Professional Documents
Culture Documents
1
4
x
22
7
(50 cm)
2
(33 cm) 0,0648m
3
- Data produksi gas tiap hari dan lama nyala api :
Hari ke- Tanggal Tinggi (cm) Volume (m)
1 29/3 9 0,0176625
2 30/3 12 0,02355
3 31/3 14 0,027475
4 1/4 17 0,0333625
5 2/4 25 0,0490625
6 3/4 30 0,058875
7 4/4 33 0,0647625
Jumlah 0.27475
Lama Pembakaran 1 jam 15 menit
8 5/4 20 0,03925
9 6/4 25 0,0490625
10 7/4 33 0,0647625
Jumlah 0.153075
Lama Pembakaran 59 menit 24 detik
11 8/4 20 0,03925
12 9/4 33 0,0647625
Jumlah 0,1040125
Lama Pembakaran 36 menit 56 detik
13 10/4 9 0,0176625
14 11/4 13 0,0255125
15 12/4 20 0,03925
16 13/4 26 0,051025
17 14/4 33 0,0647625
Jumlah 0,1982125
Lama Pembakaran 1 jam 25 menit
18 15/4 10 0,019625
19 16/4 20 0,03925
20 17/4 33 0,0647625
Jumlah 0,1236375
Lama Pembakaran 57 menit 35 detik
21 18/4 14 0,027475
22 19/4 23 0,0451375
23 20/4 33 0,0647625
Jumlah 0,137375
Lama Pembakaran 59 menit 47 detik
10
24 21/4 12 0,02355
25 22/4 20 0,03925
26 23/4 25 0,0490625
27 24/4 33 0,0647625
Jumlah 0,176625
Lama Pembakaran 49 menit 46 detik
28
29
25/4
26/4
23
33
0,0451375
0,0647625
Jumlah 0,1099
LamaPembakaran 56 menit 47 detik
30
31
27/4
28/4
22
33
0,043175
0,0647625
Jumlah 0,1079375
LamaPembakaran 59 menit 58 detik
32
33
29/4
30/4
20
33
0,03925
0,0647625
Jumlah 0,1040125
Lama Pembakaran 53 menit 02 detik
Volume rata-rata per hari
(0,2750,177
0 )m
3
33 hari
0,045
m
3
hari
Total nyala api = 1,25+0,99+0,61+1,42+0,95+0,99+0,82+0,94+0,99+0,88 = 9,84 jam
10
Pembahasan
Biogas adalah salah satu jenis energi yang dapat dibuat dari banyak jenis
bahan buangan dan bahan sisa (sampah, kotoran ternak, jerami, eceng gondok
dsb). Pendeknya, segala jenis bahan yang dalam istilah kimia termasuk senyawa
organik, entah berasal dari sisa dan kotoran hewan ataupun sisa tanaman, dapat
dijadikan bahan biogas. Hal ini sesuai dengan literatur Walisiewicz (2003) yang
menyatakan gas kaya energi dari biomassa adalah dengan memnafaatkan bakteri.
Dalam keadaan hangat, basah, dan kurang udara, bakteri akan mencerna
sembarang bahan rganik, menghasilkan gas metana yang mudah dibakar, sebagai
hasil sampingan. Bahan mentah, umumnya kotoran hewan atau tumbuhan basah,
dimasukkan ke dalam reaktor logam yang besar dengan kapasitas lebih dari 2000
m
3
dan suhu konstan 35
o
C selama 10-25 hari.
Prinsip dari pembuatan biogas adalah dekomposisi (penguraian) oleh
bakteri secara anaerob yang menghasilkan gas metana dan karbondioksida. Hal ini
terjadi dalam unit reaktor biogas yang sering disebut dengan digester. Digester ini
merupakan fermentor untuk mengolah kotoran sapi dan jerami dalam kondisi
anaerob. Hal ini sesuai dengan literatur Fahri (2010) yang menyatakan prinsip
pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik
(tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah
berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas
inilah yang disebut biogas. Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah
mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi
adalah 30-55
o
C, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak
bahan bahan organik secara optimal.
