You are on page 1of 19

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TURNAMEN DIKEMAS DALAM CD PEMBELAJARAN MATERI OPERASI BILANGAN KELAS

3 SD PETOMPON SEMARANG

Prof.Dr.Sukestiyarno Drs. Bibit Sumanto

PUSAT KEILMUAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2009 LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN PUSAT KEILMUAN-LPPM UT 1. Judul 2. Bidang Keilmuan 3. Ketua Peneliti a. N a m a b. NIP c. Pangkat /Gol d. Jabatan Akademik e.Fakultas/Unit Kerja Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Strategi Pembelajaran Turnamen dikemas dalam CD Pembelajaran Materi Operasi Bilangan Kelas 3 SD Petompon Semarang : Keilmuwan : Prof. Dr. Sukestiyarno. : 131404322 : Penata Muda Tk I / IV C. : Guru Besar : FKIP-UT dpk UPBJJ Semarang

4. Anggota Tim Peneliti : a. Jumlah Anggota : 1 orang b. Nama/NIP/Pangkat/Gol/Instansi: Drs. Bibit Sumanto/131787497/Penata Muda Tk I/IIIb/UPBJJ Semarang c. Dibantu oleh seorang guru SD. 5. Lama Penelitian 6. Biaya Penelitian 7. Sumber Biaya : 10 bulan. : Rp. 12.700.000,00 (Dua belas juta tujuh ratus ribu rupiah). : Keilmuan LPPM UT Semarang, 9 Januari 2009 Mengetahui Kepala Lembaga Penelitian Unnes Ketua Pelaksana

Prof.Dr. Sukestiyarno NIP 131404322

A. JUDUL USULAN
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Strategi Pembelajaran Turnamen dikemas dalam CD Pembelajaran Materi Operasi Bilangan Kelas 3 SD Petompon Semarang B. BIDANG KAJIAN Pengembangan Pembelajaran C. PENDAHULUAN Guru memandang siswa adalah individu yang terus berkembang menuju proses pendewasaan. Oleh karena itu setiap guru mata pelajaran selalu memberi tantangan dengan menyodorkan sejumlah masalah baru kepada siswa untuk menyelesaikannya, termasuk pelajaran matematika. Pembelajaran matematika mengajarkan pemecahan masalah (problem solving) tidak hanya untuk keperluan mata pelajaran matematika saja, karena matematika mendasari ilmu-ilmu lain. Dalam melakukan proses hitung-menghitung, proses menentukan langkah efisien (algoritma) penyelesaian masalah, menentukan logika kebenaran keputusan yang akan diambil, dan lain sebagainya, hal ini diajarkan di matematika dan dibutuhkan oleh orang-orang non matematika. Jadi merupakan suatu kesempatan bagi siswa SD yang sedang berada pada kondisi kritis dalam berpikir, perlu dilatih secara terus menerus melakukan problem solving melalui pembelajaran matematika. Pada dewasa ini dirasa materi konsep matematika merupakan materi yang cukup sukar bila dibandingkan dengan materi lain. Matematika dipadang sebagai momoknya mata pelajaran oleh sebagian besar siswa. Siswa memandang konsep matematika merupakan materi abstrak yang sukar untuk diserapnya. Hanya bagi mereka yang menyenangi matematika saja yang merasakan senang mempelajarinya. Berdasar pengalaman peneliti melakukan pengamatan dan konsultasi dengan guru di SD Petompon Semarang dijumpai betapa sulitnya membelajarkan matematika. Siswa banyak mengalami keluhan karena kesulitan memahami konsep matematika. Termasuk membelajarkan materi operasi bilangan bulat yang merupakan bagian dari materi matematika di kelas 3. Materi tersebut memang bersifat abstrak, sehingga wajar apabila guru maupun murid mengalami kesulitan mempelajarinya. Umumnya guru dalam kelas dapat mengamati siswanya dalam tiga kelompok, yaitu
3

