You are on page 1of 11

HUKUM NEWTON Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar mekanika antara gaya

klasik. Hukum pada ini menggambarkan benda hubungan

yang

bekerja

suatu

dan gerak yang

disebabkannya. Hukum ini telah dituliskan dengan pembahasaan yang berbeda-beda selama hampir 3 abad, dan dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut. Berarti jika resultan gaya nol, maka pusat

massa dari suatu benda tetap diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan (tidak mengalami percepatan).

Artinya :

Sebuah benda yang sedang diam akan tetap diam kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.

Sebuah benda yang sedang bergerak, tidak akan berubah kecepatannya kecuali ada resultan gaya yang tidak nol bekerja padanya.

2. Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap

dan

berbanding

terbalik

terhadap

M,

atau

F=Ma.

F = m (Kg) a (m/s2) = Kg m/s2 = Newton (N) Dengan F adalah total gaya yang bekerja, m adalah massa benda, dan a adalah percepatan benda. Maka total gaya yang bekerja pada suatu benda menghasilkan percepatan yang berbanding lurus. Massa yang bertambah atau berkurang dari suatu sistem akan mengakibatkan perubahan dalam momentum. Perubahan momentum ini bukanlah akibat dari gaya. Untuk menghitung sistem dengan massa yang bisa berubah-ubah, diperlukan persamaan yang berbeda. 3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar F kepada benda A. F dan F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagaiaksi dan F adalah reaksinya.

Benda apapun yang menekan atau menarik benda lain mengalami tekanan atau tarikan yang sama dari benda yang ditekan atau ditarik. Kalau anda menekan sebuah batu dengan jari anda, jari anda juga ditekan oleh batu. Jika seekor kuda menarik sebuah batu dengan menggunakan tali, maka kuda tersebut juga "tertarik" ke arah batu: untuk tali yang digunakan, juga akan menarik sang kuda ke arah batu sebesar ia menarik sang batu ke arah kuda. Hukum ketiga ini menjelaskan bahwa semua gaya

adalah interaksi antara benda-benda yang berbeda,[20] maka tidak ada gaya yang bekerja hanya pada satu benda. Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B, benda B secara bersamaan akan mengerjakan gaya dengan besar yang sama pada benda A dan kedua gaya segaris. Seperti yang ditunjukan di diagram, para peluncur es (Ice skater) memberikan gaya satu sama lain dengan besar yang sama, tapi arah yang berlawanan. Walaupun gaya yang diberikan sama, percepatan yang terjadi tidak sama. Peluncur yang massanya lebih kecil akan mendapat percepatan yang lebih besar karena hukum kedua Newton. Dua gaya yang bekerja pada hukum ketiga ini adalah gaya yang bertipe sama. Misalnya antara roda dengan jalan sama-sama memberikan gaya gesek. Secara sederhananya, sebuah gaya selalu bekerja pada sepasang benda, dan tidak pernah hanya pada sebuah benda. Jadi untuk setiap gaya selalu memiliki dua ujung. Setiap ujung gaya ini sama kecuali arahnya yang berlawanan. Atau sebuah ujung gaya adalah cerminan dari ujung lainnya.

Ketiga

hukum

gerak

ini

pertama

dirangkum

oleh Isaac

Newton dalam karyanya Philosophi Naturalis Principia Mathematica, pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687. Newton menggunakan karyanya untuk menjelaskan dan meniliti gerak dari bermacam-macam benda fisik maupun sistem.

STATIKA DAN TEGANGAN 1. STATIKA Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan benda, termasuk gaya -gaya yang bekerja pada sebuah benda agar benda terserbut dalam keadaan setimbangan. a. Gaya Di dalam ilmu fisika, gaya adalah apapun yang dapat

menyebabkan sebuah benda bermmasa mengalami percepatan. Gaya memiliki besar dan arah, sehingga merupakan besaran vektor. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton

(dilambangkan dengan N). Berdasarkan Hukum kedua Newton, sebuah benda dengan massa konstan akan dipercepat sebanding dengan gaya netto yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya.

