You are on page 1of 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak orang memerlukan informasi sebanyak mungkin dalam waktu yang singkat, sehingga segala perubahan yang sangat cepat dapat diketahui segera. Sebagai contoh dapat dilihat dari krisis ekonomi yang sedang dialami terutama sembilan bahan pokok yang sangat diperlukan bagi segala lapisan masyarakat. Harga sebilan bahan pokok tersebut selalu berubah dengan cepat. Informasi semacam itu dapat segera diketahui baik dari media elektronik seperti televisi, radio, internet, atau media cetak seperti majalah, koran, dan sebagainya. Secara tidak langsung informasi tersebut dirasakan merupakan kebutuhan utama. Salah satu penyampaian yang bertahan lama dan berjangkauan luas adalah melalui bacaan. Oleh karena itu, kita dituntut untuk mempunyai kemampuan membaca, dan kemampuan-kemampuan penunjang lainnya, misalnya kemampuan berbahasa. Berbagai ungkapan yang dikemukakan oleh para ahli tentang pentingnya membaca antara lain, seperti yang dikemukakan oleh Tampubolong (1987: 34) yang dengan tegas mengatakan bahwa dunia kita adalah dunia baca. Untuk mengetahui perkembangan dari sebagaian ilmu pengetahuan dan informasi lainnya, maka diperlukan membaca. Karena membaca kita dapat mengenal dunia baru di sekitar kita, bangsa lain, dan sebagainya. Membaca salah satu keterampilan dalam berbahasa yang perlu diperhatikan. Terampil membaca menjadikan siswa memahami dengan baik semua materi pelajaran yang diajarkan. Hal ini menandakan bahwa pelajaran membaca pada bidang studi bahasa Indonesia harus mendapat perhatian yang lebih besar. Membaca sebagai salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa, memegang peranan penting dalam pengajaran bahasa Indonesia. dikatakan penting, karena selain pelajaran menyimak, berbicara, dan menulis. Keterampilan membaca adalah salah satu alat yang sangat ampuh untuk memperoleh bermacam informasi tertentu, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, membaca adalah kebutuhan dasar bagi masyarakat maju.

Demikian pula dalam dunia pendidikan, peranan membaca sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa. Hal ini dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi pemahaman siswa, semakin tinggi pula pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian, minat baca dan kemampuan membaca siswa perlu ditumbuhkan sedini mungkin, agar siswa dapat memahami peranan dan fungsi membaca, baik alat komunikasi maupun sebagai alat belajar untuk mengembangkan pengetahuan dan memperluas cakrawala keterampilannya. Dapat dikatakan bahwa anak didik yang mempunyai tingkat kemampuan membaca yang lebih tinggi akan lebih mudah memperoleh ilmu pengetahuan dan teknnologi yang tertuang dalam media cetak atau media tulis. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah telah melakukan upaya untuk membudayakan kebiasaan membaca di kalangan siswa maupun masyarakat luar, misalnya dengan mendirikan perpustakaan sekolah maupun

perpustakaan umum, mengadakan pameran buku, dan seminar yang bertujuan untuk menggairahkan minat baca siswa dan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah pengajaran membaca di sekolah memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, perlunya pembinaan dan pengembangan, serta perhatian khusus pada guru bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Salah satu teknik membaca yang ingin diterapkan dalam pengajaran membaca adalah dengan teknik membaca SQ3R karena teknik ini dianggap efektif digunakan dalam pengajaran membaca. Karena penerapan teknik membaca SQ3R pembaca lebih cepat mengusai keseluruhan isi bahan bacaan tersebut dalam waktu yang relatif singkat B. Rumusan Masalah Bedasarkan latar belakang di atas, maka yang akan dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimanakah strategi pembelajaran membaca yang efektif? 2. Bagaimanakah penerapan teknik membaca SQ3R ? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Strategi pembelajaran membaca yang efektif. 2. Penerapan teknik membaca SQ3R

