You are on page 1of 11

KAWASAN LINDUNG

Pengertian Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budyaa bangsa guna kepentingan pembangunan berlanjutan. Dalam UU Perencanaan, baik y UU No 24 tahun 1994 maupun UU no 26 tahun 2007. Menyebutkan pembagian kawasan atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pengertiannya adalah kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Menurut Permen no 15 tahun 2009 kawasan lindung terdiri atas: a. kawasan hutan lindung; b) kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi: kawasan bergambut dan kawasan resapan air; c) kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal; d) kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan; e) kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir; f) kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah; dan
Zunarto Saputra 270110090018 (Kelas C) 1

g) kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang, dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

Klasifikasi Klasifikasi Kawasan Lindung, Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Kawasan lindung merupakan kawasan yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekologi kawasan sekitarnya. Kawasan lindung dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan Suaka Alam

Kriteria Kawasan Lindung Kriteria Penetuan Kawasan Lindung, ada 20 kriteria yang digunakan untuk menentukannya, yaitu:Kawasan Hutan Lindung, kawasan bergambut, kawasan resapan air, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan terbuka hijau kota, kawasan cagar alam, kawasan suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan rakyat, taman wisata alam, cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan taman buru, kawasan cagar biosfer, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa, kawasan pantai berhutan bakau

Contoh Peta Kawasan Lindung

Zunarto Saputra 270110090018 (Kelas C)

Keputusan presiden republik indonesia tentang pengelolaan kawasan nomor : 32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan Presiden ini yang dimaksud dengan : 1. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembagunan berkelanjutan. 2. Pengelolaan Kawasan Lindung adalah upaya penetapan, pelestarian dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung. 3. Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah.
Zunarto Saputra 270110090018 (Kelas C) 3

4. Kawasan Bergambut adalah kawasan yang unsur pembentuk tanahnya sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang lama. 5. Kawasan Resapan air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air. 6. Sempadan Pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. 7. Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. 8. Kawasan sekitar Danau/Waduk adalah kawasan tertentu disekeliling danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi danau/waduk. 9. Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. 10. Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. 11. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya adalah daerah yang mewakili ekosistem khas di lautan maupun perairan lainnya, yang merupakan habitat alami yang memberikan tempat maupun perlindungan bagi perkembangan keanekaragaman tumbuhan dan satwa yang ada. 12. Kawasan Pantai Berhutan Bakau adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberikan perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan 13. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan,pendidikan,pariwisata dan rekreasi. 14. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian yang terutama dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa, alami atau buatan, jenis asli dan/atau bukan asli, pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan latihan, budaya pariwisata dan rekreasi. 15. Taman wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam di darat maupun di laut yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
Zunarto Saputra 270110090018 (Kelas C) 4

16. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan adalah kawasan yang merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas. 17. Kawasan Rawan Bencana adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. BAB II TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 (1) Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. (2) Sasaran pengelolaan kawasan lindung adalah : a. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan budaya bangsa; b. Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem, dan keunikan alam. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 Kawasan lindung yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 meliputi : 1. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya. 2. Kawasan perlindungan Setempat. 3. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya. 4. Kawasan Rawan Bencana Alam. Pasal 4 Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri dari : 1. Kawasan Hutan Lindung. 2. Kawasan Bergambut 3. Kawasan Resapan Air. Pasal 5 Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri dari : 1. Sempadan Pantai 2. Sempadan Sungai
Zunarto Saputra 270110090018 (Kelas C) 5

3. Kawasan Sekitar Danau/Waduk. 4. Kawasan Sekitar mata Air. Pasal 6 Kawasan suaka alam dan cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri dari : 1. Kawasan Suaka Alam. 2. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya. 3. Kawasan Pantai Berhutan Bakau. 4. Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan taman Wisata Alam. 5. Kawasan Cagar Budaya Ilmu Pengetahuan. Tabel 1. Jenis dan kriteria penetapan kawasan lindung (Undang-undang No. 47 tahun 1997). Jenis kawasan lindung Kawasan hutan lindung Kawasan bergambut Kawasan resapan air Sempadan sungai Sempadan pantai Kawasan sekitar danau/waduk Kawasan sekitar mata air Kawasan terbuka hijau kota/hutan kota Kawasan suaka alam Ditunjuk karena alasan keanekaragaman jenis Ditetapkan luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami, ada sumber daya alam khas, alam asli dan mendukung upaya pelestarian sumber daya alam Ada ciri khas, indah, cukup luas, daya tarik
6

