Professional Documents
Culture Documents
marilah kita bahas Tasawuf dengan seksama supanya kita dapat TAQORRUB ILLALLAH.
II.
Rumusan Masalah
Apakah Tasawuf itu? Bagaimanakah Kehidupan Modern Saat Ini? Bisakah Praktik Tasawuf Berlaku Saat Ini?
Alwan Khoiri, Dkk, Akhlak / Tasawuf, (Yogyakarta : Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm. 31
b. Kehidupan Modern
Pembaharuan telah menjadi bagian integral sejarah islam. Nabi Muhammad, sang pembaru, dan masyarakat islam awal berjuang memperbaiki dunianya dengan menegakkan tatanan islam. Pada setiap zaman, perbedaan mencolok (nyata atau sekedar anggapan) antara kehendak Tuhan dan keadaan dunia menginspirasi para pembaru agama (mujahid) serta gerakan yang menyeru kaum muslim agar memperbarui masyarakat mereka dan lebih mematuhi islam. Hal ini didukung oleh keyakinan yang diambil dari sebuah hadits, bahwa dalam setiap abad Allah akan mengirimkan kepada umat ini seseorang yang akan memperbarui agamanya.2 Tetapi kebanyakan manusia terpengaruh akan pengaruh negatif dari modernitas yang ada, sehingga mereka lupa akan hal hal positif yang justru seharusnya dikembangkan dalam masa sekarang ini tentunya sesuai dengan ajaran dan tuntunan agama yang berlandaskan Al - Quran dan Al Hadits. Modernisasi zaman dan teknologi menyebabkan anak muda masa kini tidak mau dianggap ketinggalan zaman, sehingga mereka mempunyai rasa gengsi jika tidak bisa atau tidak tahu kemajuan zaman. Dalam hakekatnya, gengsi tidak berlaku pada tasawuf. Justru dengan bertasawuf kita tidak diajarkan untuk gengsi karena tasawuf mengajarkan tentang kesederhanaan dan hidup dengan keadaan apa adanya dan bukan diada - adakan untuk ada. Dan jika anak muda sekarang dibekali dengan tasawuf, maka tasawuf itu akan selalu berbuat yang utama bagi seorang hamba dalam setiap waktunya. Oleh karena itu, tasawuf yang melekat dalam diri anak muda akan mengarahkan pada insan yang bersih dari kekeruhan, penuh denga fikiran (kearifan) menganggap sama antar emas dan lumpur, selalu beribadah hanya kepada Allah. Fungsi tasawuf dalam hidup adalah menjadikan manusia berkepribadian yang sholeh, berperilaku baik dan mulia, ibadahnya berkualitas. Mereka diharuskan untuk hidup sederhana, jujur, istiqomah, dan tawadhu.
Jonh L. Esposito, Masa Depan Islam Antara Tantangan Kemajemukan dan Benturan Dengan Barat, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2010), hlm. 143
Dalam kehidupan modern khususnya anak muda, tasawuf menjadi obat yang mengatasi krisis kerohanian manusia modern yang telah lepas dari pusat dirinya, sehingga dia tidak tahu lagi siapa dirinya, arti dan tujuan dari hidupnya. Dengan demikian maka tujuan akhir dari bertasawuf adalah berada dekat sedekat dekatnya di hadirat Tuhan, dengan puncaknya menemuhi dan melihatnya.3
c. Praktik Bertasawuf
Meskipun secara tekstual tidak ditemukan ketentuan agar umat islam melaksanakan tasawuf akan tetapi kegiatan tasawuf telah dilakukan oleh nabi Muhammad SAW. Sebelum diangkat menjadi rosul, semua itu tersirat dalam keseharian beliau dari kesederhanaan, kesabaran, jujur hingga mencari keridhaan Allah SWT. Tunduk dan patuh padaNya. Salah satu hal yang dapat mengantarkan manusia tergerak untuk bertasawuf dan mendalaminya yaitu dengan mencontoh perilaku Nabi Muhammad selain itu juga bisa dengan mendalami akan hakekat manusia itu sendiri. Manusia adalah sama seperti halnya ciptaan Allah yang lainnya, bedanya manusia diciptakannya sebagai kholifah di bumi. Untuk mewujudkan hidup dan kehidupan dirinya secara manusiawi, sesuai dengan kondisi penciptaannya dan tuntunan Allah SWT pada semua manusia yang diciptakanNya. Pengenalan dan pemahaman itu akan mengantarkan pada kesediaan mencari makna dan arti kehidupan, agar tidak menjadi sia sia, baik selama menjadi penghuni bumi maupun dalam kehidupan yang kekal di akhirat kelak. Setiap manusia dapat berfikir sedalam dalamnya atau secara fundamental, tentang hakikat dirinya, untuk sampai pada pengertian yang mendasar mengenai keadaan dirinya sebagai khalifah di muka bumi.4 Akan tetapi tidak semua orang memiliki motivasi yang tinggi untuk berfikir seperti itu. Banyak yang motivasinya rendah atau tidak ada sama sekali, karena tidak mengetahui tujuannya. Untuk itu berikut adalah skema mengenai hal yang tertutur diatas, supaya semua manusia dapat dengan mudah mengetahui hakikatnya diciptakan.
