You are on page 1of 12

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu. Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah Hepatitis dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai dari virus atau obat-obatan. Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Beberapa jenis virus hepatitis yang diketahui diantaranya adalah : Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis F, dan Hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B). Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan. Untuk mendeteksi adanya penyakit hepatitis perlu dilakukan serangkaian tes fungsi hati dan sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu : Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH, LDH. Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya

sumbatan pada kantung empedu, yaitu gamma GT dan alkali phosfatase. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase. Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu : HbsAg, HbeAg, anti Hbe dan anti HBv DNA. Jika serangkaian tes menandakan adanya gangguan hati dan diagnosa menunjukan adanya hepatitis.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gejala-gejala dari penyakit sehingga masyarakat bisa mengantisipasi dalam kehidupan sehari-hari, selain itu makalah ini juga bisa menjadi bahan bacaan bagi akademik. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan anamnesa pada pasien yang terkena Hepatitis D. b. Mampu melakukan pemeriksaan fisik pada pasien yang terkena Hepatits D. c. Mampu membuat diagnosa pada pasien yang terkena Hepatitis D. d. Mampu memberikan pelayanan pada pasien yang terkena Hepatitis D.

C. Rumusan Masalah 1. Menjelaskan Pengertian tentang Penyakit Hepatitis D 2. Menjelaskan tentang Penyebab Penyakit Hepatitis D 3. Menjelaskan tentang Cara penularan Penyakit Hepatitis D

4. Menjelaskan tentang Gejala Penyakit Hepatitis D 5. Menjelaskantentang Diagnosis pada Hepatitis D 6. Menjelaskantentang Cara PengobatanPenyakit Hepatitis D

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hepatitis D adalah salah satu penyakit yang membahayakan jika tidak segera ditangani. Penyakit yang menyerang hati atau liver ini semakin berbahaya karena gejalanya yang tidak selalu tampak. Virus Hepatitis D hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat. Biasanya para pengguna narkoba yang kemungkinan terjangkit penyakit hepatitis D ini. Hepatitis D, juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan virus hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang terinfeksi hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarangtapi paling berbahaya dari semua virus hepatitis.

B. Penyebab Hepatitis D adalah suatu penyakit yang di sebabkan oleh Hepatitis D Virus (HDV). Melalui hubungan intim dengan penderita danpada homo seksual. Menggunakan jarum dan obat-obatan secara bersamaan. Bayi dari wanita penderita hepatitis D.

C. Cara Penularan Polapenularan hepatitis D miripdengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis Bkronis (superinfeksi). Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena super infeksi hepatitis D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%) menjadi sirosis. Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka otomatis Anda akan terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa HBV.

D. Gejala Dari semua jenis penyakit / tingkatan penyakit hepatitis dapat diketahui bahwa gejala awal yang dirasakan oleh penderita hampir sama diantaranya rasa lelah, demam, diare, mual, muntah, sakit perut, mata kuning, sakit kepala dan hilangnya nafsu makan. Gejala ini dapat muncul sebagai gejala yang ringan atau amat progresif. Kadang-kadang ditemukan penderita yang tanpa gejala

Sedangkan untuk Hepatitis D Biasanya muncul secara tiba-tiba gejalaseperti flu, demam, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan feses berwarna hitam kemerahan. Pembengkakan pada hati.

E. Diagnosa Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala yang dikeluhkan dan pemeriksaan laboratorium khususnya pemeriksaan immunologi mencakup pemeriksaan HbsAg, HbeAg, Anti-Hbe, HbcAg, dan VHB-DNA.

Pemeriksaan laboratoriun ini dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode STRIP dan ELISA. Yang akan dibahas disini adalah pemeriksaan Hepatitis metode strip. Tahap pertama tes strip HBsAg adalah suatu rapid test yang secara visual mendeteksi antigen dalam serum, dan membantu dalam mendiagnosa penyakit infeksi hepatitis B. hasil test dapat dibaca secara visual tanpa bantuan alat instrument lain. Prinsip kerja : sandwich immunoassay untuk mengukur HBsAg dalam serum. Antibodi monoklonal dan poliklonal digunakan untuk mengidentifikasi HBsAgsecara spesifik dengan sensitifitas yang tinggi. Tahap pertama tes strip HBsAg ini hanya membutuhkan 10-20 menit. Sensitifitas test ini dapat mencapai 5-10 ng/ml. Sedangkan untuk Hepatitis D,cara mendiagnosanya yaitu dengan cara ditanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus makaakan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi.

