You are on page 1of 16

PENGELOLAAN LIMBAH PADA PENGOLAHAN JELLY BUAH JERUK

Nama NIM Mata Kuliah Semester

:Riza Julianti :K4110714 :Pengelolaan Limbah :VII (Tujuh)

POLITEKNIK NEGERI JEMBER JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM STUDI D-IV MANAJEMEN AGROINDUSTRI BIDANG KONSENTRASI PENGENDALIAN MUTU AGROINDUSTRI 2010

I.

PE

A. Latar Belakang

Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Selain buahnya yang dimakan dalam bentuk segar, daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya daun pisang untuk makanan ternak, daun pepaya untuk mengempukkan daging dan melancarkan air susu ibu (ASI) terutama daun pepaya jantan.

Warna buah cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu pengolahan buah untuk memperpanjang masa simpannya sangat penting. Buah dapat diolah menjadi berbagai bentuk minuman seperti anggur, sari buah dan sirup juga makanan lain seperti manisan, dodol, keripik, dan sale.

Jelly dibuat dari campuran 45 bagian sari buah dan 55 bagian berat gula. Tiga bahan pokok pada proses pembuatan selai atau jeli adalah pektin, asam, dan gula dengan perbandingan tertentu untuk menghasilkan produk yang baik.

Jelly buah yang baik harus berwarna cerah, jernih, kenyal seperti agar- agar tetapi tidak terlalu keras, serta mempunyai rasa buah asli. Buah yang dapat digunakan untuk membuat jeli adalah buah yang masak tetapi tidak terlalu matang dan tidak ada tanda-tanda busuk.

Buah yang sering digunakan untuk pembuatan selai atau jeli antara lain : anggur, apel, murbei, arbei, gowok, jambu biji, jeruk, pala, dan lain-lain. Sedangkan kulit buah yang biasa digunakan untuk membuat selai atau jeli antara lain : kulit durian, kulit nenas, kulit jeruk, dan lain-lain.

B. Tujuan
y Mengetahui input, proses dan output pembuatan jeli buah jeruk. y Mengetahui jenis-jenis limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan jeli

buah jeruk.
y Mengetahui cara pengolahan atau penanganan limbah jeli buah jeruk.

II. PE BAHASAN A. Jeruk Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar, meskipun banyak di antara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang menjadi terkandung pada semua anggotanya.

Penampang lintang buah berbagai jenis jeruk

Jeruk sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling bersilangan dan menghasilkan hibrida antarspesies ('interspecific hybrid) yang memiliki karakter yang khas, yang berbeda dari spesies tetuanya. Keanekaragaman ini seringkali menyulitkan klasifikasi, penamaan dan pengenalan terhadap anggota-anggotanya, karena orang baru dapat melihat perbedaan setelah bunga atau buahnya muncul. Akibatnya tidak diketahui dengan jelas berapa banyak jenisnya. Penelitianpenelitian terakhir menunjukkan adalah keterkaitan kuat Citrus dengan genus Fortunella (kumkuat), Poncirus, serta Microcitrus dan Eremocitrus, sehingga ada kemungkinan dilakukan penggabungan. Citrus sendiri memiliki dua anakmarga (subgenus), yaitu Citrus dan Papeda. Asal jeruk adalah dari Asia Timur dan Asia Tenggara, membentuk sebuah busur yang membentang dari Jepang terus ke selatan hingga kemudian membelok ke barat ke arah India bagian timur. Jeruk manis dan sitrun (lemon) berasal dari Asia

Timur, sedangkan jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk purut berasal dari Asia Tenggara. Banyak anggota jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan, wewangian, maupun industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan wewangian/parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah.

B. Jelly Buah Jeruk Jelly buah mungkin merupakan produk makanan yang tidak asing lagi bagi kita. Tetapi umumnya jelly yang kita kenal harus diperoleh dari supermarket atau pasar umum dengan harga yang relative mahal. Jelly buah adalah makanan setengah padat yang dibuat dari buah -buahan dan gula pasir dengan kandungan total padatan minimal 65%. Komposisi bahan mentahnya ialah 45 bagian buah dan 55 bagian gula. Jam dibuat dari hancuran buah-buahan, sedangkan jelly dari sari buahnya. Jeli banyak disukai masyarakat karena rasanya yang enak dilidah serta baik untuk pencernaan.

