You are on page 1of 10

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTURE CLAVICULA

LAPORAN PENDAHULUAN A. Pendahuluan Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh. Tanpa tulang tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal. Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari dari aspek fisiologikal tulang melindungi organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan lainnya. Tulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma. Selain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam magnesium. Namun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama pada pergerakan. Patah tulang atau fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan. Peristiwa ini dapat terjadi karena : 1. Peristiwa trauma tunggal. Patah tulang pada peristiwa ini biasanya dikarenakan oleh kekuatan yang tiba-tiba berlebihan dapat berupa pemukulan, penekukan, pemuntiran ataupun penarikan. 2. Tekanan yang berulang-ulang. Tekanan yang berulang-ulang dapat menimbulkan keretakan. Sebagai contoh seorang pelari yang menempuh jarak jauh dapat mengalami retak tulang pada daerah tibia, fibula maupun metatarsal. 3. Fraktur patologik. Pada peristiwa ini tulang mengalami patah oleh tekanan yang normal dikarenakan tulang tersebut lemah atau rapuh. Bisa disebabkan oleh penyakit tertentu, misalnya tumor. Banyak sekali kasus patah tulang yang terjadi dan berbeda-beda pada daerah patah tulang tersebut. Pada kasus ini akan dibahas mengenai patah tulang bagian klavikula . B. Etiologi Faktur Klavikula Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstreched hand) dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula, namun baru-baru ini telah diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang klavikula adalah hantaman langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras. Data ini dikemukankan oleh Nowak et a,l Nordqvist dan Peterson. Patah tulang klavikula karena jatuh dengan posisi lengan tertarik keluar (outstreched hand) hanya 6% terjadi pada kasus, sedangkan yang lainnya karena trauma bahu. Kasus patah tulang ini ditemukan sekitar 70% adalah hasil dari trauma dari kecelakaan lalu lintas. Kasus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering dijumpai. Pada anak-anak sekitar 1016 % dari semua kejadian patah tulang, sedangkan pada orang dewasa sekitar 2,6 5 %. C. Patofisiologi Klavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama perkembangan embrio minggu ke-5 dan 6. Tulang klavikula, tulang humerus bagian proksimal dan tulang skapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang klavikula juga membentuk hubungan antara anggota badan atas dan Thorax. Tulang ini membantu mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan

ke belakang thorax. Pada bagian proksimal tulang clavikula bergabung dengan sternum disebut sebagai sambungan sternoclavicular (SC). Pada bagian distal klavikula bergabung dengan acromion dari skapula membentuk sambungan acromioclavicular (AC). Patah tulang klavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang klavikula adalah tulang yang terletak dibawak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan. Karena posisinya yang teletak dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk patah. Patah tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan fraktur. D. Klasifikasi Klasifikasi patah tulang secara umum adalah : - Fraktur lengkap Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain. - Fraktur tidak lengkap Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh). Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar, meliputi: - Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol malalui kulit. - Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi. Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. FL Allman tahun 1967 dan dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patah tulang klavikula menjadi 3 kelompok. 1. Kelompok 1: patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensi kejadian 7580%). - Pada daerah ini tulang lemah dan tipis. - Umumnya terjadi pada pasien yang muda. 2. Kelompok 2: patah tulang klavikula pada sepertiga distal (15-25%). Terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular yakni (yakni, conoid dan trapezoid). - Tipe 1. Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan tulang maupun ganguan ligament coracoclevicular. - Tipe 2 A. Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament coracoclavicular masih melekat pada fragmen. - Tipe 2 B. Terjadi ganguan ligament. Salah satunya terkoyak ataupun kedua-duanya. - Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan AC joint. - Tipe 4. Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen proksimal berpindah keatas. - Tipe 5. Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen. 3. Kelompok 3: patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (5%) Pada kejadian ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler. E. Gambaran Klinis Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat

