Professional Documents
Culture Documents
Wajib mencantumkan tanggal di bagian kolom kiri,setiap perkuliahan Tulis jumlah paraf dosen pada saat akhir perkuliahan
Pendahuluan Pemberian Kuasa (Lastgeving) Penyelesaian Perkara Perdata Gugatan Upaya Menjamin Hak (Sita Jaminan) Pemeriksaan Di Persidangan Pembuktian Putusan Hakim (Vonnis) Upaya Hukum (Recht Middelen) Pelaksanaan Putusan Hakim (Eksekusi)
Bab I Pendahuluan
Hukum Acara, hukum proses, hukum formil Hukum Acara : hukum yang mengatur caranya menjamin ditaatinya hukum perdata material dengan perantara hakim agar memperoleh perlindungan hukum untuk mencegah tindakan menghakimi sendiri (eigenrichting) Ps.666 ayat 3 BW, 2 pendapat mengenai tindakan menghakimi sendiri :
Tidak dibenarkan, negara telah menyediakan upaya untuk memperoleh perlindungan hukum melalui pengadilan Tidak dibenarkan, akan tetapi abapila peraturan yang ada tidak cukup memberikan perlindungan, maka tindakan menghakimi sendiri secara tidak tertulis dibenarkan.
Hukum Proses : Rangkaian perbuatan hukum yang mengatur cara atau apa saja yang dilakukan agar hukum materil dapat diwujudkan Hukum Formil : hukum yang mengutamakan kebenaran cara dan bentuk agar substansi hukum materil dapat dilaksanakan
Perbedaan : H.Acara Pidana : hak yang dilanggar bersangkutan dengan kepentingan umum H.Acara Perdata : hak yang dilanggar bersangkutan dengan kepentingan pribadi
Tuntutan hak yang mengandung sengketa Gugatan, sekurangkurangnya dua pihak Tuntutan hak yang tidak mengandung sengketa Permohonan, hanya satu pihak saja Timbulnya perkara perdata karena inisiatif pihak penggugat, bukan inisiatif hakim
Persidangan Perdata
1. Tuntutan hak tidak mengandung sengketa /peradilan tidak sesungguhnya (Voluntaire Jurisdictie). Ciri- cirinya :
Mengadili perkara tidak mengandung konflik atau sengketa, melainkan tuntutan hak berupa permohonan Hanya terdapat satu pihak, tanpa lawan Produk pengadilan berupa Penetapan (Bechikking) atau putusan menerangkan,menetapkan (declaratoir) Penetapan mempunyai kekuatan hukum mengikat pada diri pemohon sendiri dan pihak ketiga Penetapan tidak memerlukan pertimbangan atau alasan Aturan BW buku ke IV tidak berlaku Contohnya ; penetapan wali hakim, ahli waris, permohonan kewarganegaraan, pengangkatan anak, penetapan pengampuan
UU Kekuasaan Kehakiman, 48 tahun 2009 UU Mahkamah Agung, 5 tahun 2004 UU No.2 tahun 1986 ttg Peradilan Umum jo UU No.8 tahun 2004 jo UU No.49 tahun 2009 ttg Perubahan kedua UU No.2 tahun 1986 ttg Peradilan Umum SEMA Yurispurdensi Perjanjian Internasional
Peradilan dilakukan demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan yang maha Esa. Pada kepala Putusan hakim.
Fungsinya : memberi kekuatan eksekutorial pada putusan hakim. Kekuatan eksekutorial adalah kekuatan untuk dilaksanakan apa yang ditetapkan dalam putusan itu secara paksa oleh alat negara.
