You are on page 1of 7

1

MAKALAH SEMINAR PEMBEKALAN PKK & CPKK AGUSTUS 2012 UNTUK TIM PELAYANAN MAHASISWA UK MARANATHA Disusun Oleh: Ev. Eddy Tan, S.Th.

DOKTRIN KESELAMATAN
GARIS BESAR MATERI: A. ISTILAHKESELAMATAN. B. MENGAPA KITA BUTUH KESELAMATAN EMPAT FAKTA ROHANI (INTISARI INJIL). C. PRINSIP-PRINSIP DASAR DOKTRIN KESELAMATAN. D. KONSEP PILIHAN DAN PREDESTINASI. E. RANCANGAN KESELAMATAN ORANG PERCAYA DALAM YESUS KRISTUS. F. KONSEP ANUGERAH DALAM KESELAMATAN. G. KONSEP PERTOBATAN SEJATI & PERTOBATAN YANG PALSU.

A. ISTILAH KESELAMATAN
1. Dalam Perjanjian Lama YASHA (verb) dengan varian bentuk kata YESHUA, YESHA, YOSHUA = Meluaskan (tempat, keadaan), bebas dari tekanan, melepaskan atau membebaskan. Kata ini lawan kata dari tsarar = melipat/bungkus, menghalangi, memeras, menekan. Kata ini dalam PL menggambarkan pengalaman keselamatan yang sesungguhnya, mis: pembebasan dari perbudakan Mesir, pelepasan dari tangan musuh. GAAL (verb) = menebus, membeli kembali. Terdapat pengertian: adanya harga yang harus dibayar. Kata ini banyak terdapat dalam kitab nabi dan Mazmur. 2. Dalam Perjanjian Baru SOTERIA (noun) = Kelepasan dari segala bahaya atau kebinasaan secara rohani. Seseorang yang tidak diselamatkan berarti: mengalami kebinasaan (Filipi 1:28), mengalami kematian (2 Korintus 7:10), atau mengalami murka Allah (1 Tesalonika 5:9). Kata ini paling sering dipakai untuk menerjemahkan istilah PL Yasha. SODZO (verb) = Menyelamatkan, memulihkan/menyembuhkan sepenuhnya (wholeness). Sodzo [hasil dari tindakan menyelamatkan/memulihkan] dikatakan akan tersedia untuk semua manusia (Titus 2:11), yaitu mereka yang taat kepada-Nya (Ibrani 5:9) di dalam dan melalui Yesus Kristus (Lukas 19:10; Kisah Rasul 4:12).

B. MENGAPA KITA BUTUH KESELAMATAN EMPAT FAKTA ROHANI (INTISARI INJIL)


FAKTA PERTAMA: Semua manusia telah berbuat dosa dan patut dihukum karena dosa-dosanya. (Roma 3:23; Roma 6:23; Yesaya 59:2). Kesadaran yang ingin dicapai = Saya telah berbuat dosa dan patut menerima hukuman maut karena dosa-dosa saya. Setiap orang telah berbuat dosa (Roma 3:23; Yesaya 53:6). Dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah (1 Yohanes 3:4). Akibat dari dosa ialah kerusakan total pada diri manusia serta kematian rohani (Kejadian 6:5; Mazmur 14:3; Roma 7:14-20; Efesus 4:17-19). Kerusakan total pada diri manusia itu dapat kita lihat pada beberapa aspek: (1) Kerusakan relasi dengan Allah.

