You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Menurut informasi yang diperoleh melalui Majalah Akuntan Indonesia (edisi Juni-Juli 2012), Tahun 2015 Indonesia akan banyak kedatangan para akuntan yang berasal dari negara ASEAN. IAI menilai tantangan yang dihadapi profesi akuntan menghadap AFTA (ASEAN Free Trade Area) terbilang sangat berat, karena kualitas dan kesiapan kompetitor dari negara-negara di belahan ASEAN cukup memadai. Tidak hanya para akuntan yang mendapatkan ancaman, namun para calon sarjana akuntansi juga dibayangi ketakutan akan persaingan yang kian ketat. Mengingat bahwa gelar yang diperoleh mahasiswa akuntansi setelah menyelesaikan pendidikan strata satu hanyalah Sarjana Ekonomi (SE). Salah satu alternatif agar seorang lulusan Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi tidak terpental bila gerbang persiangan dibuka adalah meningkatkan kompetensinya secara optimal dengan mengikuti pendidikan profesi akuntansi. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan tambahan bagi lulusan Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi yang berhak menyandang sebutan profesi Akuntan (Ak) berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001. Tujuan PPAk dinyatakan dalam SK tersebut untuk menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) juga akan berhak untuk mendapatkan nomor register akuntan dari Departemen Keuangan dan boleh mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), sebagai syarat penting untuk mendapatkan ijin praktik sebagai Akuntan Publik. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) diharapkan mempunyai daya saing yang lebih tinggi sebagai akuntan dibandingkan dengan para sarjana yang tidak mempunyai predikat akuntan (setyaningrum, 2007). Berkaitan dengan hal tersebut seorang akuntan yang telah memiliki gelar akuntan harus dapat menerapkan ilmu dan skill yang dimilikinya untuk memecahkan berbagai masalah yang harus diselesaikan baik di organisasi maupun perusahaan sehubungan dengan masalah ekonomi. Dengan demikian, bisa diharapkan para Akuntan Indonesia di masa akan datang, khususnya dalam era globalisasi ekonomi abad 21, akan menjadi akuntan yang

berkompeten, profesional dan siap menghadapi persaingan global dengan akuntan belahan dunia lain. Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian Widyastuti, dkk (2004) mengenai pengaruh motivasi (motivasi kualitas, motivasi karir, dan motivasi ekonomi) terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk di enam Universitas Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi karir merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir. Hasil penelitian Ellya Benny dan Yuskar (2006) yang melakukan penelitian yang sama menunjukkan bahwa faktor karir dan kualitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk sedangkan faktor ekonomi (penghargaan finansial) tidak mempunyai pengaruh signifikan. Berdasarkan referensi penelitian terdahulu, peniliti akan melakukan pengujian kembali mengenai Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Penelitian ini akan meneliti persepsi mahasiswa akuntansi IBII terhadap minat Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) dilihat dari variabel penelitian yaitu, biaya pedidikan, waktu pendidiakan, karir, dan penghargaan finansial.

B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu : 1. Bagaimana persepsi mahasiswa IBII program studi akuntansi terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)? 2. Apakah biaya pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)? 3. Apakah waktu pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)? 4. Apakah karir mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)? 5. Apakah penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)? 6. Faktor apa yang paling dominan dalam mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)? 7. Bagaimana pengaruh penyelenggaraan PPAk dalam persiapan menghadapi persaingan global?

8. Apa yang menjadi landasan mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi?

C. Batasan Masalah Penulis menyadari akan keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki, maka untuk lebih dapat mengarahkan penelitian ini ditetapkan batasan masalah sebagai berikut : 1. Apakah biaya pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)? 2. Apakah waktu pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)? 3. Apakah karir mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)? 4. Apakah penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?

D. Batasan Penelitian Penelitian yang dilakukan terbatas pada hal-hal berikut : 1. Periode penelitian adalah bulan november-desember 2012 2. Objek penelitian adalah mahasiswa program studi akuntansi Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) yang berada pada semester V (angkatan 2010) dan semester V ke atas. 3. Data penelitian diperoleh data primer dengan membagikan kuisioner kepada mahasiswa program studi akuntansi IBII.

E. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah Apakah biaya pendidikan, waktu pendidikan, karir dan penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)

F. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah biaya pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) 2. Untuk mengetahui apakah waktu pendidikan mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) 3. Untuk mengetahui apakah karir mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) 4. Untuk mengetahui apakah penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa program studi akuntansi IBII untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk)

G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu : 1. Bagi Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII) Untuk mengetahui persepsi mahasiswa IBII terhadap Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) yang mempengaruhi minat mahasiswa mengikuti PPAk sehingga dalam proses belajar dapat lebih memotivasi mahasiswa dan lebih mensosialisasikan PPAk kepada mahasiswa sehingga tercipta persepsi positif terhadap PPAk. 2. Bagi Mahasiswa program studi Akuntansi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada mahasiswa mengenai PPAk dan pentingnya PPAk bagi mereka yang ingin mendapatkan gelar akuntan. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi mereka untuk mengikuti PPAk, khususnya di IBII. 3. Bagi pihak lainnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak lain yang membutuhkan serta dapat berguna sebagai bahan studi dan referesnsi penelitian yang lebih lanjut sehubungan dengan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN


A. Landasan Teori 1. Profesi Akuntan Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan definisi profesi sebagai suatu bidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan, keadilan tertentu seperti keterampilan, kejujuran dan sebagainya. Ciri dari suatu profesi menurut J.L Carey dalam Moenaf (2003) antara lain, adalah keahlian yang dimiliki seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan sertifikat yang diperoleh dari lembaga yang diakui yang memberikan kewenangan untuk melayani masyarakat dalam bidang keahlian tersebut. Comission in Standards of Education and Experience for Certified Public Accountant (Duska, 2003:65) memberikan tujuh karakteristik profesi yaitu : (1) A Specialized body of knowledge (2) A recognized formal education process for acquiring the requicite specialized knowledge (3) A standard of professional qualification governing admission to the profession (4) A standard of conduct governing the relationship of the practitioner with client, colleagues and the public (5) Recognition of status (6) An Acceptance of social responsibility inherent in an occupation endowed with the public interest (7) An organization devoted to the advancement of the social obligation of the group

Masyarakat memandang profesi akuntan adalah sebagai komunikator perkembangan bisnis. Melalui siklus akuntansi yang tertata dengan baik masyarakat berharap dapat menerima dan memahami informasi perkembangan usaha secara objektif dan baik. Sedangkan definisi akuntan berdasarkan PMK No. 17/KMK 01/2008 adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan

akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu mereka yang telah mengikuti pendidikan profesi. International Federation of Accountant dalam Regar, (2003) memberikan pengertian profesi akuntan sebagai semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang umumnya terdiri dari audit, akuntansi, pajak dan konsultasi manajemen. Sesuai dengan definisi yang diberikan oleh PMK No.17/KMK 01/2001, untuk mendapatkan sebutan akuntan seorang sarjana ekonomi harus mengikuti pendidikan profesi. Setelah memperoleh gelar akuntan, akuntan akan

mendapatkan nomor register akuntan dari Departemen Keuangan. Seorang akuntan yang mempunyai nomor register dapat memilih profesi antara lain : (1) Akuntan Publik (External Auditor) : auditor external sering juga disebut auditor independen atau akuntan publik. Disebut auditor eksternal/independen karena mereka tidak bekerja pada entitas yang diaudit melainkan dengan memiliki KAP atau bekerja di KAP. (2) Pemeriksaan Intern (Internal Auditor) : dengan bekerja di Bagian Pemeriksaan Intern (Internal Audit Department) suatu perusahaan swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut Satuan Pengawas Intern (SPI). Auditor internal berkewajiban memberi informasi kepada manajemen untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan operasi usahanya. Biasanya pihak eksternal jarang menggunakan informasi dari auditor internal karena terbatasnya independensi mereka. (3) Auditor Pemerintah (Goverment Auditor) : dengan bekerja di BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atau Inspektorat di suatu Departemen Pemerintah. Sebagian tugas BPKP tidak berbeda dengan tugas kantor akuntan publik. Sebagian besar informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai badan pemerintah telah diaudit oleh BPKP. Di samping audit laporan keuangan, pada masa sekarang BPKP sering melakukan evaluasi efisiensi dan efektifitas operasi berbagai program pemerintah dan BUMN, misalnya evaluasi pelaksanaan komputerisasi suatu

badan pemerintah. Dalam hal ini auditor bertugas meninjau dan menganalisis segala aspek sistem komputerisasi tersebut, tetapi penekanan utama adalah pada penilaian terhadap kelayakan peralatan, efisiensi operasi, kecukupan dan kegunaan keluaran serta hal-hal lain guna melihat kemungkinan perolehan layanan yang sama dengan biaya yang lebih rendah (4) Financial Accountant : dengan bekerja di bagian akuntansi keuangan suatu perusahaan. Akuntan keuangan menghasilkan laporan keuangan, menyajikan informasi yang akan digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan evaluasi, serta pertanggungjawaban keuangan kepada pemegang saham (http://en.wikipedia.org./wiki/Financial_accountancy) (5) Cost Accountant : dengan bekerja di bagian akuntansi biaya suatu perusahaan. Pekerjaan utamanya adalah mengukur, mengumpulkan, menganalisis dan mengendalikan biaya khususnya biaya produksi. (6) Management Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi manajemen suatu perusahaan. Akuntan manajemen berperan dalam membuat strategi dan informasi dalam pengambilan keputusan. Tugas akuntan manajemen adalah membuat peramalan dan perencanaan, analisis varians, review dan memonitor biaya dalam bisnis organisasi.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Management_accounting) (7) Tax Accountant : dengan bekerja di bagian perpajakan suatu perusahaan atau Direktorat Jenderal Pajak (DJP). DJP berada di bawah Departemen Keuangan RI bertanggungjawab atas penerimaan Negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum dalam pelaksanaan ketentuan pajak. Aparat pelaksana DJP di lapangan adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karipka). Karipka mempunyai audtor-auditor khusus. Tanggungjawab Karipka adalah melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi ketentuan perundangan perpajakan. (8) Akuntan Pendidik : dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Menurut Niswonger, et al. (1999:9), profesi akuntan dapat digolongkan menjadi 2 yaitu akuntan swasta dan akuntan publik. Akuntan swasta (private accountant) adalah akuntan yang bekerja pada perusahaan dan organisasi nirlaba,

