You are on page 1of 3

Gangguan Keseimbangan Air dan Elektrolit dr.

Tahono

Cairan tubuh terbagi menjadi dua, yaitu intra seluler, yaitu berada di dalam sel (sekitar 40%) dan ekstraseluler (sekitar 60%). Di ekstra seluler ada yang di jaringan interstitial dan ada yang trans seluler (maksudnya diproduksi di sel) sehingga jumlahnya 1% dari berat badan. Contoh yang diproduksi oleh sel adalah cairan gastrointestinal, LCS, dll. Protein tidak menembus dinding darah tetapi ion bisa berdifusi. Ada mekanisme yang disebut tekanan onkotik, yaitu kemampuan elektrolit impermeable terhadap protein, sehingga protein bisa menarik cairan interstitiel keintraseluler. Substansi yang bisa mempengaruhi tekanan osmotik di antaranya adalah protein (komponen organic dengan ukuran molekul besar) dan glukosa (komponen organic dengan ukuran molekul kecil). Urea dan asam amino bisa berdifusi secara bebas. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi perubahan volume cairan adalah: 1. Penambahan air 2. Penambahan larutan garam fisiologis 3. Penambahan larutan hipertonik 4. Dehidrasi: Air hilang dari rongga ekstrasel sehingga terjadi osmolalitas meningkat dan air pindah dari intra ke ekstrasel. Cth: waktu berkeringat. Osmolalitas adalah ukuran jumlah partikel yang larut dalam cairan dimana konsentrasi zat terlarut menentukan pergerakan cairan. Pada orang yang sehat, osmolalitas ditentukan oleh kadar Na, Cl, bikarbonat, glukosa dan ureum. Osmolalitas diukur dengan osmometer. Rasio osmolalitas urine dan serum itu antara 1:1 sampai 3:1. Jadi, urine harus lebih pekat dari serum. Kalo urine tidak lebih pekat dari serum (ratio <1:1 maka menandakan adanya gangguan distribusi air, seperti kelebihan air, dan diabetes insipidus). Bagaimana metabolisme air dan hypotalamus? Osmolalitas cairan ekstra seluler meningkat sehingga terjadi perbedaan tekanan osmosis. Air keluar dari cairan ekstraseluler lalu masuk ke cairan intravaskuler dan plasma menurun. Aktivitas atrium jantung, vena cava inferior dan vena pulmonalis dipengaruhi oleh aktivitas reseptorr regangan yang menurun. Aktivitas reseptor tekanan darah yang menurun akan mempengaruhi aorta dan arteri karotis. Hal ini akan memacu neuron hipotalamus (pusat haus) sehingga akan minum air. Di sisi lain, dia akan memacu neuron hipotalamus yang menyebabkan air keluar lalu mensekresi ADH sehingga reabsorbsi air di duktus koligentes ren meningkat.

Pengendalian air ada dua mekanisme yaitu daya filtrasi dan reabsorbsi. Daya filtrasi adalah tekanan yang mendorong air dari plasma ke dalam cairan interstisiel, sdgkan daya reabsorbsi adalah tekanan yang mendorong air dari cairan interstisiel ke dalam plasma. Jumlah air masuk dan air keluar itu seharusnya sama, sekitar 2500 ml/hari. Kalo pemasukan airnya dikit, urinnya jadi pekat karena dia menghemat pengeluaran air. Gangguan keseimbangan cairan tubuh ada beberapa macam, yaitu gangguan volume, gangguan konsentrasi osmoler, gangguan distribusi dan gangguan komposisi. Cth: pada orang diare, cairan yang keluar sifatnya isotonic sehingga mengalami dehidrasi ekstrasel isotonic jadi ga ada perubahan cairan intrasel. Pada orag yang keringatnya keluar banyak, terjadi dehidrasi ekstrasel hipertonik sehingga berakibat ke dehidrasi intrasel yang hipertonik, akibatnya intrasel kekurangan cairan. Pada orang yang dehidrasi berat bisa berakibat ke otak dan pembuluh darah robek lalu bisa terjadi hemorhagi cerebri. Orang yang diare sebaiknya minum yang banyak, tetapi minum saja tidak cukup, karena elektrolitnya ga diabsorbsi dengan baik. Kelebihan air ditemui pada orang dengan gagal ginjal dengan oligouria, sindrom nefrotik, gagal jantung kongestif, sirosis hepatic dan hiperaldosteronisme primer. GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT Natrium dominan di plasma dan di dalam sel dia itu rendah. Sedangkan kalium itu rendah di plasma tapi tinggi di intra sel. Klorida lebih banyak di plasma dan bisa berikatan dengan Na, Ca, maupun protein. Ca ada bermacam-macam tipe, ada Ca ion, Ca kompleks dan Ca yang berikatan dengan elemen lain (mis. Albumin). Jika kadar albumin rendah, kadar Ca bisa rendah juga. Ca kompleks itu berikatan dengan albumin. Gangguan keseimbangan natrium hipovolemik = kelebihan cairan. Jumlah kalium di plasma menggambarkan kalium masuk dan kalium keluar, karena 98% kalium ada di intraseluler. Kalium meningkat palsu bisa terjadi ada saat proses pembekuan (Kalium dikeluarin dari plasma. Sehingga trombosit tinggi bisa meninggikan kadar kalium secara in vitro), serum yang tidak segera dipisahkan, aktivitas otot, trombositosis dan leukositosis yang ekstrem, pemakaian torniquet yang meanjang dan hemolisis. Zat yang paling berpengaruh pada tubuh adalah kalium. Hipomagnesemia ditemukan pada pasien malnutrisi maupun yang banyak mondok di RS. Hipermagnesemia ditemukan pada oligouria gagal ginjal maupun dekstruksi jaringan (kebakaran, trauma otot). Ion selektif elektrolit (ISE) adalah metode untuk mencari keseimbangan asam basa, merupakan eletroda gelas yang hanya dapat ditembus kalium.

