 11

1. 2. 5.

10 V 9V adalah

3. 4.

6V 5V

Pada rangkaian berikut lebar hysteresis V dan tegangan ambang V a Gambar 12

6.

Pada rangkaian berikut Gambar 13

71

ELEKTRONIKA DASAR 2

V0 1. 2. 3. 4.

mempunyai bentuk dan nilai tegangan puncak ke puncak sebagai Sinusoida Vpp = 24 V Persegi Vpp = 24 v Sinusoida Vpp = 16 V Persegi Vpp = 16 V

berikut :

5. Referensi Alley, Charles L & Atwood, K.W, Electronic Engineering, John Wiley, 1973. Sutrisno, Elektronika, Teori Dasar dan Penerapannya. Penerbit ITB, 1986. (akan terbit). Schilling & Belove, Electronic Circuits, Discrete and Integrated, Mc GrawHill, 1981.

72

You might also like