10
Cara pembuatan biogas itu sendiri adalah dengan mencampurkan 50 kg
kotoran sapi, 16 kg jerami yang telah dicacah dan air dengan perbandingan berat
yang telah ditentukan sebelumnya secara homogen dengan menambahkan 41 ml
starter mikroba EM
4
. Kemudian dimasukkan dalam unit reaktor biogas dalam
kondisi anaerob agar proses fermentasi berlangsung dengan baik. Fermentasi yang
dilakukan selama 10 hari akan menghasilkan gas CO
2
dan gas ini dibuang.
Fermentasi selanjutnya akan mengasilkan gas metana dan gas karbondioksida dan
gas inilah yang disebut dengan biogas yang digunakan untuk pembakaran.
Dari hasil percobaan selama 33 hari diperoleh volume total gas yang
dihasilkan adalah sebesar 1,489 m
3
, dan lama nyala api total adalah 9,84 jam.
Volume gas yang dihasilkan diketahui dengan cara mengalikan kenaikan tinggi
tabung penampung yang diamati terhadap luas penampang dari tabung tersebut.
Dimana gas diperoleh setelah kurang lebih 10-14 hari. Hal ini sesaui dengan
literatur Prihandana,dkk (2009) yang menyatakan bahwa pada hari pertama
sampai hari ke-8, keran atas dibuka dan gasnya dibuang karena didominasi CO
2.
Pada hari ke-10 hingga hari ke-14, pembentukan CH
4
semakin meningkat dan
CO
2
menurun.
Pada praktikum ini bahan mentah yang digunakan adalah kotoran sapi
sebanyak 50 kg. Kandungan C nya adalah 20,45 dan kandungan N nya adalah
1,03. Selain itu digunakan juga jerami seberat 16 kilo dengan nilai C adalah
13,08 dan nilai N adalah 0,0912. Dari data tersebut diperoleh lah nilai
perbandingan C/N yang sangat baik yaitu 30. Hal ini sesuai dengan literatur
Clark and Fabien (2008) yang menyatakan bahwa perbandingan C/N yang paling
optimum adalah 30 karena bakteri anaerobik yang aktif memproduksi biogas telah
10
ditunjukkan untuk menggunakan karbon 25-30 kali lebih cepat dari zat nitrogen
dan oleh karena itu rasio C/N 20-30 yang diperlukan untuk untuk mendapatkan
kondisi-kondisi optimal untuk bakteri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan biogas antara lain rasio
C/N, agar mikroorganisme perombak dapat tumbuh dengan maksimal maka rasio
C/N yang paling baik adalah 30, kandungan bahan kering, aktivitas normal dari
mikroba metan membutuhkan sekitar 90% air dan 10% bahan kering keadaan ini
dapat dicapai dengan melakukan pengenceran dengan air dengan perbandingan
1:1 atau 1:1,5, Kadar air bahan, air sangat berperan penting di dalam proses
biologis pembuatan biogas, tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit, pH,
yang optimum adalah 6,4-7,8, lama fermentasi, biogas sudah terbentuk setelah 10
hari dan akan maksimal pada hari ke-30, suhu pencernaan, suhu optimum
pembentukan biogas adalah 30
0
-55
0
dan pengadukan, pengadukan harus merata
agar dekomposisi sempurna.