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA

Ada dua kelompok asam, yaitu aasam karbonat (H2CO3) dan bukan asam karbonat, yaitu asam sulfat, asam phospat dan asam bikarbonat. Setelah olahraga, mekanisme ngos-ngosan merupakan usaha untuk mengeluarkan CO2 dalam tubuh. pH normal dalam arteri antara 7,35-7,45 (rata-rata 7,40). Untuk bertahan hidup, pH nya perlu 6,80-7,80. Pada darah vena, pH normal adalah 7,32-7,38. pH cairan ekstraseluler = 7,4. pH cairan intraseluler= 7,06 (karena banyak aktivitas metabolic dalam sel sehingga lebih asam). Asidemia adalah keadaan pH darah <7,35. Asidosis merupakan proses yang cenderung mengasamkan cairan tubuh. Asidosis metabolic kompensasi adalah keadaan yang mengompensasi karena adanya alkalosis. Kompensasi adalah proses mengatasi gangguan asam basa oleh gangguan asam basa sekunder, tujuannya untuk mengembalikan pH darah ke pH normal. Asidosis maupun alkalosis ada dua macam, respirasi dan metabolic. Respirasi berhubungan dengan pCO2, kalau metabolic berhubungan dengan HCO3-. Metabolisme karbondioksida: CO2 di jaringan dikeluarin ke plasma lalu menuju eritrosit. Di eritrosit, CO2 larut menjadi CO2 dan CO2 yang berikatan dengan H2O. CO2 yang berikatan dengan H2O akan menjadi HCO3 dan H+ akibat adanya karbonikanhidrase. Lalu, akan keluar ke plasma. Nah, ion yang dihasilkan HCO3 dan H+ tadi akan berubah menjadi HbO2 dan HbH. HbO2, untuk bagian O2 nya akan masuk ke plasma lalu masuk ke sel jaringan. Pada asidosis metabolik, pH nya rendah sehingga terjadi hiperventilasi, CO2 banyak dibuang sehingga kadar CO2 turun. Pada alkalosis metabolic, pHnya tinggi, terjadi hipoventilasi. CO2 dihambat sehingga pCO2 meningkat. Analisa gas darah menggunakan blood gas analyzer. Syarat sampel ga boleh bersinggungan dengan udara. Faktor-faktor yang berpengaruh pada AGD antara lain pasien harus tenang (ga bole resah dan galau), suhu tubuh normal, leukosistosis, volume antikoagulan heparin dan hiperproteinemia maupun hiperlipidemia. pH tinggi namanya alkalemia dan gangguannya alkalosis. pH rendah namanya asidemia, gangguannya alkalosis. pCO2 tinggi namanya asidosis respiratoris, kalo sebaliknya alkalosis respiratoris. HCO3 tinggi namanya alkalosis metabolik, kalo sebaliknya asidosis metabolik. Klasifikasi pada gangguan keseimbangan asam basa ada yang terkompensasi penuh, terkompensasi sebagian dan tidak terkompensasi.

You might also like