Kriteria penetapan Faktor lereng, jenis tanah, intensitas hujan, lereng lebih dari 40% dan ketinggian di atas 2000 m Tebal gambut lebih dari 3 m, terletak di hulu atau rawa Hujan tinggi, tanah mudah diresapi air, bentuk yang memudahkan peresapan air banyak 5 m sebelah luar tanggul sungai, bila tidak ada tanggul ditetapkan pejabat yang berwenang 100 m dari titik pasang tertinggi sepanjang pantai 50-100 m dari tepi danau waktu pasang 200 m sekeliling mata air

Taman Nasional

Taman hutan raya, taman Wisata Alam


Zunarto Saputra 270110090018 (Kelas C)

khusus, lingkungan luar mendukung Cagar budaya Kawasan rawan bencana Bernilai budaya tinggi, situs purbakala Sering dan berpotensi mengalami bencana alam

Taman buru, cagar biosfirkawasan perlindungan plasma nutfah, , Ditetapkan berdasarkan kriteria khusus kawasan pengungsian satwa, kawasan pantai berhutan bakau

Zunarto Saputra 270110090018 (Kelas C)

KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Dalam UU Perencanaan, baik y UU No 24 tahun 1994 maupun UU no 26 tahun 2007. Menyebutkan pembagian kawasan atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. a. kawasan peruntukan hutan produksi, yang dapat dirinci meliputi: kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap, dan kawasan hutan yang dapat dikonversi; b) kawasan hutan rakyat; c) kawasan peruntukan pertanian, yang dapat dirinci meliputi: pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan hortikultura; d) kawasan peruntukan perkebunan, yang dapat dirinci berdasarkan jenis komoditas perkebunan yang ada di wilayah provinsi; e) kawasan peruntukan perikanan, yang dapat dirinci meliputi kawasan: perikanan tangkap, kawasan budi daya perikanan, dan kawasan pengolahan ikan; f) kawasan peruntukan pertambangan, yang dapat dirinci meliputi kawasan peruntukan: mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, panas bumi, dan air tanah di kawasan pertambangan; g) kawasan peruntukan industri, yang dapat dirinci meliputi kawasan peruntukan: industri kecil/rumah tangga, industri agro, industri ringan, industri berat, industri petrokimia, dan industri lainnya;

Zunarto Saputra 270110090018 (Kelas C)

h) kawasan peruntukan pariwisata, yang dapat dirinci meliputi kawasan peruntukan: semua jenis wisata alam, wisata budaya, wisata buatan/taman rekreasi, dan wisata lainnya; i) kawasan peruntukan permukiman, yang dapat dirinci meliputi kawasan peruntukan: permukiman perdesaan dan permukiman perkotaan; dan j) peruntukan kawasan budi daya lainnya, yang antara lain meliputi kawasan peruntukan: instalasi pembangkit energi listrik, instalasi militer, dan instalasi lainnya. Dalam praktek lapangan kawasan lindung dan kawasan budidaya seringkali sulit untuk ditentukan karena melihat pengertiannya bahwa lindung ditujukan pada kelestarian sementara kawasan budidaya ditujukan pada pemanfaatan. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana dengan wilayah yang mix penggunaan sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya? Pertanyaan tersebut biasanya muncul pada wilayah-wilayah pedesaan atau wilayah yang dihuni oleh masyarakat tradisional, dimana perlindungan tidak bisa terlepas dengan pemanfaatan wilayah. Pada wilayah-wilayah ini konsep pembagian wilayah lindung dan wilayah budidaya perlu dikaji lagi dengan mengedepankan kedua aspek ini sekaligus. Ini terkait dengan budaya masyarakat, pada masyarakat pedesaan terutama masyarakat tradisional, sistem perlindungan dan pemanfaatan menyatu dalam satu ritme kehidupan. Ketergantungan masyarakat pada alam secara otomatis akan membentuk budaya yang juga ikut melestarikan alam. Pola masyarakat yang seperti ini disebut dengan masyarakat ekosentris. Penataan ruang di Indonesia seharusnya sudah mampu mengadopsi sistem yang membagi wilayah secara lebih detail. Bahwa blok Taman Nasional atau Cagar Alam misalnya harus juga memperhatikan kelompok-kelompok masyarakat yang sudah hidup jauh sebelum wilayah tersebut dijadikan wilayah lindung. Pertanyaan yang paling sulit adalah bagaimana mengelola wilayah tersebut agar fungsi kawasan lindung dan kawasan budidaya tidak saling merugikan.

