You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif (pendidikan).

Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah, bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak-anak secara tuntas. Ini merupakan maslaah yang sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada 3 (tiga) aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis dan biologis. Ketiga aspek tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap dan tingkah laku anak didik di sekolah. Hal itu pula yang menjadi tugas yang cukup berat bagi guru dalam mengelola kelas dengan baik, masalah lain yang juga sering dirasakan guru adalah masalah pendekatan dan media sumber belajar. Untuk itu, pengambilan metode yang tepat mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar.

1.2 Rumusan Masalah Apa pengertian dari Strategi Belajar Mengajar ? Bagaimana kedudukan Strategi Belajar Mengajar ? Apa tujuan pengajaran dengan Strategi Belajar Mengajar ? Apa yang dimaksut dengan strategi, metode, teknik dan model pembelajaran ? Bagaimana hubungan situasi dan kondisi guru, siswa dan fasilitas dengan Strategi Belajar Mengajar ? 1.3 Tujuan Mengetahui pengertian dari Strategi Belajar Mengajar. Memahami kedudukan Strategi Belajar Mengajar. Mengerti tujuan pengajaran dengan Strategi Belajar Mengajar. Mengetahui strategi, metode, teknik dan model pembelajaran. Memahami hubungan situasi dan kondisi guru, siswa dan fasilitas dengan Strategi Belajar Mengajar.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Strategi Belajar Mengajar Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Menurut Sanjaya, (2007 : 126). Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran atau biasa disebut strategi belajar mengajar adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari pendapat tersebut, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran atau strategi belajar mengajar itu adalah suatu materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2007 : 126). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran atau yang biasa disebut strategi belajar mengajar merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkahlangkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.

2.2

Kedudukan Strategi Belajar Mengajar Penyelenggaraan Pendidikan melalui Sekolah dan PendidikanLuar

Sekolah. Apapun namanya dan di manapun kegiatan belajar mengajar dilakukan, kegiatan itu harus dapatmemanfaatkan berbagai sumber belajar yang terdapat di mana-mana baik langsung maupun tidak langsungdalam bentuk sarana ataupun prasarana. Kegiatan proses belajar mengajar memerlukan interaksi dengansumber belajar yang dapat digunakan untuk menyediakan fasilitas belajar. Agar diperoleh hasil yang maksimal,maka kadar itu harus tinggi. Untuk memperoleh interaksi yang tinggi, maka proses interaksi perlu dikembangkansecara sistematik. Begitu pula sumber belajar perlu dikembangkan dan dikelola secara baik dan fungsional. Dimana-mana orang dapat belajar, dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sebab sumberbelajar ada di mana-mana, baik berupa manusia maupun bukan manusia, yang dapat dimanfaatkan untukmeningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar. Oleh AECT disebutkan pula bahwa dalam kegiatan instruksional (PBM), sumber belajar dapat berubah menjadi komponen instruksional. Dan uraian tersebut jelas bahwa kegiatan belajar adalah pembelajaran yang penting selalu ada, dan yang dapatmembantu pemecahan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran. Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru.

2.3

Tujuan Pengajaran dengan Strategi Belajar Mengajar

Aspek kognitif, meliputi: pengenalan, pemahaman, aplikasi, analisis, Aspek afektif, meliputi: penerimaan akan sikap / interest, merespon, Aspek psikomotor, meliputi: persepsi atas rangsangan, kesiapan

sintesis, dan evaluasi. menilai sikap, mengatur sikap, menginternalisasi sikap. bertindak secara fisik, respon yang terarah, respon yang mekanis, respon yang disadari. 2.4 Strategi, Metode, Teknik Mengajar dan Model Pembelajaran

Dalam konteks pembelajaran, kita tentu tidak asing dengan istilahistilah strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran. Namun banyak diantara para mahasiswa pendidikan (calon guru) dan bahkan para guru yang tidak memahami secara mendalam sehingga tidak bisa memberikan penjelasan apa sebenarnya persamaan dan perbedaan dari istilah-istilah tersebut. Sebagian mereka memahami sama terhadap istilah-istilah tersebut. Sebagian yang lain menganggap berbeda terhadap istilah-istilah tersebut, tetapi tidak mampu menjelaskan bagaimana perbedaannya. Dalam uraian berikut, saya mencoba menjelaskan perbedaan antara strategi, metode, teknik dan model pembelajaran. Masing-masing istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pengertian Strategi Mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Di dalam strategi pembelajaran terdapat perencanaanperencanaan yang dibuat oleh guru. Pada prinsipnya strategi pembelajaran bersifat konseptual berupa rencana keputusan yang akan diambil dalam

proses pembelajaran.

Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat

dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran masih bersifat konseptual, untuk pelaksanaannya diperlukan berbagai metode pembelajaran tertentu. Metode Pembelajaran Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan a plan of operation achieving something sedangkan metode adalah a way in achieving something (Wina Senjaya, 2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
(1) Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak

disamping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.
(2) Metode demonstrasi

Metode

demonstrasi

adalah

cara

penyajian

pelajaran

dengan

memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat alat bantu pengajaran seperti benda benda miniatur, gambar, perangkat alat alat laboratorium dan lain lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain lain peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.
(3) Metode diskusi

Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.
(4) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan pokok pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber

belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas. (5) Metode belajar kooperatif Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif model jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman sekelompoknya. (6) Metode ekspositori atau pameran Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan. (7) Metode karyawisata/widyamisata Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar. (8) Metode penugasan Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa,

meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri. (9) Metode eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan

menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan penemuan. Teknik Mengajar Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya mengajar. Dengan demikian, teknik mengajar dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik atau cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan metode pembelajaran. Sebagai gambaran, penerapan metode role playing pada kelas yang siswanya memiliki orang tua dengan rata-rata ekonomi tinggi, berbeda teknik perlakuannya terhadap siswa yang orang tuanya dengan rata-rata ekonomi rendah. Selain itu dengan penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi maupun debat, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

Model Pembelajaran Apabila antara strategi, metode dan bahkan teknik mengajar sudah

terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu metode dan teknik mengajar. Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personalhumanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
2.5

Hubungan Situasi dan Kondisi Guru, Siswa dan Fasilitas

dengan SBM

You might also like