You are on page 1of 11

TUGAS AGAMA KRISTEN PROTESTAN EVALUASI HALAMAN 21, 38, dan 62 OLEH: KAMELIA SITORUS 120100242 FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

EVALUASI 1.3 (HALAMAN 21) 1. Penjelasan singkat dengan kata-kata sendiri tentang pengertian agama dan peranan agama dalam kehidupan manusia secara umum. Secara etimologi, berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya tidak kacau balau. Sehingga, diharapkan agama dapat menciptakan keadaan, kehidupan yang tidak kacau balau. Dalam bahasa Inggris agama disebut religion, berasal dari bahasa latin religare yang arti dasarnya adalah keterikatan. Maksudnya setiap orang yang menganut agama agama dengan sungguh tentulah terikat kepada agama yang dianutnya. Dalam bahasa Semit, agama disebut din yang berarti undang-undang atau hukum. Setiap agama mempunyai undang-undang atau hukum. Dari ketiga istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa agama itu mengikat penganutnya secara langsung atau tudak kepada undang-undang atau hokum yang ada dalam agama tersebut sehingga melalui kepatuhan orang yan gberagama kepada agamanya diharapkan aka nada kehidupan yang tidak kacau balau. Masyarakat kita sedang mengalami krisis ekonomi, politik, pendidikan hukum, dll. Pada dasarnya krisis ini disebabkan oleh krisis moral. Karena itu pemulihan dari krisis ini seharusnya diawali oleh pemulihan dalam krisis moral. Dan dasar dari itu semua adalah agama. Jika masyarakat memegang teguh peranan agama dalam kehidupan masing-masing, maka akan terbentuk kehidupan yang lebih baik dan harmonis.

2. Definisi bagi agama Kristen dan penjelasan singkat dengan menggunakan katakata sendiri mengenai perbedaan agama Kristen dengan agama-agama lain.

Agama Kristen adalah agama didasarkan kepada apa yang dinyatakan Allah lewat kesaksian dalam Alkitab, dan pengajaran keselamatannya didasarkan kepada pekerjaan penyelamatan Yesus Kristus. Perbedaan antara agama Kristen dengan agama lainnya adalah bahwa agama Kristen adalah sebuah agama penyataan. agama Kristen sebagai agama pernyataan memakai konsep dimana hal mengenai siapa dan seperti apakah Allah itu dinyatakan oleh Allah sendiri. Kita dapat melihat pernyataan Allah ini di dalam Alkitab. Alkitab mengandung perkataan-perkataan Allah tentang diri-Nya dan kehendak-Nya bagi kita. Sedangkan pada agama non-pernyataan keberadaan Tuhan bersumber dari pemikiran manusia sendiri. Awalnya, agama-agama primitif (misalnya agama Yunani Kuno) sering menggambarkan Allah atau para dewa memiliki sifat seperti manusia seperti saling bermusuhan dll. Kemudian manusia mulai berfikir memakai logika manusia bahwa tentulah Allah atau para dewa bukan seperti manusia tetapi berada di luar manusia dan memiliki kemampuan jauh di atas manusia. Maka tersiratlah di benak kita penggunaan bahwa keberadaan Allah bersumber dari pemikiran manusia sendiri. Bagaimana mungkin manusia yang terbatas dapat mengenali Allah yang tak terbatas kecuali jika Allah sendiri yang menyatakan diri-Nya kepada manusia.