kelompok berkemampuan baik, kelompok berkemampuan sedang dan kelompok berkemampuan rendah. Mereka berada dalam situasi kondisi satu kelas. Apabila mereka diberi tugas rumah, umumnya siswa kelompok dua dan tiga masih banyak mengalami kesulitan. Daya inovasi siswa umumnya untuk menyelesaikan masalah masih rendah. Dari pengalaman pembelajaran seperti tersebut di atas, berkat kolaborasi tim peneliti, menumbuhkan pemikiran baru untuk mengajukan suatu strategi membelajarkan matematika baru. Pembelajaran bagaimana memberi peran masing-masing siswa sesuai dengan kemampuan yang ia miliki merupakan penekanan utama. Pembelajaran dengan model pengelompokkan siswa dalam grup-grup kecil, dan diantara grup tersebut saling dilombakan dalam memecahkan masalah akan diterapkan. Dengan pengelompokan antar siswa tersebut diharapkan mereka dapat melakukan sosialisasi saling membantu dalam kelompoknya dan bersaing dengan kelompok lain. Strategi tersebut dinamakan strategi turnamen. Guna menunjang penerapan strategi di atas, sebelumnya siswa diajak mendalami materi secara mandiri terlebih dahulu. Dengan menerapkan strategi pembelajaran matematika yang mengandalkan pemberian tugas terstruktur melalui CD pembelajaran untuk materi yang belum diajarkan. Melalui tugas terstruktur tersebut siswa diharapkan dapat bersosialisasi kepada lingkungan sekitar sebelum dilakukan diskusi pada tatap muka di kelas. Para siswa diminta mengumpulkan pertanyaan dari bahan yang ada, merangkum dan mengerjakan soal. Pada saat tatap muka di kelas bahan hasil diskusi mandiri tersebut didiskusikan secara kelompok. Dalam hal ini guru tidak akan mengajar mulai dari awal, kegiatan belajar mengajar dimulai langsung dengan diskusi. Dimaksudkan siswa berada dalam kelompok masing-masing saling sharing menyampaikan konsep yang dipelajari secara mandiri. Dalam pembelajaran tatap muka, antar kelompok dipacu dengan mengadakan kompetisi memecahkan masalah matematika yang berasal dari guru. Dengan adanya kompetisi matematika tersebut siswa diberi kesempatan untuk berlomba melakukan unjuk kemampuan. Siswa yang menjadi pemimpin bidang kemampuan akademik bertanggung jawab menjelaskan pada rekan sekelompoknya. D. PERUMUSAN MASALAH Berdasar permasalahan yang dihadapi seperti tersebut di atas maka dapat dimunculkan rumusan masalah: Apakah pembelajaran matematika operasi bilangan kelas 3 di SD Petompon dengan strategi turnamen dikemas dalam CD pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan, ketrampilan proses, dan prestasi belajar siswa?
4

E. TUJUAN PENELTIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan, ketrampilan proses, dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran matematika dengan strategi turnamen dikemas dalam CD pembelajaran materi operasi bilangan. F. MANFAAT HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat: 1. Bagi pembaca, lahirnya suatu strategi pembelajaran baru yang dapat memberi nuansa siswa siap menghadapi masalah, memecahkannya, dan siap msenghadapi masalah baru yaitu strategi pembelajaran turnamen. 2. Bagi siswa, akan terbentuk jiwa yang siap menghadapi kompetisi-kompetisi yang ditawarkan padanya untuk meraih tujuan yang lebih konkrit. 3. Bagi guru, diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran yang lebih menekankan pada tuntutan KTSP aktif pada siswa. 4. Bagi pengembangan kurikulum, diperolehnya ketepatan implementasi pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. G. KAJIAN PUSTAKA G.1 Kajian Penelitian Pendukung Penelitian yang dilakukan Wardono, 2005 tentang penerapan pembelajaran kooperatif dengan teams games Turnamen (TGT) memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian Sukestiyarno, 2004 yang mengeksperimenkan pembelajaran matematika berbasis Media dan Teknologi (aplikasi ilmu), ternyata menunjukkan semangat siswa untuk mempelajari materi yang sedang dipelajari melalui CD interaktif. Semangat tersebut terjadi karena siswa dihadapkan pada penerapan ilmu yang dipelajarinya dengan apa kaitan materi tersebut pada kehidupan sehari-hari. Hal ini mendekatkan siswa pada percepatan menangkap konsep materinya. Pada situasi lain siswa ditunjukkan aplikasinya terlebih dahulu selanjutnya dijelaskan untuk sampai ke aplikasi teknologi tersebut membutuhkan prasarat pengetahuan yang akan dipelajari.

