You are on page 1of 6

Bencana Alam

(Pengertian dan Faktor Faktor Terjadinya Bencana) Bencana adalah Suatu kejadian alam dikatakan sebagai bencana (disaster) apabila mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana, prasarana, dan utilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan masyarakat. Penebangan hutan menjadi penyebab utama bencana banjirNamun apabila kejadian alam itu tidak sampai mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, apalagi kerugian harta benda dan kerusakan-kerusakan sarana/prasarana lain, maka kejadian alam itu disebut sebagai fenomena alam biasa. Bencana dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik oleh alam, yang masih dibagi lagi menjadi dua faktor penyebab, yakni: hazards of exogenic origin (bencana alam asal luar), dan hazards of endogenic origin (bencana alam asal dalam). Bencana yang disebabkan oleh proses alam ini adalah bencana akibat proses geologis, proses geomorfologis dan proses klimatologis, yang mengakibatkan bencana alam. Bencana alam sebenarnya merupakan proses alam dengan intensitas yang melebihi normal, seperti: gempa bumi, letusan gunung api, longsoran, dan gelombang badai. Dari bencana alam-bencana alam tersebut di atas, yang termasuk di dalam bencana asal luar (hazards of exogenic origin), adalah: 1. Banjir 2. Erosi 3. Gerakan tanah 4. Debris avalanches 5. Kekeringan Sedangkan yang termasuk dalam bencana asal dalam (hazards of endogenic origin), adalah: 1. Gempa bumi 2. Gelombang pasang (tsunami) 3. Letusan gunung api (hujan abu, aliran lahar) Adapun bencana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia (hazards of anthropogenic origin), adalah:

Degradasi lingkungan Penggundulan hutan yang berakibat pada bencana kekeringan, erosi/banjir Gempa bumi akibat pembangunan dam Penurunan tanah/lahan (amblesan/tanah terban), longsoran, dan akibat ulah manusia (dalam rangka pengembangan wilayah yang tidak berwawasan lingkungan)

A. Interaksi Antara Manusia Dan Lingkungan 1. Manusia Dan Lingkungan Lingkungan dan masyarakat merupakan dua konsep yang memiliki keterkaitan secara fungsional dalam konteks ekologi dan ekosistem. Secara konsepsional bahwa manusia merupakan faktor dominan terhadap lingkungannya (man ecological dominant concept) telah menampakan fenomena kehidupan yang antar wilayah dan antar masyarakat. Beragam aktivitas, perbedaan tingkat kesejahteraan dan dinamika perubahan masyarakat merupakan konsekuensi logis dari konsep tersebut. Banyaknya pendapat yang menyatakan bahwa di permukaan bumi ini terdapat hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan alam. Pada garis besarnya adalah : 1) Kehidupan manusia dan kebudayaan ditentukan oleh alam. 2) Manusia dan kebudayaan tidak ditentukan oleh alam, tetapi manusia mempunyai peranan aktif terhadap alam sehingga manusia dapat memilih kebudayaannya sedangkan alam hanya memberikan kemungkinan-kemungkinan saja. Pendapat pertama merupakan paham determinis yang menyatakan bahwa faktor-faktor geografik atau alam sering memmaikan mperanan yang dinamik dalam perkembangan kebudayaan manusia berarti alam tidak memerankan peranan yang pasif. Sedangkan pendapat kedua merupakan pandangan possibilis bahwa hampir semua praktek kebudayaan yang spesifik tidak dengan logis dikembalikan langsung pada alam sebagai habitat geografis semata-mata, melainkan manusia yang memegang peranan dalam menentukan budayanya (aktif). Dengan demikian bahwa setiap pernyataan yang dimiliki oleh paham determinis dan paham possibilis tidak selalu benar dan tidak selalu salah karena tergantung dengan keadaan alam atau manusia sendiri. a) Fisis Determinis Para ahli fisis determinis berpendapat bahwa keadaan alam suatu daerah seperti cuaca, iklim, persediaan air, jenis tanah, jenis batuan lingkungan sosial serta fauna flora dimana manusia itu berada akan menentukan sifat lahir dan rohaniahnya. Apabila manusia tidak menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut maka manusia yang bersangkutan akan binasa. Pandangan tersebut jenas sekali bahwa tidak ada tawar menawar antara manusia dengan alam sehingga kreatifitas manusia untuk mengubah alam tidak nampak, seolah-olah manusia sebagai manusia yang pasif di dunia.