sedangkan akuntan publik (public accountant) adalah akuntan yang memberikan jasa akuntansi berdasarkan honor. Ruang lingkup akuntansi kegiatan dan tugas akuntansi swasta bervariasi. Akuntan swasta sering juga disebut akuntan manajemen. Akuntan publik dapat bekerja selaku perorangan atau sebagai anggota di kantor akuntan publik. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) membagi akuntan menjadi 4 yaitu, akuntan manajemen, akuntan publik, akuntan sektor publik dan akuntan pendidik (Regar, 2003) (1) Akuntan Manajemen Merupakan akuntan yang bekerja pada perusahaan swasta dan BUMN. Akuntan dalam suatu perusahan berperan penting dalam fungsi auditor internal (2) Akuntan Publik Akuntan publik memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat sebagai pemilik kantor akuntan atau secara tidak langsung sebagai pegawai yang bekerja di kantor akuntan publik (3) Akuntan Sektor Publik Akuntan sektor publik adalah akuntan yang bekerja pada pemerintah, umumnya terdiri dari akuntan yang bekerja pada BPKP (Badan Pengawas Keuangan pemerintah (4) Akuntan Pendidik Akuntan pendidik merupakan akuntan yang aktif dalam biang pendidikan Masing-masing akuntan tergabung dalam kompartemen yang diberi dan Pembangunan) sebagai instansi pemeriksa keuangan

wewenang untuk mengelola kegiatan akuntan yang masih dalam lingkup akuntansi. Akuntan publik dalam Kompartemen Akuntan Publik, akuntan pendidik dalam Kompartemen Akuntan Pendidik, akuntan manajemen dalam Kompartemen Akuntan Manajemen dan akuntan sektor publik dalam Kompartemen Akuntan Sektor Publik

2. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001 menyebutkan Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program studi akuntansi. Lulusan pendidikan profesi

akuntansi berhak menyandang sebutan profesi akuntansi yang selanjutnya disingkat Ak. Dengan penyelenggaraan PPAk semua lulusan perguruan tinggi jurusan akuntansi akan memperoleh perlakuan yang sama dalam memperoleh gelar akuntan. Latar belakang penyelenggaraan program PPAk adalah adanya diskriminasi terhadap perguruan tinggi swasta. Pemberian gelar akuntan pertama kali diatur berdasarkan Undang-undang No. 34 tahun 1954. Berdasarkan Undang-Undang No. 34 tahun 1954, gelar akuntan diberikan kepada lulusan perguruan tinggi negeri yang ditunjuk pemerintah dan atau perguruan tinggi negeri yang memenuhi syarat untuk menghasilkan akuntan atas proses pendidikannya. Sarjana Ekonomi lulusan perguruan tinggi negeri berhak menyandang sebutan akuntan hanya dengan mengajukan permohonan tertulis akan mendapat nomor register negara. Sedangkan bagi sarjana lulusan perguruan tinggi swasta harus menempuh beberapa tahap ujian lagi untuk dapat menyandang sebutan akuntan. Sistem ini dipandang merupakan diskriminasi terhadap perguruan tinggi swasta, bahkan tidak menjamin standarisasi profesi akuntan karena tidak ada suatu standar dan proses yang seragam untuk menghasilkan seorang akuntan sehingga kualitas akuntan yang dihasilkan dari perolehan secara otomatis dengan yang harus menempuh ujian akan berbeda. Oleh karena itu, berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional Nomor 179/U/2001 memutuskan gelar akuntan hanya bisa diperoleh melalui program PPAk. Setiap lulusan program studi akuntansi tidak secara otomatis mendapatkan gelar akuntan (Ak) terhitung sejak 31 Agustus 2004. Kurikulim PPAk didesain sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dari seorang akuntan. Menurut Siddharta Utama (2003), kompetensi yang perlu dimiliki oleh seorang akuntan berkaitan dengan pengetahuan adalah : a. Pengetahuan mendalam mengenai akuntansi bukan hanya dalam mencatat transaksi dan menyiapkan laporan keuangan, tetapi juga menganalisis, mengevaluasi, menginterpretasi dan menggunakan laporan keuangan b. Pengetahuan mengenai bagaimana bisnis bekerja dan dikelola, dimulai dari penguasaan atas manajemen dan fungsi-fungsinya (keuangan, pemasaran, operasi, sumber daya manusia), manajemen strategi dan corporate governance.