Asas Sidang Terbuka Untuk Umum, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang
Artinya setiap orang diperbolehkan hadir dan mendengarkan pemeriksaan di persidangan Tujuan asas ini adalah menjamin objektifitas peradilan, sebagai social control oleh masyarakat. Akan tetapi pada pembacaan putusan harus dalam sidang yang terbuka untuk umum, apabila putusan diucapkan dalam sidang yang tidak dinyatakan terbuka untuk umum berarti putusan tersebut tidak sah, tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengakibatkan batalnya putusan menurut hukum
P. Militer
UU No. 31 tahun 1997 Peradilan yang memeriksa dan mengadili perkara pidana yang khusus dilakukan oleh anggota TNI
P. Agama
UU No. 50 tahun 2009 Orang Muslim dan Perdata Tertentu seperti perkawinan, perceraian, warisan, hibah, wasiat, wakaf, sadaqoh
P. TUN
UU No. 51 tahun 2009 Mengadili perkara yang timbul akibat tindakan penguasa yang berupa penetapan (Beschikking) yang merugikan orang lain secara individu
P. Niaga
UU No. 37 tahun2004 Mengadili perkara kepailitan
P. Tipikor
UU No. 46 tahun 2009, mengadili perkara tindak pidana korupsi
Pembagian PN dan PT
Berdasarkan Volume Perkara, Luas Wilayah, dan Potensi Daerah, yaitu : PN Klas I A,
P. Perdata > 300/thn P. Pidana > 800/thn
PN Klas I B,
P. Perdata < 300/thn P. Pidana < 800/thn
PN Klas II A,
P. Perdata < 150/thn P. Pidana < 400/thn
PN Klas II B,
P. Perdata < 60/thn P. Pidana < 200/thn
Klas A : Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Ujung Pandang Klas B : Aceh, Padang, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Manado, Ambon dan Jayapura
STRUKTUR ORGANISASI
1. Ketua PN/PT
Pengalaman 10 tahun sebagai hakim PN/PT 5 tahun bagi hakim PT yang pernah menjabat ketua PN WNI, Pegawai Negeri, Sarjana Hukum, min 25 tahun, berwibawa, adil, jujur, bertaqwa, setia kepada Pancasila dan UUD 45 Dalam tugasnya dibantu oleh panitera pengganti Tugas nya menyelenggarakan administrasi perkara Mengikuti dan mencatat jalannya persidangan Dalam perkara perdata bertugas melaksanakan putusan pengadilan Membuat salinan putusan
2. Hakim
3. Panitera
Dalam tugasnya dibantu oleh juru sita pembantu Melaksanakan semua perintah ketua sidang Menyampaikan pengumuman, teguran, protes dan pemberitahuan putusan pengadilan Melakukan penyitaan atas perintah ketua pengadilan Membuat berita acara penyitaan
Zaman Hindia Belanda (1848-1942) a. H.L.Wichers ditugaskan pemerintah HB menjabat ketua Hooggerechtshof (MA) di Batavia b. Tidak membenarkan praktek pengadilan yang memeriksa, memutus perkara perdata untuk gol.Bumiputera menggunakan aturan gol.Eropa tanpa landasan UU c. Dengan peraturan Gubjen J.J.Rochussen,memerintahkan Wichers merancang Reglement tentang administrasi Polisi, acara perdata dan acara pidana bagi Bumiputera sekaligus gol.Timur Asing di Jawa-Madura. Disamakan kecerdasan sama d. Rancangan yg telah disahkan tsb lazim disebut Het Inlandsch Reglement (HIR) e. Menyusul kemudian aturan untuk luar jawa-madura yang disebut dengan Rechtsreglement voor de Buitenwesten (RBg), Stb 1927 No.227
Susunan Peradilan
Jawa-Madura - Hooggerechtshof - Raad van Justitie - Residentiegerecht - Landrecht Luar Jawa-Madura Hooggerechtshof Raad van Justitie Residentiegerecht Landrecht Magistraadgerecht
- Landraad - Districtgerecht
Zaman Jepang UU No.1 tahun 1942 yang menentukan bahwa untuk sementara waktu segala UU dan peraturan dari pemerintah Hindia Belanda dahulu terus berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan balatentara Jepang Tidak ada perubahan dalam hukum materill, hanya perubahan penyederhanaan sistem peradilan dengan sistem hakim tunggal, menjadi : Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Swapraja, Peradilan Adat dan Peradilan Militer.
