You are on page 1of 14

Nutrisi Remaja Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi remaja.

Status gizi yang baik atau status gizi yang optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zatzat gizi yang digunakan efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau

kecukupan akan menimbulkan masalah gizi lebih maupun gizi kurang (Almatsier, 2003). Pada remaja yang aktifitasnya tinggi baik kegiatan disekolah maupun di luar sekolah, mereka sering makan dengan cepat lalu keluar rumah. Tidak jarang mareka makan diluar rumah, dengan resiko mereka makan dengan komposisinya gizi yang tidak seimbang (Soetjiningsih, 2002). Karakteristik pertumbuhan dan implikasi nutrisi untuk remaja adalah periode maturasi yang cepat pada fisik, emosi, sosial dan seksual, pertumbuhan mulai pada waktu yang berbeda pada remaja yang berbeda, biasanya pertumbuhan cepat pada remaja putri pada usia 10-11 tahun, puncaknya pada usia 12 tahun dan selesai pada usia 15 tahun, remaja putri mengalami deposisi lemak,khususnya di abdomen dan lingkar panggul, pelvis melebar dalam persiapan untuk hamil, remaja putri sedikit mengalami pertumbuhan jaringan otot dan tulang dibanding remaja putra, biasanya pertumbuhan cepat remaja putra pada 12-13 tahun, puncaknya pada usia 14 tahun, dan selesai pada usia 19 tahun, remaja putra mengalami peningkatan massa otot, jaringan tanpa otot dan tulang (Paath, 2004).

Banyak remaja terlalu memikirkan dietnya karena khawatir tentang penampilan mereka selain itu juga banyak remaja putri yang tidak memahami bahwa peningkatan jaringan lemaknya selama masa pubertas diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal, remaja putra dapat memiliki kenyakinan yang salah bahwa diet akan memperbaiki penampilan mereka. Kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula, dan natriun dan dapat meningkatkan risiko kegemukan dan karies gigi. Remaja harus didorong untuk bertanggung jawab untuk pemilihan kudapan yang sehat (Paath, 2004). Biasakan remaja sarapan sebelum memulai aktivitas. Walaupun kadang dianggap sepele, namun sesungguhnya sarapan merupakan hal yang penting. Sarapan yang bergizi akan memberi energi untuk menghadapi aktivitas sepanjang hari. Selain itu, sarapan dapat mencegah remaja makan berlebihan pada siang dan malam harinya dan membekali remaja dengan cemilan sehat seperti buah-buahan (Wulansari, 2008). Kebutuhan Nutrisi Remaja Remaja membutuhkan energi dan nutrient untuk melakukan deposisi jaringan. Peristiwa ini merupakan suatu fenomena pertumbuhan tercepat yang terjadi kedua kali setelah yang pertama dialami pada tahun pertama kehidupannya. Nutrisi dan pertumbuhan mempunyai hubungan yang sangat erat.

Kebutuhan nutrient remaja dapat dikenal dari perubahan komposisi tubuhnya. Perbedaan jenis kelamin akan membedakan komposisi tubuhnya, dan selanjutnya mempengaruhi Kebutuhan nutriennya. 1. Energi Energi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan, aktifitas otot, fungsi metabolik lainnya (menjaga suhu tubuh, menyimpan lemak tubuh), dan untuk memperbaiki kerusakan jaringan dan tulang disebabkan oleh karena sakit dan cedera. Sumber energi makanan berasal dari karbohidrat, protein, lemak menghasilkan kalori masing-masing, sebagai berikut : karbohidrat 4 kkal/g dan lemak 9kkal/g. diluar nutrient ini ada yang memasukkan alkohol sebagai salah satu diantara sumber energi yang menghasilkan kalori 7 kkal/g. energi yang diperlukan seorang remaja tergantung dari BMR individu masing-masing, tingkat pertumbuhan, dan aktifitas fisik. Kebutuhan energi bervariasi tergantung aktifitas fisik ; remaja yang kurang aktif dapat menjadi kelebihan BB atau mungkin obesitas. Kejar tumbuh pada remaja sangat sensitif terhadap energi dan perubahan yang terjadi pada energy. Asupan energi yang rendah menyebabkan retardasi pertumbuhan. Energi merupakan kebutuhan yang terutama : apabila tidak tercapai, diet protein, vitamin, dan mineral tidak dapat dipergunakan secara efektif dalam berbagai fungsi metabolik. 2. Protein

