You are on page 1of 9

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Peneliti menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional study untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dan mekanisme koping yang digunakan oleh mahasiswa angkatan pertama (A 2008) Program Studi Ilmu Keperawatan yang menjalani kurikulum berbasis kompetensi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukkan di kampus Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Alasan peneliti memilih tempat ini sebagai lokasi penelitian dikarenakan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau merupakan institusi yang memiliki mahasiswa yang sedang menjalankan kurikulum berbasis kompetensi pada saat ini. 2. Waktu penelitian Kegiatan penelitian dimulai dari persiapan sampai seminar hasil riset yaitu dari bulan September 2011 sampai bulan April 2012. Untuk lebih jelasnya jadwal penelitian secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.

26

27

Tabel 1 Jadwal kegiatan penelitian


Kegiatan Waktu Pelaksanaan Sep 4 Perumusan Masalah Penyusunan Proposal Seminar Proposal Pelaksanaan Penelitian Pengolahan Data Hasil Penelitian Seminar Hasil Penelitian Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi penelitian Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notodmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Riau yang sedang menjalankan kurikulum berbasis kompetensi tahun angkatan 2008 yang berjumlah 50 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi (hidayat, 2007). Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, yaitu penganbilan sampel dengan cara menjadikan seluruh anggota populasi menjadi sampel (Yani, 2009). Sampel dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa A 2008 yang berjumlah 50 orang.

28

D. Etika Penelitian Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka etika harus diperhatikan (Hidayat, 2007). Dalam melakukkan penelitian ini, peneliti mengajukkan permohonan izin kepada ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau. Setelah mendapat izin penelitian, peneliti melakukkan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi:
1.

Lembaran persetujuan menjadi responden (Infomend Consent) Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti.

Peneliti juga menjelaskan maksud, tujuan, dan manfaat penelitian kepada responden yang akan diteliti. Jika bersedia untuk diteliti, maka mereka harus menandatangani persetujuan tersebut dan jika tidak bersedia menjadi responden, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.
2.

Tanpa Nama (Anonimity) Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan identitas responden pada lembaran pengumpulan data yang akan diisi oleh responden. Lembaran tersebut hanya diberi kode tertentu atau cukup dengan memberikan inisial nama.
3.

Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti. Pada penelitian

ini dijelaskan data dan identitas responden yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan pengolahan data dan kemudian akan dimusnakan setelah selesai diolah.

E. Alat Pengumpulan Data

29

Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Instrumen terdiri atas 3 bagian yaitu bagian pertama mengenai data demografi responden meliputi umur dan jenis kelamin. Bagian kedua kuesioner bertujuan untuk mengukur tingkat stress peneliti menggunakan Deppresion Anxiety Stree scala (DASS) oleh Lovibond (1995). DASS adalah seperangkat skala subyektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional. Pertanyaan kuesioner tingkat stres terdiri dari 17 pernyataan negative. Tingkat stres pada instrumen ini berupa rendah, sedang, tinggi. Peneliti menggunakan skala Likert, untuk mengukur pertanyaan negative dengan nilai scoring nilai jika jawaban tidak pernah bernilai 4, kadang-kadang bernilai 3, sering bernilai 2 dan selalu bernilai 1. Interval pengelompokan tingkat stres dihitung berdasarkan jumlah skor total dari 17 item pertanyaan yang dikalikan dengan skor terbesar yaitu 17x4=68. Untuk mendapatkan interval nilai masing-masing tingkat stres maka jumlah skor total dibagi empat yaitu 68:4=17. Hasil perhitungan tersebut diaplikasikan kedalam masing-masing tingkat stres, yaitu 17-34 = tingkat stres rendah, 35-51 = tingkat stress sedang, dan 52-68 = tingkat stres tinggi. Pembagian tingkat stres rendah, sedang, tinggi dikarenakan item pertanyaan menurut skala DASS dari Lovibond (1995). Dengan skor tertinggi 68 poin dan terendah 17 poin. Pada bagian ketiga dari kuesioner bertujuan untuk mengukur mekanisme koping mahasiswa terdiri dari 14 pernyataan yang dibedakan atas 6 pernyataan positif (pernyataan no 1, 3, 5, 7, 9, 11) dan 6 pernyataan negative (2, 4, 6, 8, 10, 12). Peneliti juga menggunakan skala Likert, untuk mengukur pertanyaan positif dengan nilai scoring jika jawaban tidak pernah bernilai 1, kadang-kadang bernilai 2, sering bernilai 3 dan selalu bernilai 4. Untuk pernyataan negative dengan nilai scoring jika jawaban tidak pernah bernilai 4, kadang-kadang bernilai 3, sering bernilai 2 dan selalu

