You are on page 1of 4

PRAKTIKUM PETROLOGI Hari/Tanggal : Senin, 01 Oktober 2012 Acara No. Urut No.

Peraga Jenis Batuan Warna Segar Lapuk : Hitam : Hitam : Batuan Beku Basa & Ultrabasa : 1 : 68 : Batuan Beku Nama : Ahmad Amiruddin Nim : D62111901

Tekstur Kristalinitas Granularitas Fabrik Bentuk Relasi Struktur Komposisi Mineral Nama Mineral Piroksin Hornblend Biotit Olivin Plagioklas Nama Batuan : Euhedral - Subhedral : Equigranular : Masif : Warna Hitam Hitam Hitam Hitam / Hijau Hitam : GABBRO Bentuk Prismatik pendek Jumlah (%) I 15 II 13 13 15 31 11 III 17 15 11 44 10 15 % 12,6 % 13 % 37 % 11,3 % Total : Holokristalin : Faneritik

Prismatik panjang 10 Bulat, pipih Tidak teratur Tidak teratur 13 36 13

Keterangan

: GABBRO merupakan batuan yang memiliki kenampakan

berwarna gelap kehijauan, menunjukkan kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Kaitan antara kandungan silika dengan sifat magma , bahwa magma yang mengandung cukup banyak silika sehingga mampu mengikat semua logam basa dan masih menyisakan silika, disebut sebagai kelewat jenuh, sehingga kelebihan silika tersebut membentuk kristal silika seperti kuarsa. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat meninggalkan retakan pada batuan. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang realtif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar. Derajat kristalisasi sempurna, bahwa batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline. Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar. faktor waktu sangat penting bagi ion-ion untuk membentuk orientasi yang tepat untuk mengkristal. Dengan demikian, maka seharusnya tekstur holokrsitalin terbentuk di bawah permukaan bumi dimana terdapat tekanan yang sangat tinggi yang dapat mempertahankan suhu yang tinggi. Kemungkinan mineral tersebut adalah mineral yang berasosiasi dengan olivine seperti Amphibole, Hornblende, dan Biotit. Serta silica yang

belum terbentuk sempurna. Pada pengamatan laboratorium, mineral Olivine ini berbentuk conchoidal, berwarna hitam kehijauan, tak tembus pandang, dengan kekerasan 6.5-7.0 karena tak tergores oleh kaca dan paku. Pecahan mineral ini adalah conchoidal, dengan belahan 2,1 mebentuk sudut 900. Sedangkan mineral Plagioclase berwarna terang putih abu-abu, termasuk jenis Sodic Plagioclase yang kaya natrium. Mineral; ini berbentuk prismatic dengan kilap vitreous. Belhannya 2,1 prismatik dengan pecahan conchoidal sampai uneven. Terbentuknya Quartz pada batuan beku sebagai indicator kejenuhan SiO2. Pada kebanyakan batuan beku basa tidak mengandung Quartz. Petrogenesa batuan ini dapat dijelaskan secara rinci jika tekstur batuan dapat dideskripsikan dengan jelas dan specimen batuan masih segar. Karena tekstur batuan merupakan rekaman kejadian pembentukan batuan. Batuan ini berwarna gelap, bentuk butir serabut dan beruukuran kasar dari proses intrusive yang merupakan batuan beku akibat proses plutonic. Batuan ini mempunyai kandungan Silika rendah jika dilihat dari warnanya yang cukup gelap, sedikit Potash Feldspar dan hanya mengandung mineral Plagioclase dan olivine. Plagioclase berwarna terang (kaya Natrium). Ukuran butir Plagioclase dan olivine seluruhnya hampir seragam menunjukkan pembentukannya pada suhu yang sama sekitar 9000C. batuan ini terbentuk dekat denagn suber magma sehingga memiliki ukuran mineral yang besar namun karena komposisi magmanya bersifat mafik maka warna batuan ini menjadi gelap. Dan jika mengacu pada teori Geothermal gradation, bahwa suhu sejalan dengan kedalaman, makin ke dalam temperature makin naik, maka dapat dikatakan bahwa kedua mineral ini mengkristal pada kedalaman yang sama pada saat yang

bersamaan. Ini diperkuat dengan hubungan bentuk kristal yang subhedral. Batuan ini biasanya berasosiasi dengan mineral-mineral berharga tertentu, sepert : nikel, kobalt, emas, perak, tembaga, platinum.

Referensi

Graha, D.S. 1987., Batuan dan Mineral, Bandung. Mottana, Anibale, 1997. Guide Rocks and Minerals. NewYork: A Fireside Book Published by Simon & Schuster Inc. Pendowo, B. 1985. Mengenal Batuan Beku, PPPG, Bandung. Simpson, B. 1966, Rock and Minerals, Pergamon Press. Turner, F.J. and Verhoogen, J.1960. Igneous Rock and Metamorphic Petrology, John Wiley & Sons. Winarno, Tri. 2009. Slide PPT Petrogenesa Batuan Beku. Semarang : Undip

You might also like