3. Refleksi singkat dan praktis tentang peranan agama dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian mahasiswa Kristen. Peran agama dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian mahasiswa Kristen adalah kita sebagai mahasiswa dapat lebih mengerti mana hal baik dan mana hal buruk sehingga kita dapat menerapkannya dalam studi kita di kampus, misalnya disaat ujian ada soal yang sangat sulit dan disaat itu pula ternyata ada kesempatan untuk melakukukan kecurangan mencontek. Disaat seperti itulah kita sebagai mahasiswa mulai berpikir apakah akan jujur atau tidak, apakah hanya demi suatu nilai kita rela melepas norma agama yang sudah kita tanam dalam hati kita sejak dulu, dan melakukan dosa. Apabila kita jujur, itu menunjukkan kepribadian kita sudah semakin berkembang menjadi lebih baik. Kemudian dengan adanya agama, kita sebagai mahasiswa bisa lebih mengasihi sesama kita atupun lingkungan, sama seperti halnya Tuhan kita Jesus Kristus yang sangat begitu mengasihi kita hingga rela mati demi menebus segala dosa-dosa kita.peran agama sangatlah penting untuk membimbing kita sebagai mahasiswa Kristen

agar kita tahu membedakan perilaku yang mana yang baik dan yang mana yang buruk, perilaku yang mana yang sesuai dengan firman Tuhan, dan perilaku yang mana yang mencerminkan sikap seorang Kristen sejati. Sekiranya dengan memiliki agama terutama agama Kristen, para mahasiswa Kristen dapan menjadi garam dan terang dunia

EVALUASI 2.3 (HALAMAN 38) 1. Penjelasan dengan menggunakan kata kata sendiri pengertian agama Kristen sebagai agama pernyataan dan perbedaannya dengan agama agama non pernyataan! Sebelum berbicara tentang agama Kristen sebagai agama pernyataan, ada baiknya kita mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan agama pernyataan. Agama pernyataan adalah agama yang konsep tentang siapa dan seperti apakah Tuhan itu dinyataan oleh Allah sendiri. Dan di sini, agama Kristen sebagai agama pernyataan memakai konsep dimana hal mengenai siapa dan seperti apakah Allah itu dinyatakan oleh Allah sendiri. Kita dapat melihat pernyataan Allah ini di dalam Alkitab. Alkitab mengandung perkataan-perkataan Allah tentang diri-Nya dan kehendak-Nya bagi kita. Sedangkan pada agama non-pernyataan keberadaan Tuhan bersumber dari pemikiran manusia sendiri. Awalnya, agama-agama primitif (misalnya agama Yunani Kuno) sering menggambarkan Allah atau para dewa memiliki sifat seperti manusia seperti saling bermusuhan dll. Kemudian manusia mulai berfikir memakai logika manusia bahwa tentulah Allah atau para dewa bukan seperti manusia tetapi berada di luar manusia dan memiliki kemampuan jauh di atas manusia. Maka tersiratlah di benak kita penggunaan bahwa keberadaan Allah bersumber dari pemikiran manusia sendiri. Bagaimana mungkin manusia yang terbatas dapat mengenali Allah yang tak terbatas kecuali jika Allah sendiri yang menyatakan diri-Nya kepada manusia. 2. Penjelasan singkat dengan menggunakan kata kata sendiri proses penulisan dan pengilhaman Alkitab serta kanonisasi Alkitab! Seluruh Alkitab terdiri dari 39 kitab perjanjian lama dan 27 kitab perjanjian baru. Ke 66 kitab ini ditulis berpuluh puluh orang dalam jangka waktu lebih dari 1000 tahun. Tetapi walaupun jangka penulisannya panjang sekali , di dalam Alkitab ditemukan keharmonisan atau pandangan yang begitu kuat. Alkitab tidak serta merta

diturunkan dari langit melainkan ditulis oleh para rasul, diarahkan oleh roh kudus kemudian menggunakan pernyataan Allah. Jadi, dapatlah kita simpulkan kalau ada 3 pihak yang bekerjasama dalam penulisan Alkitab, yakni: Allah sebagai memberi pernyataan Roh kudus yang menggerakkan dan menguasai penulis Penulis hidup dalam kondisi yang manusiawi

