You are on page 1of 7

Tugas Manajemen Keuangan Lecturer: H. Arfan Neno, SE., MBA.

Nama Stambuk

: Ibnu Abbas : C 201 11 034

Pengertian Rasio Keuangan Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka yang berada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Artinya jika hanya dengan melihat apa adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih berarti apabila kita bandingkan antara satu komponen dengan komponen yang lainnya. Caranya adalah dengan mambandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan nama analisis rasio keuangan. Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Atau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang-orang yang duduk dalam manajemen ke depan. Dalam praktiknya, analisis rasio keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi sebagai berikut : 1. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca. 2. Rasio laporan Rugi laba, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari laporan rugi laba. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan rugi laba. 1. Ratio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto, 1997:25). Menurut Nitisemito (1989;107)

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar. Jadi likuiditas adalah menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP No. 9 tahun 1995 adalah: 1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. 2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun. Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alat-alat yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutanghutang jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh tempo. Rasiorasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Rasio lancar (Current Ratio) Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar. Current ratio dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar denganhutang lancar. Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar. Sedangkan hutanglancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang benar-benar dibayar. Rumus:

Contoh:

2) Rasio Cepat (Quick Ratio/ Acid Test Ratio) Acid test ratio adalah kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi. Rasio ini lebih tajam dari current ratio, karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar. Jika Current ratio tinggi tapi Quick ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Rumus:

Contoh:

2.

Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu. Aktivitas adalah suatu langkah dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses produksi suatu periode tertentu. Rasio aktivitas berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai harta. Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut: 1) Receivable Turnover (Piutang Dagang) Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang diberikan. Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut, yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata.

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. Contoh:

2) Cash Turnover (Perputaran kas) Perputaran kas adalah perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan nilai ratarata kas yang dimiliki oleh koperasi. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas. Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kasyang telah ditanamkan dalam modal kerja. Rumus :

Contoh:

3.

Rentabilitas/Profitabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan:

Menurut Bawsir ( 1997: 173) yang dimaksud rentabilitas adalah kemampuan dalam menghasilkan laba, baik dengan menggunakan data eksternal maupun dengan data internal. Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase.

Menurut Riyanto ( 1997: 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua, yaitu Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri. 1) Rentabilitas Ekonomi Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto, 1997: 36). Oleh karena pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan, maka Rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba.

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti penting dalam perusahaan, maka perlu diusahakan agar Rentabilitas meningkat. Tinggi rendahnya Rentabilitas dipengaruhi oleh dua faktor: 1.1) Profit margin Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang dinyatakan dalam persentase.

1.2) Turnover of Operating Asset (tingkat perputaran aktiva usaha) Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode tertentu. Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi penjualan bersih dengan modal usaha.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran operating asset dalam suatu periode tertentu. Hasil akhir dari percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power. Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset turnover, masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya earning power. Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai berikut:

2) Rentabilitas modal sendiri Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.

4.

Rasio Solvabilitas (Hutang)

Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunkan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi. Pengukuran rasio solvabilitas, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu : 1) mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk permodalan 2) melalui pendekatan rasio rasio laba rugi. Manfaat rasio solvabilitas (leverage) : 1) untuk menganalisi kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya. 2) untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajibanyang bersifat tetap. 3) untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva khususnya tetapdengan modal. 4) untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. 5) untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva 6) untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. 7) untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri. Initinya dengan analisis rasio solvabilitas, perusahaan akan mengetahui beberapa hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Jenis-jenis Rasio Solvabilitas Adapun jenis rasio solvabilitas yang sering digunkan perusahaan : 1) 2) 3) 4) 5) debt to asset ratio (debt ratio) debt to equity ratio long term debt to equity ratio times interest earned fixed charge coverage aktiva

1)

Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin kecil perusahaan dibiayai dari utang. Rumus:

2) Debt to Equity Ratio Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman (kreditor) dengan pemilik preusan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi bank (kreditor) semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar rasito yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugiaan atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga menunjukkan kelayakan dan resiko keuangan perusahaan. Rumus:

3) Long Term Debt to Equito Ratio (LTDtER) LTDeER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus:

4) Time Interest Earned Rasio ini merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini juga diartikan sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar kemungkinan perusahaan dapat bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Demikian pula sebaliknya apabila rasionya rendah semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya. Rumus :

Atau

>> EBIT= Earning Before Interest and Tax 5) Fixed Charge Coverage (FCC) Rasio ini sering juga disebut dengan Lingkup Biaya Tetap, merupakan rasio yang menyerupai Times Interest Ratio. Hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang. Rumus :

>> EBT= Earning Before Tax 5. Rasio Pertumbuhan

Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio), merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sector usahanya. 6. Pertumbuhan penjualan Pertumbuhan labe bersih Pertumbuhan perndapatan per saham Pertumbuhan dividen per saham

Rasio Penilaian

Rasio Penilaian (Valuatioan Ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. Rasio harga saham terhadap pendapatan Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku

You might also like