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Membaca Membaca sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa merupakan suatu masalah yang mendapat banyak perhatian dalam kehidupan manusia. Perhatian ini berakar kepada kresadaran akan pentingnya arti, nilai, dan fungsi membaca dalam kehidupan bermasyarakat. Hal inilah yang menyebabkan beraneka ragamnya pengertian membaca. Membaca adalah pengucapan kata-kata dan perolehan kata dari bahan cetakan. Kegiatan ini melibatkan analisis dan pengorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya pelajaran, pemikiran, pertimbangan, perpaduan, dan pemecahan masalah yang berarti menimbulkan penjelasan informasi bagi pembaca. Selanjutnya, Soedarsono (1993: 4) mengemukakan bahwa membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Tarigan (1985: 32) memberikan pengertian membaca sebagai berikut: Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata/ bahan tulis atau memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan yang tertulis. Selanjutnya Soedarsono (1993: 4) mengemukakan bahwa membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisahpisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian, khayalan, dan mengamati dan mengingat-ingat. Berdasarkana uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses berpikir yang termasuk di dalamnya memahami, menceritakan menafsirkan arti dari lambang-lambang tertulis dengan melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, dan ingatan.

B. Strategi Pembelajaran Membaca Pembelajaran membaca di sekolah menekankan pada tujuan pemahaman, penyerapan pemerolehan kesan dan pesan atau gagasan yang tersurata. Untuk tujuan tersebut seorang siswa harus dapat mengenali kata demi kata, pemahaman kelompok kata/frasa, kalusa, kalimat atau teks secara keseluruhan. Kegiatan membaca dilaksanakan di sekolah melibatkan pemikiran, penataran, emosi dan disesuaikan dengan tema dan jenis bacaan yanmg dihadapinya. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategia berarti ilmu siasat (perang), akal. Kamus Besar bahasa Indonesia (2004) mengartikan strategi sebagai (1) ilmu siasat perang, (2) siasat perang, (3) bahasa percakapan akal (tipu muslihat) untuk mencapai sesuatu maksud. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu landasan pendekatan. Strategi mengajar adalah siasat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Strategi menghasilkan pendekatan. Pendekatan melahirkan metode yang membuat teknik. Ketiga bagian ini adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Strategi pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan rencana mengajar. Usaha guru dalam menggunakan variabel pembelajaran (tujuan, bahan, metode, alat, dan evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Suatu pembelajaran dikatakan efektif dan efisien, apabila unsur pendukung belajar dapat diintegrasikan ke dalam suatu wadah yang dapat menjalin aspek-aspek secara bersama-sama dalam rangkaian yang berurutan. Pelaksanaan pembelajaran

menekankan perubahan tingkah laju melalui hubungan timbal balik antara guru dengan siswa. Adapun strategi yang dibuat oleh guru sebelum proses belajar-mengajar haruslah meliputi pendekatan metode, dan teknik. Pendekatan adalah kebijaksanaan dalam melaksanakan pembelajaran yang memberikan arah dan corak. Pendekatan dalam pembelajaran bahasa berkaitan dengan teori-teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa sebagai landasan pembelajaran bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatik, metode bersifat prosedural, artinya penerapan suatu metode dalam pembelajaran materi bahasa Indonesia.

Pendekatan yang dipoergunakan dalam proses belajar-mengajar membaca di sekolah adalah pendekatan komunikatif dan integratif. Tercapainya tujuan pembelajaran tergantung efektif tidaknya metode yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran membaca tersebut. Teknik pembelajaran dapat dilihat ketika proses pembelajaran di dalam kelas berlangsung. Terjadinya komunikasi antara guru dan siswa adalah interaksi yang normal Teknik permbelajaran keterampilan berbahasa dapat berhasil apabila memenuhi syaratr seperti menarik, terarah, dan memancing ide siswa, sereta mudah dipahami.

C. Pemahaman dan Membaca Efisien SQ3R Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh Prancis P. Robinson tahun 1941 merupakan sistem membaca yang semakin populer digunakan orang SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah: (1) Survey, (2) Question, (3) Read, (4) Recite atau Recall, dan (5) Review. Dalam sistem SQ3R ini sebelum membaca terlebih dahulu kata survey bacaan untuk mendapatkan gagasan umum yang akan kita baca. Lalu mengajukan dengan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan tersebut kita akan lebih mudah memahami bacaan dan selajutnya dengan mencoba mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya, kita akan mengusaia, mengingat lebih lama. 1. Langkah 1 S Survey Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal oraganisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk: mempercepat menangkap arti. Memdapat abstrak. Mengetahui ide-ide yang penting. Melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut. Mendapat minat perhatian yang seksama terhadap bacaan.

Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih lebih mudah. Membaca hanya dilakukan beberapa menit, tetapi dengan secara yang sistematis kita cepat menemukan ide-ide penting dan organisasi bahan, hal itu yang akan membantu tujuan kita membaca. Selain itu, prabaca juga digunakan untuk melihat suatu artikel di koran atau di majalah dan menimbang-nimbang buku di perpustakaan atau di toko buku untuk mengetahui: Apakah tulisan atau buku ini cocok dengan kebutuhan saya? Atau terlalu dangkal? Apakah cocok dengan literatur yang disarankan? 1) Survey Buku Banyak bagian buku nonfiksi dapat menolong kita untuk mengetahui isinya dan membantu mencapai tujuan kita membaca buku tersebut, yaitu: daftar isi, pengantar/pendahuluan, bab, indeks, tabel, gambar, dan lain-lain. Dalam prabaca buku, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah untuk mempertahankan judul buku yang mengajukan pertanyaan tentang topik yang terkandung di dalamnya, lalu melihat nama, penulis, dan atributnya yang biasanya memberikan petunjuk isi tulisan. Untuk melihat aktulisasinya lihat tahun penerbitnya. Kalau ada baca juga sampel buku bagian belakang yang memuat pesan penerbit hal ini penting dari buku. Tahap beriukutnya sebagai berikut: Telusuri daftar isi. Untuk mendapatkan keseluruhan organisasi buku/ informasi daftar isi memuat kerangka, dua gambaran umum buku dan topik-topik, utama dan subtopik lainnya terdapat dalam buku. Baca pengantar Adakalanya kalau kita pergi ke perpustakaan diharapkan pada deretan buku mengupas buku hal yang sama. Mungkin kita dapat menyempitkan pilihan berdasarkan tahun penerbitnya. Cari yang lebih baru misalnya. Tetapi sering juga kita dihadapkan pada pilihan lain. Oleh karena itu, baca pengantar dan dapatkan tujuan dari penulisannya, biasanya penulis membatasi permasalahan yang dibahas di sana.

Lihat tabel, grafik, dan lain-lain Bagian buku ini dapat memperjelas dan mempercepat pemahaman isi buku. Apendika Jangan dilupakan suplemen atau apendiks yang biasanya memberi tambahan informasi yang berbagai sementara kita membaca. Telusuri Indeks Dapatkan kata-kata kunci untuk mencocokkan dengan tujuan dan kebutuhan kita. Setelah melakukan prabaca. Anda dapat menentukan sikap sejauh mana Anda akan membaca buku tersebut. Apakah Anda perlu membacanya secara lengkap dari bab pertama atau langsung dimulai membaca bab yang lain Belum juga harus mengadakan survey bab lain dahulu. 2) Survey Bab Sebelum Anda membaca suatu bab, survey terlebih dahulu. Lebih teliti lagi bila dibandingkan survey secara keseluruhan tadi. Selain itu juga Anda mengambil subjudul-subjudul dan kaitannya, amati juga alat-alat bantu visual yang ada di bab itu seperti grafik, peta, dan lain-lain. Lalu perhatikan: Paragraf pertama dan akhir Kadang-kadang penulis menggunakan paragraf untuk menyampaikan apa yang akan dibicarakan dalam bab itu atau ringkasan dan kesimpulan bab itu. Ringkasan Ikhtisar atau ringkasan tentang bab terkadang diberikan oleh seorang penulis di bagian tersendiri seperti dilakukan dalam buku ini, yaitu mendapatkan gambaran umum tentang bab itu. Subjudul Kebanyakan penulis dengan susah payah berusaha memberikan subjudul pada setiap bab. Tetapi sayang banyak pembaca justru mengabaikannya.