Alkitab memiliki warna, sifat, karateristik, tujuan penulisan, dan penekanan yang khas. Misalnya injil Matius yang amat menekankan pada aturan aturan agama yahudi, sedangkan yohanes yang lebih berpusat pada filsafat Hellenistik, serta surat Galatia yang mementingkan keselamatan oleh kasih karunia Allah bukan perbuatan tapi surat Yakobus amat menonjol pada perbuatan sebagai bagian dari keselamatan. Teks asli dari kitab-kitab Perjanjian Lama sudah tidak ada lagi. Kitab-kitab Perjanjian Lama yang ada pada kita sekarang adalah terjemahan dari Teks Masora. Teks Masora ini merupakan salinan dari salinan yang dilakukan golongan Massoret pada abad ke-10 setelah Masehi. Mereka melakukan penyalinan dengan sangat berhati-hati, bahkan mereka menghitung jumlah kata-katanya. Salinan yang telah rusak tidak boleh dibuang, namun disimpan di tempat khusus. Lalu jika sudah banyak maka diselenggarakan kebaktian untuk menguburkan salinan yang telah rusak ini. Pada tahun 1947 ditemukan naskah perjanjian lama di laut mati (dead sea scroll). Naskah ini berasal dari tahun 150 SM sampai dengan 70 SM. Dari penemuan ini dapat diketahui bahwa salinan yang dipakai oleh orang Massoret ini adalah terbukti kebenarannya karena perbedaannya hanyalah perbedaan 10 huruf, 4 perbedaan gaya bahasa, dan 3 perbedaan penggunaan istilah (terang), tetapi maknanya tidaklah berbeda. Hal yang sama juga terjadi pada perjanjian baru yang merupakan salinan salinan yang masih terpelihara dengan baik berupa papyrus. Dan bila salinan salinan yang tua ini dibandingkan dengan naskah lengkap yang sekarang dipergunakan, ternyata tidak ditemukan 1/1000 bagian perbedaan, lagipula keadaan tersebut tidak menyangkut makna. Kitab kitab kuno dari perjanjian baru dilakukan pda abad ke 1 s/d ke 3. Selain itu ada 3 terjemahan kuno yang paling penting yang dilakukan terhadap perjanjian baru yang menggunakan bahasa yunani. Terjemahan itu adalah terjemahan ke bangsa Siria,

terjemahan koptik (Mesir) dan terjemahan latin. Penyalinan dilakukan atas teks perjanjian baru yang asli ataupun salinannya bermutu sangat tinggi. Kata kanon berasal dari kata kaneh yang artinya buluh tetapi kemudian dipahami menjadi sesuatu alat yang terbuat buluh, lalu akhirnya sebagai ukuran. Karena itu jikalau Alkitab disebut kanon maksudnya otoritas ilahi buku buku. Dalam Alkitab dikenali sebagai tulisan yang diilhamkan untuk dipergunakan sebagai norma untuk kehidupan orang percaya. Tidak jelas kapan dimulainya proses kanonisasi perjanjian lama. Diduga kitab kitab Pantateukh sudah dikenali sebagai kanon di masa Ezra dan Nehemia sekitar tahun 458 SM yang pasti proses kanonisasi berakhir dalam sidang Yammia di Yerusalem. Pada sidang ini kitab kitab puisi seperti Kidung Agung, Ester dan Pengkhotbah dikenali sebagi kanon. ukuran atau