C. Proses Pembuatan Jelly Buah Jeruk 1. Bahan a. Jeruk b. Gula pasir kg c. Asam sitrat atau sari buah nipis secukupnya d. Natrium benzoat (sebagai zat pengawet) 1 gram

2. Alat a. Botol selai yang sudah disterilkan b. Kain saring atau kain blacu c. Mangkok d. Panci e. Parutan f. Pengaduk g. Pisau

h. Sendok i. j. Penggorengan (wajan) Baskom

3. Diagram alir proses pembuatan Jelly Buah Jeruk Cara Pembuatan Jelly Jeruk
Proses

Input

output

Limbah

Bahan Baku : Jeruk 1 kg

Dicuci

Air Pencucian

Dikupas kulitnya

Limbah kulit jeruk 0,30 kg

Daging Buah dipotong-potong

Diparut Disaring = saribuah Limbah Ampas jeruk 0,25kg

Didiamkan 1 jam

Ditambahkan gula kg, Na. Benzoat 1 gram atau asam sitrat secukupnya

Panaskan hingga mengental

Jelly Jeruk 0,40 kg

D. Identifikasi Limbah Selai atau Jeli Buah Jeruk Pada proses Jelly buah jeruk ini dapat menghasilkan limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair, limbah padat ini yaitu limbah ampas sisa pembuatan sari buah dari jeruk itu sendiri, kemudian kulit jeruknya itu sendiri. Kulit jeruk yang

biasanya dibuang ini sebenarnya dapat diolah kembali menjadi jelly Kulit buah jeruk, selai, sirup, sari buah dan bahan pembuat jelly, dodol, wajit, dll. Sementara itu limbah cairnya adalah air sisa pencucian buah jeruk.

1. Limbah Padat Limbah padat yang diperoleh dari proses pembuatan selai atau jelly buah jeruk yaitu  Kulit jeruk yang merupakan hasil output dari proses pengupasan buah jeruk, yaitu sebesar 30% dari berat jeruk utuh 1kg.  Ampas Buah jeruk, limbah padat dari proses pembuatan jelly pada tahap pemisahan sari buah, yaitu sebesar 25% dari berat jeruk utuh 1kg.

2. Limbah Cair Adapun limbah cair yang diperoleh dari proses pembuatan jelly jeruk ini yaitu Air kotor dari sisa pencucian buah jeruk.

E. Pengolahan Limbah Jelly Jeruk Proses penanganan limbah jelly jeruk menggunakan konsep Produksi bersih (Cleaner Production). Produksi Bersih ini merupakan suatu strategi untuk menghindari timbulnya pencemaran industri melalui pengurangan timbulan limbah (waste generation) pada setiap tahap dari proses produksi untuk meminimalkan atau mengeliminasi limbah sebelum segala jenis potensi pencemaran terbentuk. Dalam konsep Cleaner Production terdapat dua bagian terpenting dalam penanganan limbah yang penting yaitu minimasi limbah dan pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik.

Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Limbah padat Limbah padat atau kadang beberapa orang memanggilnya dengan sebutan sampah adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisasisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi: 1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan. 2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi: a. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lainlain. b. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

Maka dari materi tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa limbah yang padat yang dihasilkan oleh pengolahan jelly jeruk merupakan limbah yang biodegradable dimana limbah dari proses pembuatan jelly jeruk ini yaitu ampas buah dan kulit jeruk dapat dengan mudah diurai oleh alam, akan tetapi akan lebih baik lagi bila limbah ini di manfaatkan kembali, karena limbah padat yang dihasilkan masih bisa dibuat kembali produk berbeda dari hasil samping jelly, yaitu pada limbah ampas buah jeruk pada proses pembuatan jelly yaitu pada tahap pemisahan sari buah dapat dimanfaatkan kembali menjadi suatu produk yaitu selai jeruk. Pembuatan selai ini selai ini dapat meningkatkan keuntungan yang cukup menggiurkan karena nilai jual selai cukup tinggi akan tetapi dalam pembuatnnya tidak menggunakan bahan-bahan sama sekali kecuali sedikit air. Selai adalah produk makanan yang kental atau setengah padat dibuat dari campuran 45 bagain berat buah (cacah buah) dan 55 bagian berat gula. Buah-buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah masak, tapi tidak terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit masam. Buah-buahan yang umum dijadikan selai, misalnya: stroberi, blueberi, aprikot, apel, anggur, pir, dan fig. Selain itu, selai bisa dibuat dari sayur-sayuran seperti wortel dan seledri. Cara Pembuatan Selai Jeruk dari limbah ampas jeruk

Limbah

Pengolahan Limbah

Produk

Sisa ampas jeruk 0,25kg

Ditambah sedikit air

Dipanaskan 1 jam

Dimasukan pada botol

Dibalik 5 menit

Selai 0,20kg

Selai yang diperoleh dari buah hasilnya lebih banyak daripada diolah menjadi jeli, sehingga pengolahan jeli lebih banyak menggunakan buah yang murah harganya. Buah yang masih muda tidak dapat digunakan untuk pembuatan selai atau jeli karena masih banyak mengandung zat pati (karbohidrat) dan kandungan pektinnya rendah. Kulit buahpun dapat digunakan untuk menghasilkan selai atau jeli tersebut. Pektin yang dikandung buah-buahan atau sari buah bereaksi dengan gula dan asam membuat selai menjadi kental. Buah-buahan dengan kadar pektin atau keasaman yang rendah perlu ditambahkan pektin atau asam agar selai bisa menjadi kental. Cara Pembuatan Selai Jeruk dari Limbah Kulit Jeruk

Limbah

Pengolahan Limbah

Produk

kulit jeruk 0,30kg

Tambahkan gula dan Na. Benzoat menurut selera Direbus dalam air panas (30-40 menit) Diamkan selama 12 jam Disaring Air sisa penyaringan Selai 0,18kg

Dibalik 5 menit

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa limbah kulit jeruk dapat dimanfaatkan kembali sebagai selai karena kulit jeruk mengandung zat yang disebut pectin.