Paham determinis ini dipengaruhi oleh pendapat Charles Darwin yang berpendapat bahwa manusia untuk mencapai tujuannya dengan jalan merencanakan sedangkan alam dapat mencapai tujuannya dengan jalan seleksi. Dengan demikian untuk lolos dari seleksi alam maka muncul apa yang dinamakan dengan perjuangan hidup, hanya hewan (manusia) paling ulet yang mampu menyesuaikan diri dengan iklim dan suasana disekitarnya maka mereka lah yang berhasil mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pandangan ahli fisis determinis mengenai manusia dengan lingkungannya dalah sebagai berikut: Hipocrates Menghubungkan kondisi udara dan tanah atau tempat dengan kondisi kesehatan manusia. Aristoteles Menyatakan bahwa bangsa-bangsa yang terdapat dibenua Eropa terutama mereka yang menenpati wilayah dingin mempunyai semangat yang tinggi tetapi intelegensinya kurang dan masyarakatnya dalam mengelola alam tidak terampil sehingga organisasi sosialnya lemah, secara politis tidak dapat mengalahkan negara tetangga mereka. Sedangkan penduduk di Asia cukup terampil dan mempunyai intelegensi yang tinggi tetapi mempunyai semangat yang lemah sehingga mudah di jajah oleh bangsa lain. adapun bangsa Yunani berada di antara benua Asia dan Eropa mempunyai sifat-sifat yang terbaik daripada bangsa bangsa Asia dan Eropa. Jean Bodin (1530 1596) Mengemukakan ciri-ciri penduduk Eropa dengan tiga zone iklim yaitu: 1. Di Utara merupakan zone dingin membentuk manusia yang kuat tetapi mentalnya lemah, dalam dunia politik masyarakatnya cenderung lebih menyukai sistem demokrasi. 2. Di Selatan merupakan zone panas menciptakan manusia yang mempunyai intelegensi tinggi tetapi malas bekerja, dalam dunia politik masyarakatnya bersifat pasif. 3. Di bagian tengah merupakan zona hangat, menciptakan masyarakat yang mempunyai ciri-ciri campuran antara masyarakat yang rajin bekerja dengan masyarakat yang mempunyai intelegensi tinggi dan mereka mempunyai pemerintahan dengan sistem kerajaan. Montesquieu Hubungan antara Geografi dengan politik yang berpusat pada iklim. Bahwa panas yang tinggi melemahkan kekuatan dan keberanian manusia, sedangkan pada iklim yang dingin menumbuhkan kekuatan jiwa tertentu yang memungkinkan manusia berbuat langgeng, menngejutkan, besar dan berani. Kesimpulan dari pernyataan di atas bahwa manusia yang

berada di wilayah iklim panas mempunyai jiwa pengecut sehingga mereka menjadi budak sedangkan manusia yang menepati iklim dingin mempunyai keberanian sehingga mempunyai jiwa yang bebas. Karl Ritter Berpendapat bahwa faktor alam merupakan faktor yang utama dalam setiap gejala yang berhubungan dengan manusia. Adapun kehidupan manusia tidak terlepas daro kehendak Tuhan. Friederich Ratzel Berpendapat bahwa alam menentukan kehidupan dan kebudayaan manusia. Yang banyak menerima pandangan dari Darwin melalui pendekatan deduktif. Elsworth Hungtington Seorang yang berpandangan pada determinis iklim yang menyatakan bahwa iklim suatu daerah menentukan corak kebudayaan dan intelegensi penduduknya. Griffith Taylor Seorang ahli geografi yang menganut fisis determinis baru dengan teori Stop dan Jalan bahwa di berbagai wilayah permukaan bumi kelihatannya manusia seakan-akan tidak dikendalikan oleh lingkungan alan melainkan lingkungan manusia berusaha untuk mengubah lingkungannya, padahal alam untuk sementara waktu sedang menghentikan rencana-rencananya, jika alam mulai lagi dengan rencananya maka hasil karya manusia di alam ini dapat dihancurkan (stop dan jalan) artinya manusia tidak melihat rencana alam tersebut sehingga terjadi benturan. Sebagai contoh kota San Fransisco di pantai Barat Amerika Serikat pernah hancur akibat gempa bumi tektonik yang disebabkan oleh pergeseran lempeng Pasifik di San Andreas pada tahun 1906. Tetapi dengan waktu yang tidak begitu lama kota dibangun kembali. Pada tanggal 17 Oktober 1989 terjadi lagi gempa bumi sehingga kehancuran tidak lagi dielakkan. Penduduk wilayah tersebut kurang menyadari bahwa San Fransisco merupakan zone pergeseran lempeng tektonik sehingga rencana manusia terjadi benturan dengan rencana alam. Menurut paham fisis determinis bahwa lingkungan fisis dan biotik mempunyai perana dalam menentukan sikap dan tindakan manusia. Adapun kondisi fisik (abiotik) tersebut meliputi : L (lahan), A (air), T (tumbuhan), I (iklim), H (hewan), dan U (udara).