3. Implikasi Alkitab sebagai media pernyataan Allah dalam kehidupan orang Kristen sehari hari. Implikasi ini dilengkapi dengan penjelasan tentang contoh contoh praktis! Ada beberapa implikasi Alkitab sebagai media pernyataan Allah, yakni : Alkitab adalah tulisan yang diilhamkan Allah sehingga tidak boleh disamakan otoritasnya dengan tulisan kuno lainnya. Meskipun pernyataan Allah itu berasal dari zaman dahulu tapi masih bisa dipakai untuk zaman sekarang ini meskipun tidak secara keselruhan yang bisa digunakan. Alkitab tidaklah sedemikian berkuasa mutlak penentu hidup manusia, yang harus kita tangkap disini adalah makna ilahi yang disampaikan Allah bukan tulisan atau kitab kitabnya. Contohnya dalam Alkitab kita jumpai aturan untuk bahwa seorang laki laki meninggalkan ayah ibunya untuk menjadi satu dengan istri yang disatukan Allah dan tidak boleh dipisahkan oleh manusia sedangkan yang lain berkata bahwa boleh bercerai. Kita harus bisa bersikap kritis. Kita harus bisa memilah mana yag benar mana yang tidak. Dan jangan sampai Alkitab dipergunakan sebagai jimat. Seluruh bagian Alkitab mengandung pernyataan Allah mekipun bermasalah ataupun kurang aplikatif bagian tersebut tidak dapat dibuang atau dilalaikan atau dianggap lebih rendah otoritasnya dari yang lain.

EVALUASI 3.6 (HALAMAN 62) 1. Penjelasan dengan menggunakan kata-kata sendiri tentang latar belakang munculnya istilah dan doktrin Tritunggal dalam sejarah gereja mula-mula. Latar belakang munculnya istilah dan doktrin Tritunggal dalam gereja mulamula adalah dimulai ketika gereja lahir, tepatnya d Jerusalem, dengan konteks agama Yahudi yang mengutamakan doktrin Monotheisme yang mutlak(Allah adalah Esa) yang berpengaruh pada gereja orang Kristen mula-mula. Kemudian gereja Kristen mula-mula ini mengalami pertumbuhan yang mempunyai pokok pengakuan iman yang baru yaitu Yesus Kristus adalah Tuhan. Sebenarnya istilah Tritunggal berasal dari Tertulianus yang berdasarkan apa yang dikemukakan 1 Yohanes 5:7. Meskipun istilah ini tidak pernah dipergunakan dalam Alkitab secara harfiah , namun oleh karena Tertulianus masih ingin mempertahankan keesaan Allah, ia menempatkan Anak lebih rendah derajatnya. Barulah setelah pendapat tertulianus ini mengenai doktrin Tritunggal, pendapat-pendapat lain yang berbeda bermunculan.

2. Penjelasan yang singkat dan sistematis tentang konsep yang salah mengenai Allah Tritunggal sejak masa sebelum sampai sesudah Reformasi. Pada masa sebelum dan sesudah Reformasi terdapat banyak konsep-konsep yang salah mengenai Allah Tritungal. Contoh-contohnya pada sebelum Reformasi antara lain: a. Tertulianus membedakan Oknum I dan Oknum II dalam derajat, artinya Anak lebih rendah derajatnya dari Bapa. b. Origenes dalam perkataannya bahwa Anak lebih rendah dari Bapa dan Roh Kudus lebih rendah dari Anak dan Bapa karena Anak adalah ciptaan Bapa, dan Roh Kudus ciptaan Bapa dan Anak. c. Arians yang dipengaruhi Origenes menyangkali keilahian Anak dan Roh Kudus. d. Kaum Monarchis : keberadaan dan keilahian Anak hanyalah sekedar penjabaran dan cara penampilan yang berbeda dari Bapa Dinamik Monarchis : Yesus Kristus adalah manusia semata dan Roh Kudus bukan Oknum atau pribadi tetapi hanya pengaruh atau semangat ilahi.

Modalistik Monbarchis : ketiga Oknum Allah adalah 3 mode manifestasi yang berbeda-beda dari Allah dan ada yang melalaikan kesatuan Allah. Kesalahan-kesalahan mengenai pendapat atau konsep ini mendorong gereja(pada abad 4) untuk menemukan rumusan yang benar. Maka, dilakukan sidang gereja di Nicea dan Konstantinopel bahwa hanya ada satu Allah dan bahwa Anak dilahirkan(berasal) dari substansi Bapa, karena itu Anak sederajat dengan Bapa, dan Roh Kudus juga sederajat dengan Bapa dan Anak. Namun, kesalahpahaman tentang doktrin ini muncul kembali sesudah masa Reformasi, contohnya antara lain : a. Golongan Arminians, yang demi menegaskan kesatuan Allah malah cenderung merendahkan Oknum II dan Oknum III. b. Golongan Lutheran(Hegel dan Scheleimacher). Mereka mengikuti modalisme. c. Karl Barth. Ia menerima adanya ketiga oknum. Allah Tritunggal dan tidak merendahkan oknum lain, tetapi penjelasannya belum mencakup segi keesaan dan ketigaan dari Allah Tritunggal.

