You are on page 1of 6

SMA NEGERI 1 BANJARMASIN

Laporan Tekanan Osmotik Larutan

Edo Putu Pradana XII IPA 2 Kelompok 5

I.

IDENTITAS
: Tekanan Osmotik Larutan. : Rabu, 5 September 2012 :

1. Judul 2. Hari, tgl 3. Tujuan

Membandingkan tekanan osmotik larutan elektrolit dan larutan non elektrolit

Membandingkan tekanan osmotik larutan yang sama dengan konsentrasi yang berbeda.

II.

TEORI DASAR
Osmosis adalah proses merembesnya atau mengalirnya pelarut ke dalam larutan

melalui selaput semipermiabel. Proses perembesan hanya terjadi dari larutan yang mempunyai konsentrasi yang kecil ke dalam larutan berkonsentrasi besar. Selaput permeabel merupakan selaput yang hanya dapat dilewati oleh partikelpartikel dengan ukuran tertentu. Tekanan osmotik atau osmosa adalah tekanan yang diperlukan, sehingga terjadi penghentian aliran pelarut ke dalam larutan. Bila larutan dan pelarut dipisahkan membran semipermeabel, diperlukan tekanan yang cukupbesar agar pelarut bergerak dari larutan ke pelarut. Hubungan tekanan Osmosis dengan Molaritas menurut Vant Hoff dirumuskan sebagai berikut :
V = nRT

III.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

ALAT DAN BAHAN


Alat Pipa Kapiler Gelas Kimia 250mL Gelang Karet Injektor (suntikan) Penggaris Tempat tampung Jumlah 1 1 2 1 1 1 Bahan Telur bebek Larutan NaCl 0,5 M Larutan NaCl 0,1 M Larutan Glukosa 0,5 M Larutan Glukosa 0,1 M Larutan Urea 0,5 M Larutan Urea 0,1 M Air (H2O) Cuka 25% Jumlah 6 Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya 90mL

IV.

LANGKAH KERJA
1. Membuat larutan cuka 15% dengan mencampurkan 90mL larutan cuka 25% dengan 150mL H2O ke dalam tempat tampung, 2. Melubangi telur bagian atas sebesar sedotan dan mengeluarkan isinya. Selanjutnya, merendam 6 biji telur bebek ke dalam tempat tampung yang telah berisi dengan larutan cuka 15% selama 4 hari berturut-turut, 3. Mengupas cangkang telur dari telur yang sudah direndam dengan larutan cuka 15% dan mencuci bersih membran telur, 4. Mengisi telur dengan larutan Urea 0,1 M suntikan, 5. Memasukkan sebagian pipa kapiler ke dalam telur melalui lubang yang telah dibuat sebelumnya dan mengikatnya dengan gelang karet, 6. Mengisi gelas kimia dengan air secukupnya dan memasukkan telur+pipa kedalam gelas kimia. 7. Menutup bagian atas pipa kapiler dengan jari dan menghitung dan mencatat tinggi kenaikan air di dalam pipa kapiler dengan penggaris.
3

secukupnya dengan menggunakan

8. Mengulangi langkah ke 4 sampai 7 dengan larutan yang lain.

V.

HASIL PENGAMATAN
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Urea 0,1 M Urea 0,5 M NaCl 0,1 M NaCl 0,5 M Glukosa 0,1 M Glukosa 0,5 M Larutan Ketinggian Air 2,5 cm 3,3 cm 2 cm 2,8 cm 1,4 cm 1,7 cm

VI.

ANALISIS
Pada larutan Urea 0,1 M, ketinggian air yang disebabkan oleh tekanan osmosis

menghasilkan ketinggian 2,5 cm. Pada larutan Urea 0,5 M, ketinggian air yang disebabkan oleh tekanan osmosis menghasilkan ketinggian 3,3 cm. Pada larutan NaCl 0,1 M, ketinggian air yang disebabkan oleh tekanan osmosis menghasilkan ketinggian 2 cm. Pada larutan NaCl 0,5 M, ketinggian air yang disebabkan oleh tekanan osmosis menghasilkan ketinggian 2,8cm. Pada larutan Glukosa 0,1 M, ketinggian air yang disebabkan oleh tekanan osmosis menghasilkan ketinggian 1,4 cm. Pada larutan Glukosa 0,5 M, ketinggian air yang disebabkan oleh tekanan osmosis menghasilkan ketinggian 1,7 cm.

ketinggian air larutan Urea 0,5 M lebih tinggi daripada larutan NaCl 0,5 M yang seharusnya larutan NaCl memiliki tinggi lebih besar daripada Urea karena larutan NaCl merupakan larutan elektrolit sedangkan Urea merupakan larutan non elektrolit. Setelah kami selidiki pada saat melakukan percobaan, ternyata larutan NaCl hanya kami isikan setengah dari isi telur yang pada dasarnya harus penuh seperti pada larutan Urea.

VII.

KESIMPULAN
Larutan non elektrolit (seperti glukosa dan urea) mempunyai tekanan osmosis larutan elektrolit (seperti NaCl). Zat

yang lebih rendah dibandingkan dengan

elektrolit yang dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan partikel-partikel di dalam larutan, hal ini menyebabkan jumlah partikel di dalam 1 mol larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan non elektrolit. Perbedaan konsentrasi larutan juga mempengaruhi perbedaan tinggi antar dua larutan yang sejenis, seperti halnya NaCl 0,1 M dengan NaCl 0,5 M yang memberikan perbedaan ketinggian tekanan yang cukup terlihat. Larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah memiliki tekanan osmosis yang lebih tinggi dari larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Dapat disimpulkan, tekanan osmosis merupakan gaya pengimbang desakan zat pelarut yang masuk melalui selaput semipermeable ke dalam larutan. Di samping itu, konsentrasi dari suatu larutan akan mempengaruhi gaya tarik-menarik antar molekul di dalam larutan tersebut. Larutan yang memiliki konsentrasi tinggi akan mempunyai gaya tarik-menarik antar molekul yang tinggi pula, sedangkan larutan yang memiliki konsentrasi rendah akan memiliki gaya tarik-menarik antar molekul yang juga rendah. Semakin tinggi gaya tarik-menarik antar molekul maka semakin rendah tingkat tekanan osmosis dari larutan tersebut.
5

DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/sifat-koligatif-dankoloid/tekanan-osmotik/ http://www.scribd.com/doc/101352553/98/e-Tekanan-osmosis Harnanto, Ari.2009.KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS XII.Jakarta:Setia Aji

You might also like