You are on page 1of 38

AFSIKSIA MEKANIK JENIS TEKANAN DI LEHER NECK COMPRESSION

OLEH:
MENAGA SAMINATHEN (0802005211) WAYAN WIRANTHA KAMASAN(0802005091) PEMBIMBING:

dr. Ida Bagus Putu Alit, DFM, Sp.F

PENDAHULUAN
Kematianproses yang dikenali secara klinis pada seseorang melalui pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Perubahan itu akan terjadi dari mulai terhentinya suplai oksigen. Terhentinya suplai O2 bisa juga menjadi penyebab kematiankarena adanya hambatan masuknya oksigen ke dalam system respirasiganguan dalam pertukaran udara pernafasan yang normal disebut asfiksia. Asfiksia merupakan penyebab kematian terbanyak yang ditemukan dalam kasus kedokteran forensik.

Asfiksia diakibatkan oleh adanya obstruksi pada saluran pernafasan (asfiksia mekanik)paling sering dijumpai dalam kasus tindak pidana yang menyangkut tubuh dan nyawa manusia.

Telah diperkirakan bahwa strangulasi menyumbang 2,5% dari kematian akibat trauma di seluruh dunia & sampai 10% kematian akibat kekerasa di US.

Studi menunjukkan bahwa 23% - 68% dari perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga telah mengalami setidaknya 1 serangan cekikan oleh pasangan laki-laki selama hidup mereka,

Mengetahui gambaran asfiksia,khususnya pada postmortem serta keadaan apa saja yang dapat menyebabkan asfiksia, khususnya asfiksia mekanik mempunyai arti penting terutama dikaitkan dengan proses penyidikan.

RUMUSAN MASALAH

bagaimanakah gambaran temuan forensic pada kasus asfiksia

mekanik jenis tekanan di leher neck compression ?

bagaimanakah membedakan kasus asfiksia mekanik jenis tekanan di leher neck compression dengan asfiksia mekanik yang lain?

bagaimanakah aspek medikolegal dari kasus


asfiksia mekanik?

TERMINOLOGY

Anoxia a / an = "tanpa" dan oxia = "oksigen") = mengacu pada keadaan tanpa oksigen. Asfiksia ( asphuxia dari bahasa greek) = (Berhentinya nadi")merupakan salah satu penyebab anoksia.

DEFINISI

Anoxia/Asfiksiahilangnya kemampuan sel darah merah untuk membawa oksigen @ oleh hilangnya sel darah merah (juga disebut eritrosit).Kematian dari anoxia / asfiksia terjadi saat pernafasan terhenti @ terhambat baik oleh mekanik, induksi obat, infeksi, atau penyebab lingkungan. Definisi fisiologis asfiksia adalah kompleks dan sering berarti lebih dari hipoksia. Asfiksia mekanikmati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan (yang bersifat mekanik). Masalah mekanikal terjadi bila ada obstruksi dari saluran napas bagian atas, hidung, mulut @tenggorokan

ETIOLOGI ASFIKSIA
Alamiah
misalnya penyakit yang menyumbat saluran pernafasan seperti laryngitis, difteri, tumor laring, asma bronkiale, atau menimbulkan gangguan pergerakan paru seperti fibrosis paru, pneumonia, COPD. menyebabkan asfiksia mekanik, misalnya trauma yang mengakibatkan emboli, pneumotoraks bilateral, sumbatan @ halangan pada saluran napas.

Trauma mekanik

Keracunan

bahan yang menimbulkan depresi pusat pernafasan, misalnya barbiturate,narkotika.

JENIS-JENIS ASFIKSIA MEKANIK


Penutupan lubang saluran pernafasan bagian atas Pembekapan(smothering ) Penyumbatan saluran napas (gagging&choking ). Pengaruh berat badan: mati gantung (hanging ) Tenaga dari luar: penjeratan (strangulation).

Tekanan di daerah leher (Neck Compression)


Gangguan gerakan pernafasan atau penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik) Saluran pernafasan terisi air : tenggelam (drowning )

pencekikan (Manual strangulation/throttling )

GEJALA ASFIKSIA
Ada 4 stadium gejala / tanda dari asfiksia, yaitu:
Fase dispneu / sianosis

Fase konvulsi

Fase apneu

Fase akhir / terminal / final

Penggantungan/ hanging
DEFINISI Keadaan

dimana terjadi konstriksi dari leher oleh alat penjerat yang ditimbulkan oleh berat badan korban seluruh atau sebagian. MEKANISME KEMATIAN -Kerusakan pada batang otak dan medulla spinalis -Asfiksia -Iskemia otak -Vagal refleks

Penggantungan/ hanging
CARA KEMATIAN 3 cara
1. 2.

