You are on page 1of 4

Pengaruh Nutrisi terhadap Pubertas Oleh: Fredy Rodeardo Maringga, 1106050203 1.

Pendahuluan Nutrisi adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi tumbuh kembang. Mulai dari tahapan intrauterin hingga tahapan ekstrauterin, nutrisi berperan penting bagi manusia. Nutrisi mempengaruhi permulaan pubertas, selain itu nutrisi juga diperlukan dalam perubahan-perubahan yang terjadi akibat pubertas tersebut. Dalam pemicu, dijelaskan bahwa ada seorang anak perempuan berusia 7 tahun dengan status A1M2P1. Status tersebut diinterpretasikan bahwa sudah terjadi pertumbuhan payudara pada anak tersebut, yang berarti terjadinya pubertas dini. Nutrisi juga dapat mempengaruhi terjadinya pubertas dini. Dalam Lembar Tugas Mandiri ini, saya akan menjelaskan bagaimana peran nutrisi dalam pubertas.1

2. Pembahasan Pubertas adalah periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dimana seorang anak secara fisik berkembang menjadi dewasa dan mampu melakukan reproduksi seksual. Proses ini diinisiasi oleh meningkatnya produksi hormon reproduksi, seperti estrogen, progesteron, dan testosteron. Penelitian membuktikan bahwa anak-anak dengan status gizi lebih baik cenderung mengalami pubertas lebih cepat daripada anak-anak yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa gizi mempunyai pengaruh terhadap proses pubertas. Pada dasarnya, hal ini disebabkan pada fakta diperlukannya cadangan kalori minimal untuk memulai proses pubertas. Sebaliknya, anak-anak dengan gizi kurang cenderung akan mengalami proses pubertas yang terlambat. Hal inilah yang mendasari fakta bahwa di negara maju, anak-anak lebih cepat memasuki masa pubertas, mengingat semakin banyaknya anak-anak dengan status gizi overweight.1 Lemak adalah nutrisi paling penting dalam proses pubertas. Hormon-hormon yang menginduksi terjadinya proses pubertas adalah hormon-hormon steroid yang merupakan turunan dari lemak. Lemak juga merupakan nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan leptin, hormon yang juga penting dalam inisiasi pubertas. Leptin mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku makan, termogenesis, dan proses neuroendokrin. Selain itu, leptin berperan sebagai pemberi informasi kepada hipotalamus mengenai status kalori dan cadangan lemak tubuh untuk memulai pubertas. Leptin dapat mempengaruhi pubertas dengan merangsang sekresi Insulin-like growth factor I (IGF-I)

selain juga meningkatkan ketersediaan glukosa. IGF-I, selain adalah regulator pertumbuhan manusia, juga memicu proliferasi dan diferensiasi lemak. IGF-I akan mengeksitasi neuron GnRH dan gonadotrop. Peningkatan kadar leptin juga berakibat pada supresi neuropeptida Y oleh hipotalamus sehingga terjadi peningkatan sekresi Gonadotrophic Releasing Hormone (GnRH).1,2,3 Sumber protein pada masa awal kehidupan juga mempengaruhi permulaan pubertas. Konsumsi protein hewani dan protein nabati dengan perbandingan cukup besar pada usia 5-6 tahun akan mempercepat mulainya proses pubertas. Sedangkan, konsumsi protein nabati yang jauh lebih besar daripada protein hewani pada usia 3-6 tahun meningkatkan risiko delayed puberty. Percepatan mulainya pubertas akibat konsumsi protein hewani juga akan mempersingkat masa pubertas seseorang. Ada hipotesis yang menjelaskan bahwa protein hewani akan memicu sekresi insulin dan IGF-I. Karena insulin mensupresi IGF binding protein I, jumlah dari IGF-I yang bebas akan semakin banyak. 1,2,,4,5 Hormon steroid seks meningkatkan sekresi Growth Hormone (GH) pada anak laki-laki dan perempuan. Pada anak perempuan terjadi peningkatan GH pada awal pubertas sedangkan pada anak laki-laki peningkatan ini terjadi pada akhir pubertas. Perbedaan waktu peningkatan GH pada anak laki-laki dan perempuan serta permulaan pubertas dapat menjelaskan perbedaan tinggi akhir anak laki-laki dan perempuan. Lonjakan pertumbuhan yang terjadi pada masa pubertas juga menentukan nutrisi apa yang dibutuhkan oleh seorang anak. Nutrisi tersebut berguna untuk mendukung lonjakan pertumbuhan yang terjadi. Jenis nutrisi yang dibutuhkan adalah1,6

a. Protein Selama masa pubertas, protein sangat dibutuhkan dalam proses lonjakan pertumbuhan yang terjadi. Total protein yang dibutuhkan pada masa pubertas ditentukan oleh berat badan. Kekurangan asupan protein pada masa pubertas akan berakibat pada terhambatnya lonjakan pertumbuhan yang berujung pada tinggi badan dan berat badan yang rendah (stunted).1 b. Mineral dan vitamin Kebutuhan mikronutrien meningkat pada masa lonjakan pertumbuhan. Vitamin dan mineral dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Jenis mikronutrien yang dibutuhkan ada banyak, yaitu Kalsium

