You are on page 1of 3

MODEL PERENCANAAN*

Disusun Oleh : Joko Setiawan (08.04.100)

Mata Kuliah : Kebijakan dan Perencanaan Sosial Dosen : Dr. Engkeu Agiati, M.Si dan Dra. Enung Huripah, M.Pd

SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL (STKS) BANDUNG Kamis, 21 Syawal 1431 H/30 September 2010 *** Untuk memahami prinsip-prinsip dalam perencanaan sosial dapat dilakukan melalui penelaahan terhadap model-model perencanaan sosial. Oleh sebab itu akan saya sajikan beberapa model perencanaan sosial (Gilbert and Specht, 1996) antara lain sebagai berikut: 1. Model Rasional Komprehensif Prinsip utama dari model ini adalah bahwa perencanaan merupakan suatu proses yang teratur dan logis mulai dari diagnosis masalah hingga pada pelaksanaan kegiatan atau penerapan program. Penekanan model ini terletak pada aspek teknis metodologis yang didasarkan atas faktafakta, teori-teori dan nilai-nilai tertentu yang relevan. Ciri model ini adalah bahwa masalah yang ditemukan harus didiagnosis, ditentukan pemecahannya melalui perancangan program yang komprehensif, baru kemudian diuji efektifitasnya sehingga diperoleh cara pemecahan masalah dan pencapaian tujuan yang paling baik. Beberapa kelemahan dari model ini adalah (Winarno, 2002) : a. Masalah dan alternatif yang diusulkan model ini bersifat

komprehensif, luas, dan mencakup berbagai sektor pembangunan sehingga membuat program yang diusulkan oleh para pembuat keputusan seringkali tidak mampu merespon masalah yang spesifik dan kongkrit.

1| Page

b. Teori rasional komprehensif seringkali tidak realistis karena informasi mengenai masalah-masalah yang dikaji dan alternatif-alternatif yang diajukan seringkali menghadapi hambatan, misalnya dalam hal waktu dan biaya. c. Para pembuat keputusan biasanya berhadapan dengan situasai konflik antar berbagai kelompok kepentingan. 2. Model Inkremental Prinsip utama model ini menyaratkan bahwa perubahan-perubahan yang diharapkan dari perencanaan tidak bersifat radikal, melainkan hanya perubahan-perubahan kecil saja atau penambahan-penambahan pada tujuan aspek-aspek dan program yang sudah ada. Model ini juga untuk menyarankan bahwa perencanaan tidak perlu menentukan tujuankemudian menetapkan kebijakan-kebijakan mencapainya. Yang diperlukan adalah menentukan pilihan terhadap kebijakan yang berbeda secara marginal saja. 3. Model Pengamatan Terpadu Model ini merupakan jalan tengah dari model yang pertama dan kedua yang memadukan unsure-unsur fundamental dan incremental. Keputusan yang fundamental dilakukan dengan menjajagi alternativealternatif utama dihubungkan dengan tujuan. Tetapi tidak seperti pendekatan rasional, hal-hal yang detail dan spesifik diabaikan sehingga pandangan yang menyeluruh dapat diperoleh. Sementra itu, keputusankeputusan yang bersifat tambahan atau incremental dibuat di dalam konteks yang ditentukan oleh keputusan-keputusan fundamental. Dengan demikian, masing-masing unsur dapat mengurangi kekurangankekurangan yang terdapat pada unsur lainnya. 4. Model Transaksi

2| Page

Prinsip utama model ini menekankan bahwa perencanaan melibatkan proses interaksi dan komunikasi antara perencana dan para penerima pelayanan. Oleh karena itu, model ini menyarankan bahwa perencanaan harus dapat menutup jurang komunikasi antara perencana dan penerima layanan yang membutuhkan rencana program. Caranya dapat dilakukan dengan mengadakan transaksi yang bersifat pribadi, baik lisan maupun tulisan secara terus menerus di antara mereka yang terlibat.

3| Page

You might also like