Zunarto Saputra 270110090018 (Kelas C)

Klasifikasi Kawasan Budidaya Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumber dayamanusia dan sumberdaya buatan. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan dengan penggunaan lahan tertentu sebagai bagian dari kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Kriteria Kawasan Budidaya, Secara umum, kriteria kawasan budidaya harus bermanfaat. Kawasan yang apabila digunakan untuk kegiatan budidaya secara ruang dapat memberikan manfaat untuk: 1. Meningkatkan produksi pangan dan pendayagunaan investasi; 2. Meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya; 3. Meningkatkan fungsi lindung; 4. Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya alam; 5. Meningkatkan pendapatan masyarakat; 6. Meningkatkan pendapatan nasional dan daerah; 7. Meningkatkan kesempatan kerja; 8. Meningkatkan ekspor; 9. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Rencana Kawasan Budidaya, Kegiatan budidaya yang akan dikembangkan dibedakan menurut karakteristiknya dalam memanfaatkan ruang, yaitu:

Kawasan, pertambangan, perindustrian, permukiman, pertanian merupakan kegiatan budidaya intensif dalam memanfaatkan ruang; Kawasan pariwisata (yang berorientasi pada obyek dan daya tarik wisata alam) dapat dipandang sebagai kegiatan yang fleksibel di dalam memanfaatkan ruang sehingga kawasannya dapat saja tumpang tindih/terpadu pada kawasan-kawasan lain; dan

Kawasan hankam dapat dipandang sebagai kegiatan yang bersifat khusus dan kawasannya dapat berlokasi secara tumpang tindih/diserasikan dengan kawasankawasan lainnya.

Zunarto Saputra 270110090018 (Kelas C)

10

Contoh Peta Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung

Tabel 2. Jenis dan kriteria penetapan kawasan budidaya (Undang-undang No. 47 tahun 1997).
Jenis kawasan budidaya Kawasan hutan (tetap, terbatas dan hutan yang dikonversi) Kawasan hutan Kriteria Penetapan produksi Kawasan hutan dengan dapat mempertimbangkan lereng, jenis tanah dan intensitas hujan.Secara ruang apabila digunakan memberi manfaat perkembangan pembangunan dan ekonomi, dan fungsi lindung, rakyat Luas minimal 0.25 ha, mempunyai fungsi lindung, luas penutupan tajuk minimal 50% dan tanaman cepat tumbuh. Manfaat ekonomi, lindung, pelestarian. Memungkinkan dilihat dari faktor teknis

Kawasan pertanian

Kawasan pertambangan Memungkinkan dilihat dari faktor teknis dan tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup Kawasan peruntukan industri

Memungkinkan dilihat dari faktor teknis dan tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup Memungkinkan dilihat dari faktor teknis dan tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup Kawasan pariwisata Memungkinkan dilihat dari Memungkinkan dilihat dari faktor teknis dan faktor teknis dan tidak mengganggu tidak mengganggu kelestarian fungsi kelestarian fungsi lingkungan hidup, keindahan lingkungan hidup, keindahan alam dan lingkungan alam dan lingkungan Kawasan pemukiman Memungkinkan dilihat dari faktor teknis dan aman dari bahaya bencana alam maupun buatan manusia, sehat dan ada akses untuk kesempatan usaha

Zunarto Saputra 270110090018 (Kelas C)

11

You might also like