Karena peningkatan perkembangan otot, rangka, dan endokrin, maka dibutuhkan juga kadar kalsium yang lebih tinggi pada anak dalam masa pubertas.1 Besi Kebutuhan zat besi juga meningkat pada masa pubertas, khususnya pada wanita dimana pada saat menstruasi akan kehilangan banyak zat besi. Standar kebutuhan zat besi pada wanita usia dibawah 13 tahun (sebelum menarkhe) 8 mg/hari dan pada wanita yang sudah menarkhe sebesar 15 mg/hari. Sedangkan, pada remaja pria dibutuhkan asupan zat besi sebesar 8 hingga 11 mg/hari.1 Zinc Zinc sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan pematangan seksual. Meskipun kadar zinc dalam plasma darah cenderung menurun pada masa pubertas, penyimpanan zinc meningkat secara signifikan pada masa lonjakan pertumbuhan. Pria usia 9-13 tahun dianjurkan untuk mengonsumsi zinc 8 mg/hari dan 11 mg/hari untuk pria usia 14-18 tahun. Sedangkan, wanita usia 9-13 tahun dianjurkan untuk mengonsumsi zinc sebesar 8 mg/hari dan 9mg/hari untuk wanita usia 14-18 tahun.1 Asam folat Peningkatan kebutuhan asam folat juga terjadi pada masa pubertas. Hal ini khususnya terjadi pada wanita, sebagai bentuk prevensi terhadap neural tube defect pada keturunannya.1 Special Situations: a. Vegetarian Anak dengan gaya hidup vegetarian akan cenderung memulai pubertas pada waktu yang lebih lama daripada anak lainnya. Hal ini disebabkan oleh minimnya konsumsi lemak, yang merupakan prekursor hormon-hormon seks, dan protein hewani. Akibatnya, kelenjar kelamin akan terlambat distimulasi untuk berkembang sehingga pubertas akan terhambat.7 b. Obesitas Berbanding terbalik dengan anak dengan gaya hidup vegetarian, anak obesitas akan cenderung memulai proses pubertas lebih cepat. Hal ini disebabkan kadar lemak dalam tubuh yang tinggi sehingga hormon seks yang dihasilkan akan lebih banyak

dalam waktu lebih cepat. Akibatnya, kelenjar kelamin akan lebih cepat terstimulasi untuk berkembang sehingga pubertas dimulai lebih cepat.1

3. Penutup Nutrisi adalah faktor penting yang mempengaruhi pubertas. Nutrisi menjadi bahan baku hormon-hormon seks yang memicu terjadinya pubertas. Kelebihan atau kekurangan dalam mengonsumsi suatu nutrisi dapat memicu pada timbulnya kelainan pubertas.1 Referensi 1. Mahan LK, Stump SE. Krauses Food & Nutrition Therapy. Edisi ke-12. Missouri: Saunders Elsevier; 2008: 246-54 2. Gnther ALB, Karaolis-Danckert N, Kroke A, Remer T, Buyken AE. Dietary protein intake throughout childhood is associated with the timing of puberty1-3. The Journal of Nutrition. 2010; 140(3); 565-71 3. Daftary SS, Gore AC. IGF-1 in the brain as a regulator of reproductive neuroendocrine function. ExpBiol Med. 2005; 230 (5); 292-306 4. Remer T, Shi L, Buyken AE, Gluth CM, Hartmann MF, Wudy SA. Prepubertal adrenarchal adrogens and animal protein intake independently and differentially influece pubertal timing. J Clin Endrocinol Metab. 2010; 95(6): 3002-9 5. Parent AS, Teilmann G, Juul A, Skakkebaek NE, Toppari J, Bourguignon JP. The timing of normal puberty and the age limits of sexual precocity: variations around the world, secular trends, and changes after migration. Endocr Rev. 2003; 24(5): 668-93 6. Batubara JRL. Adolescent development (Perkembangan remaja). Sari Pediatri. 2010; 12(1): 21-9 7. Ridder CM, Thijssen JHH, Veer PV, van Duuren R, Bruning PF, Zonderland ML, et al. Dietary habits, sexual maturation, and plasma hormones in pubertal girls: a longitudinal study. Am J Clin Nutr. 1991; 54: 805-13

You might also like