You are on page 1of 9

KEBUTUHAN ELIMINASI FUNGSI GASTROINTESTINAL Dosen Pengampu : Ns.Nurullya Rahma,S.Kep.M.Kep.Sp.

Kom

Disusun Oleh : 1. Muri Murdiana A 2. Itha Kartika A 3. Yesi Melisawati 4. Fadlun Naim 5. Nur Ali H 6. Cahyo Yuwono 7. Erlangga Galih ZN 8. Latief Maruf NC 9. Prima Khairunisa 10. Ani Sofiani K

A 11 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Gastrointestinal adalah saluran pencernaan yang panjangnya sekitar 9 meter. Saluran ini juga merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkanya untuk dapat diserap oleh tubuuh dengan jalan proses pencernaan dari mulut sampai anus. Bagianbagian gastrointestinal adalah : 1. Mulut dan gigi 2. Faring (tekak) 3. Esofagus (Kerongkongan) 4. Lambung (Gaster) 5. Usus Halus yang terdiri dari Usus 12 jari (duodenum) Usus kosong (jejunum) Usus penyerapan (illeum)

6. Usus Besar (kolon) 7. Rektum 8. Anus Gastrointestinal atau sistem pencenaan mempunyai peran yang besar dalam serah terima makanan atau energi bagi tubuh. Sistem ini mempunyai fungsi utama, dan fungsi masing- masing organ yang berperan dalam sistem pencernaan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai fungsi gastrointestinal dan organ- organnya. RUMUSAN MASALAH 1. Apa fungsi gastrointestinal dan masing- masing organya? TUJUAN 1. Mengetahui fungsi gastrointestinal dan masing-masing organya

BAB II PEMBAHASAN

A. FUNGSI UMUM Fungsi utama gastrointestinal secara umum adalah sebagai tempat metabolisme makanan, karena di dalam gastrointestinal terjadi pencernaan karbohidrat, pencernaan lipid dan pecernaan protein baik secara kimiawi maupun mekanis. Selain itu juga sebagai transport untuk memindahkan zat nutrien atau zat yang sudah dicerna, air dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi. Yang mana zat makanan tersebut adalah sumber energi bagi tubuh. Dan juga sebagai sistem pembuangan zat sisa. (Syaifudin,2006)

B. FUNGSI MASING- MASING ORGAN PENYUSUN a. Mulut dan gigi Mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan. Gigi memliki fungsi masing- masing. Gigi seri berfungsi sebagai pemotong makanan, gigi taring untuk memutuskan makanan, gigi geraham untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong b. Tekak (Faring) Sebagai tempat persimpangan jalan makanan dan jalan nafas. Tekak berfungsi sebagai katup yang ketika gerakan menelan terjadi katup ini mencegah masuknya makanan ke jalan udara. Karena pada waktu sementara jalan udara ditutup sementara. c. Kerongkongan (Esofagus) 1. Menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung. 2. Dinding esofagus seperti juga bagian lain dari saluran cerna, terdiri atas 4 lapisan yaitu Mukosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan,

seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga

memperbanyak volume getah lambung yang dapat dikeluarkan.

- Submukosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muskularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan

mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan - Serosa (Lapisan luar) adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh darah dan pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng sebagai pelapis (mesotel).

d. Lambung (Gaster) Pencernaan di lambung berlangsung antara 2 - 6 jam, semuanya itu tergantung pada jenis makanannya. Namun, pada umumnya lemak akan lebih lama dicerna di dalam lambung jika dibandingkan dengan protein. Karbohidrat dan makanan yang bersifat cair pada umumnya lebih cepat meninggalkan lambung. (Irianto:2008) Ada beberapa fungsi lambung : 1. Mencerna karbohidrat dan lemak dengan bantuan enzim lipase dan amilase. (Pedak,2011) 2. Menciptakan suasana asam dalam lambung dengan bantuan HCl yang telah berhasil membunuh mikroorganisme dalam makanan. (Irianto,2008) 3. Pada bayi, lambungnya menghasilkan dua enzim, yaitu enzim renin yang berfungsi untuk menggumpalkan protein susu/kasein dengan bantuan kalsium dan lipase untuk memecah lemak dalam susu. (Irianto,2008) 4. 5. Pembentukan dan pelepasan gastrin. (Pedak,2011) Permukaan lambung menghasilkan lendir yang berfungsi untuk melindungi dinding lambung dari HCl. (Irianto,2008) 6. 7. Menyerap vitamin B12. (Pedak,2011) Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot lambung. (Pedak,2011)

8.