c. Pengetahuan mengenai peran teknologi informasi dalam bisnis serta mampu mengevaluasi sistem informasi d. Pengetahuan yang luas mengenai ekonomi, sosial dan budaya serta mempunyai perspektif global e. Mampu melihat keterkaitan antara bidang ilmu, khususnya bagaimana praktik akuntansi mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya Menurut Munawir (1991) dalam Widyastuti, dkk (2004), kompetensi seorang auditor dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pendidikan formal tingkat universitas, pelatihan teknis dan pengalaman di bidang auditin dan pendidikan professional yang berkelanjutan (continuing professional education) seperti seminar-seminar. PPAk sebagai salah satu bagian dari pendidikan formal bertujuan menghasilkan lulusan yang kompeten dan menguasai keahlian bidang profesi akuntansi. PPAk berbeda dengan pendidikan akademik. PPAk lebih menekankan pada peningkatan profesionalisme para calon akuntan. Kurikulum PPAk didesain untuk memenuhi persyaratan untuk menjadi akuntan professional dan berkualitas. Untuk dapat menyesuaikan kompetensi akuntan dengan kebutuhan perusahaan/pemberi kerja, kurikulum PPAk dibuat sedemikian rupa agar dapat menghasilkan akuntan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan para pengguna jasanya. International Educational Standard for Professional Accountants membuat standard kurikulum untuk memenuhi kebutuhan

kompetensi akuntan yang profesional dan berkualitas. International Education standard for Professional Accountants memberikan pernyataan Professional accouting study should be part of the pre-qualification program. This study should be long enough and intensive enough to permit candidates to gain the proffesional knowledge for required professional competence. The content of professional accounting education should consist of accounting, finance and realted knowledge; organizational and business knowledge; and information technology knowledge and competence

Kurikulum dan silabus PPAk sebagian besar berisi materi yang tidak atau belum diberikan pada jenjang strata satu atau berupa aplikasi suatu konsep atau teori. Sesuai dengan surat keputusan KERPRA Nomor : KEP-

003/SK/KERPRA/IAI/II/2006 tanggal 14 Februari 2006 tentang pemuktahiran silabus dan kurikulim PPAk, pengelenggaraan PPAk meliputi paling sedikit 21 SKS dan paling banyak 40 SKS yang ditempuh selama 2 sampai 6 semester. Penyelenggara PPAk dapat menambah mata kuliah di luar kurikulum inti PPAk selama tidak melampaui batas waktu penyelenggaraan PPAk yaitu paling banyak 40 SKS dan paling lama 6 semester. Kurikulum PPAk berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi oleh IAI adalah : (1) Etika Bisnis dan Profesi (2) Perpajakan (3) Praktik Audit (4) Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersil (5) Pasar Modal dan Manajemen Keuangan (6) Pelaporan dan Akuntansi Keuangan (7) Akuntansi Manajemen dan Biaya Pendidikan sangat berperan dalam memberikan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan akuntan dalam menjalankan profesinya. Wahista melakukan penelitian terhadap pemberi kerja di Indonesia untuk mengetahui bagaimana kualifikasi akuntan yang diharapkan pemberi kerja serta bagaimana pendidikan dapat memberikan kualifikasi tersebut (Siddharta Utama, 2003). Hasil yang diperoleh adalah pada umumnya pemberi kerja mengukur kualitas seorang akuntan dari kemampuan memahami konsep akuntansi, mengaplikasikan teknikteknik akuntansi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan melakukan presentasi, kemahiran berbahasa inggris dan mengaplikasikan komputer. Mereka juga berharap akuntan memiliki motivasi yang tinggi, mampu belajar hal-hal baru dengan cepat, mau mengembangkan diri terus-menerus, berdedikasi terhadap tugas yang diberikan dan memiliki wawasan yang luas. Akuntan dituntut memiliki pemahaman atas pengetahuan manajemen, perpajakan, teknologi informasi, hukum, etika, bisnis internasional dan akuntansi pemerintahan. Melihat kebutuhan kualifikasi yang harus dimiliki seorang akuntan, PPAk menjadi sangat penting karena kurikulum PPAk didesain agar dapat memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan seseorang akuntan dalam menjalani profesinya. Populasi perguruan tinggi yang menyelenggarakan PPAk relatif sedikit. Hanya ada 39 PPAk di seluruh Indonesia, 17 di antaranya milik PTN