Protein diperlukan untuk sebagian besar proses metabolik, terutama pertumbuhan, perkembangan, dan maintenen/merawat jaringan tubuh. Asam amino merupakan elemen struktur otot, jaringan ikat, tulang, enzim, hormone, antibody. Protein juga mensuplai sekitar 12 % - 14 % asupan energi selama masa anak dan remaja. Kebutuhan protein sehari yang direkomendasikan pada remaja berkisar antara 44-59 g, tergantung pada jenis kelamin dan umur. Berdasarkan BB, remaja umur 11-14 tahun laki-laki atau gadis memerlukan protein 1g/kg BB dan pada umur 15-18 tahun berkurang menjadi 0,9g/kg pada laki-laki dan 0,8 g/kg pada gadis. Kelebihan asupan protein dapat mengakibatkan kelebihan berat badan atau sampai obesitas. Bila asupan energi terbatas, diet protein lebih banyak dimanfaatkan untuk memenuhi Kebutuhan energy, dan tidak bisa dipakai untuk mensintesis jaringan baru. Pertumbuhan mengalami

kegagalan atau terjadi kurang energi protein (KEP). Sumber diet protein yang baik adalah : daging unggas, ikan, telur, susu, dan keju. 3. Lemak Lemak memiliki peran penting sebagai komponen struktural dan fungsional membran sel dan prekusor senyawa yang meliputi berbagai segi dari metabolism. Lemak juga sebagai sumber asam lamak esensial yang diperlukan oleh perumbuhan, sebagai sumber suplai energy yang berkadar tinggi, dan sebagai pengangkut vitamin yang larut dalam lemak. Sekarang, Kebutuhan lemak dihitung sekitar 37 % dari asupan nergi total remaja, baik

laki-laki maupun gadis. Cara yang digunakan untuk mengurangi diet berlemak adalah dengan memanfaatkan aneka buah dan sayur dan produk padi-padian dan sereal ; juga dengan memilih makanan rendah lemak dan mengiris daging dengan membuang lemaknya. Asupan lemak yang kurang adekuat, akan terjadi gambaran klinis defesiensi asam lemak esensial dan nutrient yang larut dalam lemak, serta pertumbuhan yang buruk. Sebaliknya kelebihan asupan beresiko kelebihan BB, obesitas, mungkin meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler dikemudian hari. Sumber berbagai lemak tertentu, misalnya : lemak jenuh (mentega, lemak babi), asam lemak tak jenuh tunggal (minyak olive) asam lemak tak jenuh ganda ( minyak kacang kedelai), kolesterol (hati, ginjal, otak, kuning telur, daging unggas, ikan dan keju) 4. Karbohidrat Sumber terbesar energi tubuh adalah karbohidrat yang menjadi

bagian dari bermacam-macam struktur sel dan substan dan komponen primer diet serat. Karbohidrat disimpan sebagai glikogen atau diubah menjadi lemak tubuh. Lebih dari seperempat total karbohidrat pada remaja didapatkan dari pemanis yang ditambahkan, sebagian besar dari sucrose dan sirup jagung yang mengandung tinggi sucrose. Sumber karbohidrat yang baik pada diet, adalah : karbohidrat simple (buah-buahan, sayur-sayuran, susu, gula, pemanis berkalori lainnya), dan karbohidrat kompleks (produk padi-padian dan sayur-sayuran). Asupan yang

tidak adekuat menyebabkan ketosis; sebaiknya asupan yang berlebihlebihan mengarah pada kelebihan kalori.

5. Serat Serat pada diet jumlahnya berlimpah, fungsinya pada tubuh adalah untuk melancarkan proses pengeluaran tubuh. Sumber yang baik dari diet, misalnya ; seluruh produk padi-padian, beberapa jenis buah dan sayur, kacang-kacangan kering, dan biji-bijian. Bila kekurangan asupan

menyebabkan konstipasi; sebaliknya bila kelebihan asupan mungkin menimbulkan absorpsi mineral berkurang. 6. Mineral Kebutuhan mineral seluruhnya meningkat pada masa kejar tumbuh remaja. Mineral berperan penting pada kesehatan, kalsium, zat besi dan seng, khususnya penting pada pertumbuhan dan perkembangan. 7. Zat besi Remaja adalah salah satu kelompok yang rawan terhadap defesiensi zat besi, dapat mengenai semua kelompok status social ekonomi, terutama yang berstatus social-ekonomi rendah. Penyebabnya sebagian besar oleh karena ketidakcukupan at asimilasi zat besi yang berasal dari diet, dilusi zat besi dari cadangan dalam tubuh dengan cepatnya pertumbuhan dan kehilangan zat besi.