3. Penjelasan yang singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri mengenai konsep Tritunggal baik menurut Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dan implikasinya bagi dasar kepercayaan orang Kristen pada masa kini. Konsep Tritunggal dalam Perjanjian Lama kurang lengkap karena lebih menekankan pengajaran tentang keesaan Allah, meskipun begitu ada juga indikasiindikasi tentang eksistensi Allah, buktinya : a. Keberadaan Malaikat Tuhan yang bukan malaikat biasa karena Ia berfirman atas namaNya sendiri dan mau disembah(Kejadian 16:10, Yosua 5). b. Roh Allah yang memberi ilham kepada manusia(Yohanes 11:5). c. Diperlihatkan oknum yang lebih dari satu(Mazmur 33:6). d. Disebutkan tentangf Allah yang berbicara, Mesias dan Roh Allah(Yesaya 48:6). e. Ketiga oknum tersebut disebutkan(Yesaya 63:8-10). Konsep Tritunggal dalam Perjanjian baru lebih jelas mengenai doktrin ini, buktinya : a. Bapa bermakna Allah Tritunggal dan menunjuk pada Oknum I.

b. Anak yang berfungsi sebagai penebus dan Penyelamat umatNya, bukan Yahwe seperti dalam Perjanjian Lama.

c. Roh Kudus tinggal didalam hati orang Kristen atau gereja(Kisah Para Rasul 2:4) d. Allah memberikan AnakNya kedalam dunia(Yohanes 3:16). e. Bapa dan Anak mengirim Roh Kudus(Yohanes 14:26) f. Matius 3:16-17 berbicara : anak dalam diri Yesus Kristus yang dibabtiskan, Bapa yang berbicara, Roh dalam wujud burung merpati.

Implikasi bagi dasar kepercayaan orang Kristen pada masa kini adalah keberadaan Allah secara kekal terdiri dari 3 oknum dan keberadaan Allah ada 1 hakekat dan tidak dapat dipisahkan/dibagi-bagi(Homo-Usios). Kuasa, kasih dan kebenaran tidak dapat dibagi secara sempurna pada tiga oknum tersebut.

4. Penjelasan singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri mengenai eksistensi dan peran Bapa sebagai Oknum I Tritunggal dan implikasinya dalam kepercayaan dan perilaku Kristiani. Eksistensi dan peran Bapa sebagai Oknum I Tritunggal terlihat sejak Perjanjian lama. Nama Bapa dipakai untuk pemerintahan Allah Tritunggal yang Theokratis atas bangsa israel sebagai umatNya dan dipergunakan sebagai asal mula(Bapa) dari segala ciptaan juga dipergunakan bagi Oknum I Allah Tritunggal. Bapa berada pada urutan pertama sehingga disebut Oknum I karena dariNyalah lahir/berasal Sang Anak. Tapai Bapa tidak lebih kekal dan berkuasa daripada Anak dan Roh Kudus. Pembedaan sebagai Oknum I dan Anak dan Roh Kudus adalah dalam keberadaanNya sebagai asal dari Oknum II dan Oknum III dan dalam fungsinya pencipta dan pemelihara segala makhluk. Peran-peran Bapa lainnya antara lain Dia telah mengutus Anak untuk keselamatan manusia, Ia yang mengadili, membalas kebaikan dengan berkat/kejahatan dengan hukuman,dll. Implikasi dalam kepercayaan dan perilaku Kristiani adalah bahwa : a. Keberadaan Allah yang agung dan tak terbatas itu jauh diluar jangkauan kemampuan manusia untuk memahaminya dan harus dipahami dan diterima dengan mata iman. b. Keberadaan Bapa sebagai pencipta dan pemelihara adalah bahwa Dialah sumber kehidupan dan keberadaan kita. Tidak saja hidup kita tergantung kepadaNya tetapi Dia juga berdaulat penuh atas hidup dan tujuan hidup kita. Kewajiban kita adalah memuliakn nama Dia lewat kehidupan kita.