Mengosongkan lambung dengan koordinasi saraf otonom dan hormonal. (Pedak,2011)

9.

Penyimpanan makanan. (Soalne,2003)

10. Memproduksi kimus (massa homogen setengah cair yang berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan mendorongya ke dalam duodenum. (Soalne,2003) 11. Digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida. (Soalne,2003) 12. Produksi mukus yang berfungsi untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri. (Soalne,2003) 13. Produksi faktor intrinsik : a. Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal. b. Vitamin B12 yang didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada faktor intrinsik. Komplek faktor intrinsik vitamin B12 di bawa ke ileum usus halus, tempat vitamin B12 diabsorbsi. (Soalne,2003) 14. Absorbsi. Absorbsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya berlangsung sedikit. Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan lemak diabsorbsi di dinding lambung. Zat terlarut dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas. (Soalne,2003) e. Usus Halus Tempat proses pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan. Fungsi usus halus adalah sebagai : 1. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler darah dan saluran limfe. 2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino 3. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida. 4. Menghasilkan enzim-enzim pencernaan, seperti : No Enzim 1 2 3 4 5 Enterokinase Maltase Laktase Lipase peptidase Fungsi Mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin Mengubah glukosa menjadi maltosa Mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa Mengubah emak menjadi asam lemak dan gliserol Mengubah polipeptida (protein) menjadi asam amino

Usus halus, yerbagi menjadi tiga bagian usus yaitu : Usus 12 Jari (Duodenum)

Fungsi Usus dua belas jari bertanggung jawab untuk menyalurkan makanan ke usus halus. Secara histologis, terdapat kelenjar

Brunner yang menghasilkan lendir. Dinding usus dua belas jari tersusun atas lapisan-lapisan sel yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot. Usus 12 jari adalah saluran yang muaranya adalah ke kelenjar pankreas. Dimana di kelenjar pankreas diproduksi enzim amilase berfungsi mencerna hidrat arang menjadi sakarida, enzim tripsin berfungsi mencerna protein menjadi asam amino. Sedang dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar dan berfungsi untuk memproduksi getah intestinum. Usus Kosong (Jejunum)

1. Penghasil enzim yang sama seperti yang dihasilkan pankreas Usus Penyerapan (Illeum)

1. Sebagai tempat penyerapan sari- sari makanan oleh jonjot atau vili pada dindingdindingnya. f. Usus Besar (Kolon) Fungsi kolon adalah (1) mengabsorpsi air adan elektrolit dari kimus dan (2) menympan feses sampai dapat dikeluarkan. Setengah proksimal kolon dihubungkan dengan absorpsi, dan setengah distal dihubungkan dengan penyimpanan; karena pergerakan yang kuat tidak diperlukan untuk fungsi-fungsi tersebut, pergerakan kolon dalam keadaan normal adalah lamban. Namun dengan cara yang lamban ini, pergerakannya tetap mempunyai sifat yang sama seperti sifat usu halus (Guyton, 1990). Fungsi utama kolon adalah penyerap air, Na+, dan mineral lain. Dengan mengeluarkan sekitar 90% cairan, kolon mengubah 1000-2000 mL kimus isotonik yang masuk setiap hari dari ileum menjadi tinja semipadat dengan volume sekitar 200-250 mL (W.F. Ganong, 2008) a. Motilitas dan sekresi kolon