F. Pengumpulan Bahan Sampel Pengumpulan bahan Sampel Untuk serum, ambil darah kedalam kontainer tanpa anti koagulan. Biarkan darah membeku dan pisahkan serum dalam bekuan tersebut. Gunakan serum untuk pemeriksaan. Jika spesimen tidak dapat diperiksa pada pengambilan spesimen, simpan spesimen kedalam freezer/bekukan. Sebelum pemeriksaan, letakan spesimen yang beku tadi dalam ruangan sampai mencapai temperature kamar. Jangan membekukan atau mencairkan spesimen berulang-ulang. Prosedur test 1. Letakan spesimen dan komponen test pada temperature kamar sebelum melakukan pemeriksaan atau test : 2. masukan test strip sampai batas garis maksimum seperti tertera pada strip kedalam kontainer yang sudah terisi serum penderita selama 10 detik, jangan melampaui tanda batas maksimum. 3. kemudian angkat strip tersebut dan tunggu selama 10-15 menit. 4. hasil dapat dibaca dalam 25 menit. 5. Jangan baca hasil setelah 30 menit 6. Interpretasi Hasil NEGATIVE Timbul 1 (satu) pita merah muda didaerah control (C) & tidak adapita didaerah test (T). Hasil negative menyatakan tidak terdeteksinya hbsag.

POSITIVE Selain timbul pita merah muda pada daerah control (C),akan muncul 1 (satu) pita merah muda yang nyata didaerah test (T). Hasil positive menyatakan adanya HBsAg INVALID Sama sekali tidak muncul warna pita baik pada daerah test (T) maupun kontrol (C). Merupakan indikasi adanya kesalahan prosedur / reagen test yang rusak. Ganti test dengan alat test yang baru. MAX C MAX LINE T (-) (+) INVALID Gambar: interprestasi hasil Penyimpanan dan stabilitas Penyimpanan strip test pada temperatur normal (4o-30o C). Dan harus dijaga dalam sinar matahari langsung, kelembaban dan panas, jangan dibekukan.

G. Pengobatan Pengobatan dapat dilakukan dengan : 1. Memeriksakan diri ke dokter 2. Pemberian obat secara rutin 3. Pemberian vaksin 4. Menjalankan pola hidup sehat 5. Hindari aktifitas berat

Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka otomatis Anda akan terlindungi dari virus inikarena HDV tidak mungkin hiduptanpa HBV. Bisa juga dengan Interferon-alfa dan transplantasi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Hepatitis adalah penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus atau obat-obatan. Penyakit ini dapat menyerang laki-laki maupun perempuan dengan gejala-gejala klinis seperti lelah, demam, mual, muntah, diare, mata kuning, dan lain-lain atau dapat pula penyakit ini timbul tanpa gejala sehingga tidak terdeteksi. Penyakit hepatitis ini merupakan penyakit yang dapat menular melalui air liur, kontak seksual, transfusi darah, jarum suntik dan alat-alat yang terkontaminasi oleh virus hepatitis. Penyakit ini dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium khususnya pemeriksaan immunologi mencakup pemeriksaan HbsAg, HbeAg, Anti-Hbe, HbcAg, HBv-DNA.

B. Saran Dalam hal ini yang perlu kita lakukan untuk mencegah penyakit ini sebaiknya masyarakat lebih menjaga diri dari keterpaparan penyakit ini dan lebih dini untuk memeriksakan diri ke dokter. Infeksi hepatitis terjadi dengan menyerang salah satu organ paling penting yaitu hati. Untuk mengurangi keterpaparan infeksi hepatitis dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan sebagai berikut : 1. Memeriksakan diri ke dokter

10

2. Pemberian obat secara rutin 3. Pemberian vaksin 4. Menjalankan pola hidup sehat 5. Hindari aktifitas berat Mudah-mudahan dengan saran yang kami berikan dapat membantu dalam pengurangan jumlah penderita hepatitis di kalangan masyarakat terutama di Indonesia.

11

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 25, ECG, Jakarta Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, 431, 432, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Simon, Harvey E., 2002, Infections due to Mycobacteria, in Infectious Disease: The Clinicians Guide to Diagnosis, Treatment, and Prevention, WebMD Profesional Publishing

12

You might also like