Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang
Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan sistem pentanahan. Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi, terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alat-alat pengaman tersebut. Secara umum tujuan dari sistem pentanahan dan grounding pengaman adalah sebagai berikut : 1. Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dari instalasi secara aman. 2. Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia dan peralatan. 3. Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang menyebabkan tegangan kejut.
B. Batasan Masalah
Dalam pembahasan ini, ditekankan pada sistem pembumian pada distribusi jenis radial.
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah sistem pembumian pada distribusi jenis radial yaitu : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan sistem pembumian pada sistem distribusi jenis radial
1|Page
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Distribusi Tenaga Listrik
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah; 1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusatpusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardugardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan. Pembumian Sistem Tenaga Listrik 2|Page
3|Page
C. Susunan Rangkaian
Dari uraian di atas telah disinggung bahwa sistem distribusi dibedakan menjadi dua yaitu sistem distribusi primer dan sistem distribusi sekunder. 1. Jaringan Sistem Distribusi Primer. a. Jaringan Distribusi Radial. b. Jaringan Distribusi Ring (Loop). 2. Jaringan Sistem Distribusi Sekunder
Kelemahan
4|Page
Kualitas pelayanan dayanya relatip jelek, karena rugi tegangan dan rugi daya yang terjadi pada saluran relatip besar
Kontinyuitas pelayanan daya tidak terjamin, sebab antara titik sumber dan titik beban hanya ada satu alternatif saluran sehingga bila saluran tersebut mengalami gangguan, maka seluruh rangkaian sesudah titik gangguan akan mengalami "black out" secara total.
Untuk melokalisir gangguan, pada bentuk radial ini biasanya diperlengkapi dengan peralatan pengaman berupa fuse, sectionaliser, recloser, atau alat pemutus beban lainnya, tetapi fungsinya hanya membatasi daerah yang mengalami pemadaman total, yaitu daerah saluran sesudah/dibelakang titik gangguan, selama gangguan belum teratasi. Jadi, misalkan gangguan terjadi di titik F, maka daerah beban K, L dan M akan mengalami pemadaman total. Jaringan distribusi radial ini memiliki beberapa bentuk modifikasi, antara lain: 1. Radial tipe pohon. 2. Radial dengan tie dan switch pemisah. 3. Radial dengan pusat beban. 4. Radial dengan pembagian phase area.
5|Page
Gambar 1. Jaringan Radial Tipe Pohon Sesuai dengan kerapatan arus yang ditanggung masing-masing saluran, ukuran penyulang utama adalah yang terbesar, ukuran lateral adalah lebih kecil dari penyulang utama, dan ukuran sub lateral adalah yang terkecil.
6|Page
7|Page
8|Page
9|Page
10 | P a g e
11 | P a g e
Gambar 9 Pentanahan Arrester dan Fuse Cut Out Pada Tiang Trafo Single Pole
Gambar 10 Pentanahan Arrester dan Fuse Cut Out Pada Tiang Trafo Double Pole
12 | P a g e
Gambar 12 Sistem Pentanahan Pada Konstruksi Opstijg Cable Pembumian Sistem Tenaga Listrik 13 | P a g e
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembuatan makalah tentang Sistem Pembumian Pada Distribusi Jenis Radial ini yaitu : Distribusi merupakan salah satu bagian dari system tenaga listrik. Distribusi ini berkaitan dengan usaha untuk mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen dan menjaga kontinuitas pendistribusian tenaga listrik
14 | P a g e
Daftar Pustaka
1. Hermanto, Didiek dkk. 2008. Pedoman Standar Konstruksi Jaringan Distribusi. Semarang : PT. PLN (Persero) 2. Suhadi, dkk.2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid I. Jakarta 3. Daryanto. 1999. Jaringan Distribusi Listrik. Bandung. Angkasa
15 | P a g e