(www.iaiglobal.or.id). IAI membagi kriteria penilaian perguruan tinggi agar dapat menyelenggarakan PPAk menjadi tiga yaitu : (1) Prasyarat Prasyarat merupakan kondisi yang harus dipenuhi suatu perguruan tinggi untuk dapat menyelenggarakan PPAk. Prasyarat tersebut adalah lamanya program studi jurusan akuntansi telah berdiri dan akreditas yang diberikan oleh Badan Akreditas Nasional (BAN). (2) Kriteria Utama Kriteria utama adalah syarat utama yang harus dipenuhi perguruan tinggi agar dapat menyelenggarakan PPAk. Lima syarat yang harus dipenuhi adalah rasio jumlah dosen tetap akuntansi dengan jumlah mahasiswa, rencana kurikulum dan silabus PPAk, jumlah judul buku dalam perpustakaan, jumlah judul jurnal/majalah akuntansi berlangganan yang terdapat dalam perpustakaan dan rasio jumlah komputer dengan jumlah mahasiswa (3) Faktor Pendukung Faktor pendukung adalah nilai tambah yang akan diberikan kepada perguruan tinggi apabila memenuhi kondisi tertentu. Faktor pendukung tidak diwajibkan tetapi merupakan nilai tambahan. Faktor pendukung adalah bebas UNA atau telah meluluskan 15 orang, aktivitas dosen tetap akuntansi di profesi (IAI dan praktisi), dan menyelenggarakan program pendidikan pascasarjana akuntansi yang telah diakreditasi oleh BAN (memiliki izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi)

3. Persepsi terhadap Program PPAk a. Pengertian Persepsi Schiffman dan Kanuk (2004:158) memberikan definisi persepsi sebagai the process by which an individual selects, organizes, and interprets stimuli into a meaningful and coherent picture of the world. Persepsi dapat didefinisikan sebagaimana seseorang melihat dunia sekitarnya (how we see the world around us). Persepsi merupakan hasil dari suatu proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menginterprestasi stimuli. Stimuli adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu (Sutisna, 2001:63). Contoh dari stimuli adalah produk, nama merek,

pengemasan, pengiklanan dan komersial. Stimuli akan diterima oleh sensory receptor yaitu indera pada manusia (mata, telinga, hidung, dll). Dua orang yang dihadapkan pada suatu stimuli yang sama dan dalam kondisi yang sama akan mengenali, memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimuli berdasarkan kebutuhan, nilai dan harapan masing-masing individu. Persepsi atau cara seseorang memandang sesuatu akan berbeda dengan orang lain karena itu persepsi bersifat subjektif. Jadi, persepsi tidak berhubungan dengan sesuatu yang benar atau salah, tetapi persepsi menjelaskan cara pandang individu terhadap suatu objek. Persepsi timbul karena adanya suatu respon terhadap stimulus. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh memori seseorang. Salah satu elemen yang mempengaruhi proses persepsi seseorang adalah sensasi. Sensasi merupakan respon langsung dari organ sensori terhadap suatu stimuli. Stimuli yang ditangkap oleh indera kemudian diproses menjadi persepsi.

b. Keberadaan dan Prospek PPAk Institusi penyelenggara program PPAk berharap masyarakat memiliki persepsi positif terhadap program PPAk misalnya persepsi bahwa lulusan PPAk akan memiliki kualitas yang baik dan memiliki daya saing dalam dunia kerja sehingga karir cepat berkembang. Dengan persepsi positif dari masyarakat diharapkan masyarakat akan mengikuti program PPAk Karena itu diperlukan beberapa upaya untuk membentuk persepsi yang positif dari masyarakat terhadap program PPAk. Beberapa upaya institusi pendidikan yang dilakukan institusi dalam membentuk persepsi yang baik terhadap program PPAk antara lain dengan mendesain kurikulum PPAk, fasilitas tenaga pengajar yang ahli dibidangnya serta metode belajar sehingga dapat memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa lulusan PPAk adalah akuntan yang berkualitas. Kurikulum PPAk disusun dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan pengguna jasa akuntan. Materi yang tidak diberikan pada jenjang strata satu akan meningkatkan kompetensi sehingga para lulusan PPAk memiliki komptensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, institus berusaha meyakinkan masyarakat bahwa PPAk akan menghasilkan lulusan yang berkualitas dengan menyediakan tenaga pengajar yang bukan hanya

memahami konsep akuntansi secara teori tetapi pengajar yang merupakan praktisi yang ahli dan berpengalaman di bidangnya. Metode belajar PPAk dirancang untuk mengembangkan kemampuan agar peserta dapat belajar secara berkelanjutan. Metode belajar PPAk menekankan pada aplikasi atas konsep serta teori yang diperoleh melalui studi kasus, presentasi dan diskusi sehingga lulusan diharapkan akan terbiasa menggunakan konsep dan teori untuk menghadapi kasus-kasus yang terjadi saat bekerja. Peraturan pemerintah mengenai penyelenggaraan PPAk juga dapat membentuk anggaran masyarakat bahwa profesi akuntan merupakan profesi yang memiliki peranan penting. Karena itu dibutuhkan suatu pendidikan khusus untuk menghasilkan akuntan yang profesional dan berkualitas agar dapat menjalankan perannya dengan baik. Upaya yang dilakukan institusi untuk membentuk persepsi positif masyarakat serta adanya peraturan pemerintah tentang perolehan gelar akuntan mennjadikan program PPAk memiliki prospek yang baik untuk diminati masyarakat.

