Professional Documents
Culture Documents
Disampaikan pada acara : Koordinasi dengan Mitra PAUD Tingkat Provinsi Jawa Timur
SISTEMATIKA
Pendahuluan Konsep Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif Strategi Nasional Pengembangan Anak Usia Dini HolistikIntegratif
Tujuan Sasaran Prinsip-Prinsip Arah Kebijakan Strategi Monitoring dan Evaluasi Pendanaan
LATAR BELAKANG
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pilar utama pembangunan Kualitas SDM sangat ditentukan oleh kualitas pada usia dini yaitu dari janin hingga anak berusia 6 tahun. Periode kritis bagi perkembangan otak manusia 0 - 2 tahun periode emas (golden ages). Pengembangan anak usia dini perlu dilakukan secara holistik-integratif:
Mikro: orangtua, anggota keluarga, teman sebaya, dan sekolah. Exo: tempat kerja orangtua, komite paud, dan lembaga perencanaan. Makro norma, budaya, hukum, dan kebijakan sektor-sektor sosial.
3
LATAR BELAKANG
Permasalahan, antara lain:
(lanjutan)
rendahnya derajat kesehatan dan gizi, rendahnya kesiapan anak bersekolah, serta belum optimalnya pengasuhan dan perlindungan anak.
Tantangan:
jumlah anak usia dini di Jawa Timur sangat besar + 4.600.000 anak kelembagaan penyelenggara pelayanan Pengembangan Anak Usia Dini pengelolaan kurang profesional, keterbatasan jumlah, distribusi dan kualitas tenaga, serta fasilitas pelayanan kurang memadai. Pemahaman para pemangku kepentingan masih terbatas. Program-program Pengembangan Anak Usia Dini belum terintegrasi.
4
LATAR BELAKANG
(lanjutan)
Perumusan strategi nasional pengembangan anak usia dini secara holistikintegratif segera dimulai Bapenas Periode RPJMN berikut Pengembangan Anak Usia Dini dilakukan secara lebih tersistematis, menyeluruh dan terintegrasi Pengembangan Anak Usia Dini secara holistik- integratif pengejawantahan dari:
UUD 1945 UU Perlindungan Anak UU Hak Asasi Manusia UU Sisdiknas UU Kesehatan UU Kewarganegaraan Komitmen internasional EFA dan WFC.
TUJUAN
Strategi Nasional Pengembangan Anak Usia Dini holistik-integratif digunakan sebagai acuan dalam merumuskan arah kebijakan, strategi, program, dan kegiatan pengembangan anak usia dini holistik-integratif bagi semua jajaran Pemerintah Pusat dan Daerah yang diintegrasikan ke dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pembangunan.
6
RUANG LINGKUP
Seluruh aspek pengembangan anak usia 06 tahun baik secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi perkembangan anak dalam kerangka ekologi yang mencakup lingkungan mikro, meso, exo dan makro.
KONSEP
Pengembangan Anak Usia Dini
HOLISTIK-INTEGRATIF
10
Teori ekologi perkembangan menekankan pentingnya: Keluarga Keluarga besarnya Program-program perawatan dan pendidikan Lembaga pelayanan kesehatan, Tempat-tempat belajar di tingkat masyarakat taman bermain, perpustakaan, dan lingkungan tetangga. Perkembangan anak ditentukan oleh apa yang dialami: Cara berperilaku orang tua atau orang dewasa, berbicara, membacakan buku, menyediakan bahan bermain bagi anak. Jumlah dan kualitas interaksi dengan keluarganya dan temanteman sebayanya.