2 a) Manusia menjauhkan diri dari persekutuan dengan Allah, tidak ada kemauan untuk berjumpa dengan-Nya (Kejadian 3:8-10). b) Manusia yang berdosa itu juga tidak berterus terang kepada Allah dalam mempertanggung jawabkan perbuatannya (Kejadian 3:12-13). c) Manusia membenci Allah (Keluaran 20:5; Ulangan 7:10), dan juga sebaliknya Allah membenci orang berdosa (Yeremia 12:8; Hosea 9:15, bdk. Mazmur 5:5, 11:5). d) Allah menghukum orang berdosa (Yesaya 1:24, 6:12, 63:4; Yeremia 46:10; Yehezkiel 25:14). e) Manusia mengalami kematian total, yakni kematian fisik (Kejadian 2:17, 3:19; Roma 5:12; Ibrani 9:27)kematian merupakan hal baru yang muncul ketika manusia jatuh dalam dosa, serta kematian rohani (Roma 3:23, 6:23), dan selanjutnya terancam pada kematian kekal (Matius 25:41-46, Wahyu 20:13-14, bdk. Wahyu 19:20). (2) Kerusakan relasi dengan Sesama. Manusia mengalami gangguan sosial dalam kehidupan pernikahan, di mana timbul rasa malu antara Adam dan Hawa. Hal ini merupakan refleksi dari batin yang tertuduh rasa bersalah (Kejadian 3:7). Selanjutnya, relasi dengan sesama yang lain pun terganggu. (3) Kerusakan relasi dengan Lingkungan Hidup. Penderitaan menjadi bagian dari perjalanan hidup manusia. Alam dan makhluk lain yang semula mudah diatur, memusuhi dan melawan manusia (Kejadian 3:17-19). (4) Akibat dosa pada Diri orang berdosa itu sendiri. Dengan adanya kerusakan total pada natur manusia, maka itu berarti semua potensi yang ada pada diri manusia difungsikan secara berbalik atau berlawanan arah dengan rencana atau standar Allah. Selain itu, maksud dari total di sini berarti bahwa semua manusia, tanpa kecuali, telah berbuat dosa (Roma 3:10, 23). Dengan demikian, maka: a. Manusia diperbudak oleh dosa. Artinya, manusia terus-menerus melakukan dosa yang sama (Kejadian 12:10-20, bdk. 20:1-18). Ishak melakukan kebohongan yang sama seperti Abraham, ayahnya (Kejadian 26:6-11). Dosa memperbudak pribadi-pribadi (Yohanes 8:34, Roma 6:17a). b. Secara individu, setiap orang memiliki natur dosa dalam dirinya. Setiap aspek dalam diri manusia sudah tercemar: intelek atau aka budinya (2 Korintus 4:3-4), hati nuraninya (1 Timotius 4:2), kehendak / kemauannya (Roma 1:28-32, Efesus 2:1-2), hatinya (Efesus 4:1718), perasaannya (Efesus 4:19). c. Manusia kehilangan persekutuan dengan Allah, statusnya mati dan berada di bawah ancaman murka Allah (Efesus 2:1-3, 5, 12). d. Manusia berada dalam gelap, buta secara rohani, sesat, pemberontak (Yesaya 53:4-6, Efesus 5:8a, 1 Korintus 2:14). e. Umur manusia menjadi singkat, dan mengalami kematian jasmani (Kejadian 3:19, Mazmur 90:10, Amsal 10:27, bdk. Roma 5:12, 6:23). Ada penyakit tertentu yang disebabkan dosa (Yohanes 5:14, bdk. Matius 8:17). FAKTA KEDUA: Usaha manusia semata untuk menyelamatkan diri dari hukuman dosa-dosanya itu sia-sia (Efesus 2:8-9; Roma 3:20). Kesadaran yang ingin dicapai = semua usaha saya untuk menyelamatkan diri dari hukuman akibat dosa saya itu sia-sia saja. Manusia selalu berusaha untuk mendapatkan keselamatan melalui berbagai cara yang diusahakannya. Contoh, pemuda kaya yang bertanya pada Yesus tentang apa yang harus ia perbuat untuk memperoleh hidup kekal (Markus 10:17). Konsep yang ada pada orang seperti itu mengenai