c. Persepsi Mahasiswa terhadap program PPAk Persepsi mahasiswa terhadap lulusan program PPAk dapat dilihat dari 3 hal yaitu : (1) Biaya Pendidikan (a) Definisi Didalam terminologi administrasi keuangan, khususnya

administrasi keuangan bidang pendidikan, dibedakan antara biaya (cost) dan pembelanjaan (expenditure). Biaya (cost) adalah nilai besar dana yang diperkirakan perlu disediakan untuk membiayai kegiatan tertentu, misalnya kegiatan akademik, kegiatan kemahasiswaan, dan sebagainya. Sedangkan pembelanjaan (expenditure) adalah besar dana riil yang dikeluarkan untuk membiayai unit kegiatan tertentu, misalnya kegiatan praktikum mahasiswa. Oleh karena itu, seringkali muncul adanya perbedaan antara biaya yang dianggarkan dengan pembelanjaan riil. (b) Klasifikasi Biaya Secara umum, pembiayaan pendidikan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Biaya Rutin (Reccuring Cost) Mencakup keseluruhan biaya operasional penyelenggaraan

pendidikan, seperti biaya administrasi, pemeliharaan fasilitas, pengawasan, gaji, biaya untuk kesejahteraan, dan lain-lain. 2. Biaya Modal (Capital cost) Mencakup biaya untuk pembangunan fisik, pembelian tanah, dan pengadaan barang-barang lainnya yang didanai melalui anggaran pembangunan.

Akumulasi biaya dibagi jumlah mahasiswa akan diketahui besarnya biaya satuan (unit cost). Unit cost yang dimaksud adalah unit cost per mahasiswa. Unit cost per mahasiswa memiliki makna yaitu : Unit cost per mahasiswa dilihat dari aspek recurring cost Unit cost per mahasiswa dilihat dari aspek capital cost Unit cost per mahasiswa dilihat dari akumulasi atau penjumlahan dari recurring cost dengan capital cost Unit cost per mahasiswa dilihat dari recurring cost, capital cost, dan seluruh biaya yang dikelarkan langsung oleh mahasiswa untuk keperluan pendidikannya.

Dengan demikian, secara sederhana biaya satuan per mahasiswa yang belajar penuh (unit cost per full time student) tidak sulit dihitung. Perhitungannya dilakukan dengan menambahkan seluruh belanja atau dana yang dikeluarkan oleh institusi (total institution expenditure) dalam pelaksanaan tugas-tugas kependididkan dibagi dengan jumlah siswa reguler (full time student) dalam tahun tertentu, termasuk biaya yang mereka keluarkan untuk keperluannya sendiri dalam menjalani pendidikan. Biaya pendidikan yang terus melambung setiap tahun menjadi masalah yang sulit terpecahkan. Sebaliknya, upaya pemerintah untuk meningkatkan anggaran pendidikan nasional sebesar 20 persen dari jumlah APBN yang diamanatkan UUD 1945 sampai sekarang belum dapat diwujudkan (www.wikipedia.com).

Uraian

Tabel 2.1 Biaya dan Hari Perkuliahan PPAk iBii (kelas Malam) Alumni Non-Alumni

- SKS: 25 sks x Rp. 550.000.000 - BTTP: 2 smt x Rp. 2.025.000 Discount Alumni (10%) Jumlah Biaya Hari Kuliah Rp. 16.020.000 Rp. 17.800.000 Senin-Jumat : Pk. 18.30 21.30 Sabtu : Pk. 09.00 12.00 (Sesi 1) : Pk. 13.00 16.00 (Sesi 2) Sumber : Sekretariat Pasca Sarjana ibii Rp. 4.050.000 (Rp. 1.780.000) Rp. 4.050.000 Rp. 13. 750.000 Rp. 13.750.000

Uraian

Tabel 2.2 Biaya dan Hari Perkuliahan PPAk ibii (Kelas Pagi) Alumni Non-Alumni

- SKS: 25 sks x Rp. 450.000.000 - BTTP: 2 smt x Rp. 2.025.000 Discount Alumni (10%) Jumlah Biaya Hari Kuliah Rp. 13.770.000 Senin-Jumat Pk. 08.00 16.00 Sumber : Sekretariat Pasca Sarjana ibii Rp. 15.300.000 Rp. 4.050.000 (Rp. 1.530.000) Rp. 4.050.000 Rp. 11. 250.000 Rp. 11.250.000

