You are on page 1of 4

Nama Prodi MENGENAL ALAT UKUR

: Teguh Suprihanto : Teknik Mesin

VERNIER CALIPER
Daftar isi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pendahuluan Tata nama Kegunaan Vernier caliper Cara mengetahui akurasi pembacaan vernier caliper Teknik mengukur Membaca hasil pengukuran

1. Pendahuluan Dalam keseharian, kita tidak lepas dari yang namanya mengukur. Baik mengukur luas tanah, mengukur ketinggian bangunan dan lain lain. Demikian juga dalam dunia teknik, pengukuran merupakan salah satu hal yang paling mendasar yang harus di ketahui oleh seorang teknisi. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari / mengenalkan salah satu alat ukur yang cukup komplit dan akurat. Di katakan komplit karena alat ini dapat di gunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, diameter luar, diameter dalam, serta kedalaman / tinggi suatu benda. Dikatakan akurat karena alat ini dapat mengukur dengan tingkat akurasi sampai dengan 1/100 mm (0.01 mm). Alat tersebut di kenal dengan nama Vernier Caliper, ada juga yang menyebutnya dengan jangka sorong atau sigmat.

2. Tata Nama

Hal 1 dari 4

1. Inside measuring jaws (rahang ID) 2. Clamp screw 3. Slider 4. Depth bar 5. Main beam 6. Reference surface 3. Kegunaan Vernier caliper.

7. Main scale (Skala utama) 8. Vernier scale (Skala nonius) 9. Outside measuring jaws (rahang OD) 10. Step measuring face 11. Thumb clamp 12. Fine-adjustment

Seperti di tunjukkan pada gambar diatas, pada vernier caliper terdapat 4 titik / tempat yang dapat di gunakan untuk perantara dalam melakukan pengukuran, yaitu : Inside measuring jaws, ini di peruntukkan untuk melakukan pengukuran panjang / diameter dalam suatu benda. Depth bar, dapat dipergunakan untuk mengukur kedalaman celah atau lubang suatu benda. Outside measuring jaws, biasa dipergunakan untuk mengukur panjang atau diameter luar suatu bend, dan terakhir Step measuring face, bagian ini di peruntukkan untuk mengukur tingkatan / step / ketinggian suatu benda. 4. Cara mengetahui akurasi pembacaan vernier caliper Untuk dapat mengetahui seberapa akurat vernier yang sedang kita pakai dapat dengan melihat tulisan yang tertera di sebelah kanan skala nonius (vernier scale). Biasanya di sana tertera 0.01mm, 0.02mm atau 0.05mm yang menunjukkan akurasi alat tersebut. Cara lain bisa di dapat melalui perhitungan. Sebagai berikut : Vernier caliper dengan satuan mm Akurasi = 1 / jumlah skala nonius . Contoh. Pada gambar di samping, sebuah vernier dengan jumlah skala nonius 50, maka ketelitian alat tersebut adalah = 1/50) = 0.02 mm.
Hal 2 dari 4

Vernier caliper dengan satuan inci Akurasi = 1 skala utama / jumlah skala nonius . Catatan. 1 skala utama = 1 / jumlah garis skala dalam 1 inci. Contoh. Pada gambar di samping, sebuah vernier dengan jumlah skala utama dalam 1 inci terdapat 40 skala, dan jumlah skala nonius 25, maka ketelitian alat tersebut adalah , = 1/ 40 / 25 = 0.001 inci. 5. Teknik mengukur Measuring Force (tekanan saat mengukur) : Pada saat pengukuran, jangan menekan / mendorong rahang caliper ke benda yang di ukur terlalu kuat, tekanan yang berlebih dapat berakibat pada kesalahan pengukuran dikarenakan terjadinya deviasi pada rahang caliper. (lihat gambar no. 1 di samping ini) Kesalahan Paralaks, adalah kesalahan membaca hasil pengukuran dikarenakan arah penglihatan miring / tidak tegak lurus terhadap scala vernier. (lihat gambar no. 2 di samping ini) Pada saat mengukur bagian luar suatu benda, letakkan

Hal 3 dari 4

benda yang di ukur sedekat / sedalam mungkin ke dalam jepitan kedua rahang. (lihat gambar no. 3 di samping ini) Pada saat mengukur bagian dalam suatu benda, masukkan rahang ID sedalam mungkin ke benda yang di ukur. (lihat gambar no. 4 di atas ini) Pada saat mengukur kedalaman, tempatkan depth bar tegak lurus dengan permukaan yang di ukur. (lihat gambar no. 5 di atas ini) Saat mengukur step / benda bertingkat, step-measuring pada vernier harus duduk dengan baik pada permukaan benda yang di ukur. (lihat gambar no. 6 di atas ini) 6. Membaca hasil pengukuran Membaca hasil pengukuran dengan vernier caliper dapat dilakukan dengan menambahkan hasil pembacaan skala utama di tambah hasil pembacaan skala nonius. Perhatikan contoh contoh berikut : A : Skala utama B : Skala nonius (dengan menghitung posisi skala yang lurus dengan skala utama di kali dengan akurasi alat) C : hasil pembacaan = A+ B A=9 B = 3 x 0.05 = 0.15 C = 9 + 0.15 = 9.15 mm

A = 31 B = 7 x 0.05 = 0.35 C = 31 + 0.35 = 31.35 mm

A = 3.35 B = 15 x 0.001 = 0.015 C = 3.35 + 0.015 = 3.365 inci

Catatan. Sumber di dapat dari internet, manual book Mitutoyo, dan pengalaman pribadi.
Hal 4 dari 4

You might also like