3 beroleh keselamatan ialah perbuatan atau usaha manusia. Orang muda ini sudah berusaha sekuat-kuatnya untuk melakukan seluruh hukum Taurat supaya selamat (Markus 10:20), namun belum beroleh kepastian tentang keselamatannya. Kebenaran yang dimiliki orang muda kaya ini sama dengan yang dimiliki para ahli Taurat dan orang Farisi (Matius 5:20, Filipi 3:5-6). Kekurangan dari pemuda kaya ini ialah mengikatkan diri pada hartanya dan bukan pada Allah. Itu sebabnya ia pergi meninggalkan Yesus, karena banyak hartanyayang tak bisa ia lepaskan. Alkitab menegaskan bahwa keselamatan adalah pemberian atau anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia (Efesus 2:8-9). Keselamatan itu diberikan cuma-cuma, bukan berati murahan. Justru karena amat mahal dan tak terbayar oleh apa pun, maka itu harus dianugerahkan. Keselamatan karena iman kepada Yesus adalah keselamatan yang sifatnya pemberian sebagai wujud kemenangan Yesus terhadap maut (1 Korintus 15:55-57). FAKTA KETIGA: Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan (1 Petrus 2:24; 1 Petrus 3:18; Yohanes 14:6; Roma 5:8). Kesadaran yang ingin dicapai = Saya tahu bahwa keselamatan dari hukuman dosa saya hanya dapat diselesaikan melalui Yesus Kristus saja sesuai ketetapan Allah dan tidak ada jalan lain lagi. Mengapa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan? Karena Dialah yang ditetapkan Allah untuk mati sebagai penanggung dosa sebagaimana dikatakan Kitab Suci, Ia (Yesus) sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya . (1 Pet. 2:24, bdk. Yoh. 14:6, Kis. 4:12). Allah sudah menetapkan jalan keselamatan itu menurut kuasa dan kedaulatan-Nya (Ef. 1:11). Yesus Kristus telah menyerahkan diri-Nya mati di salib sebagai jalan penebusan orang berdosa. Apa artinya ditebus atau penebusan itu? Dalam Alkitab, kata menebus memakai kata asli bahasa Yunani: exagorazo, yang merupakan istilah gabungan dari dua kata yang memiliki arti membeli (budak) dari pasar (kata dasar: agorazo) dan membebaskannya (kata dasar: ex). Penebusan (exagorazo) ini menuntut sebuah syarat, yang dalam kata aslinya: lutroo, yang berarti mendapatkan pembebasan melalui pembayaran suatu harga. Pembayaran atau harga untuk menebus orang berdosa dari perbudakan dan hukuman dosa itu adalah darah Yesus Kristus (1 Pet. 1:18-19, Tit. 2:14). Penebusan oleh Yesus Kristus itu berlaku bagi setiap orang yang mau percaya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. FAKTA KEEMPAT: Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Yohanes 1:12; Wahyu 3:20). Kesadaran yang ingin dicapai = Saya butuh menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya untuk memperoleh keselamatan hidup saya. Ini adalah puncak penjelasan jalan keselamatan (Injil). Pada fakta ini, pendengar Injil didorong untuk mengambil keputusan, apakah menolak atau mengakui Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat (mengundang Yesus masuk dalam hatinya). Dasar Alkitab untuk ini ialah Yohanes 1:12. Sebab siapa yang memiliki Anak (Yesus), ia memiliki hidup (1 Yohanes 5:12). Bila pendengar Injil memutuskan untuk mengakui Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhannya, ia perlu juga berdoa kepada Tuhan untuk menyatakan penerimaannya itu. Isi doa menerima Tuhan Yesus terdiri dari poin-poin: 1. Mengakui diri sebagai orang berdosa yang membutuhkan pengampunan Tuhan. 2. Mengundang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dirinya. 3. Menyerahkan diri untuk dibaharui dan dipimpin oleh Yesus.