Gas biogas merupakan bahan bakar yang sangat efisien penggunaannya
dibandingkan dengan bahan bakar lainnya karena sifat nya yang sebagian besar
menguntungkan. Salah satu keuntungan menggunakan biogas adalah tidak berbau
dan tidak berasap jika digunakan sebagai bahan bakar. Hal ini sesuai dengan
literatur Prihandana, dkk. (2009) yang mengatakan bahwa dalam pemanfaatnya
biogas juga memilik kelebihan, baik dalam hal kesehatan maupun kemudahan
operasi dibandingkan dengan kompor biobriket. Selain itu kompor berbahan bakar
biogas jugadapat digunakan sebagai penerangan dengan sedikit perubahan seperti
pada lampu petromak. Sifat negatif dari biogas adalah sifatnya yang korosif,
10
sehingga disarankan pipa pengeluaran berbahan PVC dengan sambungan yang
kuat.
Selain bermanfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah kelebihan
yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan, antara lain masyarakat tak
perlu menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar, proses memasak jadi lebih
bersih, dan sehat karena tidak mengeluarkan asap, kandang hewan menjadi
semakin bersih karena limbah kotoran kandang langsung dapat diolah, sisa limbah
yang dikeluarkan dari biodigester dapat dijadikan pupuk sehingga tidak
mencemari lingkungan, dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca
melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan bahan bakar minyak,
realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran.
Adapun kekurangannya adalah memerlukan dana tinggi untuk aplikasi
dalam bentuk instalasi biogas, enaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai
terutama dalam proses produksi dan tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam
tabung.
7
KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan selama 33 hari diperoleh volume total gas yang
dihasilkan adalah sebesar 1,489 m
3
, dan lama nyala api total adalah 9,84 jam.
2. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh proses fermentasi dari bahan-bahan
organik, termasuk kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan
sampah-sampah organik secara anaerobik.
3. Pada hari pertama sampai hari ke-8, keran atas dibuka dan gasnya dibuang
karena didominasi CO
2.
Pada hari ke-10 hingga hari ke-14, pembentukan CH
4
semakin meningkat dan CO
2
menurun.
4. Biogas bersifat korosif, tidak berbau dan tidak berasap, selain itu juga dapat
digunanakan sebagai penerangan dengan sedikit perubahan seperti pada lampu
petromak.
5. Faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan biogas adalah kandungan
C/N bahan baku isian, kandungan air, pH, suhu pencernaan, kandungan bahan
kering, lama fermentasi, pengadukan dan starter EM4.
6. Secara umum, komposisi biogas terdiri dari dua pertiga metana (CH
4
) dan
sepertiga karbondioksida (CO
2
).
7. Adapun kekurangannya penggunaan biogas adalah memerlukan dana tinggi
untuk aplikasi dalam bentuk instalasi biogas, tenaga kerja tidak memiliki
kemampuan memadai terutama dalam proses produksi dan tidak dapat
dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.
8. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55C, dimana pada suhu
tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara
optimal.
10
DAFTAR PUSTAKA
Clark, J. and F. Deswarte, 2008. Introduction to Chemicals from Biomass. John
Wiley & Sons, Ltd, United Kingdom.
Fahri, A., 2010. Teknologi Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak. http://riau.
litbang.deptan.go.id/ind/image/stories/PDF/biogas.pdf
[Diakses 3 Mei 2012].
Fendy, 2009. Membuat Biogas dari Kotoran Ternak.
http://dekfendy.blog.uns.ac.id/2009/12/15/membuat-biogas-dari-kotoran-
ternak/ [Diakses pada 3 Mei 2012].
Kadir, A., 1995. Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi
Ekonomi. UI-Press, Jakarta.
Prihandana, R., E. Hambali, S. Mujdalipah dan R. Hendroko, 2009. Meraup
Untung dari Jarak Pagar.
Smil, V., 1983. Biomass Energies. Plenum Press, New York.
Walisiewicz, M., 2003. Energi Alternatif. Penerjemah: Dwi Satya Palupi.
Erlangga, Jakarta.
Zaelani, Y.T., 2011. Pembuatan Biogas Kimia Terapan.
http://yusufzae.blogspot.com/2012/02/makalah-pembuatan-biogas.html
[Diakses pada 3 Mei 2012].
7
LAMPIRAN
7