desakan dari fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur. Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah : - Pemeriksaan rontgen: Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur. - Scan tulang, CT-scan/ MRI: Memperlihatkan frakur dan mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak. F. Penanganan Pada prinsipnya penangan patah tulang klavikula adalah untuk mencapai penyembuhan tulang dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya fungsi, dan sisa kelainan bentuk. Kebanyakan patah tulang klavikula telah berhasil ditangani dengan metode tanpa operasi. Perawatan nonoperative dengan cara mengurangi gerakan di daerah patah tulang. Tujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi. Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau. Fraktur 1/3 distal klavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling dan pembatasan gerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan terputusnya ligamen korakoklavikular, akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna. Selama imobilisasi pasien diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus menghindari aktivitas yang berat. Tindak lanjut perawatan dilakukan dengan pemantauan yang dijadwalkan 1 hingga 2 minggu setelah cedera untuk menilai gejala klinis dan kemudian setiap 2 hingga 3 minggu sampai pasien tanpa gejala klinis. Pemeriksaan foto rontgen tidak perlu selama proses perawatan, tetapi akan lebih baik dilakukan pada saat proses penyatuan tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu ke 4 sampai minggu ke 6 (pada saat fase remodeling pada proses penyembuhan tulang). Tanda klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasa sakit hilang, dapat melakukan gerakan bahu secara penuh, dan kekuatan kembali normal. Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut : - Fraktur terbuka. - Terdapat cedera neurovaskuler. - Fraktur comminuted. - Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih. - Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion). - Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion). Pemberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Obatobat yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik antiinflamasi seperti acetaminophen dan codeine dapat juga obat golongan NSAIDs seperti ibuprofen. G. Prognosis Patah tulang akan sembuh dengan baik jika dilakukan tindakan operative. H. Komplikasi Komplikasi akut: - Cedera pembuluh darah - Pneumouthorax - Haemothorax Komplikasi lambat :

- Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal. - Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan Daftar Pustaka 1. A Graham Appley, 1995, Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Applay Edisi 7, Widya Medika, Jakarta. 2. Chairuddin Rasjad, 2007, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Yarsif Watampone, Jakarta. 3. Richard S. Snell, 2006, Anatomi Klinik Edisi 6, EGC, Jakarta. 4. L Joseph Rubino, 2006, Clavicle Fractures, http://www.emedicine.com/orthoped/topic50.htm. 5. Kevin J Eerkes, 2008, Clavicle Injuries, http://www.emedicine.com/sports/TOPIC25.HTM 6. Jeffrey A. Housner, John E. Kuhn, 2003, Clavicle Fractures, http://www.physsportsmed.com/issues/2003/1203/housner.htm ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR CLAVICULA Definisi: Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadi akibat jatuh atau hantaman langsung ke bahu. Lebih dari 80% fraktur ini terjadi pada sepertiga tengah atau proksimal klavikula. Tanda: Klavikula membantu mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan ke belakang thorax. Maka bila klavikula patah, pasien akan terlihat dalam posisi melindungi-bahu jatuh ke bawah dan mengimobilisasi lengan untuk menghindari gerakan bahu. Penanganan: Tujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi. Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau. Fraktur 1/3 distal klavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling dan pembatasan gerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan terputusnya ligamen korakoklavikular, akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna.

Komplikasi: Komplikasi fraktur klavikula meliputi trauma saraf pada pleksus brakhialis, cedera vena atau arteria subklavia akibat frakmen tulang, dan malunion (penyimpangan penyatuan). Malunion merupakan masalah kosmetik bila pasien memakai baju dengan leher rendah. Pendidikan Kesehatan: Pasien diingatkan untuk tidak menaikkan lengan lebih tinggi dari bahu sampai ujung patahan tulang mengalami penyatuan (sekitar 6 minggu) namun didorong untuk melakukan latihan siku, pergelangan tangan dan jari-jari untuk mencapai gerakan bahu yang sempurna. Aktivitas berlebihan harus dibatasi kurang lebih selama 3 bulan.

MALUNION Malunion merupakan suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau miring. Komplikasi seperti ini dapat dicegah dengan melakukan analisis yang cermat sewaktu melakukan reduksi, dan mempertahankan reduksi itu sebaik mungkin terutama pada masa awal periode penyembuhan. Gibs yang menjadi longgar harus diganti seperlunya. Fragmen-fragmen tulang yang patah dan bergeser setelah direduksi harus diketahui sedini mungkin dengan melakukan pemeriksaan radiografi serial. Keadaan ini harus dipulihkan kembali dengan reduksi berulang dan imobilisasi, atau mungkin juga dengan tindakan operasi.