(2) Waktu Pendidikan Dengan beragamnya kegiatan, maka seseorang yang telah lulus sebagai sarjana S1 memiliki pertimbangan apakah hendak melanjutkan studi atau bekerja secara full time. Begitupula bagi mereka yang telah dipenuhi dengan kesibukan bekerja dikantor. Karena masalah yang muncul adalah waktu. Berdasarkan waktu yang dimiliki, maka dibutuhkan pembagian yang tepat

sesuai proporsinya agar dapat lebih mengembangkan diri dan kemampuan yang dimiliki. Bagi mereka yang sudah bekerja, tentunya waktu yang dimiliki untuk melanjutkan studi adalah pada saat malam hari. Dimana kondisi tubuh sudah lelah. Sehingga pemilihan waktu untuk Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) harus tepat, hal ini dapat dilakukan pada hari jumat, sabtu dan minggu. Lamanya pendidikan diukur dengan SKS (Satuan Kredit Semester) yang diselesaikan dalam jangka waktu semester. SKS digunakan sebagai ukuran : a. Besarnya beban studi mahasiswa b. Besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha belajar mahasiswa c. Besarnya usaha belajar yang diperlukan mahasiswa untuk

menyelesaikan suatu program, baik program semesteran maupun program lengkap d. Besarnya usaha penyelenggaraan pendidikan bagi tenaga pengajar (www.wikipedia.com) Peserta yang diterima di Program Pendidikan Profesi Akuntansi ibii wajib menempuh 9 mata kuliah (25 SKS) yang diselesaikan dalam 2 semester. Tabel 2.3 Kurikulim PPAk ibii Mata Kuliah SKS Semester 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial Pasar Modal dan Manajemen Keuangan Etika Bisnis dan Profesi Sistem Informasi Akuntansi Risk Manajemen dan Risk Based Audit Perpajakan Pelaporan dan Akuntansi Akuntansi Manajemen dan Biaya Praktik Audit 3 3 2 2 2 3 3 3 3 14 x 2,5 jam 14 x 2,5 jam 14 x 2,5 jam 10 x 2,5 jam 10 x 2,5 jam 14 x 2,5 jam 14 x 2,5 jam 14 x 2,5 jam 14 x 2,5 jam

Jumlah Pertemuan

Sumber : www.ibii.ac.id

(3) Karir Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian karir sebagai perkembangan dan kemajuan di kehidupan, pekerjaan, jabatan dan sebagainya. Menurut Triton (2005:128) adalah kronologi kegiatan-kegiatan dan perilaku-perilaku yang terkait dengan kerja dan sikap, nilai dan aspirasi seseorang atau semua pekerjaan atau jabatan seseorang baik yang telah maupun sedang dikerjakan. Dalam pengembangan karir terdapat dua proses utama yaitu perencanaan dan manajemen. Perencanaan berkaitan dengan bagaimana seseorang merencanakan dan mewujudkan tujuan karirnya sendiri. Hal ini merupakan usaha yang sengaja dilakukan seseorang untuk menjadi lebih sadar dan tahu akan keterampilan dirinya. Sedangkan manajemen karir berkaitan dengan organisasi yang mendesain dan melaksanakan program pengembangan karir agar mencapai keseimbangan antara keinginan karir individu dan persyaratan tenaga kerja organisasi (Triton, 2005:130) PPAk mempunyai kaitan yang erat dengan perkembangan karir seseorang saat bekerja dan mempunyai daya saing yang lebih kuat dalam dunia kerja yang berhubungan dengan bidang akuntansi. Persepsi bahwa pendidikan mempengaruhi karir seseorang terbukti dari survey yang dilakukan SWA terhadap 50 orang yang mengikuti program MBA/MM menyatakan setelah mengikuti program MBA/MM pengaruh yang dirasakan adalah kemudahan mencari pekerjaan baru, mendapat jaringan bisnis dan peningkatan jabatan (Swa, 30 oktober 2003). Pernyataan di atas juga sejalan dengan penelitian Sieder, Blank, dan Rigsby (1991) dalam Widyastuti, dkk (2004) yang dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara struktur organisasi institusi pendidikan akuntansi dengan perkembangan profesi auditor. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara struktur organisasi institusi pendidikan akuntansi dengan perkembangan profesi seorang auditor. Auditor yang memliki latar belakang pendidikan profesional akuntansi akan membutuhkan waktu lebih sedikit untuk dipromosikan menjadi auditor senior atau manajer.