Padahal subjudul-subjudul itu banyak memperjelas isi bab itu. Dengan adanya subjudul, pembaca semakin mengetahui bagian-bagian isi buku itu. 3) Survey Artikel Ada yang terus saja ditelan Ada yang perlu diuji kembali. Ada yang perlu diringkas Ada yang perlu ditimbang-timbang Ada yang langsung dibuang saja. Oleh karena, sebelum membaca secara lengkap hendaklah Anda survey terlebih dahulu. Barulah jika diperlukan. Kita membaca secara keseluruhan. Setelah artikel umumnya terbagi dalam beberapa bagian, yaitu pendahuluan, isi dan penutup/ kesimpulan. Setiap paragraf mempunyai kalimat topik, yang memuat pikiran utama dalam paragraf. Untuk pembaca lakukanlah: Baca judul Judul tidak hanya merupakan masalah yang akan dibahas, tetapi untuk merangsang pembaca berpikir. Apa yang Anda dapatkan dari judul? Gagasan apa yang ada? Hal apa yang telah Anda ketahui? Baca semua subjudul. Dengan cepat, subjudul membantu pembaca membentuk pengertian yang menyeluruh. Subjudul menunjukkan fokus yang khusus serta aspek-aspek yang mengacu pada keseluruhan topik Amati juga tabel dan lain-lain kalau ada, juga skema atau peta yang memperjelas isi. Baca pengantar. Kalau tidak ada pengantar baca dua paragraf pertama. Dengan kecepatan tinggi untuk mendapatkan ide, cerita, latar, nada, suasana dan gaya penulisannya. Biasanya penul;is memberikan pengantar pada beberapa paragraf pertama, ini akan membantu pembaca menangkap isi. Jika

paragraf ini terlalu panjang, baca kalimat pertama dan dan kalimat kedua saja. Baca kalimat pertama subbab. Kalimat pertama sering menuturkan isi bagian tulisan itu. Tapi adakalanya kalimat pertama ini hanya kalimat transisi, atau hanya untuk menarik perhatian pembaca. Jadi demikian, baca kalimat terakhir paragraf itu, kalimat ini sering mengulangi gagasan utama paragraf itu. Dibuang Kalau memang tidak bermutu, tidak berguna untuk Anda mengapa tidak dibuang? Memang gunanya untuk membaca antara lain untuk menentukan keinginan kita apakah artikel ini berguna? Apakah cocok dengan kebutuhan kita? 4) Survey Kliping Ada kalanya kita menghadapi setumpukan besar kliping surat kabar dan majalah tentang suatu yang menjadi perhatian kita. Untuk mendapatkan bahan yang benar-benar memenuhi kebutuhan kita dengan cepat lakukanlah prabaca seperti berikut ini: Perhatikan judul Sering judul mencerminkan topik dan fokus pembahasan Perhatikan penulisannya Jika Anda mengetahui identitasnya atau lebih mengenal mutu dan pembahasan sebelumnya. Anda dapat memperkirakan isinya dan membuat keputusan untuk membaca atau tidak. Seterusnya lakukan seperti prabaca artikel Cepat lakukan prabaca. Jangan lama-lama dalam artikel atau satu berita. lampiran berikutnya. Dengan prabaca Anda dapat memutuskan dengan cepat. Apakah lembaran atau bahan itu cocok dengan yang Anda butuhkan, atau terlalu umum Untuk kebutuhan Anda atau terlalu detailk untuk tujuan Anda Cepat balikkan

atau tidak hanya memuat informasi yang telah Anda peroleh di tempat lain atau telah Anda ketahui. 2. Langkah 2 Q- Question Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan sebaik-baiknya tentang isi bacaan itu. Dengan mengubah judul dan subjudul serta sub dari subjudul menjadi suatu pertanyaan. Gunakanlah kata-kata siapa, apa, kapan, dimana, atau mengapa. Misalnya. Subjudul itu Kekurangan Tenaga Ahli Ilmiah dan Teknik dapat diubah dengan bertanya Mengapa kekurangan tenaga ahli ilmiah dan teknik? Mungkin pertanyaan itu Anda persempit lagi dengan menggunakan pengetahuan Anda. Apakah kurikulum di perguruan tinggi kurang memadai? Apakah akibatnya terhadap perkembangan IPTEK. Pada waktu survey buku secara keseluruhan pertanyaan Anda mungkin terlalu umum, tetapi pada saat survey pada bab ke bab pertanyaan-pertanyaan itu dapat lebih spesifik. Suatu pertanyaan dapat menimbulkan beberapa pertanyaan lain tentang isi secara mendalam. Dengan adanya berbagai pertanyaan itu cara membaca kita lebih aktif dan lebih mudah menangkap gagasaan yang ada daripada kalau asal membaca

