You are on page 1of 10

ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

OLEH:

KELOMPOK 7
Yuliana M.C. Nababan Nurhasanah Wenita Siti Surianti Lisa Popia Sari Doni Satria SInulinga

Dosen : Friska E. Sitorus, S.Kep, Ns.

AKPER, DHDT, 2012/2013

PENDAHULUAN
Latar Belakang Salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk-pilek, disebabkan oleh virus, dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.

Rumusan Masalah a. Apa itu penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)? b. Apa yang menjadi penyebab dan pencetus penyakit ISPA? c. Apa yang menjadi tanda dan gejala penyakit IPSA? d. Bagaimana penanggulangan, pencegahan dan pengobatan penyakit ISPA? Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji secara khusus tentang penyakit ISPA sehingga mampu melakukan penatalaksanaan penyakit ISPA dengan baik dan benar.

PEMBAHASAN

ISPA
-- Pengertian ISPA - ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan AL-ut) yang diadaptasi dari bahasa Inggris Acute Respiratory hfection (ARl) mempunyai pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli beserta organ adneksa seperti simrs-sinus, rongga tengah dan pleura ISPA secara anatomis mencakup saluran pemafasan bagian atas. Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang digolongkan ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14 hari

-- Penyebab ISPA - Virus dan bakteri Alergen spesifik yaitu alergi yang disebabkan oleh debu asap dan udara dingin atau panas. Perubahan cuaca dan lingkungan Aktifitas kondisi dimana anak memiliki kegiatan yang banyak tanpa memperhatikan kondisi tubuh atau daya tahan tubuh. Asupan gizi Yang kurang.
-- Pencetus ISPA Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran mukosa bersilia (silia = rambut-rambut halus). Udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa.

-- Tanda dan Gejala - Suhu badan balita <37C Terdapat Batuk Terjadi Pilek Hidung tersumbat karena adanya discharge atau cairan di rongga hidung anak, discharge hidung sering dimulai sebagai discharge yang jernih kemudian kental berwarna kuning Purulen Nafas anak cepat, pada anak usia l2 bulan sampai 5 tahun pernafasannya <40x/i Nafas berbunyi wheezing Nyeri pada tenggorokan Terkadang anak tidak mau minum Komplikasi ISPA

Komplikasi ISPA Asma Kejang demam Tuli Syok

Pencegahan ISPA pada Balita Perbaikan peningkatan gizi pada bal ita Penyusunan atau pengaturan menu Cara pengolahan makanan Variasi menu Perbaikan dan santasi lingkungan Pemeliharaan Kesehatran perorangan

Tindakan preventif Memberikan imunisasi pada gorongan yang rentan terhadap penyakit tertentu Isolasi terhadap penderita ISPA Perawatan dan pengobatan ISPA di rumah Perawatan ISPA di rumah Memberi makan Pemberian cairan atau minuman Menjaga kelancaran pernafasan Bersihkan hidung Mengatasi panas Istirahat Mengamati tanda-tanda bahaya yang mungkin timbul seperti sesak nafas

PENUTUP
Kesimpulan ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada anak-anak dengan gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul secara bersamaan. Penyebab ISPA yaitu virus, bakteri, alergen spesifik, perubahan cuaca dan lingkungan, aktifitas, dan asupan gizi yang kurang. Komplikasi ISPA adalah asma, demam kejang, tuli, syok. Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan penbaikan gizi dan peningkatan gizi pada balita penyusunan atau pengaturan menu, cara pengolahan makanan, variasi menu, perbaikan dan sanitasi lingkungan, pemeliharaan kesehatan perorangan. Saran Untuk mengurangi angka kejadian ISPA pada balita, dalam hal ini penulis menyarankan agar semua pihak baik keluarga maupun instansi kesehatan lebih memperhatikan pola hidup sehat dan tidak membuang batuk sembarangan dan mengolah makanan sebaik mungkin.

You might also like