Sistem ekologi manusia menurut Fisis Determinis

b) Possibilisme Munculnya paham possibilis merupakan reaksi terhadap paham fisis determinis karena memandang manusia sebagai makhluk yang pasif, sehingga tidak dapat berbuat sesuatu untuk meningkatkan hidupnya. Manusia sebagai makhluk yang berakal mampu mengatasi kekuatan alam, manusia berusaha untuk mengubah keadaan sekelilingnya demi masa depan kehidupan yang lebih baik. Paul Vidal de la Balche Menyatakan bahwa alam bukan merupakan penentu suatu kebudayaan, fisik dan rohani manusia tetapi alam hanya berfungsi sebagai pemberi kemungkinan terhadap aktivitas manusia sebagai makhluk yang bertindak aktif, tidak menunggu segala sesuatu yang disediakan oleh alam. Alam memberikan kemungkinan segala alternatif terhadap manusia, cara memilih kemungkinan-kemungkinan alamiah melalui kebudayaan yang dimiliki setiap masyarakat di berbagai wilayah. Jean Brunhes Menyatakan bahwa alam merupakan sumber dari segala kemungkinan yang membantu aktivitas manusia dalam perjuangan kehidupannya. Sehubung hal itu manusia menentukan pilihan atas berbagai kemungkinan tersedia. Brunhes mengutamakan kelompok dalam menciptakan kenyataan terhadap bentang alam, manusia tidak sendirian mengubah alam lingkungannya tetapi bersama-sama dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan maka kelompok manusia tersebut melahirkan suatu kebudayaan. Carl O Sauer Pemikirannya tentang interelasi manusia dengan alam, sedangkan pandangannya mengenai alam yaitu bahwa alam memberikan kemungkinan dan kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh manusia, sifat-sifat dan fenomena alam. Le Lannau Berpendapat bahwa manusia di lingkungan tempat tinggalnya tidak aktif secara sendirisendiri dan setiap aktivitas manusia akan membekas di permukaan bumi.

Pengaruh manusia terhadap lingkungan alam menjadi semakin dominan sehingga terjadi timbal balik antara manusia dengan alam maupun dengan kehidupan manusia seperti adanya kerusakan lingkungan maupun bencana alam akibat dari hasil aktivitas manusia.

Sistem ekologi manusia menurut paham Possibilis

Komponen M (manusia) dilingkungan alam dapat digolongkan ke dalam masyarakat yang sedang berkembang atau masyarakat maju, sehingga mereka mampu untuk mengola alam. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan bentuk dari mata pencaharian yang tidak dapat terlepas dari lingkungan, hubungan antara manusia dengan lingkungan merupakan bentuk interkasi baik saling menguntungkan maupun merugikan lingkungan akibat terlalu dieksploitasi yang berlebihan sehingga merugikan manusia itu sendiri. Soerjani mengatakan bahwa di dalam sistem lingkungan hidup terdapat tiga komponen utama yaitu : 1. Lingkungan hidup alami Manusia yang terdapat di dalamnya hidup selaras dengan alam sehingga manusia tersebut tunduk kepada hukum-hukum alam yang berlaku. Manusia tidak hanya melakukan perubahan terhadap lingkungan dan di dalamnya hidup secara Immanen. 2. Lingkungan hidup buatan Manusia dapat hidup dan berkembang berkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya sehingga kebudayaanya pun semakin berkembang. Dalam perkembangannya lingkungan budaya mutlak diperlukan untuk meningkatkan daya dukung sumber daya alam terhadap kualitas hidup manusia. 3. Lingkungan hidup sosial Manusia dipermukaan bumi tidak hidup sendiri melainkan bersama-sama dengan manusia lain. Kehidupan bersama ini merupakan jaringan hubungan sosial antara manusia yang melahirkan pranata-pranata sosial yang berfungsi mengatur kehidupannya.

You might also like