FRAKTUR KLAVIKULA
1. Definisi Fraktur didefinisikan sebagai hilangnya kontinuitas (kerusakan), biasanya mendadak, dari setiap struktur yang dihasilkan ketika stress internal, yang disebabkan oleh beban, melebihi batas kekuatannya. Kompleksitas dan perpindahan dari fraktur tergantung secara besar pada tenaga yang terbangun pada struktur mendahului fraktur. Bentuk bidang fraktur (fraktur transversal, fraktur split, avulsi, impaksi, dsb) berhubungan dengan sifat beban, yang mana bisa bersifat penekanan, pembengkokan, torsional, pemotongan, atau setiap kombinasi dari hal-hal tersebut.1 Klavikula adalah satu-satunya tulang penopang yang menghubungkan tulang belakang ke bahu dan lengan.1,13 Fraktur klavikula atau klavikula yang fraktur adalah tulang kerah yang rusak.2,11 2. Insiden Fraktur klavikula adalah salah satu dari fraktur yang paling umum pada dewasa. Insidensi di negara-negara barat meningkat selama dekade terakhir bersamaan dengan gaya hidup yang mobile dan energik. Saat ini insidensi farktur klavikula adalah 50-64/ 100.000 dan berkurang seiring umur, terutama pada laki-laki.1,2 Fraktur klavikula lebih sering pada lakilaki (68%) dibandingkan pada wanita (32%) dan pada laki-laki kelompok umur yang paling signifikan adalah dewasa muda. Sebagian besar fraktur klavikula terletak pada bagian tengah (81%); sisanya fraktur lateral (17%) dan medial (2%) yang jauh lebih jarang.3,11 3. Mekanisme cedera Fraktur klavikula biasanya terjadi mengikuti jatuh pada titik bahu (misalnya pada pengendara kuda, penjegalan pada sepakbola, atau bersepeda), atau, karena tabrakan dengan pemain lain pada olahraga yang memerlukan kontak misalnya rugby atau sepakbola (misalnya tabrakan panggul dan bahu). Fraktur klavikula dapat juga terjadi setelah jatuh pada siku atau lengan yang tertarik terlalu kuat. Pada contoh tersebut, gaya disalurkan melalui bahu ke klavikula dan jika gaya cukup ganas, dapat menyebabkan kerusakan klavikula.4,5,7,11 Beberapa bayi lahir dengan tulang kerah yang patah selama perjalanan persalinan.6 4. Klasifikasi Beberapa usaha telah dilakukan untuk menetukan skem klasifikasi fraktur

klavikula. Sistem klasifikasi yang paling umum adalah dari Allman, di mana klavikula dibagi menjadi tiga.6 Pada sistem Allman, fraktur grup I adalah cedera spertiga tengah, fraktur grup II adalah cedera sepertiga lateral, fraktur grup III adalah cedera sepertiga medial. Skema klasifikasi ini masih digunakan namun telah direvisi untuk menyertakan banyak subtipe fraktur klavikula.8,10,14 Neer membuat revisi signifikan terhadap skema klasifikasi Allman. Fraktur lateral klavikula lebih jauh dibagi ke dalam 3 tipe berdasarkan lokasi fraktur klavikula sehubungan dengan ligamentum korakoklavikulare: Fraktur tipe I terjadi medial terhadap ligamentum korakoklavikulare. Fraktur tipe II terjadi setinggi ligamentum korakoklavikulare, dengan trapesoid masih ntak dengan segmen distal. Cedera tipe III terjadi distal terhadap ligamentum korakoklavikulare dan memasuki artikulasio akromioklavikulare.8,12 Alasan modifikasi ini adalah bahwa fraktur klavikula lateral bersifat berbeda begantung pada lokasi tepat dari cedera. Fraktur Neer tipe II lebih jauh dibagi ke dalam tipe IIA di mana baik ligamentum konoid dan trapezoid masih melekat pada fragmen distal, dan tipe IIB di mana ligamentum konoid robek.8 Skema klasifikasi lain telah diusulkan sejak itu; namun, skema klasifikasi Allman dengan modifikasi Neer adalah yang paling umum digunakan dan terdaftar secara detail di bawah ini.8 Grup I fraktur sepertiga tengah Grup II fraktur sepertiga distal Tipe I perpindahan minimal/ interligamentosa Tipe II berpindah karena fraktur medial pada ligamentum korakoklavikulare IIA Baik konoid maupun trapezoid masih melekat pada fragmen distal IIB Hanya konoid yang robek atau baik konoid dan trapezoid robek Tipe III fraktur yang melibatkan permukaan artikular Tipe IV Ligamen intak pada periosteum dengan perpindahan fragmen proksimal Tipe V kominutif Grup III Fraktur sepertiga proksimal Tipe I perpindahan minimal Tipe II berpindah Tipe III intraartikuler Tipe IV separasi epifiseal (ditemukun pada pasien umur 25 tahun dan lebih muda) Tipe V kominutif 5. Diagnosis dan Gambaran Klinik Nyeri, terutama pada gerakan ekstremitas atas Bengkak Seringkali setelah bengkak berkurang, fraktur dapat dirasakan melalui kulit Nyeri tajam bila ada gerakan yang dilakukan. Referred pain: sakit yang kabur sampai ekstrem dalam dan sekitar area