c. Memanggil, memohon dan berharap kepadaNya sesuai dengan pengenalan yang benar tersebut. Kita berdoa agar Dia memelihara kita.

5. Penjelasan singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri mengenai eksistensi dan peran Anak sebagai Oknum II Tritunggal dan implikasinya dalam kepercayaan dan perilaku Kristiani. Eksistensi dan peran Anak sebagai Oknum II Tritunggal tidak hanya ada dalam/lewat pernyataan diriNya sebagai manusia uyang bernama Yesus. Disebut Anak bukan karena perananNya sebagai juruselamat bagi manusia tetapi karena dilahirkan/berasal secara kekaldan ada bersama-sama Allah, setara dengan Allah, bahkan Dia adalah Allah sendiri karena KeilahianNya yang melampaui manusia dan segala makhluk. Pembedaannya dengan Oknum yang laindilihat dalam

kelahiranNya(asalNya) secara kekal dari Bapa dan asal yang kekal dari Roh Kudus dan fungsi sebagai Penyelamat dan Perantara manusia. Peran-peran Dia yang lainnya adalah Anak mengerjakan apa yang diperintahkan Bapa, satu-satunya jalan kepada Bapa dan Sang Penyelamat bagi manusia, dan akan datang kembali sebagai Hakim. Implikasi dalam kepercayaan dan perilaku Kristiani adalah : a. menjadikan keselamatan yang Allah berikan yng merupakan kasih karunia sebagai dasar bagi tanggapan moral yang harus kita berikan lewat ketaatan terhadap perintahNya seperti kesepuluh Hukum Taurat dan juga harus meyakini bahwa keselamatan dan jaln untuk menemui Bapa hanyalah dari dan lewat Dia saja. b. Kepercayaan dan penyembahan(doa, pujian dan ucapan syukur) jangan hanya kepada Bapa saja tetapi juga kepada Anak. c. Kepercayaan kepada Anak harus diikuti dengan kasih kepada Allah lewat kasih terhadap sesama(memiliki kedekatan) dan juga bertanggung jawab memelihara alam semesta. d. Serta haruslah diikuti dengan pemahaman bahwa keselamatan itu adalah anugerah Allah dan bukanlah karya manusia, dan anugerah tersebut diterima lewat iman.

6. Penjelasan singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri mengenai konsep keselamatan Holistik yang mencakup seluruh pengalaman hidup didunia, kematian, dan kehidupan sesudah kematian. Konsep keselamatan yang bersifat Holistik yang diberikan oleh Anak yang mencakup seluruh pengalaman hidup didunia, kematian, dan kehidupan sesudah kematiaan maksudnya bukan hanya mencakup aspek batiniah seperti pengampunan dosa dan hidup yang kekal, tetapi juga menyangkut hal-hal jasmaniah seperti kelepasan dari penyakit dan ketertawanan/keselamatan dari permasalahan hidup dan kehidupn sehari-hari. Hiup kekal itu diterima bukan hanya kelak tetapi kini yaitu dalam bentuk kualitas hidup yang baru sebagai anak-anahk Allah karena yang dituntut dari orang yang telah meneriam keselamatan yaitu bersedia setia padaNya, berkorban, dibenci orang, menderita, kalau perlu mati demi keselamatan itu dan menolak pekerjaan Iblis. Kitab sucipun dapat memberi hikmat yang menuntun seseorang kepada keselamatan. Namun, itu diperoleh bukan karena ketaatan kita tetapi karena iman terhadap anugerah Allah lewat kurbn Yesys Kristus di kayu salib.