G.2 Kajian Teori G.2.1 Turnamen Matematika Turnamen belajar matematika digambarkan oleh Robert Slavin dalam Silberman (1996) dengan mengadakan kompetisi antar tim untuk menyelesaikan masalah. Turnamen Matematika dalam kegiatan ini membatasi sebagai suatu teknik pembelajaran yang memerankan perlombaan memecahkan masalah berupa soal, yang diperebutkan dalam bentuk kelompok. Turnamen matematika menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang setara dalam kinerja akademik. Uraian selengkapnya komponen-komponen turnamen adalah melakukan kegiatan presentasi kelas atau tim dan permainan. Turnamen belajar matematika digambarkan oleh Robert Slavin dalam Silberman (1996) dengan mengadakan kompetisi antar tim untuk menyelesaikan masalah. Langkah-langkah turnamen matematika menurut Silberman (1996) adalah : 1) 2) 3) membagi siswa menjadi beberapa kelompok Berikan masalah berupa soal untuk dikompetisikan di kelompoknya Kompetisi dilanjutkan antar tim yang dipandu oleh guru.

dikoordinir oleh tim itu sendiri Turnamen matematika yang akan diselenggarakan dalam membelajarkan materi Operasi bilangan ini akan dimunculkan sebagai berikut: Siswa dibagi dalam beberapa tim kelompok. Setiap anggota diberi peran sebagai pemimpin yang dijiwai semangat seperti pendapatnya Lowney (2005). Dalam tiap kelompok akan diberi masalah berupa soal untuk dikompetisikan pada intern kelompok. Apabila masalah sudah terpecahkan maka siswa yang mampu harus mau berjiwa heroik, dia mau membantu mensosialisasikan ke tim kelompoknya. Selanjutnya guru akan mengorganisis jalannya kompetisi antar kelompok. Setiap siswa bertangung jawab dalam kelompoknya. Setiap tim ditanamkan jiwa heroik yakni mau membantu yang lain dengan suka rela. G.2.2 Pendekatan Pembelajaran dengan Media CD Pembelajaran Pendekatan dalam pembelajaran dimaksudkan sesuatu jalan, cara, atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pemcapaian tujuan pembelajaran jika dilihat dari cara proses pembelajaran atau materi pembelajaran dikelola (Depdiknas, 2004). Strategi pembelajaran pada penelitian ini berdasar pemilihan kompetensi dasar seperti yang dijabarkan di atas akan memilih pendekatan yang memerankan tugas terstruktur dengan CD interaktif.
6

Tugas adalah sesuatu yang wajib dikerjakan, tugas terstruktur sebagai strategi belajar dimaksudkan sebagai suatu cara belajar dimana guru memberikan sejumlah bahan atau soal yang terencana dan harus dikerjakan oleh siswa secara individu maupun kelompok dalam waktu tertentu (Suharyono, 1990). Materi yang diberikan sebagai tugas terstruktur dapat diambilkan materi yang sedang diajarkan, materi terdahulu, atau materi yang akan diajarkan kemudian. Tugas terstruktur yang diterapkan dalam penelitian ini dirancang ada dua bagian. Bagian pertama merupakan tugas terstruktur individual (boleh dikerjakan secara bersama) yang harus dikerjakan di rumah melalui pemanfaatan CD interaktif di tingkat SD. Materi ini diberikan untuk materi yang akan diajarkan kemudian. Hal tersebut diberikan pada siswa, diharapkan dengan mempelajari tugas terstruktur untuk materi yang belum diajarkan, siswa akan memiliki bekal masalah yang dapat didiskusikan pada saat tatap muka. Salah satu hal yang dipentingkan disini adalah bahwa siswa mempunyai kesempatan mempelajari terlebih dahulu. Pada bagian kedua merupakan materi yang dipersiapkan untuk tatap muka. Guru dalam melaksanakan pembelajaran lebih banyak berdiskusi dan menampung membahas pertanyaan-pertanyaan yang datang dari siswa. Dengan cara demikian proses pembelajaran akan diharapkan efektif dan kreatif. Tugas terstruktur yang kedua adalah penugasan yang harus dikerjakan siswa secara berkelompok dalam tatap muka di kelas. Tugas berupa permainan turnamen untuk mengerjakan tugas dan mengerjakan soal-soal yang dapat diturnamenkan antar kelompok. Tugas permainan simulasi ini untuk memberi kemantapan siswa menangkap konsep yang sedang dipelajari. G.2.3 Keaktifan dalam Pembelajaran Matematika Menurut Sunaryo (2003:27) adalah suatu respon yang diberikan oleh seseorang akibat adanya suatu aksi. Untuk mencapai aktivitas maksimal belajar siswa, dalam pembelajaran harus ada aksi untuk berkomunikasi yang jelas antara guru dengan siswa, sehingga kegiatan belajar oleh siswa dapat berdaya guna dalam mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif. Aktivitas siswa yang positif misalnya; mengajukan pendapat atau gagasan, mengerjakan tugas atau soal, komunikasi dengan guru secara aktif dalam pemebelajaran dan komunikasi dengan sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi, sedangkan aktivitas siswa yang negatif, misalnya menganggu sesama siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas, melakukan kegiatan lain yang tidak sesuai dengan pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru. Aktivitas belajar matematika setelah diberi aksi adalah proses komunikasi antara siswa
7