Salah satu identifikasi kriteria yang akan dipertimbangkan untuk evaluasi kinerja personel dan keahlian yang diharapkan adalah kepemilikan sertifikasi akuntan publik yang dikeluarkan pihak berwenang untuk promosi ke posisi supervisor. Berdasarkan pernyataan tersebut, program PPAk menjadi penting bagi seseorang yang akan menjalani karir sebagai akuntan publik karena salah satu syarat mengikuti ujian sertifikasi adalah memiliki gelar akuntan yang diperoleh melalui program PPAk. Daya saing kuat yang dimiliki oleh lulusan PPAk ditunjukan dalam hal pendirian KAP yang hanya boleh dilakukan oleh sesorang yang memiliki izin sebagai akuntan publik. Untuk memperoleh izin akuntan publik seseorang harus memiliki nomor register akuntan. Nomor register akuntan hanya dapat diperoleh bila seseorang telah mengikuti program PPAk. Persyaratan yang ditetapkan oleh Standar Pengendalian Mutu KAP dapat mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap program PPAk bahwa PPAk dibutuhkan untuk menunjang perkembangan karir dan menjadi daya saing seseorang. Persepsi bahwa pendidikan dapat mempengaruhi karir seseorang dapat mendorong minat mahasiswa mengikuti program PPAk. (4) Penghargaan Finansial Manajemen memberikan balas jasa atau reward terhadap hasil kerja karyawan dalam berbagai bentuk, termasuk di dalamnya financial reward. Penghargaan finansial merupakan salah satu bentuk sistem pengendalian manajemen untuk memastikan bahwa segenap elemen karyawan dapat mengarahkan tindakannya terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Secara umum penghargaan finansial terdiri atas penghargaan langsung dan tidak langsung. Penghargaan langsung dapat berupa pembayaran dari upah dasar atau gaji pokok, gaji dari lembur, pembagian dari laba. Sedangkan penghargaan tidak langsung meliputi asuransi, tunjangan biaya sakit, program pensiun. Daya saing akuntan dapat terletak pada jumlahnya yang masih relatif sedikit di Indonesia. Menurut data, jumlah akuntan beregistrasi saat ini tercatat 50.879 (www.akuntanonline.com, 16 Mei 2012). Jumlah yang relatif sedikit dibandingkan dengan kebutuhan dapat menimbulkan persepsi bahwa tenaga akuntan akan mendapatkan imbalan atau balas jasa yang lebih besar atas jasa yang diberikan. Salah satu hal yang

menyebabkannya adalah adanya biaya dan waktu tambahan yang harus dikeluarkan seseorang untuk menempuh pendidikan guna mendapatkan sebutan/gelar akuntan. Dalam penelitian oleh Bierstaker, et al (2004) dinyatakan mahasiswa merasa mereka seharusnya memperoleh

kompensasi tambahan karena telah mengikuti pendidikan tambahan berupa gaji yang lebih tinggi. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan dipersepsikan berhubungan dengan penghargaan finansial yang diperoleh seseorang. Persepsi bahwa PPAk akan meningkatkan penghargaan finansial seseorang dapat mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti program PPAk.

4. Minat Menurut Widyastuti, dkk (2004) minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadapt sesuatu. Selanjutnya Kamus Umum Bahasa Indonesia (1991:656) mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu. Benny dan Yuskar (2006) menyimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat ini, yaitu : a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku. b. Minat menunjukan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu. c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk melakukan sesuatu. 5. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian Widyastuti (2004) mengenai pengaruh motivasi kualitas, karir dan ekonomi terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk menyatakan karir berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk dan terdapat perbedaan minat antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir untuk mengikuti PPAk. Penelitian oleh Victor (2007) juga menyatakan faktor karir berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAk.

Penelitian yang sama mengenai pengaruh kualitas, karir dan ekonomi terhadap minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk juga dilakukan oleh penelitian Ellya Benny dan Yuskar (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas dan karir berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa mengikuti PPAK Karena mahasiswa terdorong untuk meningkatkan dalam menjalankan profesi.

B. Kerangka Pemikiran Variabel yang mempengaruhi mahasiswa terhadap PPAk yang akan digunakan dalam penelitian ini ada empat persepsi yaitu biaya pendidikan, lama pendididikan, karir dan penghargaan finansial. Hubungan antara persepsi yang mempengaruhi mahasiswa program studi akuntansi IBII untuk mengikuti PPAk digambarkan dibawah ini

Biaya Pendidikan Waktu Pendidikan Karir

Minat mahasiswa akuntansi mengikuti PPAk

Penghargaan finansial C. Hipotesis Penelitian Ha1 : Biaya Pendidikan berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa program studi akuntansi IBII mengikuti PPAk Ha2 : Lama Pendidikan berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa program studi akuntansi IBII mengikuti PPAk Ha3 : Karir berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa program studi akuntansi IBII mengikuti PPAk Ha4 : Penghargaan finansial berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa program studi akuntansi IBII mengikuti PPAk

You might also like