klavikula, termasuk otot-otot yang mengelilingi. Mungkin mual, pusing, dan atau pandangan berkunang-kunang karena nyeri yang ekstrem11 Belum aada bukti kemungkinan untuk memprediksi posisi dari fraktur klavikula hanya dari mekanisme cedera. Pasien dengan fraktur klavikula biasanya memberikan riwayat yang baik akan kejadian trauma untuk membimbing dokter menetapkan cedera. Tidak lazim klavikula mengalami fraktur tekanan atau menjadi fraktur melalui deposit patologis.1 Pasien biasanya datang dengan nyeri dan pergerakan yang berkurang pada ekstremitas yang terkena. Lengan biasanya dipegang melintang pada dada dengan ekstremitas yang berlawanan digunakan untuk menopang berat ekstremitas yang cedera. Biasanya ada deformitas yang nampak. Penting untuk melakukan pemeriksaan neurovaskular lengkap pada ekstremitas yang cedera untuk mengidentifikasi setiap cedera neurologis atau vaskular yang berhubungan.2 Klavikula terletak subkutaneus dan menjadi sangat dekat dengan kulit membuat fraktur sangat mudah dipalpasi. Bila fraktur secara signifikan berpindah, dapat menyebabkan tekanan pada kulit yang melingkupi. Tekanan yang demikian dapat berujung pada kematian kulit pada fraktur. Bila pada pemeriksaan klinis, ditemukan cedera jaringan lunak yang signifikan atau memang ditemukan cedera tipe degloving, maka pemeriksa harus mencurigai dan mencari adanya cedera lain yang berhubungan. Dada harus diauskultasi dan keberadaan pneumothoraks disingkirkan. Pasien mungkin juga cedera berlanjut ke kepala, leher, dan torso atas dan hal-hal itu harus disingkirkan. Diagnosis Meskipun pemeriksaan klinis akan memberikan banyak informasi, radiograf berkualitas baik (x-ray) akan mengkonfirmasi diagnosis. Dua x-ray diambil dari sudut yang berbeda (anteroposterior dan 450 miring sefalik) diperlukan untuk memeriksa secara penuh fraktur multifragmen. X-ray dada polos juga diambil. Ini memungkinkan eksklusi pneumothoraks dan, sebagai tambahan, memungkinkan setiap pemendekan klavikula dapat terlihat, sebagaimana hubungan relatif dari skapula dapat diperhitungkan. 6. Terapi Perawatan Prehospital9 Mengidentifikasi dan merawat cedera yang berhubungan dengan ancaman kehidupan. Menginisiasi protokol ATLS, dan menstabilisasi pasien. Melakukan pengamatan sekunder yang cermat. Memberikan kompres dingin pada cedera. Imobilisasi ekstremitas atas dengan gendongan Perawatan Unit Gawat Darurat Mengidentifikasi dan merawat cedera yang berhubungan dengan mengancam nyawa dan ekstremitas. Bila fraktur terbuka, rawat pasien dengan antibiotik profilaksis, imunisasi tetanus (bila perlu), irigasi, dan pemberian balut steril sementara menunggu konsultasi ortopedik segera. Kelas A (fraktur sepertiga tengah)