dan guru dalam lingkungan kelas baik proses akibat dari hasil interaksi siswa dan guru, siswa dengan siswa sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap, tingkahlaku yang dapat diamati melalui, perhatian siswa, kesungguhan siswa, kedisiplinan siswa, keaktifan bertanya/menjawab siswa.

G.2.4 Ketrampilan Proses Pembelajaran Matematika Dari pengertian belajar oleh Peaget dalam Suparno (2001), yaitu belajar untuk memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat digunakan pada bermacam-macam situasi. Dengan demikian proses belajar merupakan proses seseorang menemukan struktur pemikiran yang lebih umum. Melihat Bruner dalam buku Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama (2004), belajar adalah merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Jadi, proses belajar merupakan proses aktif seseorang untuk menemukan suatu informasi. Menurut Syah (2003), dijelaskan keterampilan berproses merupakan kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku proses aktif yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan strategi pembelajaran yang disusun untuk mencapai hasil tertentu. Selanjutnya dijelaskan bahwa keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik saja melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat produk. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan ketrampilan berproses matematika adalah suatu tuntutan proses aktif siswa dalam melakukan suatu kegitan secara motorik yang merupakan pengejawantahan fungsi mental yang dilakukan oleh siswa dan dirancang secara sistematis strategi pembelajarannya oleh pengajar untuk memperoleh suatu produk ketrampilan tertentu secara optimal. G.2.5 Prestasi Belajar Menurut Winkel (1991:42), hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa di mana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Dalam hal ini hasil belajar meliputi keaktifan, ketrampilan proses, motivasi, juga prestasi belajar. Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan, secara singkat dapat dikatakan prestasi adalah hasil usaha. Perbedaan hasil belajar dengan prestasi belajar, bahwa penilaian hasil belajar dilakukan sekali setelah suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan,
8

sementara penilaian prestasi belajar dilakukan setelah beberapa kali penilaian hasil belajar dan hasil belajar yang terakhir dianggap sebagai prestasi belajar karena diharapkan merupakan hasil yang maksimal, tetapi kedua istilah tersebut dikatakan identik karena sama-sama merupakan hasil usaha yaitu belajar. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan secara efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan siswa mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajarnya, apakah pendekatan dan media yang digunakan mampu membantu siswa mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Tes hasil belajar yang dilakukan oleh setiap guru dapat memberikan informasi sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. G.2.6 Kerangka Pikir Pembelajaran materi matematika untuk pokok bahasan Operasi bilangan adalah diajarkan kelas 3 di semester genap dengan aloksi waktu 15 jam. Standar kompetensi: penjumlahan, pengurangan, aplikasi penjumlahan dan pengurangan. Pembelajaran materi operasi bilangan dengan strategi turnamen matematika adalah dimulai dengan menanamkan kesadaran diri bahwa siswa baik dalam kelompok maupun dalam kelas supaya merasa dirinya pemimpin yang mempunyai sifat rela berkorban. Dimaksudkan bahwa setiap siswa merasa dirinya adalah pemimpin yang menyadari dirinya dalam memilih cara hidup pandang. Bersifat berkorban maka setiap siswa sadar akan dirinya mau mengembangkan potensi menambah ketrampilan, melihat kelemahan, mengambil nilai manfaat, dan kesadaran menentukan pendirian untuk menyemangati diri sendiri dan teman. Kegiatan dimulai dengan diberikannya tugas terstruktur dalam bentuk tugas terstruktur untuk mempelajari materi yang belum diajarkan dikemas dalam CD interaktif. Tugas tersebut diharapkan untuk mengaktifkan siswa belajar. Mereka diberi tugas membuat rangkuman, membuat pertanyaan dari bahan yang dirasa tidak tahu, mengerjakan soal. Semua bahan ada dalam CD. Untuk menggugah ketrampilan proses siswa dalam belajar dilakukan review tentang semua tugas yang siswa kerjakan di luar kelas. Untuk lebih menumbuhkan keaktifan dan ketrampilan siswa dilakukan pembelajaran kooperatif dengan turnamen matematika. Apabila keaktifan dan ketrampilan siswa sudah terbentuk dan dapat ditingkatkan akibatnya prestasi belajarnyapun akan
9

