Professional Documents
Culture Documents
1. Kerangka Pikir
Pembelajaran dalam pendidikan kewarganegaraan merupakan
salah satu wahana pendidikan demokrasi. Dalam konteks wacana Dari knowing
internasional di Indonesia pembelajaran itu masih termasuk ke democracy”
dalam paradigma knowing democracy yakni pembelajaran yang melalui
menitikberatkan pada penguasaan pengetahuan demokrasi. “doing
democracy”
Sementara itu di negara lain seperti USA, New Zealand, UK
menuju
sudah berada pada paradigma building democracy yakni “building
pembelajaran yang menitik beratkan pada penyiapan warga d
negara agar komit terhadap penerapan dan pengembangan
demokrasi. Untuk mencapai paradigma yang kedua itu perlu
melalui paradigma doing democracy. Untuk itu maka
pembelajaran dalam pendidikan kewarganegaraan di Indonesia
perlu difasilitasi agar berkembang dari paradigma knowing Model “Projek
democracy ke doing democracy yakni pembelajaran yang Belajar
Kewarganegaraan…
menitik beratkan pada praktek berdemokrasi. . Kami Bangsa
Indonesia” sebagai
Model Projek Belajar Kewarganegaraan… Kami Bangsa model “doing
Indonesia (PKKBI), yang dalam 5 tahun terakhir sudah mulai democracy”
dirintis pengembangannya di sekolah dasar dan menengah di
3. Materi
Materi pokok yang cocok untuk dijadikan fokus pembelajaran
model adalah: Masalah sospol,
a. Masalah-masalah sosial, politik, yuridis, dan ideologis, yang yuridis, idiologis;
ada dalam masyarakat sekitar; Hubungan
b. Hubungan fungsional masalah-masalah tersebut dalam butir fungsional
(a) dengan berbagai dimensi kebijakan publik (public masalah;
policy); Pemecahan
c. Strategi pemecahan masalah yang mencerminkan konsep masalah;
dan prinsip demokrasi; Penerapan model
d. Strategi komunikasi untuk mempengaruhi kebijakan publik
atas dasar pemecahan masalah;
Dalam kedudukannya sebagai calon pendidik, ditambahkan
materi:
e. Rambu-rambu penerapan model untuk lingkup
persekolahan.
4. Waktu
Secara utuh model dengan satu fokus masalah memerlukan 4 x 180
waktu 4 kali pertemuan @ 150 menit tatap muka ditambah 4 x menit
180 menit kegiatan terstruktur dan 4 x 180 menit kegiatan
mandiri
Strategi
Strategi instruksional yang digunakan dalam model ini, pada Inquiry;
dasarnya bertolak dari esensi strategi “inquiry learning, discovery;
discovery learning, problem solving learning, research-oriented problem
learning” yang dikemas dalam model “Project”. Dalam hal ini solving;
ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut: research
Metoda
Metode pembelajaran menggunakan kombinasi presentasi dosen,
Multi metode
diskusi umum, diskusi kelompok, survei lapangan, studi
kepustakaan, workshop, dan simulasi dengar pendapat
(simulated-hearing)
6. Evaluasi
Model ini menggunakan evaluasi berbantuan portofolio
Public hearing
(portfolio-assisted evaluation). Portofolio Tampilan dan
Gelar
Dokumentasi selanjutnya disajikan dalam suatu simulasi “Public
kemampuan
Hearing” atau dengar pendapat yang menghadirkan pejabat
Lomba gelar
setempat yang terkait dengan masalah portofolio tersebut untuk
kemampuan
berperan sebagai juri. Acara dengar pendapat dapat dilakukan di
Ethos demokrasi
masing-masing kelas atau dalam suatu acara “Show Case” atau
Harmony in
“Gelar Kemampuan” bersama dalam suatu acara
diversity
kampus/sekolah, misalnya di akhir semester. Bila dikehendaki
arena “Show case” tersebut dapat pula dijadikan arena “contest”
atau kompetisi untuk memilih kelas/kelompok portofolio terbaik
untuk selanjutnya dikirim ke dalam “Show Case and Contest”
antar kampus dalam lingkungan perguruan tinggi, atau untuk
dunia persekolahan antar sekolah di lingkungan
Kabupaten/Kotamadya atau malah untuk acara regional propinsi
atau nasional. Tujuan semua itu antara lain untuk saling berbagi
ide dan pengalaman belajar antar “young citizens” yang secara
psiko-sosial dan sosial-kultural pada gilirannya kelak akan dapat
menumbuhkembangkan “ethos” demokrasi dalam konteks
“harmony in diversity”.