30

bernilai 1. Skor tertinggi didapat apabila responden mendapat nilai 56 dan skor terendah 14 dengan kriteria positif 33 median dan negative 33 median. Sebelum kuesioner dibagikan, terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas pada mahasiswa A 2009 yang sedang menjalani kurikulum berbasis kompetensi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau dengan jumlah responden 20 orang. Menurut Notoatmodjo (2005), untuk menguji ketepatan kuesioner yang akan digunakan, telah dilakukan uji coba paling sedikit pada 20 orang responden yang karakteristiknya mirip dengan sampel penelitian. Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan bahwa alat ukur tersebut memang mengukur apa yang akan diukur. Sedangkan uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2005). Uji instrumen dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor total dan skor butir dari setiap pertanyaan. Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh r hitung dengan rentang (0,363-0,756) untuk variabel tingkat stres dan (0,018-0,768) untuk variabel mekanisme koping dengan r tabel (0,444) dari 20 perhitungan terdapat 3 buah pertanyaan pada variabel tingkat stres dan 2 buah pertanyaan pada variabel mekanisme koping tidak valid. Pertanyaan yang tidak valid tersebut dihilangkan kemudian dilakukan perhitungan kembali dan diperoleh nilai r hitung (0,462-0,774)untuk variabel tingkat stres dan (0,588-0,761) untuk variabel mekanisme koping sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Kemudian dilakukan uji reabilitas dengan membandingkan alpha dengan r tabel dimana diperoleh nilai Alpha (0,920 untuk tingkat stres dan 0,930 untuk mekanisme koping) dan dengan r tabel(0,444) didapat Alpha > r tabel maka pertanyaan dinyatakan reliabel. F. Prosedur Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Penelitian Pengumpulan data dilakukan di tempat penelitian dengan prosedur sebagai berikut :

31

1.

Setelah proposal penelitian mendapat persetujuan dari pembimbing,

selanjutnya peneliti mengurus surat permohonan izin penelitian ke PSIK UR.


2.

Sebelum kuesioner disebar, peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas

reliabilitas untuk memastikan kevalidan kuesioner


3.

Setelah melakukan uji validitas da reliabilitas peneliti mendatangi responden

sesuai kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.


4.

Menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta jaminan terhadap hak-hak

responden. 5. Jika bersedia menjadi responden maka responden diminta untuk

menandatangani lembaran persetujuan untuk menjadi responden.


6.

Peneliti membagikan lembaran kuesioner kepada responden. Setelah kuesioner diisi, peneliti langsung mengumpulkan untuk diperiksa

7.

kelengkapannya. 8. Apabila datang yang terkumpul belum lengkap, responden diminta

melengkapi saat itu juga. 9. Setelah pengumpulan data selesai, peneliti melakukan analisa dengan

statistik. G. Defenisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diteliti, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian, sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2007). Definisi operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.

32

Tabel 2. Defenisi Operasional


No 1. Variabel Tingkat stress Definisi Operasional Tingkatan Stres adalah hasil penilaian terhadap ringan, sedang, beratnya stres yang dialami individu. Mekanisme koping merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan mengatasi situasi stres yang menekan akibat masalah yang sedang dihadapinya denagan cara melakukan perubahan koknitif maupun prilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya. Alat Ukur kuesioner Skala Ordinal Hasil Ukur 34 51 68 Rendah 17Sedang Tinggi 3552-

2.

Mekanisme koping

Kuesioner

Ordinal

Positif, apabila 33 Median Negative, apabila 33 Median

H. Pengelolahan dan Analisa Data Setelah data terkumpul maka data tersebut diolah menurut langkah-langkah analisa data sebagai berikut : 1. Pengolahan data a. Editing Memeriksa kembali hasil kuesioner yang telah diisi responden dan melihat apakah masih ada data yang belum lengkap atau tidak sesuai dengan petunjuk pengisian. Jika masih ada data yang belum lengkap atau tidak sesuai maka responden diminta untuk mengisi kembali. b. Coding Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan atau sebaliknya. Untuk mempermudah peneliti melakukkan proses analisis data, peneliti memberikan kode pada lembar

33

kuesioner yang telah diisi oleh responden. Pemberian kode ini meliputi jenis kelamin responden dimana laki-laki diberi kode 1 dan perempuan diberi kode 2. c. Entry data Memasukan data yang diperoleh dari kuesioner ke dalam program komputer. Data dapat dimasukkan ke dalam table distribusi frekuensi. d. Cleaning data Memeriksa kembali apakah ada kesalahan dalam pemasukan data ke dalam program komputer. e. Processing Data selanjutnya diproses dengan mengelompokkan data ke dalam variabel yang sesuai yaitu variabel tingkat stres dan mekanisme koping untuk menentukan hasil masing-masing variabel. f. Analyzing Data yang telah dimasukkan kedalam program komputer dan sudah lengkap kemudian dianalisa dengan menggunakan anilisis univeriat dan bivariat. 2. Analisa Data Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan program komputer.

a.

Analisa Univariat Pada analisa univariat, seluruh variabel disusun dalam bentuk distribusi

frekuensi yang meliputi jenis kelamin, tingkat stres, dan mekanisme koping yang

34

digunakan oleh responden. Pada analisa univariat diperoleh gambaran tingkat stres, dan mekanisme koping yang digunakan oleh responden. b. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoadmodjo, 2005). Analisa ini digunakan untuk melihat hubungan antara data kategorik dengan katagorik yaitu pada variabe tingkat stres dan mekanisme koping. Pada variabel stres, data dikelompokkan atau dikategorikan menjadi rendah, sedang, tinggi, sedangkan variabel mekanisme koping dikategorikan menjadi positif dan negatif berdasarkan nilai pemusatan. Kemudian data diolah dengan menggunakan analisa chi-squere dengan derajat kepercayaan () 0,05 dan Confidence Interval (CI) 95%. Apabila diperoleh nilai p berarti ada hubungan antara dua variabel sedangkan jika nilai p> maka kedua variabel tersebut tidak memiliki hubungan.

You might also like