meningkat pula. Berdasar uraian di atas dengan skenario seperti tersebut di atas dapatlah dimunculkan hipotesis tindakan: Pembelajaran matematika dengan strategi turnamen dikemas dalam CD pembelajaran pada pembelajaran materi operasi bilangan dapat meningkatkan keaktifan, ketrampilan proses, dan prestasi belajar siswa. H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN H.1. Ruang Lingkup Penelitian Subyek yang akan diteliti atau sampel yang akan diteliti ialah siswa yang mendapat pembelajaran Operasi bilangan pada semester genap kelas 3 SD Petompon Semarang. Penelitian ini dikenakan pada tahun ajaran 2008/2009. H.2 Rancangan penelitian Penelitian ini dirancang berlangsung selama 6 bulan. Pada empat bulan pertama akan digunakan untuk persiapan: mengurus perijinan, mempersiapkan pembelajaran membuat rencana pembelajaran, menyusun modul, membuat media peraga berupa pendataan statistika, peraga operasi bilangan, menyusun skenario turnamen, menyusun instrumen pengamatan dan instrumen tes, menyusun alat evaluasi. Dalam hal ini sudah disusun 3 rancangan pembelajaran untuk 3 siklus. Pada pelaksanaannya nanti akan direvisi pada setiap siklus berjalan. Pada dua bulan berikutnya melaksanakan tindakan kelas dirancang 3 siklus. Disini rencanan pembelajaran untuk siklus 2 dan 3 dilakukan revisi berdasar hasil refleksi siklus sebelumnya. Pada bulan ke enam menyusun laporan kemajuan penelitian, yang akan diseminarkan pada bulan yang ditentukan UT pusat. Sisa bulan akhir melakukan penyempurnaan laporan, menyusun final laporan, seminar nasional hingga publikasi dalam jurnal. H.3 Variabel Penelitian Variabel indikator yang diamati dan dites dalam penelitian ini meliputi: a. b. c. Keaktifan siswa Ketrampilan proses siswa Prestasi belajar siswa

dalam pembelajaran operasi bilangan dengan model turnamen dikemas dalam CD pembelaran. H.4 Prosedur yang Digunakan Berdasarkan diskusi kolaboratif antara dosen dan guru mata pelajaran matematika, seperti yang sudah diuraikan seperti tersebut di atas model pembelajaran matematika yang digunakan
10

adalah strategi turnamen matematika. Prosedur tindakan pembelajaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Guru mitra dan dosen konsultan serta siswa berkolaborasi untuk menyiapkan pokok bahasan yang harus diteliti dan harus dipelajari siswa. b. Secara kolaborasi dosen dan guru membuat rancangan pembelajaran, media pembelaran, instrumen evaluasi, skoring evaluasi. c. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan strategi turnamen, siswa diyakinkan dahulu tentang jiwa kepemimpinan yang rela berkorban. Siswa diberi pembelajaran yang bentuknya rangsangan untuk berinisiatif diwujudkan dalam bentuk soal. Soal dikompetisikan pada siswa dalam kelompok maupun antar tim. Siswa dimotivasi untuk mengerjakan soal dibuat secara kompetisi dalam kelompok terlebih dahulu. Siswa dibiarkan mengkoordinir sendiri dalam kelompoknya. Selanjutnya guru mengkoordinir kompetisi dengan turnamen matematika antar tim. d. Pada pembelajaran berakhir guru selalu memberi masalah pada siswa berupa soal-soal untuk dikompetisikan antar kelompok mereka sendiri. Seterusnya untuk dibahas pada saat tatap muka berikutnya. H.5 Siklus Kegiatan Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas 3 siklus. Kegiatan diterapkan dalam upaya menumbuhkan semangat kepemimpinan dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi maupun yang dibebankan padanya. Tahapan langkah disusun dalam siklus penelitian. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus 1 Perencanaan a. Meninjua kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 1 untuk materi penjumlahan. Penekanan perencanaan disini adalah menyiapkan siswa benar-benar berada pada suasana penyadaran diri seperti diuraikan dalam landasan teori. Persiapan ini akan ditemukan terlebih dahulu antara guru, dosen dan siswa di luar jam pelajaran untuk ditanamkan sifat kompetitor yang sehat. b. Menyiapkan modul CD pembelajaran berupa tugas rumah maupun soal turnamen: Isi program modul ini berupa ringkasan materi dan soal-soal yang dicalonkan dalam