Beberapa ahli bedah ortopedi merekomendasikan teknik imobilisasi untuk fraktur midklavikuler; dengan bidai klavikuler (figure-of-eight). Bidai ini diberikan setelah reduksi tertutup fraktur, yang dicapai dengan menarik bahu ke atas dan ke belakang. Reduksi yang demikian sulit dilakukan dan dpat berhbungan dengan ketidaknyamanan yang meningkat pada lokasi fraktur. Kelebihan bidai ini adalah memberikan pasien kemampuan untuk mengguanakan kedua tangan. Namun literatur menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata pada hasil pasien yang dirawat dengan bidai ini dibandingkan dengan gendongan.3 Penyembuhan dapat terjadi secepat-cepatnya 2 minggu untuk bayi, dengan sebagian besar dewasa sembuh dalam 4-6 minggu. Imobilisasi harus dipertahankan sampai radiograf ulang menunjukkan pembentukan kalus dan penyembuhan pada lokasi fraktur. Dalam sejarah, fraktur kelas A dirawat secara konservatif. Namun, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa perawatan operatif dari fraktur klavikula tengah yang berpindah dapat menghasilkan peningkatan fungsi dan tingkat malunion dan nonunion yang lebih rendah, dibandingkan dengan manajemen nonoperatif.4 Fraktur midklavikular yang memiliki pemendekan awal lebih dari 2cm juga dapat mendapat keuntungan dari perawatan ortopedik yang awal karena hal ini telah dihubungkan dengan insiden nonunion yang lebih tinggi.9,15 Kelas B (fraktur sepertiga distal): Fraktur tipe I (tidak berpindah) dan Tipe III (keterlibatan permukaan artikuler) dirawat simptomatis dengan es, analgesik dan gendonagn untuk menopang. Gerakan segera dengan latihan range-of-motion bahu pasif secara kuat disarankan untuk mencegah berkembangnya artritis degeneratif dan untuk mengurangi risiko lekatan kapsulitis. Lebih penting lagi konsultasi ortopedik (sebelum 72 jam) direkomendasikan untuk fraktur klavikula lateral tipe II (berpindah) karena fraktur ini memiliki insidensi nonunion 30% dan mungkin membutuhkan perbaikan bedah.5,9 Fraktur sepertiga distal lebih jauh disubklasifikasikan menurut lokasi relatif ligamentum korakoklavikulare terhadap fragmen fraktur.2 Pada fraktur distal klavikula tipe II, ligamentum korakoklavikulare terlepas dari segmen medial, menyebabkan perpindahan superior dari fragmen fratur medial. Hilangnya perlekatan ligamentuk korakoklavikulare terhadap fragmen medial dapat menjelaskan insidensi nonunion yang lebih tinggi pada fraktur ini. Meskipun mayoritas fraktur klavikula dapat dirawat secara konservatif, fraktur klavikula distal (terutama fraktur tipe II) dirawat secara lebih agresif karena tingkat nonunion yang lebih tinggi.3,4 Karena alasan ini, fiksasi internal seringkali disarankan.10,14 Kelas C (sepertiga proksimal): Manajemen fraktur klavikula sepertiga medial diantaranya es, analgesik, dan penopang gendongan. Fraktur sepertiga medial yang berpindah memerlukan penanganan ortopedik untuk reduksi. Fraktur klavikula medial dapat berhubungan dengan cedera intrathorasik atau perkembangan dari komplikasi akhir, misalnya artritis.6,9 7. Komplikasi Komplikasi neurovaskuler dapat terjadi pada saat terjadinya perlukaan katika ujung tulang yang tajam merobek pembuluh darah subklavia ataupun pleksus brakhialis, atau terjadi kemudian yang terjadi akibat

terbentuknya kalus yang berlebihan pada daerah sekitar penyembuhan fraktur dan mengkompresi struktur di atasnya sehingga menjadi simtomatik.1,7 Penyembuhan dari fraktur pada posisi abnormal(malunion) dapat mengakibatkan deformitas kosmetik yang tidak bisa diterima. Malunion dapat juga mengkakibatkan tidak berfungsinya anggota gerak atas dan rasa sakit yang kronis. Insiden nonunion pada fraktur klavikula dilaporkan berkisar antara 0,1 sampai 13%. berikut ini adalah faktor-faktor predesposisi terjadinya nonunion: immobilisasi yang tidak adekuat perawatan dengan operasi tipe jelas dari fraktur distal klavikula fraktur dengan interposisi jaringan lunak(soft tissues) diantara ujungujung tulang Artritis post traumatik dapat muncul setelah cedera intraartikuler terhadap sendi sternoklavikuler atau akromioklavikuler. Namun, literatur tidak mendukung anggapan bahwa fraktur klavikula proksimal memiliki tingkat artritis post traumatik yang lebih tinggi dibandingkan bentuk-bentuk lain fraktur klavikular bahkan dengan ekstensi intraartikuler.

You might also like