C. PRINSIP-PRINSIP DASAR DOKTRIN KESELAMATAN

4 Berbicara mengenai pengajaran tentang doktrin keselamatan, maka kita harus melihat beberapa prinsip dari konsep atau doktrin keselamatan yang benar: 1. Konsep keselamatan tidak bisa dipisahkan dari konsep Ketuhanan Kristus. John McArthur (The Gospel According to Jesus) menegaskan bahwa: keselamatan harus disertai dengan tindakan mempertuhankan Kristus dalam kehidupan setiap orang percaya. Hal serupa dinyatakan D. Bonhoeffer (The Cost of Discipleship): jika gereja dipenuhi oleh orang Kristen yang samasekali tidak mempertuhankan Kristus, maka dunia akan melihat bahwa perbuatan antara orang Kristen dan orang dunia perbedaannya tipis sekali, sehingga mereka merasa tidak memerlukan adanya pertobatan atau keselamatan. Ketuhanan Kristus sebagai teladan itu terletak pada kesetiaan Kristus menaati Bapa-Nya dengan menjalani jalan salib sampai mati (Filipi 2:8-11). Hubungan ketuhanan Kristus dengan hidup orang yang diselamatkan adalah: kesetiaan menyangkal diri dan memikul salib. Penyangkalan diri dan memikul salib dalam hidup orang percaya dapat disimpulkan dalam satu cara hidup: percaya sepenuh hati dengan menaati Dia terus-menerus! Percaya = Taat. 2. Keselamatan berkaitan dengan seluruh pengertian ortodoks (= ajaran yang lurus/benar) tentang dosa. Semakin dalam pengertian seseorang mengenai dosa, ia akan semakin mampu menghayati arti yang mendalam mengenai keselamatan. Bila dosa dimengerti secara dangkal atau diabaikan dampaknya, maka keselamatan menjadi tidak bernilai. Bdk. 1 Yohanes 1:6, 8 dan 10. 3. Keselamatan mencakup totalitas keberadaan manusia. Alkitab acapkali terlihat menekankan keselamatan hanya pada aspek spiritual. Padahal sebenarnya keselamatan itu bersifat menyeluruh (wholistic), yaitu berkaitan juga dengan aspek fisikal dan sosial. Keselamatan bukan hanya sebatas pengampunan dan kelak masuk sorga, namun juga pemulihan dalam segala aspek di kehidupan sekarang, mencakup segala aspek kehidupan. Alasannya, Yesus Kristus menjadi Tuhan atas setiap aspek kehidupan manusia, bukan hanya di aspek spritual saja. Keselamatan (the Christ event) adalah kejadian historis yang riil, bukan sekedar sebuah ajaran kepercayaan, konsep dari pikiran atau perbuatan manusia belaka, yang mendasarkan kepercayaan kepada Penyelamat yang pernah hadir dalam sejarah, bukan mitos atau legenda. Keselamatan merupakan realitas masa lalu, masa kini dan masa mendatang: a. Soteis (bentuk lampauaorist participle passive) berarti: keselamatan itu berlangsung pada satu kejadian tunggal di masa lampau, yaitu saat kita percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, yang terjadi sekali dan berlaku untuk selamanya. Alkitab menekankan bahwa orang percaya itu adalah yang telah dilepaskan (soteis) dari hukuman dosa dan kematian rohani (Efesus 2:5, 8; 2 Korintus 2:15; Titus 3:5; Ibrani 7:25; 2 Timotius 1:9). Karena itu setiap orang percaya harus meyakini bahwa keselamatan yang telah diperolehnya adalah bersifat tetap untuk selamanya (Yohanes 5:24, 10:28; Roma 8:37-39; 1 Petrus 1:3-5). b. Sodzomenos (bentuk kinipresent participle passive) menunjuk pada keselamatan sebagai suatu proses yang berlangsung terus-menerus dan berlanjut dalam kehidupan sehari-hari. Bdk. Filipi 2:12! Dalam proses menjalani keselamatan iniatau bisa disebut proses pengudusan orang percaya harus terus-menerus melawan dosa, kedagingan dan kuasa kegelapan dalam setiap aspek kehidupan dan pelayanan (Roma 6:17; Galatia 2:20; 2 Tesalonika 2:13-15).