3
Alwan Khoiri, Dkk, Ibid, hlm. 35 H. Hadari Hanawi, Hakekat Manusia Menurut Islam, Surabaya : AL IKHLAS, 1993), hlm. 63 - 64
1. Memahami maksud Allah mencipatakan manusia (surat adzaariyat : 56) Pemahaman ini akan menimbulkan kesadaran untuk menyembah sang pencipta secara tulus dan ikhlas serta dilakukan secara tertib dan benar. 2. Memahami bahwa dirinya bukanlah makhluk yang diciptakan berupa sebaik baiknya kejadian akan tetapi juga termasuk makhluk yang diliputi kekurangan, kelemahan, kealpaan. 3. Memahami dan menyadari bahwa kekurangan, kelemahan dan kealpaan yang ada pada dirinya tidak dapat dibuang, namun selalu dapat dikurangi. 4. Memahami dan menyadari posisinya diciptakan sebagai kholifah di muka bumi, dengan hak dan kewajiban serta kebebasan dan tanggung jawab, yang akan dinilai Allah SWT pelaksanaannya. 5. Memahami dan menyadari hidup dan kehidupan yang mulia di sisi Allah SWT, selama menghuni bumi dan setelah menjadi pennghuni akhirat kelak.
6. Memahami pandangan hidup yang akan membimbing untuk menjadi
seorang muslim, mukmin dan muttakin yang hanya diketahui secara tepat oleh diri sendiri dan Allah SWT.5 Dengan menerapkan 6 hal diatas pastilah manusia akan lebih mudah menerapkan tasawuf dalam praktik kesehariannya. Sebenarnya tanpa melakukan keenam hal di ataspun manusia bisa langsung bertasawuf, tetapi akan menyulitkan dalam prosesnya nanti. Untuk itu tak perlu yang rumit rumit diterapkan di awal tetapi cukup yanng simpel saja sebab dengan menerapkan hal tersebut seseorang pastilah dapat mengontrol diri untuk tidak berbuat maksiat khususnya dalam hal pemanfaatan peralatan peralatan modern misalnya ; Internet, laptop maupun notbook, dan HP, maksudnya tidak menggunakan ketiga hal tadi sebagai pemuas nafsu anngkara yaitu dengan menonton film film yanng dapat merusak moral (film porno). Itu hanyalah contoh kecil yang sering dilakukan para manusia di era global ini.
5
II. KESIMPULAN
Bertasawuf dalam kehidupan modern tidak sama dengan bertasawuf dalam kehidupan sebelum modern, hal ini terjadi karena kemajuan teknologi yang begitu cepat. Bertasawuf harus disesuaikan dengan kemajuan zaman, karena kemajuan zaman berhubungan dengan berlangsungnya kehidupan bertasawuf. Bertasawuf bukanlah suatu tuntutan, melainkan kebutuhan yang dijalankan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Kebutuhan inilah yang belum dirasakan oleh masyarakat modern. Masyarakat modern menganggap kesuksesan yang diraihnya adalah upaya dari kerja keras yang dia lakukan sendiri. Padahal jika tanpa ada campur tangan Tuhan, pasti usaha juga tidak akan sukses. Kekeringan aqidah inilah yang menyebabkan tasawuf sebagai cara pendekatan diri kepada Tuhan menjadi sulit tersampaikan atau bahkan tersingkirkan.
III. PENUTUP
Demikianlah pemaparan makalah yang dapat disampaikan. Tentunya dalam pembuatan pasti terdapat banyak kekurangan, untuk itu pemakalah memohon maaf karena memang segala kekuranganlah yang ada pada pemakalah adapun kebenaran hanyalah pada Allah. Selain maaf yang pemaklah minta yaitu, semoga pemakalah didoakan dan diberi motifasi agar dapat mengembangkang makalah yang selanjutnya. DAFTAR KEPUSTAKAAN Khoiri, Alwan, Dkk, Akhlak / Tasawuf, Yogyakarta : Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005 Esposito, Jonh L., Masa Depan Islam Antara Tantangan Kemajemukan dan Benturan Dengan Barat, Bandung : PT Mizan Pustaka, 2010 Hanawi, H. Hadari, Hakekat Manusia Menurut Islam, Surabaya : AL IKHLAS, 1993
7
DAFTAR ISI BAB I I. Latar Belakang II. Rumusan Masalah BAB II I. Pembahasan
8
1 2
a. b. c.
3 4 5 7 7