3. Langkah 3 R- Read Setelah melewati tahap survey dan timbul beberapa pertanyaan yang Anda harapkan akan mendapat jawaban di bacaan yang Anda hadapi. Langkah berikutnya adalah read (membaca). Jadi, membaca merupakan langkah ketiga, bukan langkah pertama atau satu-satunya langkah untuk mengetahui bacaan. Cara membaca pun bukan membaca seperti novel, hanya mengukut apa yang sedang berlangsung melainkan secara kritis. Pada tahap ini konsentrasi pada penguasaan ide pokok serta detail yang penting yang mendukung ide pokok. Perlambat cara membaca Anda di bagianbagian yang penting atau yang Anda anggap sulit percepat kembali pada bagianbagian yang tak penting atau telah Anda ketahui.

Pada tahap membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu: Jangan nembuat catatan-catatan. Ini akan memperlambat Anda dalam membaca. Jangan membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu bisa jadi setelah Anda selesai membaca membaca acak kali ternyata Anda salah memilihnya. Kalau memang ada yang menarik atau Anda anggap penting cukup beri tanda silang dipinggir halaman dulu. Untuk kemudian dapat dicek kembali. Pada tahap ini konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokoknya serta mengetahui detail yang penting. 4. Langkah 4: R- Recite atau Recall Setalah selesai membaca suatu bagiuan, berhentilah sejenak. Dan cobalah menjawab perrtanyaan-peertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. Anda dapat membuat catatan seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali lagi. Sebelum menginjak langkah selanjutnya, pastikan empat langkah itu. Anda jalani dengan benar, sekalipun bahan itu mudah dimengerti, tahap mengutarakan kembali hal-hal penting itu jangan dilewatkan agar tidak mudah kita lupakan. Berapa lama untuk tahap ini? Anda perlu menyediakan waktu setelah dari membaca. Hal ini bukan merupakan pemborosan waktu, melainkan memang diperlukan untuk tahap ini, justru pembaca yang hanya membaca sekedar membaca itu memboroskan waktu. Sekalipun mereka mengerti apa yang dibaca, tetapi akan segera melupakannya. 5. Langkah 5: R- Review Daya ingat kita terbatas, sekalipun pada waktu membaca 85% kita menguasai isi bacaan, kemampuan kita dalam waktu 8 jam untuk mengingat detail yang penting tunggal 40%. Dan tempo dua minggu kita tinggal 20%. Oleh karena itu, janganlah Anda lewatkan yang terakhir ini. Review setelah selesai keseleruhan dari apa yang harus dibaca. Ulangi untuk menelusuri kembali judul-judul dan subjudul dan bagian-bagian penting yang perlu untuk diingat

kembali. Tiap ini selain untuk mendapatkan hal-hal penting yang barangkali kita lewatkan sebelum ini. (Soedarsono, 1993: 59-64)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan pada makalah di atas dapat disimpulan sebagai berikut: 1. Membaca adalah proses berpikir yang termasuk di dalamnya memahami, menceritakan menafsirkan arti dari lambang-lambang tertulis dengan melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, dan ingatan. 2. Sistem SQ3R ini sebelum membaca terlebih dahulu disurvey bacaan untuk mendapatkan gagasan umum yang akan kita baca. Lalu mengajukan dengan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan tersebut, kita akan lebih mudah memahami bacaan dan selajutnya dengan mencoba mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya, kita akan mengusai, mengingat lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1992 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud. 1994 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Depdikbud. 1997. Kurikulum Pendidikan Dasar Sembilan Tahun untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Nurgiantoro, Burhan. 1987. Penilaian dalam Pengagajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Nurhadi. 1989. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: YA3 Said D.M. H. M. Ide 1994. Mata Kuliah Keterampilan Membaca Diktat FPBS IKIP Ujung Pandang Setiawan, Budhi. 2002. Keterampilan Membaca. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta Soedarsono. 1993. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodolog Penelitian. Yogyakarta: Universitas Gajah Mata.

You might also like