11
Umur (tahun )
Sumber : Gillian Doherty, Zero to Six : The Basic for School Readiness, Applied Research Strategic Policy, Human Resources Development Canada, May 1997
12
penglihatan , pendengaran )
Sensing Pathways
Kehamilan
-6
-3
3 0 Bulan
8 12 Tahun
16
Usia
Sumber: C. Nelson, From Neurons to Neighborhoods, 2000
13
Pertumbuhan anak dipengaruhi oleh: determinan biologis dan faktor lingkungan. Perkembangan dipengaruhi oleh: kondisi lingkungan/fisik, kondisi psikologis, dan rangsangan (stimulasi). Kondisi lingkungan yang menghambat: kekurangan gizi dan penyakit menurunkan kemampuan kognitif serta mempengaruhi kepribadian anak. Kondisi psikologis yang menghambat: penolakan orangtua, kehilangan orangtua, Ketahanan pangan keluarga Pola pengasuhan anak Pemanfaatan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan Pendidikan keluarga, khususnya ibu. Pengaruh media masa
14
15
Jembatan antara rumah dengan institusi sosial di luar rumah diperlukan sinergi antarpelaku (care-givers), agar potensi anak berkembang secara optimal langkah awal menjadi SDM berkualitas. Lingkungan sangat penting untuk dicermati. Perilaku atau perkataan orang dewasa yang mempunyai kontak dengan anak mempengaruhi perkembangan anak. Peran pemerintah mendukung penyediaan pelayanan Pengembangan Anak Usia Dini secara menyeluruh dan jangka panjang investasi Pengembangan Anak Usia Dini merupakan tabungan masa depan. Kebijakan publik melalui: alokasi sumberdaya, peraturan perundangan, dan kelembagaan untuk memberikan perlindungan hukum bagi anak.
16
Pengembangan Anak Usia Dini merupakan tugas utama orang tua, pemerintah mendukung semaksimal mungkin, antara lain melalui:
Pemberdayaan orang tua bagaimana merawat dan membesarkan anak secara benar dan optimal
Mendukung masyarakat lingkungan nyaman dan melindungi anak
Pemberdayaan para pengasuh termasuk tenaga medis, ahli gizi dan pendidik agar lebih profesional
Memanfaatkan nilai budaya dan norma yang positif bagi tumbuh kembang anak.
Perlunya advokasi untuk mempengaruhi peningkatan investasi Pengembangan Anak Usia Dini .
17
Jejaring (network) merupakan awal dari terbentuknya modal sosial. Pelayanan Pengembangan Anak Usia Dini holistik diwujudkan melalui:
Kelengkapan jenis-jenis pelayanan untuk kebutuhan esensial anak secara utuh sesuai segmentasi umur 0-6 tahun. Kualitas pelayanan mencakup aspek kesehatan dan gizi, pendidikan, pengasuhan dan perlindungan anak.
18
Peningkatan jangkauan pelayanan Pengembangan Anak Usia Dini holistik perlu dilakukan secara bertahap, termasuk untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.
19
20
21
Waktu Kegiatan
Tipologi Penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia Dini yang ada saat ini
1. 2. 3. 4. Layanan Tidak Lengkap dan terpisah. Layanan Lengkap dan terpisah. Layanan Lengkap dan terintegrasi. Layanan belum lengkap tetapi berada pada satu lokasi.
5.
23
STRATEGI
PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK-INTEGRATIF
24
TUJUAN
Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan pengembangan anak usia dini holistik-integratif menuju terwujudnya anak usia dini Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.
Tujuan Khusus
Terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi kesehatan dan gizi, pendidikan, dan pengasuhan sesuai segmentasi umur. Terlindunginya anak dari perlakuan yang salah, baik pada tataran keluarga maupun lingkungan. Terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan selaras antar lembaga pelayanan terkait, sesuai kondisi wilayah. Terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait dalam penyelenggaraan pengembangan anak usia dini.
25
SASARAN
1. Meningkatnya derajat kesehatan dan gizi anak usia dini;
2. Meningkatnya kesiapan anak untuk bersekolah; 3. Meningkatnya kemampuan orang tua dan keluarga dalam pengasuhan anak; 4. Meningkatnya internalisasi nilai-nilai agama dan pemanfaatan kearifan lokal dalam pengembangan anak usia dini dalam membentuk anak berakhlak mulia; 5. Meningkatnya akses dan pemerataan serta kelengkapan jenis pelayanan pengembangan anak usia dini yang berkualitas;
26
SASARAN
6. Meningkatnya kemampuan petugas layanan pengembangan anak usia dini; 7. Meningkatnya jumlah penyelenggaraan pengembangan anak usia dini holistik-integratif; 8. Meningkatnya dukungan dari berbagai pihak terkait baik pemerintah maupun swasta, antara lain berupa dukungan pembiayaan; 9. Tersusunnya peraturan perundang-undangan yang berpihak kepada anak usia dini dan berlaku secara efektif; dan 10. Meningkatnya kualitas dan intensitas koordinasi dan keterpaduan penyelenggaraan pengembangan anak usia dini mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di berbagai tingkatan administrasi pemerintahan.