Bagian ileum yang mengandung katup ileosekum menonjol sedikit ke dalam sekum sehingga peningkatan tekanan kolon akan menutupnya, sedangkan peningkatan tekanan ileum akan menyebabkan katup tersebut terbuka. Jadi, katup ini tertutp pada keadaan normal. Setiap kali gelombang peristaltik mencapainya, katup ini terbuka sebentar, dan memungungkinkan sebagian kimus ileum masuk ke dalam sekum. Pada hewan percobaan, apabila katup direseksi, kimus akan masuk ke dalam kolon dnegan cepat sehingga penyerapan usus halus berkurang; namun, pada manusia tidak terjadi penurunan yang bermakna. Jika makanan meniggalkan lambung, sekum melemas dan terjadi peningkatan perpindahan kimus melalui katup ileosekum (refleks gastroileum). Hal tersebut agaknya merupakan refleks vagus, walaupun muncul argumentasi mengenai pengaruh rangsangan vagus terhadap katup ileosekum. Rangsangan simpatis meningkatkan kontraksi katup (W.F. Ganong, 2008) . Gerakan kolon mencakup kontraksi segmentasi dan gelombang peristaltik seperti yang terjadi di usus halus. Kontraksi segmentasi mencampur isi kolon ke mukosa, penyerapan akan meningkat. Gelombang peristalik mendorong kolon menuju rektum, walaupun antiperidtsldid lemah kadang-kadang di jumapai. Kontraksi kerja massal hanya terjadi di kolon dan disi terjadi kontraksi simultan otot polos di daerah pnyatuan yang luas. Kontraksi ini mendorong isi kolon dari satu bagian kolon ke bagian kolon yang lain. Kontraksi ini juga mendorong isi kolon ke rektum, dan peregangan rektum kemudian mencetuskan refleks defekasi (W.F. Ganong, 2008). b. Penyerapan dalam kolon Kapasitas penyerapan mukosa usus besar sangat besar. Na+ secara aktif diangkut keluar dari kolon, dan air mengikuti gradien osmotik yang terbentuk. Secara normal, terjadi sekresi netto K+ dan HCO3- ke dalam kolon. Daya serap kolon menjadikan pemberian per rektum sebagai cara pemberian obat yang praktis, terutama pada anak. Banyak senyawa seperti anestetik, sedatif, penennag dan seteroid dengan cepat diserap melalui jalur ini. sebagian air dalam enema diserap dan apaila volume enema cukup besar dapat terjadi intoksikasi air akibat penyerapan yang besar (W.F. Ganong, 2008). Kolon melindungi dirinya dengan melepaskan suplai lendir. Lendir dalam kondisi normal berwarna jernih sampai buram dengan konsistensi berserabut. Lendir melumasi kolon, mencegah trauma pada dinding bagian dalamnya. Lubrikasi terutama penting pada ujung distal kolon, tempat isi kolon menjadi kering dan lebih keras. Fungsi sekresi kolon membantu keseimbangan asam basa. Bikarbonat disekresi untuk mengganti klorida. Sekitar 4 ssampai 9

mEq kalium dilepaskan setiap hari oleh usus besar. Perubahan serius pada fungsi kolon, seperti diare, dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit. (Potter and Perry, 2006) Kontraksi peristaltik yang lambat menggerakan isi usus ke kolon. Isi usus adalah stimulus utama untuk terjadinya kontraksi. Produk buangan dan gas memberikan tekanan pada dinding kolon. Lapisan otot meregang, menstimulasi refleks yang menimbulkan kontraksi. Gerakan peristaltik masa, mendorong makanan yang tidak tercerna menuju rektum. Gerakan ini terjadi hanya tiga sampai empat kali gerakan sehari, tidak seperti gelombang peristaltik yang sering timbul di dalam usus halus (biasnaya tersengar selama auskultasi) (Potter and Perry, 2006).

g. Rektum Rektum berasal dari bahasa latin yaitu regere, yang artinya meluruskan, mengatur. Rektum adalah suatu ruang delapan inchi yang menghubungkan usus besar ke dubur (anus). Rektum mempunyai panjang 12 sampai 13 cm. Fungsi rektum yaitu : 1. Sebagai tempat penyimpanan sementara feses 2. Menerima feces dari usus besar 3. Membiarkan seseorang mengetahui ada feces yang harus dikeluarkan 4. Menahan feces sampai pengeluaran terjadi

h. Anus 1. Sebagai tempat dikeluarkanya faeses (defekasi) 2. Berperan dalam proses defekasi yaitu Ketika rektum penuh akan terjadi peningkatan tekanan di dalamnya dan memaksa dinding dari saluran anus. Paksaan ini menyebabkan feses masuk ke saluran anus. Pengeluaran feses diatur oleh otot sphinkter.

PENUTUP

KESIMPULAN

Gastrointestinal sebagai sebuah sistem yang berfungsi untuk mencerna makanan, memiliki fungsi sebagai tempat metabolisme dan pemecah makanan menjadi molekul yang lebih sederhana. Dan setiap organ penyusun gastrointestinal memiliki fungsi masing- masing sehingga fungsi utama gastrointestinal dapat berjalan.

DAFTAR PUSTAKA

Guyton.1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : EGC Potter and Perry.2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Vol.2.Jakarta : EGC Syaifudin.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC W.F. Ganong.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC Irianto,Sugeng Yuli dan Wasis. 2008. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Pedak,Muztamir. 2011.Puasa Obat Dahsyat. Jakarta : PT Wahyu Media Sloane,Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:EGC Arisworo, Ajoko dkk. (2006). Ilmu pengetahuan alam. Bandung : Penerbit grafindo media pertama

You might also like