11

turnamen matematika. Soal-soal dikerjakan sebaiknya dalam kelompok. Bahan ini diberikan sebelum tatap muka pada poin a di atas. c. Pelaksanaan a. Guru mitra didampingi dosen konsultan menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul CD yang diberikan sebelumnya. b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi. Apabila permasalahan muncul dari siswa pada suatu kelompok, maka pemecahannya dilakukan dengan model kompetisi untuk tim lain. Bagi mereka yang dapat menyelesaikan masalah dapat poin bintang atas nama kelompok dan atas nama pribadi. c. Untuk memperjelas atau mempertegas materi siswa diberi soal turnamen baru yang tidak jauh tingkat kesulitannya dengan soal sebelumnya. d. Guru memberikan soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan dua guru dan satu dosen. e. Siswa diberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Soal dibuat hampir mirip dari soal turnamen tahap pertama. Hanya mungkin soal-soal diganti bilangannya, atau diubah susunannya. Dengan cara kompetisi pada suatu kecepatan yang dituntut, maka siswa akan bersemangat mengerjakannya. f. Pada suatu penyelesaian suatu masalah soal siswa atau kelompok yang berhasil wajib menjelaskan pada kelompok lain. g. Siswa diberi tes akhis siklus. Pengamatan a. Guru dan dosen mengamati apakah jiwa kompetitif sudah dapat dilaksanakan oleh siswa dalam pembelajaran siklus 1. b. guru dan dosen mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian untuk masing-masing siswa tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan. c. Guru dan dosen mengamati jalannya turnamen tahap pertama. Adakah permasalahan yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal.
12

Menyiapkan soal untuk bahan permainan turnamen.

d. Guru dan dosen mengamati jalannya turnamen tahap kedua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya. e. Menilai hasil evaluasi siklus 1. Refleksi a. Secara kolaboratif guru dan dosen menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1. b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal evaluasi. Membuat suatu perbaikan tindakan atau rancangan revisi berdasar hasil analisis pencapaian indikator-indikator tersebut. Siklus 2 Perencanaan a.Meninjua kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 untuk materi pengurangan dengan melakukan revisi strategi sesuai hasil reflesi siklus 1. Penekanan perencanaan disini adalah menekankan semangat dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan jiwa kompetitif siswa. Dimungkinkan pada siklus 1 siswa masih banyak yang bingung, maka siklus 2 ini lebih intensif dalam kontrol tugas maupun permainan turnamen. b.Menyiapkan modul berupa tugas rumah maupun soal turnamen untuk dilaksanakan pada siklus 2 ini. Pelaksanaan a. Guru mitra didampingi dosen konsultan kembali menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul yang diberikan sebelumnya. b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi yang sedang dipelajari. Kembali masalah yang muncul berupa soal dikompetisikan pada kelompok lain untuk turnamen tahap 1 dan 2. c. Bersama siswa merangkum materi konsep siklus 2 tentang pengurangan. d. Siswa diberi soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan dua guru dan satu dosen. Disini kesempatan menjawab soal lebih ditekankan pada tim yang belum aktif. e. Siswa diberi soal turnamen antar kelompok untuk tahap kedua. Teknik yang dilakukan dalam turnamen ini benar-benar harus memperhatikan keaktifan dan ketrampilan
13

prosesnya. Diharapkan pada turnamen ini lebih baik dan lebih aktif dari pada turnamen siklus 1. f. Diakhiri dengan tes akhir siklus 2. Pengamatan a. guru dan dosen mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pelajaran hingga akhir pelajaran. Berikan penilaian lagi untuk masing-masing siswa tentang indikator keaktifan dan ketrampilan proses. b. Guru dan dosen mengamati jalannya turnamen tahap pertama dan kedua. Guru dan dosen membandingkan dengan pelaksanaan pada siklus 1 dan siklus 2. c. Guru dan dosen mengamati jalannya turnamen tahap kedua. Dilakukan evaluasi pada individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya. Refleksi a. Secara kolaboratif guru dan dosen menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1. b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal turnamen. Kali ini ditekankan pada refleksi kegiatan dan ketrampilan untuk tiap individu. Apakah tiap individu sudah mulai terbiasa dengan turnamen, dan sudah mulai terlatih memecahkan masalah. Siklus 3 Perencanaan a.Meninjua kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 3 tentang materi soal cerita. Disini benar-benar dipersiapkan lebih terarah pada indikator pencapaian. Penekanan pada kemampuan individual, karena pada finalnya akan dilakukan evaluasi tes akhir untuk mengetahui apakah ada pengaruh ketrampilan proses terhadap hasil belajar. b.Menyiapkan instrumen tes akhir dan meninjau lebih detil tentang indikator keaktifan dan indikator ketrampilan proses secara individual. c.Mempersiapkan bantuan lebih khusus pada siswa-siswa yang belum kelihatan aktif atau trampil dalam turnamen matematika. Pelaksanaan a. Guru mitra didampingi dosen konsultan kembali menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa mempelajari modul yang diberikan sebelumnya.
14