5 c. Sesosmenos (perfect participle passive) menunjuk pada puncak keselamatan yang akan diterima sepenuh-penuhnya oleh orang percaya pada akhir zaman atau pada saat realisasi dari langit dan bumi yang baru (Roma 8:30, 13:11; 1 Petrus 1:5; 1 Yohanes 3:2).

Martin Luther berujar bahwa orang percaya yang telah mengalami keselamatan dalam Kristus akan selalu ada dalam situasi simul justus et peccator (justify and sinner at the same time). Artinya: semakin seorang percaya tahu bahwa ia telah diselamatkan, dibenarkan dan dipanggil berdasarkan anugerah Allah, ia akan semakin tahu bahwa dirinya adalah orang berdosa. Itu bukan is at once and in the same sense sinless and sinful. D. KONSEP PILIHAN DAN PREDESTINASI Allah mempunyai tujuan, rancangan dan kehendak yang tidak terselami siapa pun. Oleh karena itu, kita harus sadar bahwa kita tidak dapat menyelami sepenuhnya jalan pikiran Allah (Roma 11:33). Ini harus menjadi dasar bagi kita dalam memahami doktrin Pilihan (Election) dan Penetapan Sejak Awal (Predestination). Doktrin Pilihan maupun Predestinasi sudah ada di dalam Alkitab (Efesus 1:3-11; Roma 8:2930, 11:1-2; 2 Tesalonika 2:13-15; 1 Petrus 1:2-20; 2 Timotius 1:9). Dalam sejarah pemikiran Teologi, Agustinuslah orang pertama yang mensistematikannya dalam ajaran gereja, disorot dengan lebih tajam oleh Calvin, dan diperdebatkan bertahun-tahun sesudah Calvin, sampai saat ini. Doktrin Pilihan (yang kerap disamakan dengan Predestinasikarena memang bersifat serupa, hanya beda istilah) dapat didefinisikan sebagai: tindakan atau karya Allahsebelum alam semesta dijadikantelah memilih, di dalam Kristus, manusia untuk kehidupan yang kekal berdasarkan maksud dan rencana-Nya yang kekal serta hikmat-Nya yang tak terselidiki, dan itu dilaksanakan di dalam anugerah dan kasih-Nya yang berdaulat. Studi kasus Alkitab: bacalah Roma 9:11-13. Efesus 1 menggambarkan: dasar atau fundamen dari pilihan Allah (ay. 3), alasan atau sebab dari pilihan (ay. 4), perantara atau sarana pilihan (ay. 5) dan tujuan pilihan Allah (ayat-ayat selanjutnya). Seandainya Allah tidak terlebih dahulu memilih kita, kita tidak akan pernah dapat memilih Dia (Yohanes 15:16, 6:37-39). Dapat dikatakan ada suatu paradoks dalam hidup manusia: di satu sisi tampak bahwa Allah yang mengarahkan, tetapi dalam banyak kali dikatakan bahwa manusia harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Bdk. Mazmur 139:1-2 dg ayat 23-24. Dua pandangan tentang Pilihan atau Predestinasi: a. Armininianisme (Jacob Arminius, 1545-1602): Manusia dapat memilih untuk tidak berdosa dan anugerah Allah pun dapat ditolak manusia. Buktinya, banyak orang yang sudah dengar Injil tapi tidak mau menerima, bahkan menghina. Orang yang tidak diselamatkan memang tidak dipilih Allah, dan orang yang diselamatkan pun dapat kehilangan keselamatan atau menjadi murtad. Cara Allah memilih manusia sebenarnya didasarkan atas iman yang sudah dilihat-Nya terlebih dahulu. Manusia sebetulnya tidak pernah kehilangan kemampuan untuk memilih antara yang baik dan jahat, karena kebebasan untuk memilih (Freewill) adalah salah satu aspek kemanusiaan yang tidak pernah lenyap. Orang yang pemikirannya dekat dengan Arminian adalah John Wesley (1703-1791), yang setuju dengan posisi Arminius sambil menambahkan bahwa Allah juga mendekritkan kejatuhan manusia dan setiap manusia memiliki kemampuan untuk percaya. Mereka yang percaya dan yang bertahan sampai kesudahannya akan ditetapkan untuk mendapatkan hidup kekal.