Akan tetapi pada proses ini didapatkan kembali limbah, berbentuk limbah cair yaitu dari sisa penyaringan dari perebusan kulit jeruk. Maka dapat dimanfaatkan lagi sebagai bahan baku pembuatan syrup. Cara Pembuatan Syrup dari air sisa perebusan Limbah Kulit Jeruk

Limbah

Pengolahan Limbah

Produk

Air sisa perebusan kulit jeruk

Panaskan (masak)

Tambahkan gula kg

Tambahkan panili

Aduk rata hingga mengental

Syrup

D i p d i

ol h ss b

li b h ib i

p s j

li j

di

d p

Li

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah tangga) maupun industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah tidak memenuhi baku mutu limbah.
y

Dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung zat zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, bl wdown beberapa peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes. Agar dapat


C i Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya. Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk

menurunkan kadar bahan peencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.

Setiap industri pengolahan pangan akan menghasilkan limbah yang dapat menjadi masalah bagi lingkungan jika tidak dilakukan penanganan terlebih dahulu sebelum dibuang. Pada umumnya, limbah industri pangan tidak membahayakan kesehatan masyarakat, karena tidak terlibat langsung dalam perpindahan penyakit. Akan tetapi kandungan bahan organiknya yang tinggi dapat bertindak sebagai sumber makanan untuk pertumbuhan mikroba. Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.

3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill. Karena limbah cair pada produksi pembuatan jelly jeruk hanya berupa air kotor sisa pencucian buah jeruk maka dapat langung dibuang ke lingkungan karena tidak akan mengganggu lingkungan. Karena air tersebut dapat didegradasi (diuraikan oleh lingkungan secara alami)

III.

PENUTUP

A. Ke im ulan Limbah merupakan masalah yang saat ini menjadi kendala, dalam proses produksi Jelly jeruk terdapat limbah padat berupa Ampas buah dan kulit buah jeruk yang dapat diproses kembali menjadi selai, dan syrup yang dapat menjadi nilai ekonomi baru. Selain limbah padat jiuga terdapat limbah cair berupa air sisa pencucian buah, yang dapat secara langsung di buang ke lingkungan karena tidak ,mengandung bahan berbahaya dan dapat dibiodegradable (diuraikan secara alami oleh alam). Penanganan limbah padat tergantung pada jenis limbahnya, limbah padat berupa sampah baik sampah dari rumah tangga maupun industri dilaksanakan berdasarkan hierarki pengelolaan sampah sehinga mengurangi jumlah sampah secara signifikan mulai dari sumbernya sampai ke tempat pembuangan akhir. Hierarki pengelolaan sampah tersebut adalah : Reduce, minimisasi sampah dari sumber; Reuse, memanfaatkan kembali sampah, Recovery, melakukan upaya untuk perolehan kembali bahan-bahan yang berguna, dan Recycle, melakukan pemrosesan sehingga menghasilkan produk lainnya;

B. Saran Pemikiran bahwa bahan baku hanya dapat dipakai hanya untuk satu macam produk harus dihilangakan, hal ini menyangkut pemanfaatan kembali bahan yang dianggap tidak dapat dipakai lagi serta sebagai usaha meminimalisasi limbah/sampah yang sebenarnya masih dapat digunakan untuk dibuang kelingkungan, sehingga akan memperbaiki keadaan lingkungan dengan aman dan terkendali.

Sebaiknya tidak hanya terus dilakukan penelitian tentang penanganan limbah pada komoditas lainnya, terutama yang belum diketahui cara menanggulanginya.

DAFTAR PUSTAKA

Jenie, Betty Sri laksmi, Winiati . 1993 . Penanganan Limbah Industri pangan . Kanisius ;Yogyakarta Muchtadi,tien R, Sugiono .1992 . Ilmu Pengetahuan bahan pangan . Bogor; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor Margono, Tri , dkk . 2000 . Selai dan jeli Buah . Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ; Jakarta http://id.wikipedia.org/wiki/jeruk http://id.wikipedia.org/wiki/limbah http://id.wikipedia.org/wiki/sampah http://majarimagazine.com/2008/01/teknologi-pengolahan-air-limbah/feed/

You might also like