3.

bunuh diri (paling sering) Pembunuhan, termasuk hukuman matiKorban umumnya anak anak, atau yang kondisinya lebih lemah dari pelaku. kecelakaan terjadi karena kecelakaan sewaktu bekerja atau sewaktu melampiaskan nafsu seksual.

GAMBARAN POST MORTEM >PEMERIKSAAN LUAR


KEPALA
Muka sianosis &pucat Mata melolot akibat bendungan Bintik2 perdarahan pd konjunftiva Lidah terjulur/ x terjulur

LEHER

EXTREMITAS

DUBUR&ALAT KELAMIN
Dapat mengeluarkan feces Dapat mengeluarkan air mani, urin, &darah(sisa haid) Pengeluaran urin stadium konvulsi/ puncak asfiksia Lebam mayat pd genitalia eksterna.

Alur jeratan berbentuk V Alur jeratan pucat Tepi alur jerat coklat kemerahan Kulit sekitar alur jerat terdapat bendungan.

Lebam mayat pd ujung gawah lengan & tungkai Ada tidak luka lecet?

>PEMERIKSAAN DALAM

Bendungan pembuluh darah otak,kerusakan medulla spinalis & medulla oblongata. Jaringan di bawah jeratan putih dan mengkilap akibat kekurangan darah Platisma dan otot sekitar jeratan memar atau ruptur Lapisan tengah atau dalam pembuluh mengalami laserasi atau ruptur Fraktur tulang hyoid jarang terjadi Fraktur kartilago tiroid jarang terjadi Kadang Fraktur 2 tulang cervical atas (C1 dan C2) Bendungan dan konjesti organ Darah lebih cair.

PENJERATAN
penjeratan, tekanan yang terjadi pada leher dihasilkan oleh konstraksi tali yang menjadi erat oleh karena kekuatan lain selain berat badan. Benda asing seperti tali, ikat pinggang, rantai, kawat, kaos kaki, dan sebagainya, yang melingkari atau mengikat leher yang makin lama makin kuat sehingga saluran pernafasan tertutup. MEKANISME KEMATIAN -Asfiksia -Iskemia otak -Vagal refleks
DEFINISI Pada

PENJERATAN
CARA KEMATIAN 3 cara 1. 2. 3.

Pembunuhan Kecelakaan dapat temukan pd bayi yang terjerat oleh tali pakaian dan pemabuk. Bunuh diri dilakukan dng melilitkan tali secara berulang dimana satu ujung difiksasi dan ujung lainnya ditarik.

GAMBARAN POST MORTEM


>Pemeriksaan luar:

tanda bekas jeratan biasanya mengelilingi leher secara horizontalberada di atas laring /trakea bagian atas. Bila yang digunakan suatu senar /kabel, terkadang mengelilingi leher secara sempurna. Mungkin terdapat alur yang terputus, biasanya pada bagian belakang leher, di mana tangan menggenggam jeratan dan menariknya pada titik ini. Selain tanda jeratan abrasi dan kontusi di kulit leher biasanya tidak terlihat. Tanda-tanda asfiksia sangat jelas (muka bengkak, membiru,mata melotot, dan lidah menjulur). rambut terkadang ditemukan tergenggam ditangan. Dapat dijumpai keluar feses dan urin. Fraktur tulang krikoid dan tulang rawan trakea lainnya. Mukosa laring dan trakea menebal kadang disertai perdarahan kecil. Pembendungan paru-paru.

>Pemeriksaan dalam:

PENCEKIKAN
DEFINISI adalah suatu strangulasi berupa

tekanan pada leher korban yang dilakukan dengan mengunakan tangan atau lengan bawah,atau anggota lain menekan leher korban.

MEKANISME KEMATIAN

-Asfiksia -Iskemia otak -Vagal refleks

PENCEKIKAN
CARA KEMATIAN 2 cara

1. 2.

Pembunuhan (hampir selalu) Kecelakaan, biasanya mati karena vagal reflex.

GAMBARAN POST MORTEM

>PEMERIKSAAN LUAR
TANDA KEKERASAN PADA LEHER TANDA ASFIKSIA
Bekas kuku crescent mark Luka lecet berbentuk semilunar/bulan sabit Tangan yg digunakan (left or right handed)

TANDA KEKERASAN PADA TEMPAT LAIN Tanda kekerasan di bibir, lidah, hidungkorban melakukan pelawanan

Sianosis Petekie Kongesti daerah kepala,leher, atau otak

>PEMERIKSAAN DALAM:
Tampak

resapan darah pada otot, kelenjar tiroid,mukosa dan submokosa pharing atau laring. Laserasi pada otot dan lapisan dalam dan tengah arteri karotis. Fraktur tulang hioid dan kartilago tiroid sering ditemukan, fraktur cervikal jarang. Kongesti luas pada saluran nafas. Paru kongesti, bercak perdarahan, pada sayatan akan keluar darah.Kongesti jantung dan organ abdomen.

TEKANAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENEKAN ALIRAN DARAH & UDARA....


vena

jugular adalah 2 kg; arteri karotid 2.5 hingga 10kg atau 250 mmHg; arteri vertebral 35kg. Kompresi pada trakea memerlukan tekanan 8kg hingga 12kg

LAPORAN KASUS

Identitas Korban

Korban tidak dieknal identitasnya alias Mr.X, jenis kelamin laki-laki, umur sekitar tiga puluh tahunan, kewarganegaraan Indonesia, agama tidak ada, tempat tinggal tidak ada, alamat TKP di Jalan Biji Sunset Road, Bali. Pemeriksaan Luar Jenazah dilakukan pada tanggal 14 September 2012 PK 20.45 WITA dan pemeriksaan dalam atau otopsi telah dilakukan pada tanggal 17 September 2012 PK 10.30 WITA.

Pemeriksaan Korban

Pemeriksa

Pemeriksaan luar Korban diperiksa oleh dokter muda dan otopsi/pem.dalam dilakukan oleh dokter spesialis forensik Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

Kronologi Kejadian
Korban yang tidak diketahui identitasnya ditemukan tewas di perkarangan lahan kosong milik warga setempat pada tanggal 14 September 2012. Korban ditemukan tweas terlentang diatas papan triplek. Sehari sebelum penemuan korban, pemilik lahan mengaku tidak ada korban di tempat kejadian perkara.

Hasil Pemeriksaan Luar


Lebam mayat punggung korban, warna ungu kehitaman yang tidak hilang pada penekanan. Kaku mayat pada rahang, lengan kiri dan kedua tungkai yang sukar dilawan, serta lengan kanan yang mudah dilawan. Tanda pembusukan ditemukan berupa pengelupasan kulit ari pada dahi sisi kiri, kelopak atas mata kiri, pipi kiri, telinga kiri, dada kanan sampai perut bagian atas, tungkai atas kiri sampai punggung kaki kiri, tungkai kanan atas sampai pergelangan kaki kanan. Pemeriksaan Rambut : Rambut kepala warna hitam, lebat, lurus. Pemeriksaan Kepala : Bentuk kepala lonjong. Cephalic indeks latero-lateral enam belas sentimeter, anteroposterior dua puluh sentimeter. Pemeriksaan Mata : Selaput lendir kedua bola mata berwarna merah dengan pelebaran pembuluh darah. Hidung pesek agak miring ke kanan. Pemeriksaan mulut dan rongga mulut : Mulut terbuka selebar 1,8 cm. Telinga : Bentuk oval. Dalam batas normal Jenis kelamin laki-laki. Zakar disunat. Dari saluran kelamin tidak keluar apa-apa.

Identifikasi umum :
Jenazah adalah seorang laki-laki, warga negara Indonesia, warna kulit sawo matang, gizi cukup, umur lebih kurang tiga puluh lima tahun, berat badan sembilan puluh enam kilogram, panjang badan seratus enam puluh lima sentimeter, zakar disunat.

Identifikasi khusus:

Tato tribal pada dada bagian atas, berwarna hitam. Tato mobil pada perut bagian atas Tato cicak pada perut sisi kiri bagian atas Tato wajah orang Indian seluruh lengan atas kiri Tato ular mengelilingi roda pada seluruh lengan bawah kiri Tato tribal dengan bunga pada seluruh punggung bagian atas.

Luka-luka

Luka memar pada bibir bawah samping kiri. Luka-luka lecet pada bahu kanan Luka-luka lecet pada puncak bahu kanan bagian belakang melintang sampai lengan atas kanan bagian belakang. Luka lecet pada punggung tangan kanan Luka-luka lecet pada lengan atas kiri sampai lengan bawah Luka bakar dengan pengelupasan kulit ari dengan dasar berwarna merah, pada kelopak mata atas kiri, puncak bahu kanan melewati siku kanan hingga berakhir pada pergelangan tangan kanan bagian belakang, dada kiri, perut kiri bawah, pada siku kiri sisi bawah, lengan bawah kiri sisi depan, tungkai bawah kiri.