Gambar Perpindahan benda dari A ke B akibat gaya F

Gaya yang bekerja pada benda di atas antara lain: Gaya berat (W) yang selalu berpusat pada titik beratnya dan arahnya selalu ke pusat gravitasi bumi. Gaya (F) dapat sejajar dengan permukaan benda atau membentuk sudut dengan permukaan tumpuan. Gaya F dapat menyebabkan masa (m) dari diam menjadi bergerak hingga memiliki percepatan sebesar a (m/s2), dapat dituliskan:

F = m (Kg) a (m/s2) = Kg m/s2 = Newton (N)


Bila gaya F dihilangkan benda (m) akan mengalami perlambatan hingga setelah waktu t detik benda akan berhenti (kecepatan v = 0). Hal ini karena benda melewati permukaan kasar yang memiliki gaya gesek(f) yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Besarnya f tergantungpadahargakoefisien geseknya (). Semakin kasar permukaan benda maka koefisien geseknya () akan semakin besar. Bila gaya gesek lebih besar dari gaya tarik (F), maka benda akan berhenti (v = 0). Gaya gesek (f) berbanding lurus dengan gaya normal (N) benda atau dapat dituliskan:

f = N Newton
N = gaya normal yang selalu tegak lurus permukaan benda (Newton) = koefisien gesek permukaan benda (tanpa satuan)

1) Menentukan besar dan arahnya gaya (resultan) Besarnya gaya dapat ditentukan oleh skala tertentu, misalnya 1 cm mewakili 1 Newton atau kelipatannya. Satuan gaya ditentukan oleh sistem satuan SI (standar internasional) yang dinyatakan dengan Newton (N). Garis lukisan gaya itu dapat diperpanjang sesuai besarnya gaya F. Titik tangkap gaya (A) dapat dipindahkan sepanjang lintasannya, asalkan besar, dan panjangnya tetap sama sesuai dengan gaya F.

Resultan gaya adalah dua atau lebih gaya yang tak sejajar dapat dijadikan sederhana menjadi satu resultan gaya tanpa mengubah efek transional maupun rotasional yang ditimbulkan benda dimana gaya-gaya tersebut bekerja.

Cara mencari resultan gaya: Paralellogram/jajaran genjang. Polygon gaya. Aljabar. Paralellogram/jajaran genjang Resultan gaya dinyatakan dengan diagonal jajaran genjang yang dibentuk oleh kedua vektor gaya.

atau

Metode Polygon gaya

Metode aljabar

Cara alajabar mengunakan hukum kosinus untuk mencari besarnya gaya, dan untuk mencari arahnya menggunakan hukum sinus.

conth soal1 sebuah pengait dikenakan 2 gaya F1 dan F2 tentukan besar dan arah resultan gaya FR?

jawaban: prosyeksikan garis F1 dan F2 sehingga membentuk sebuah jajaran genjang, untuk mencari FR gunakan hukum kosinus:

untuk mencari arahnya gunakan hukum sinus:

Menguraikan gaya Menguraikan gaya dapat dilakukan dengan menguraikan pada arah vertikal dan horizontal yang saling tegak lurus, atau masing-masing komponen sebagai sisi-sisi dari jajar genjang dengan sudut lancip tertentu yang mudah dihitung. Pada gambar di bawah ini diberikan contoh sebuah gaya F yang diuraikan menjadi F1 dan F2 yang membentuk sudut lancip Jika dua buah gaya dapat digantikan dengan sebuah gaya pengganti atau resultan, maka sebaliknya, sebuah gaya dapat diuraikan menjadi dua buah

gaya yang masing-masing disebut dengan komponen gaya menurut garis kerja yang sudah ditentukan.

contoh soal: sebuah mobil ditarik dengan gaya 500N dan membentuk sudut 300, hitung gaya Fx dan Fy? jawab:

Fx= F.COS 300 Fx= 500.COS 300 Fx= 433N Fy= F.SIN300 Fy= 500.SIN 300 Fy= 250N

You might also like