Prevalensi defesiensi zat besi pada gadis umur 11 14 tahun sekitar 2,8 %, dan pada anak laki-laki 4,1 % seangkan pada umur 15-19 tahun defesiensi zat besi pada gadis ditemukan sekitar 7,2 % dan laki-laki 0,6 %. Kebutuhan zat besi meningkat pada remaja oleh karena terjadi pertumbuhan yang meningkat dan ekspansi volume darah dan masa otot. Peran zat besi penting untuk mengangkut oksigen dalam tubuh dan peran lainnya dalam pembentukan sel darah merah. Gadis yang menstruasi membutuhkan tambahan zat besi yang lebih tinggi. Kebutuhan zat besi rata-rata pada saat anak prepubertas adalah 10mg/hari.diet remaja hanya mengandung 6 mg/1000 kkal, sehingga pada gadis yang umumnya membutuhkan kalori yang lebih rendah akan kesulitan untuk mencukupi Kebutuhan zat besinya. Kekurangan akan menyebabkan defisiensi besi,atau anemia besi, sebaliknya kelebihan asupan pada pasien dengan predisposisi genetic tertentu menyebabkan overload zat besi. Sumber besi yang baik dalam diet ; hati, daging sapi, kacang kering, bayam, dan padi-padian dan sereal yang diperkaya.

8. Kalsium Pertumbuhan tinggi pada masa remaja mencapai 20% pertumbuhan tinggi dewasa dan 45 % masa skeletal dewasa. Kebutuhan kalsium pararel dengan pertumbuhan skeletal, dan meningkat dari 800mg/hari menjadi 1200 mg/hari pada kedua jenis kelamin pada umur 11-19 tahun.

Retensi kalsium pada gadis mencapai 200mg/hari dan pada laki-laki antara 300-400 mg/hari. Kebutuhan kalsium sangat tergantung pada jenis kelamin, umur fisiologis,dan ukuran tubuh. Kalsium yng adekuat penting pada remaja untuk pembentukan dan maintenen pertumbuhan tulang sehingga puncak masa tulang dapat dipenuhi. Pada gadis asupan kalsium lebih rendah dari Kebutuhan sehari yang dianjurkan. Sekitar lebih dari 50% gadis dilaporkan mengkomsumsi diet dengan kalsium kurang dari 70% Kebutuhan kalsium sehari. Faktor utama yang mempengaruhi metabolism kalsium adalah kecukupan asupan vitamin D baik dari Diet maupun sinar matahari.

9. Seng Seng didapatkan sebagai komponen sekitar 40 metalo-enzim, terlibat dalam proses metabolism mayor, seperti sintesis protein, penyembuhan

luka, pembentukan sel darah, fungsi imun, untuk ertumbuhan dan perawatan jaringan tubuh. Seng diperlukan pada masa remaja untuk pertumbuhan dan pematangan seksual, terutama saat pubertas. Defesiensi seng ada hubungannya dengan diet sudah diketahui sejak tahun 1960 pada remaja laki-laki di Mesir dan Iran. Gejala klinis defesiensi seng antara lain : gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, letargi mental, perubahan kulit dan pematangan seksual yang terlambat, tetapi seng dapat

meningkatkan pertumbuhan dan pematangan seksual, sedangkan gejala kelebihan asupan seng adalah emesis/intoksikasi akut. Sumber seng yang baik dalam ; kerang laut, daging merah, unggas, keju, seluruh padi-padian sereal, kacang kering, dan telur. 10. Mineral lain Peran magnesium adalah sebagai komponen tulang, sintesis protein, melepaskan energy dari glikogen, mengatur suhu tubuh dan tekanan darah. Defesiensi magnesium jarang terjadi, gejala klinisnya spasme otot,tremor, nausea, apati, kejang, dan koma. Peran Fosfor adalah sebagai elemen structural tulang dan gigi, serta berpartisipasi dalam berbagai reaksi kimia. Asupan yang tidak adekuat belum diketahui dalam praktek sehari-hari. Peran Tembaga sebagai komponen beberapa protein dan enzim, pemakaian zat besi, sumber tembaga yang baik dalam diet ; kerang laut, kacang tanah, hati, ginjal, minyak jagung, margarine, dan miju-miju (lentil). Defesiensi tembaga menimbulkan gejala anemia dan penyakit tulang. Peran Selenium sebagai konstituen dari sel darah merah dan glutation. Defesiensi selenium menimbulkan kardiomiopati pada anak. 11. Vitamin a) Vitamin A Viamin A merupakan nutrient yang larut dalam lemak, essensial untuk mata, tulang, pertumbuhan, pertumbuhan gigi, diferensiasi sel, reproduksi dan integritas system imun.