6 b. Calvinisme (John Calvin, 1509-1564): Allah tidak memilih berdasarkan kondisi apa pun, baik pada kondisi yang sudah dilihat-Nya sebelumnya maupun saat orang itu menjalani hidupnya. Tidak ada sesuatu pun pada manusia yang dapat mengkondisikan pilihan atau penolakan Allah terhadap dirinya. Allah memilih manusia dalam hal keselamatan semata-mata berdasarkan kedaulatanNya. Di dalam pilihan Allah, peran kebebasan kehendak manusia itu tidak ada sama sekali kalau dipilih, manusia tidak bisa menolak anugerah itu. Alasannya, manusia tidak lagi memiliki kapasitas untuk memilih yang baik dan jahat, apalagi untuk melakukan kehendak Allah.

E.

RANCANGAN KESELAMATAN ORANG PERCAYA DALAM YESUS KRISTUS. Roma 8:28-30 menonjolkan Allah sebagai perancang keselamatan bagi orang-orang percaya. Segala kata kerja di perikop tersebut ditulis dalam bentuk waktu Aorist Indicative Active, yang menunjukkan suatu kegiatan yang sudah selesai secara sempurna di masa lalu dan berlaku sampai seterusnya. Memanggil (kletois) ayat 28. Pemberitaan Injil kepada mereka merupakan panggilan yang sudah dirancang atau direncanakan oleh Allah. Memilih/Mengetahui Sejak Awal (proginosko) ayat 29. Kata ini secara harfiah berarti mengetahui sebelumnya (foreknow). Band. 1 Petrus 1:20. Menentukan (proorisen) ayat 29. Kata ini bisa berarti to predestinate atau to determinate before (Kisah Rasul 4:28; 1 Korintus 2:7; Efesus 1:5). Konteks di sekitar ayat yang menggunakan kata ini menunjukkan kemutlakan hak Allah (kedaulatan-Nya) untuk melakukan suatu tindakan menentukan. Allah secara mandiri tanpa pengaruh dari luar melakukan tindakan pemilihan dan penentuan. Membenarkan (edikaiosen) ayat 30. Pembenaran adalah tindakan legal Allah yang menyatakan bahwa orang berdosa menjadi orang benar atas dasar darah Yesus Kristus. Hal ini bukan hanya pembaharuan dari segala dosa, tetapi juga adanya pelimpahan kebenaran atas orang percaya (Kisah Rasul 13:39, Roma 4:6-7, 5:9-11). Pembenaran bisa terjadi semata karena anugerah Allah. F. KONSEP ANUGERAH DALAM KESELAMATAN. Keunikan kekristenan dibanding agama lain adalah konsep kepercayaan tentang anugerah. Kehidupan Kristen dimulai dan dilanjutkan dalam anugerahsama sekali tidak ada peran atau andil manusia untuk memperoleh anugerah itu (bandingkan dengan konsep keselamatan agama lain). Anugerah adalah pemberian yang disampaikan oleh yang berkedudukan lebih tinggi kepada yang lebih rendah, yang sesungguhnya tidak layak menerimanya. Ketika kita berbicara mengenai konsep anugerah Allah, kita tidak boleh mencampurkannya dengan konsep keadilan Allahsebab apabila Allah benar-benar menerapkan keadilan-Nya maka semua manusia seharusnya sudah binasa karena dosa. Dalam PL ada dua kata yang diterjemahkan sebagai anugerah atau kasih karunia. Pertama, chen yang kemudian berkembang ke istilah chanan, atau hannah. Arti harfiahnya adalah membungkuk, merendahkan diri. Kedua, chesed yang menunjukkan: melimpahnya kasih setia Allah dalam mencurahkan berkat-Nya yang didasarkan akan perjanjian dengan umat atau perseorangan (Kejadian 32:10, 39:21, 43:9; Keluaran 15:13). Kata ini memiliki konotasi adanya emosi yang mendalam dari pihak pemberi.