Sebelum Alat-alat Diangkat: Leher:

Pemeriksaan Dalam
Lapis pertama dan kedua pada bagian bawah ditemukan resapan darah, tepat melintang terhadap garis pertengahan depan. Dagu samping kanan, dibawah sudut rahang bawah ditemukan resapan darah.

Dada

Kandung jantung tampak tiga jari di antara kedua tepi paru-paru dan di dalam kandung jantung terdapat cairan berwarna merah kehitaman, sebanyak sepuluh milliliter.

Perut

Tidak ada kelainan

Kelenjar

gondok gambaran kelenjar tidak jelas. Tulang rawan gondok utuh, pada konomayus tulang hyoid sisi kiri terdapat resapan darah. Kerongkongan dan tenggorok ; dalam batas normal. Paru, jantung, hati, lambung, dan usus : Dalam batas normal Ginjal kiri dan kanan lemak ginjal tebal, simpai ginjal tebal, berwarna cokelat, permukaan licin, pada perabaan lunak, pada irisan gambaran ginjal tidak jelas, pada piala ginjal terdapat darah dan bekuan darah.

Pemeriksaan Kepala:

Pada kulit kepala bagian dalam hampir pada seluruh bagian kepala ditemukan memar. Tulang tengkorak utuh dan selaput keras otak utuh. Selaput lunak otak utuh, dibawahnya tidak ditemukan resapan darah. Pada permukaan otak tampak sembab, dengan pelebaran pembuluh darah. Otak besar berwarna putih abu-abu, pada irisan tampak beberapa bagian tampak sembab dengan pelebaran pembuluh darah. Otak kecil berwarna putih abu-abu, sudah menunjukkan tanda pembusukan awal, konsistensi lunak. Batang otak berwarna putih abu-abu, pada irisan tampak pelebaran pembuluh darah.

pembahasan

HASIL PEMERIKSAAN LUAR

POST MORTEM INTERVAL

Lebam Mayat (Livor Mortis)

Pada kasus ini diketemukan lebam mayat pada punggung korban, warna ungu

kehitaman yang tidak hilang pada penekanan.

terjadi akibat pengumpulan eritrosit pada bagian tubuh yang terendah akibat

pengaruh gravitasimulai tampak sekitar 20-30 menit setelah kematian somatic dan intensitas maksimal akan dicapai dalam waktu 8-12 jam postmortal.

penekanan pada daerah lebam mayat setelah 8-12 jam tidak akan hilang.

Maka dari tanda lebam mayat pada korban ini dapat diketahui bahwa waktu kematian korban adalah di atas 12 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.

Kaku Mayat (Rigor Mortis)

Pada korban ditemukan kaku mayat pada rahang, lengan kiri dan kedua tungkai yang

sukar dilawan, serta lengan kanan yang mudah dilawan.

Kaku mayat terjadi akibat habisnya cadangan glikogen dalam otot yang digunakan

untuk menghasilkan energy dalam bentuk ATP. Jika ATP ini tidak dihasilkan lagi maka

aktin dan myosin akan menggumpal dan otot menjadi kaku.

Pada 2 jam post mortem ATP masih terbentuk sehingga otot-otot masih lentur ATP

perlahan-lahan mulai habiskaku mayat mulai tampak kira-kira diatas 2 jam setelah kematian klinis, arah (sentripetal).

Setelah kematian klinis 12 jam kaku mayat akan meliputi seluruh tubuh dan

dipertahankan selama 24 jamkemudian akan menghilang dengan cara yang sama.

Maka dalam kasus ini, dapat diperkirakan korban meninggal lebih

dari 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.

Tanda Pembusukan (Decomposition, Putrefaction)

Pada korban juga ditemukan tanda pembusukan berupa pengelupasan

kulit ari pada dahi sisi kiri, kelopak atas mata kiri, pipi kiri, telinga kiri, dada kanan sampai perut bagian atas, tungkai atas kiri sampai punggung kaki kiri, tungkai kanan atas sampai pergelangan kaki kanan.

Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat

autolysis dan kerja bakteri. Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam setelah kematian.

maka dapat disimpulkan bahawa perkiraan waktu kematian korban adalah antara 24 hingga 36 jam sebelum pemeriksaan

luar dilakukan.

TANDA-TANDA PENCEKIKAN

Pemeriksaan Luar
pencekikan dihasilkan dari tekanan dari tangan, lengan bawah, atau anggota gerak Pada PL korban, koordinat dan penemuan luka yang menguatkan bukti tanda tanda

lain terhadap leher korban yang menekan struktur internal dari leher.

pencekikan adalah luka-luka lecet pada leher sisi kanan bagian depan, dengan koordinat delapan sentimeter dari garis pertengahan depan dan lima sentimeter dari puncak bahu.

