You are on page 1of 9

PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar belakangpercobaan, (2) Tujuan percobaan, (3) Prinsip percobaan dan

(4)Reaksi percobaan. 1.1. Latar Belakang Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatukesatuan pengertian ilmiah atau suatu kesatuan bahan menjadisenyawa-senyawa penyusun yang kemudian dapat dipakaisebagai data untuk menetapkan komposisi dari bahan tersebut.Kimia analitik merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajaritentang penentuan atau pemisahan komposisi suatu bahan(analisis kimia), baik yang berupa senyawa organik maupunsenyawa an-organik. Analisis kimia dapat digolongkan menjadidua bagian, yaitu analisis kimia kualitatif dan analisis kimiakuantitatif (Underwood, 1999; 1-2). Analisis kimia kualitatif adalah analisis kimia untukmenentukan susunan atau komposisi dari suatu bahan, sepertijenis-jenis unsur, ion (kation dan anion), radikal, gugus fungsi,atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam suatu sampel yangakan dianalisis. Sedangkan analisis kimia kuantitatif adalahanalisis kimia yang dilakukan untuk mengetahui kuantitatif (jumlah) zat atau kadar komponen penyusun dari suatu sampelyang dianalisis, yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentukpersen, normalitas, molaritas, atau bentuk satuan konsentrasilainnya (Underwood, 1999; 3) Analisa kualitatif dapat ditentukan dengan cara,pemeriksaan pendahuluan terdiri dari pemeriksaan organoleptik,pemeriksaan secara kering, dan test pendahuluan untuk aniondengan menggunakan H2SO4 encer atau pekat, pemeriksaan ionlogan (kation) dalam larutan dan pemeriksaan anion dalamlarutan (Underwood, 1999; 3).Setiap analisis terbagi menjadi beberapa bagian yaitupemeriksaan pendahuluan, yang meliputi pemeriksaan dengan ujikering, pemeriksaan hasil-hasil yang mudah menguap yangdiperoleh dengan larutan natrium hidroksida (untuk amonium),dan dengan asam sulfat encer dan pekat (untuk radikalradikalasam atau anion). Analisis lainnya adalah pemeriksaan ion logam(kation) dalam larutan dan pemeriksaan anion dalam larutan. Zatyang akan dianalisis dapat berupa: padat dan non-logam, cairan(larutan), logam atau aliase, dan zat tak larut (Svehla II, 1985;422). 1.2. Tujuan Percobaan Tujuan pemeriksaan pendahuluan adalah untukmengetahui ada tidaknya unsur kation atau anion dalam suatusampel yang dapat memberikan petunjuk-petunjuk yang sangatpenting, yang akan memudahkan untuk pemeriksaan lebih lanjut.1.2.1 Tujuan Percobaan Uji NyalaTujuan pada percobaan tes nyala adalah untuk mengetahuiwarna yang nyala dari tiap unsur kation yang dibakar. 1.2.2 Tujuan Percobaan Uji Manik BoraksSedangkan percobaan mutiara boraks adalah bertujuanuntuk mengetahui warna nyala unsur kation pada api reduksiataupun oksidasi dalam keadaan dingin dan panas.1.2.3 Tujuan Percobaan Pemeriksaan KationPemeriksaan kation NH4+ bertujuan untuk mengetahui adatidaknya unsur kation NH4+

dalam suatu sampel yang dapatmembirukan kertas lakmus.1.2.4 Tujuan Pemeriksaan AnionTujuan pemeriksaan anion CH3COOadalah untukmengetahui ada tidaknya unsur anion CH3COOdalam sampelyang memberikan bau yang khas(bau cuka). 1.3. Prinsip Percobaan Prinsip dari percobaan pemeriksaan pendahuluan ini adalahberdasarkan pada metoda konvensional dalam analisis kualitatif yaitu secara organoleptis (pengamatan bentuk, warna, rasa danbau).1.3.1 Prinsip Percobaan Uji NyalaPrinsip pemeriksaan tes nyala berdasarkan padapengendapan yang menimbulkan pembentukan warna.1.3.2 Prinsip Percobaan Uji Manik BoraksPrinsip pemeriksaan dengan mutiara boraks berdasarkanboraks yang dipanaskan dan perubahan warna dalam panas ataudingin. 1.3.3 Prinsip Percobaan Pemeriksaan KationPrinsip pemeriksaan kation NH4+ dengan menggunakanNaOH ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya garam amoniumyang dapat membuat lakmus merah menjadi biru.1.3.4 Prinsip Percobaan Pemeriksaan AnionPrinsip pemeriksaan asetat CH3COO- adalah untukpenentuan adanya asetat yang menghasilkan bau cuka. 1.4. Reaksi Percobaan 1.4.1 Mutiara BoraksReaksi percobaan dengan menggunakan mutiara boraksantara lain :yB2O3+ CuSO4 Cu(BO)2 NaBO3+ CuSO4 NaCuBO 3 + SO 3 y B 2 O 3 + Fe 2+ Fe(BO) 2 NaBO 3 + Fe 2+