b. Permasalahan dibahas bersama dengan model tanya jawab sambil menjelaskan materi yang sedang dipelajari. Kembali masalah yang muncul berupa soal dikompetisikan pada kelompok lain. Kompetisi kali ini lebih ditekankan pada siswa yang belum pernah ada kesempatan, atau belum kelihatan aktif. c. Siswa diberi penjelasan intensif untuk memainkan turnamen yang kreatif dan benar. d. Siswa diberi soal turnamen untuk tahap pertama yakni turnamen dalam kelompok. Dalam kegiatan ini di bawah pengawasan dan bimbingan dua guru dan satu dosen. e. Siswa diberi tes akhir Pengamatan a. guru dan dosen mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dilihat secara jeli terhadap semua indikator pencapaian. Apakah setiap individu sudah memenuhi standar minimal pencapaian indikator. b. Guru dan dosen mengamati jalannya turnamen tahap pertama dan kedua. Pengamatan ini lebih ditekankan pada pencapaian dan kecepatan penyelesaian masalah. Refleksi a. Secara kolaboratif guru dan dosen menganalisis hasil pengamatan, hasil tes. Selanjutnya membuat suatu simpulan terhadap pencapaian indikator. Diharapkan pada siklus ini indikator pencapaian dapat dipenuhi. b. Mendiskusikan hasil analisis berdasar indikator pengamatan, dan indikator soal turnamen. Mengevaluasi bagian-bagian mana yang telah berhasil dicapai, bagian mana yang layak ditindak lanjuti tentang kegiatan dengan pembelajaran dengan strategi turnamen ini. c. Merefleksi tentang pelaksanaan penanaman jiwa kompetitif siswa. Membuat suatu simpulan bagaimana langkah yang baik guna menanamkan pada siswa berkompetisi yang baik. H.5 Indikator Kinerja No 1 INSTRUMEN PENELIITIAN indicator Keaktifan Indikator/variabel Keterangan Keaktifan dalam A. Tugas dan reaksi tugas pembelajaran 1. siap aktif menerima tugas 2. aktif membuat tugas rangkuman kadar keaktifan diskoring 3. aktif membuat tugas pertanyaan dengan skala likert (1 s.d 5) 4. aktif menyelesaikan soal-soal yng diberikan Target keberhasilan 75% B. Partisipasi mengawali pembelajaran 1. aktif mengikuti jalannya pembelajaran
15

Ketrampilan Proses Kadar ketrampilan diskoring dengan skala likert 1 sd 5. Indikator pencapaian 75%

Prestasi Belajar Penilaian skoring dengan rentang 0 sd 100. Berdasar penga-laman hasil tahun sblmnya maka target 65%