Dari PL pada leher diatas, sesuai dengan tinjauan pustaka mengenai luka pencekikkan, ditemukannya kontusio kecil dan tanda eritematous yang dihubungkan dengan bekas kuku pada satu sisi bagian depan leher yang disebabkan oleh jari. Pada area wajah, mulut korban terbuka sebesar nol koma lima sentimeter dan jaringan dibawah selaput lender bibir serta jaringan bawah jari-jari kuku tangan dan kuku kaki tampak kebiruan.

Pemeriksaan Dalam
resapan darah dibawah rawan gondok. Lebih dalam lagi, pada bagian bawah leher ditemukan resapan darah, Dagu samping kanan, dibawah sudut rahang bawah ditemukan resapan darah. pada kornu mayus tulang hyoid sisi kiri dimana terdapat resapan darah, meskipun

PEMERIKSAAN DALAM PADA BAGIAN LEHERKORBAN TERSEBUT DITEMUKAN :


demikian, tulang rawan cincin utuh

Resapan darah diarea leher tersebut menunjukkan adanya tekanan dan kekerasan

oleh benda tumpul, yakni dengan cara pencekikkan.

Pada daerah kerongkongan dan batang tenggorok selaput lendir berwarna

kemerahan, licin, dan tidak berisi apa-apa.

Dari gambaran diatas diduga pelaku melakukan pencekikan dengan cara mendorong tangan pelaku dan memberikan beban dan bukan dengan

meremas dengan bukti utuhnya cincin tulang rawan dan tulang leher lainnya.

Tanda Luka Akibat lain

Pemeriksaan Luar
Pada korban selain ditemukan bekas luka pencekikkan ditemukan pula luka-luka memar,

luka-luka lecet dan luka-luka bakar.


Luka memar pada korban dapat ditemukan pada bibir bawah samping kiri. Sedangka luka-luka lecet pada korban dapat ditemukan pada bahu kanan, pada leher sisi

kanan bagian depan, puncak bahu kanan bagian belakang, punggung tangan kanan, dan
lengan atas kiri sampai lengan bawah kiri.

Untuk luka bakar dengan pengelupasan kulit ari didapatkan pada pasien pada kelopak

mata atas kiri, puncak bahu kanan, perut kiri bawah, lengan bawah kiri sisi depan, lengan

atas kiri sisi dalam, tungkai bawah kiri, tungkai bawah kiri sisi dalam, dan pada pangkal ibu
jari

Luka lecet dan memar pada korban diatas disebabkan oleh kekerasan benda tumpul, sedangkan penyebab pasti luka bakar belum dapat diketahui oleh pihak

penyidik.

Tanda Luka Akibat lain

Pemeriksaan Dalam

Kelainan tanda-tanda luka lainnya ada dalam :


kandung jantung terdapat cairan berwarna merah kehitaman, sebanyak sepuluh milliliter. Pada ginjal kiri dan kanan, lemak ginjal tebal, simpai ginjal tebal, berwarna merah

kecokelatan, permukaan rata, pada perabaan kenyal, pada irisan gambaran ginjal tidak jelas, pada piala ginjal terdapat darah dan bekuan darah.

Pada kepala, dimana pada kulit kepala bagian dalam hampir pada seluruh bagian kepala

ditemukan memar. Pada permukaan otak tampak sembab, dengan pelebaran pembuluh darah.

Hal ini menunjukkan adanya kekerasan lain yang mengahantam kepala dengan benda tumpul pada korban.

PEMBAHASAN PROSEDUR MEDIKOLEGAL

Berdasarkan pasal 133 KUHAP, penyidik telah secara tertulis menyapaikan permintaan

keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman untuk melakukan pemeriksaan keterangan

ahli kepada ahli kedokteran kehakiman untuk melakukan pemeriksaan pada jenazah ini.

Penyidik telah mengirimkan SPV dan meminta untuk dilakukan pemeriksaan luar dan

dalam (otopsi).

Jenazah juga telah dikirim ke rumah sakit dengan baik, namun tidak dberikan label yang

memuat identitas mayat dari pihak kepolisian.

Dan juga sesuai dengan pasal 179 ayat 1 KUHAP, setiap orang yang diminta pendapatnya

sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter wajib memberikan keterangan ahli, terbukti

dengan telah dilakukannya pemeriksaan luar terhadap jenazah tersebut.

Autopsi dilakukan sesuai dengan pasal 134 (3) KUHAP yaitu apabila dalam waktu 2 hari

tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak perlu diberitahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 (3).

Terima kasih..

You might also like