NaFeBO 3 + SO 3 y B 2 O 3 + Cr 3+ Cr(BO) 3 NaBO 3 + Cr 3+ CrBO 3 + Na + y B 2 O 3 + Mn 5+ Mn(BO) 3 NaBO 3 + Mn 5+ Mn 3 (BO 3 )

5 + Na + y B 2 O 3 + Co 2+ Co(BO) 2 NaBO 3 + Co 2+ NaCoBO 3 y B 2 O 3 + Ni 2+ Ni(BO) 2 NaBO 3 + Ni 2+ NaNiBO 3 1.4.3 Pemeriksaan Kation NH 4+ Reaksi percobaan pemeriksaan kation NH 4+ adalah :NH

4+ + NaOH NH 4 OH + Na + NH 4 OH NH 3 +H 2 OMenimbulkan gas NH 3 atau bau cuka1.4.4 Pemeriksaan Asetat (CH 3 COO )Reaksi percobaan pemeriksaan asetat (CH 3 COO )adalah:(CH 3 COO) Pb 3H 2 O + KHSO 4 2CH 3 COOH + PbSO 4 + KOH +2H 2 O +H + (menghasilkan bau cuka) II BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan yang digunakan,(2) Alat yang digunakan, dan (3) Metode percobaan 2.1 Bahan yang digunakan Bahan yang digunakan dalam pendahuluan ini terdiri dariunsur Cu, Fe, Cr, Mn, Co, Ni, Na, K, Ca, Ba, Cu, Pb, senyawa

NaOH, NH 4 , CH 3 COONa, KHSO 4, dan Mutiara boraks. 2.2 Alat yang digunakan Alat yang digunakan dalam proses percobaan pendahuluanini adalah: kawat Pt , plat tetes, erlenmeyer, kawat kasa, bunsen,corong, kaca kobalt, mortar, gelas ukur, gelas kimia, dan pipettetes. 2.3 Metode percobaan Metode percobaan yang dilakukan pada pemeriksaanpendahuluan yaitu: 2.3.1 Uji nyalaUnsur-unsur seperti Na, K, Ca, Ba, Cu, dan Pb diletakansedikit dalam plat tetes. HCl pekat diletakan di gelas kimia. Ujungcincin berkawat Pt atau Ni/Cr yang bersih di panaskan dalam apibunsen yang sebelumnya telah dicelupkan pada HCl. Setelahkira-kira panas, kawat tersebut diangkat dan dicelupkan padaunsur-unsur yang telah disebutkan. Lalu panaskan pada apibunsen Ulangi cara tersebut sampai semua warna dari unsur-unsur itu diketahui. Untuk melakukan percobaan denganmenggunakan kaca kobalt, saat unsur tersebut dipanaskan,warnanya diamati dengan menggunakan kaca kobalt kemudianlihat hasil perbandingan warna menggunakan kaca kobalt denganyang tidak menggunakan kaca kobalt . Gambar 1. Prosedur Percobaan Uji Nyala

2.3.2 Mutiara boraks / Manik boraksLogam Cu, Fe, Cr, Mn, Co,dan Ni diletakan pada plat tetes.Begitu juga dengan HCl dan boraks yang juga diletakan pada plattetes tersebut. Kawat Pt dipanaskan dalam api Bunsen yangsebelumnya sudah dicelupkan pada HCl, setelah panas laludiangkat dan dicelupkan pada manik boraks lalu dipanaskankembali pada api bunsen, perubahan warna yang terjadi pada apitersebut diamati sampai api bunsen tersebut berwarna hijaukawat tersebut diangkat dan dicelipkan kembali kedalam logam-logam yang telah disediakan. Perubahan warna yang terjadidiamati. Percobaan ini dilakukan sampai semua logam diamatiperubahan warna yang terjadi. Gambar 2. Prosedur Percobaan Uji Manik Boraks

2.3.3 Pemeriksaan adanya kation NH 4+ Dipanaskan 0,1 atau 0,5 ml sampel dengan larutan NaOHdidalam sebuah erlenmeyer yang bagian atasnya dilengkapidengan sebuah corong dan selembar kertas lakmus merah yangbasah lalu dididihkan. Bila sampel tersebut mengandung garamamonium, kertas lakmus tersebut berubah menjadi biru dan itumenandakan basa. Gambar 3 . Prosedur Percobaan Uji Kation 2.3.4 Pemeriksaan adanya asetatPenentuan adanya asetat dilakukan reaksi sebagai berikut:Digerus sedikit sampel yang diduga mengandung CH 3 COO dalam mortar, kemudian dicium bau yang muncul, apabila timbulbau asam cuka, berarti sampelnya mengandung asetat.

Cu + KHSO4 Gambar 4. Prosedur Percobaan Uji Anion

You might also like