Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2008
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Upaya preventif yang dapat dilakukan Pemerintah
2.1.1 Upaya preventif terhadap peraturan dalam hukum Positif
Indonesia
a.dalam UU no.5 tahun 1974
sebelum Indonesia mengalami masa reformasi,sebenarnya sudah
mengenal adanya langkah preventif yang dapat dilakukan
pemerintah.semua rancangan peraturan daerah (raperda) harus
disampaikan terlebih dahulu kepada menteri dalam negeri untuk
menilai apakah raperda tersebut bertentangan dengan peraturan
yang lebih tinggi atau tidak dan juga apakah bertentangan
dengan ketertiban umum.
b.dalam UU no 22 tahun 1999
karena dalam pengaturan uu no.5 tahun 1974 mengandung
kepentingan sentralisasi pusat maka dalam uu no.22 tahun 1999
kewenangan preventif dihapuskan. Hal ini berkaitan dengan
upaya untuk menciptakan otonomi daerah yang bertanggung
jawab dan mengurangi campur tangan (intervensi) dari
pemerintah pusat.
c.pengaturan dalam UU no.32 tahun 2004
dalam UU no.32 tahun 2004 ini menghidupkan kembali upaya
preventif pemerintah,hal ini dikarenakan dalm Uu no.22 tahun
1999 terlalu berlebihan
untuk lebih memperjelas hal itu kita dapat melihat dalam pasal
145
(1) Perda disampaikan kepada Pemerintah paling lama 7 (tujuh)
hari setelah
ditetapkan.
(2) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan
yang lebih
tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah.
(3) Keputusan pembatalan Perda sebagaimana dimaksud pada
ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 (enam
puluh) hari
sejak diterimanya Perda sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
(4) Paling lama 7 (tujuh) hari setelah keputusan pembatalan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), kepala daerah harus
memberhentikan
pelaksanaan Perda dan selanjutnya DPRD bersama kepala
daerah
mencabut Perda dimaksud.
(5) Apabila provinsi/kabupaten/kota tidak dapat menerima
keputusan
pembatalan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dengan alasan
yang dapat dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan,
kepala
selain contoh diatas ada perlu juga kita lihat UU yang sama
pasal 145 yang berbunyi “(1) Perda disampaikan kepada
Pemerintah paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.
(2) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan
yang lebih
tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah.
(3) Keputusan pembatalan Perda sebagaimana dimaksud pada
ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 (enam
puluh) hari sejak diterimanya Perda sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(4) Paling lama 7 (tujuh) hari setelah keputusan pembatalan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), kepala daerah harus memberhentika
pelaksanaan Perda dan selanjutnya DPRD bersama kepala
daerah mencabut Perda dimaksud.
(5) Apabila provinsi/kabupaten/kota tidak dapat menerima
keputusan
pembatalan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dengan alasan
yang dapat dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan,
kepala
daerah dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah
Agung.
(6) Apabila keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dikabulkan
sebagian atau seluruhnya, putusan Mahkamah Agung
tersebut
menyatakan Peraturan Presiden menjadi batal dan tidak
mempunyai
kekuatan hukum.
(7) Apabila Pemerintah tidak mengeluarkan Peraturan Presiden
untuk
membatalkan Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Perda
dimaksud dinyatakan berlaku
Dua contoh pasal diatas tentunya dapat memberikan kita
penjelasan tindakan represif pemerintah terhadap peraturan
daerah yang akan disahkan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pemerintah dalam melaksanakan kewenangannya sebagai
(exekutif review)mempunyai dua cara yang dapat dilakukan
yang pertama adalah tindakan preventif dan yang kedua
tindakan represif. Tindakan preventif adalah tindakan yang
dilakukan pemrintah untuk mencegah terjadinya sengketa
setelah sebuah keputusan atau peraturan dikeluarkan.
Sedangkan tindakan represif digunakan pemerintah untuk
menyelesaikan jika ada sengketa yang timbul akibat
dikeluarkannya suatu keputusan atau peraturan.
3.1 Saran
Dari penulisan makalah ini semoga dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Baik itu penulis sendiri pada khususnya atau
pembaca pada umumnya. Akhirnya jika ada penulisan kata yang
kurang tepat atau ada kritik yang membangun dan saran untuk
memperbaiki tulisan ini,kami akan dengan senang hati
menerimanya
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
M.Hadjon,Philipus dkk. 2005. Pengantar Hukum Administrasi
Indonesia. Jogjakarta : Gajah Mada University Press.
M.Hadjon,Philipus. 1987. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Di
Indonesia. Surabaya: PT. Bina Ilmu
Assidhiddiqie, Jimly.2006.Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara.
Jakarta : Sekretariat Jendral dan kepaniteraan MK
Lain –lain :
Jimly Asshidiqie.Norma hukum dan Keputusan Hukum
Herlambang Perdana W.Slide tentang peraturan daerah
Yance arizona.Disparitas Pengujian Peraturan Daerah Suatu
Tinjauan Normatif
Internet :
www.legalitas.org
www.google.co.id