Periode RIS UU No. 7 tahun 1947 tentang susunan keluasaan MA dan Kejaksaan Agung UU No.20 tahun 1947 tentang Banding di jawa-madura,dan RBg diluar Jawa-madura 4 lingkungan peradilan ; umum, agama, adat dan militer Periode 1950-1959 Menghapus pengadilan khusus,hanya meninggalkan PN yang berkuasa pada tingkat pertama memeriksa,mengadili UU No.1 tahun 1951 ttg susunan peradilan umum, yaitu PN, PT dan MA
Periode 5 Juli 1959- 11 Maret 1966 UU No.19/1964 ttg Ket.Pokok kekuasaan kehakiman UU No.13 tahun 1965 ttg Pengadilan dalam Peradilan Umum 4 lingkungan peradilan, yaitu : Peradilan umum,peradilan agama, peradilan militer, peradilan TUN Namun kedua UU tsb memberikan eksekutif dapat intervensi perkara,pengadilan,peradilan, bertentangan dengan UUD45 Orde baru,Digantikan dgn UU No.14 tahun 1970 ttg Pokok Kekuasaan Kehakiman dan UU No.2 tahun Peradilan Umum. Belum ada HaPdt yg berlaku secara Universal,seperti HaPidana (UU No.8/1981)
Pengaturan Lastgeving
Hukum Formil HIR,RBg & Brv Hukum Materill, BW/KUHPerdata, UU No.18 tahun 2003 ttg Advokat
Advokat : orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan UU ini. Jasa Hukum : jasa yang diberikan advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili,mendampingi,membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien Kuasa Insidential : memberikan jasa dalam bidang hukum hanya untuk sekali saja (1 perkara). Orang yang dapat menjadi kuasa insidential,yaitu :
Mempunyai hub.keluarga dengan salah satu pihak sampai derajat ketiga Mereka yang ada hubungan kerja dengan suatu instansi Mereka yang termasuk salah satu pihak dalam perkara
Persyaratan Advokat
See Pasal 3 UU No.18/2003: WNI, tinggal di Indonesia, tidak berstatus PNS/Pejabat Negara Berusia min.25 tahun Berijazah Sarjana, latar belakang pendidikan hukum Lulus ujian advokat yang diadakan organisasi advokat Magang min 2 tahun terus menerus pada kantor advokat Tidak pernah dipidana dengan ancaman 5 tahun > Berprilaku baik, jujur, bertanggung jawab,adil dan integritas tinggi.
Secara Tertulis Dengan menunjuk nama orang yang diberi kuasa di dalam surat gugatan. Dengan Surat Kuasa Khusus :
mencantumkan identitas pemberi dan penerima kuasa Mencantumkan lawan dan objek perkara Mencantumkan pengadilan tempat berperkara Mencantumkan hal-hal yang dikuasakan (jika perlu) cantumkan pemberian hak substitusi (memberikan kuasa kepada orang lain)
Non-Litigasi
Arbitrase ADR
Tuntutan Hak harus mempunyai kepentingan hukum yang cukup merupakan syarat utama dapat diterimanya tuntutak hak oleh pengadilan guna diperiksa Gugatan harus diajukan oleh orang yang mempunyai hubungan hukum dan kepentingan.
Fundamental Petendi terdiri dari dua bagian, yaitu : Uraian tentang kejadian atau bagian peristiwa yang merupakan penjelasan duduk perkara. Kejadian yang nyata yang mendahului peristiwa hukum, sejarah asal mula terjadinya hak Uraian tentang adanya hak atau hubungan hukum yang menjadi dasar yuridis daripada tuntutan
See Pasal 1865 BW, barang siapa yang mengaku mempunyai suatu hak atau menyebut suatu peristiwa untuk meneguhkan haknya atau untuk membantah hak orang lain, harus membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut
Petitum, putusan yang diharapkan/dimintakan agar diputuskan hakim, harus jelas dan sempurna (tidak bertentangan satu dengan lainnyaobscuurlibel),hendaknya bersifat tunggal, sehingga apabila terjadi, makan tidak diterimanya gugatan.
Misal