7 Dalam PB istilah yang dipakai adalah charis, yang umumnya dipakai dalam konteks Tuhan mencurahkan kasih atau belas kasihan tanpa peran kebaikan manusia baik secara aktual (sudah dilakukan) maupun potensial (diri yang mengandung kebaikan yang besar), Roma 11:6, 2 Korintus 4:15, 6:1. Konsep anugerah itu terbagi dua: 1. Anugerah Umum: yaitu setiap kebaikan atau berkat dalam bentuk apa pun yang dicurahkan Tuhan kepada manusia dan dunia. Contoh: Tuhan menurunkan hujan buat semua orang, percaya maupun tidak percaya. Anugerah umum terlihat juga pada aspek moralitas, hati nurani, sensus divinitas (perasaan beragama secara umum), serta bayangan kebenaran yang ada pada diri manusia (yakni sifat-sifat baik secara umum yang ada sebelum mengenal Tuhan). Band. Lukas 6:33. 2. Anugerah Khusus: yaitu pemberian Allah yang cuma-cuma melalui pribadi dan karya penebusan Kristus yang menyediakan jalan keselamatan. G. KONSEP PERTOBATAN SEJATI & PERTOBATAN YANG PALSU. Istilah PB yang digunakan untuk pertobatan adalah metanoia, bentukan dari meta yang berarti after, beyond dan nous yang berarti pikiran, sikap, ketetapan hati, kesadaran moral). Metanoia berarti: satu perubahan dalam pikiran atau hati manusia yang menyangkut satu perpalingan dari arah yang satu ke arah yang berlawanan, dan bukan sekedar meninggalkan satu atau beberapa perbuatan jahat. Itu sebabnya Pertobatan dalam iman Kristen kerap disebut juga Perpalingan (Conversion). Pertobatan bisa saja ternyata palsu atau bukan pertobatan yang sejati karena adanya kekeliruankekeliruan yang dipahami sebagai pertobatan: 1. Orang yang bertobat karena adanya rasa takut atau teror. Maksudnya yaitu orang berdosa yang hanya hatinya merasa menyesal dan susah sesaat, tapi kemudian setelah hati nuraninya tenang kembali, ia menjadi biasa atau kembali lagi ke perbuatan itu. Bandingkan dua jenis pendosa ini: PENDOSA KETAKUTAN PENDOSA BERTOBAT Hidup penuh dengan guilt. Hidup penuh dengan grace. Hidup dengan penuh kesulitan mengikut Tuhan Hidup mengikut Tuhan dengan sukacita dan dan hati nuraninya tidak murni. damai sejahtera. 2. 3. Orang yang berusaha menyelesaikan dosa secara pribadi tanpa campur tangan Allah & menyangka bahwa dirinya sudah bertobat. Orang yang merasa sudah bertobat melalui cara meninggalkan satu-dua kebiasaan buruknya yang berhubungan dengan dosa.
Sumber: Charles Hodge, Systematic Theology Vol. II. Eerdmans: 1940. Daniel Lucas Lukito, Makalah Kuliah Doktrin Dosa dan Keselamatan. SAAT: 2004. Gerry Breashears, Soteriology Outline. Western Seminary: 2011. J. Hampton Keathley, The Doctrine of Salvation. Bible.org. Mika Sulistiono, Makalah Kuliah Kristologi dan Soteriologi. STAT: 2009. Nimrod F. Faot, Makalah Kuliah Theologi Kaum Awam. STAT: 2011. Berbagai sumber lain sebagai pembanding dan pemerkaya.

You might also like