2. aktif mengungkapkan pendapat dari penugasan 3. aktif membantu memecahkan masalah yng muncul C. Partisipasi dalam proses pembelajaran 1. aktif bekerja sama dengan teman 2. aktif beradaptasi dengan teman 3. aktif bertanya/menjawab pertanyaan 4. aktif berperan sebgai pemimpin heroik 5. aktif dalam mengatasi masalah yang muncul 6. aktif mengikuti kompetisi 7. aktif berperan dalam kompetisi D. Menutup jalannya pemebelajaran 1. siap merangkum hasil belajarnya 2. siap menutup pembelajaran 3. siap menerima tugas berikutnya A. Tugas dan reaksi tugas 1. trampil melaksanakan tugas belajar modul di rumah 2. trampil membuat rangkuman dari tugas yang diberikan 3. jumlah membuat pertanyaan yang dimunculkan 4. jumlah jawaban soal yang coba diselesaikan B. Partisipasi mengawali pembelajaran 1. Trampil partisipasi dalam pembelajaran 2. kemampuan mengungkapkan pendapat 3. kemampuan memecahkan masalah yang ada C. Partisipasi dalam proses pembelajaran 1. kemampuan bekerjasama dengan teman 2. kemampuan beradaptasi dengan teman 3. kemamapuan bertanya/menjawab petanyaan 4. kemampuan berperan sebagai pemimpin heroik 5. trampil berinisiatif datang & pecahkan masalah 6. trampil beradaptasi dalam kompetisi 7. kemampuan berperan dalam kompetisi D. Menutup jalannya pembelajaran 1. kemampuan merangkum hasil pembelajaran 2. kemampuan menutup kegiatan 3. Trampil mengkoordinir tugas berikutunya 1. menjumlahkan dua bilangan bulat positif 2. mengurangkan dua buah bilangan positif 3. menghitung hasil operasi bilangan yang memuat penjumlahan dan pengurangan 4. menyelesiakan soal aplikasi penjumlahan soal cerita 5. menyelesaikan soal aplikasi pengurangan soal cerita

H.6 Cara Pengambilan dan Pengolahan Data Data merupakan ekspresi atau hasil pengamatan/penghitungan/pengukuran dari suatu variabel. Data dari variabel keaktifan dan variabel ketrampilan proses diambil dengan pengamatan/observasi, sedangkan data dari variabel prestasi belajar diambil dengan tes. Data yang diperoleh diolah dengan analisis deskriptif.
16

H.7 Lembar Pengamatan Instrumen pengamatan variabel Keaktifkan (Instrumen ketrampilan sama spt keaktifan)
Nama xx xx kode no R1 R2 Reaksi tugas A1 A2 A3 A4 Awal pembel B1 B2 B3 Proses pembelajaran C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 Menutup D1 D2 D3

I. Rencana dan Jadwal Kerja

Rencana dan jadwal kerja penelitian ini diuraikan dalam tabel berikut: Jenis Kegiatan 1 Persiapan Perijinan Penyusunan material kegiatan Penyusunan isntrumen Observasi lapangan Pengembangan rancangan desain Pelaksanaan di lapangan per siklus Analisis hasil evaluasi Penyusunan laporan Seminar hasil kegiatan 2 Bulan ke 3 4 5

J. Biaya Penelitian 1. Persiapan a. Pelacakan materi dg internet:


17

=Rp.

350.000,-

b. Pengembangan Instrumen : 6 hari x 3 orang x Rp 75.000,- = Rp 1.350.000,c. Uji Coba Instrumen : 6 hari x 3 orang x Rp 75.000,Jumlah 1 2. Pelaksanaan Penelitian a. Pengumpulan Data: 10 hari x 3 orang x Rp 75.000,b. Analisis Data : 3. Pembuatan Laporan a. Draft Laporan: 8 hari x 3 orang x Rp 75.000,Jumlah 3 4. Penjilidan: 8 x Rp 1.250.000,= Rp 12.700.000,= Rp 1.800.000,= Rp 1.350.000,= Rp 3.150.000,= Rp 1.350.000,b. Finalisasi Laporan: 6 hari x 3 orang x Rp 75.000,Jumlah 2 = Rp 2.250.000,= Rp 4.500.000,10 hari x 3 orang x Rp 75.000,- = Rp 2.250.000,= Rp 1.350.000,= Rp 4.050.000,-

Total Biaya = Rp 4.050.000,- + Rp 4.500.000,- + Rp 3.150.000,- + Rp 1.350.000,-

DAFTAR PUSTAKA Suharyono, 1990, Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika, Makalah dan seminar Nasional PPS IKIP Malang, Tanpa penerbit. Sukestiyarno, 2004, Penerapan Strategi Berbasis Media Dan Teknologi Dalam Mengajarkan Materi Matematika Perdana Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Laporan Penelitian Due Like UNNES. Suprodjo, 2002, Acuan Penyusunan Kurikulum Inti yang Berlaku Secara Nasional, Dirjen Dikti, Jakarta. Sutadi, 2004, Mengurangi Siswa Berkesulitan Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Multigrade Teaching, Buletin Pelangi Pendidikan, Vol 6 no 2. Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Depdikbud Dirjendikti. Tim Pengembang Kurikulum 2004 SD, 2003, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika, Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah.
18

Wardono, 2005, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw II dan Team Games Tournament untuk mengingkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa SMP, Laporan Penelitian Sementara PTK.

19

You might also like