Defesiensi Vitamin A masih merupakan masalah nutrisi utama yang berakibat kebutaan di Negara berkembang termasuk di Indonesia. Kelebihan asupan vitamin A menimbulkan teraogenitas, gejala toksisitas termasuk efek pada kulit dan tulang. b) Vitamin C Fungsi vitamin c dalam pembentukan kolagen mintenen kapiler, tulang dan gigi, promosi absorpsi zat besi nonhem ; dan melindungi vitamin lain dan mineral dari oksidasi (antioksidan). Rata-rata asupan vitamin vitamin C remaja laki-laki 121 mg/hari, dan pada gadis 80 mg/hari. Asupan ini trmasuk lebih tinggi dari RDA , yakni 50mg/hari untuk remaja usia 11- 14 tahun, dan 60 mg/hari untuk usia 15-18 tahun. Buah-buahan segar seperti jeruk, tomat, kentang, sayur hijau tua dan strawberi yang dijus merupakan sumber vitamin C yang sangat baik. Asupan vitamin C yang idak adekuat menimbulkan gejala defesiensi vitamin C, berupa perdarahan kulit dan gusi, lemah, defek perkembangan tulang (scurvy). Sebaliknya kelebihan asupan

menimbulkan keluhan gastrointestinal.

12. Vitamin E (tokoferol) Fungsinya sebagai antioksidan, sumber vitamin E yang baik dalam diet, minyak dan lemak sayur-sayuran, beberapa produk sereal, kacang-

kacangan dan beberapa ikan laut. Asupan yang tidak adekuat menimbulkan fragilitas sel darah merah. 13. Folat Perannya dalam pembentukan hemoglobin dan mineral genetic. Kebutuhan folat untuk remaja diperkirakan 3 g/kg BB. Studi terhadap 400 remaja laki-laki dan gadis untuk melihat status folat mendapatkan 40 % remaja memiliki kadar total sel darah merah rendah (<140mg/ml). Insiden defesiensi folat terjadi sebagian besar oleh karena asupan folatnyang tidak cukup. Sumber folat ditemukan pada sayur berwarna hijau tua, kacang kering, benih gandum dan hati. Beberapa jenis makanan sumber asam folat ini, kebetulan tidak disukai remaja, sehingga beresiko timbulnya defesiensi. Gejala defesiensi folat berupa : lemah, pucat, perubahan neurologis dan anemia.

14. Niasin, Riboflavin, dan Thiamin Kebutuhan energi pada masa remaja memerlukan peningkatan suplai niasin, riboflavin, dan thiamin yang ikut terlibat dalam metabolism energy. 15. Vitamin B6 da B12 Status vitamin B6 ditemukan rendah diantara remaja gadis, dan hamper separuh pada gadis ini memiliki nilai stimulasi koenzim dalam status defesiensi.

Peran viatamin B 12 diperlukan untuk pembentukan sel darah merah, membangun material genetic, fungsi sisem syaraf, dan

metabolisme protein dan lemak.

Penentuan Status Gizi Remaja Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja (Permaisih, 2003). Tujuan hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometri adalah besaran komposisi tubuh (Arisman, 2007). Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar panggul, dan tebal lemak dibawah kulit (Supariasa, 2002). Dalam penelitian antropometri yang penting dilakukan adalah yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi

penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan (Arisman, 2007). a. Berat Badan Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. b. Tinggi Badan (Supariasa, 2002).

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat (Supariasa, 2002). Tinggi badan dapat diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding dan pandangan diarahkan kedepan. Kedua tangan bergantung relaks disamping badan. Potongan kayu (atau logam), bagian dari alat pengukur tinggi badan digeser, kemudian diturunkan hingga menyentuh bagian atas (verteks) kepala. Sentuhan harus diperkuat jika subjek berambut tebal (Arisman, 2007).

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :

Berat Badan ( Kg) IMT = --------------------------------------------Tinggi badan (m) x Tinggi Badan (m)

Tabel 2.1 Kategori Ambang batas IMT untuk Indonesia Status Gizi IMT

Kurus tingkat berat Kurus Kurus tingkat ringan

< 17 17,0 18,4

Normal

Normal Gemuk tingkat ringan

18,5 25,0 25,1 27,0

Gemuk Gemuk tingkat berat (Sumber Supariasa, 2002) > 27

You might also like