7. Penjelasan singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri mengenai eksistensi dan peran Roh Kudus sebagai Oknum III Tritunggal dan implikasinya dalam kepercayaan dan perilaku Kristiani. Eksistensi dan peran Roh Kudus sebagai Oknum III Tritunggal tidak hanya ada setelah gereja Kristen berdiri dan bertumbuh karena sejak Perjanjian Lama Roh Allah sudah diperlihatkan bekerja pada penciptaan dan juga berperan dalam

nubuatan(mengilhami nubuat yng disampaikan para nabi) bisa berbentuk penglihatan, mimpi/langsung firman Allah. Roh Allah memberi inspirasi dan kemampuan kepada seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang Allah kehendaki.

Peran Roh Kudus dalam Perjanjian Baru sebagai Pembaharu dan Penolong : a. Roh Kudus memberi hidup baru dalam konteks kelahiran kembali yaitu merubah kesadaran seseorang dan membaharui keberadaannya dengan cara : memberi panggilan, kepercayaan dan menobatkan juga menginsafkan akan dosa-dosa. Dengan menyucikan, mendiami, melaksanakan kehendak Allah. Tidak lagi mengikut daging tetapi menghasilkan buah-buah roh, dimampukan untuk hidup kudus, bersaksi, berdoa seturut kehendak Allah. Roh Kudus menghibur seseorang dikala duka,

menguatkan diwaktu menghadapi penganiayaan, mengajari diwaktu ada kebimbangan, mengalami pertumbuhan rohani sebagai anak Allah, dll. b. Roh Kudus memberi karunia khusus kepada setiap orang percaya. Memberi karunia supranatural, seperti berbahasa lidah, berbuat mukzijat, menyembuhkan orang sakit, bukan lewat proses belajar. Memberi karunia natural seperti mengajar, memberi, menghibur dan memimpin, diberikan lewat proses belajar. c. Dia merubahkan dan mendiami serta bekerja membaharui setiap orang percaya sampai puncaknyayaitu saat kedatangan tuhan Yesus kedua kalinya.

Implikasi praktisnya : a. Kepercayaan dan penyembahan jangan hanya kepada Bapa dan Anak saja tetapi juga kepada Roh Kudus. b. Kepercayaan kepada kuasa Allah atas manusia yng tak dapat dibatasi oleh apapun. c. Roh Kudus kita jadikan dasar pengharapan bagi orang percaya bahwa Dia akan membaharui segala sesuatu sehingga terbentuk langit dan bumi yang baru. Pengharapan ini tidak boleh diresponi secara pasif, tetapi dengan aktif yaitu dengan partisipasi dalam pembenahan tatanan sosial-politik-ekonomi pada masa kini.

8. Penjelasan singkat mengenai beberapa pemahaman yang salah mengenai Roh Kudus dan memberi penjelasan yang benar mengenai hal itu. Pemahaman-pemahaman yang salah mengenai Roh Kudus : a. Origenes dan golongan Arminians menagtakan bahwa Roh Allah lebih rendah dari Anak dan Bapa. b. Arians menyebutkan bahwa Roh Kudus adalah ciptaan allah sebagaimana Anak adalah ciptaan bapa. c. Golongan Marchianisme yang dinamis menegaskan bahwa Roh Kudus bukanlah knum tetapi pengaruh/kuasa ilahi semata.Pemahaman-pemahaman yang salah ini diberikan penjelasan yang benar melalui Konsili Konstantinopel yang menegaskan Keilahian Roh Kudus. Dia sederajat dengan Anak dan Bapa karena Dia dilahirkan/berasal secara kekal dari Bapa dan Anak.

You might also like