27
4.
5. 6.
7.
Perluasan distribusi pelayanan antarkelompok masyarakat menerapkan prinsip aksesibilitas, ketersediaan, keterjangkauan ekonomi, dan penerimaan sosiokultural.
28
ARAH KEBIJAKAN
1.
2.
Peningkatan akses, pemerataan, dan kelengkapan jenis pelayanan pengembangan anak usia dini.
Peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan pengembangan anak usia dini.
3.
Peningkatan koordinasi dan kerjasama lintas sektor, serta kemitraan antar institusi pemerintah, lembaga penyelenggara layanan, dan organisasi terkait, baik lokal, nasional, maupun internasional Penguatan kelembagaan dan dasar hukum, serta pelibatan masyarakat termasuk dunia usaha dan media massa dalam penyelenggaraan pelayanan pengembangan anak usia dini.
4.
29
STRATEGI
1. Meningkatkan kemampuan calon pengantin, orang tua, keluarga, dan pengasuh pengganti dalam melakukan pengasuhan anak secara optimal.
1) Bimbingan dan konseling bagi calon pengantin, orangtua, dan pengasuh pengganti tentang pengetahuan, sikap, dan praktik pengasuhan yang baik (good parenting skill); 2) Sosialisasi dan advokasi bagi orangtua tentang pembagian peran yang seimbang dalam pengasuhan anak.
30
STRATEGI (lanjutan)
2. Menyelenggarakan pelayanan pengembangan anak usia dini yang merata dan dapat dijangkau.
1) peningkatan kelengkapan jenis dan sebaran layanan pengembangan anak usia dini; 2) optimalisasi pemanfaatan fasilitas dan kegiatan masyarakat yang ada di setiap kabupaten/kota; 3) peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan layanan pengembangan anak usia dini; dan 4) Penyediaan dukungan bagi anak-anak usia dini yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk mengakses pelayanan.
31
STRATEGI (lanjutan)
3. Meningkatkan kualitas pelayanan Pengembangan Anak Usia Dini .
1) Penyusunan SPM Pengembangan Anak Usia Dini ; 2) Peningkatan jumlah dan kapasitas serta insentif bagi petugas layanan; 3) Peningkatan fasilitas pembelajaran dan fasilitas pelayanan kesehatan dan gizi; dan 4) KIE dan pendampingan untuk lembaga penyelenggara di lapangan.
32
4.
STRATEGI (lanjutan)
1) 2) 3) 4)
5)
6)
7)
Identifikasi dan sosialisasi nilai-nilai agama dan budaya yang konstruktif (lokal dan global) dalam pengasuhan anak; Pengintegrasian nilai-nilai agama dan budaya ke dalam materi penyuluhan, pendidikan dan permainan Pengembangan Anak Usia Dini ; Identifikasi jenis permainan tradisional bagi anak yang berdampak positif bagi tumbuh kembang anak; Pelaksanaan kajian, studi tentang nilai-nilai arif budaya untuk Pengembangan Anak Usia Dini yang optimal; Peningkatan kerjasama dengan media massa untuk sosialisasi dan KIE Pengembangan Anak Usia Dini ; Peningkatan peran para pengelola media massa dalam penyiaran materi-materi yang mendukung Pengembangan Anak Usia Dini holistik-integratif; dan Pengembangan sistem pengaduan masyarakat terhadap layanan media massa terkait dengan Pengembangan Anak Usia Dini .
33
STRATEGI (lanjutan)
5. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha.
1) Sosialisasi dan KIE kepada masyarakat, termasuk tokoh dan pemuka masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan dunia usaha tentang pentingnya tumbuh kembang anak usia dini; dan 2) Mendorong dan memberikan insentif bagi dunia usaha untuk melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang ditujukan untuk pengembangan anak usia dini.
34
STRATEGI (lanjutan)
6. Meningkatkan komitmen, koordinasi dan kerjasama antar institusi pemerintah, lembaga penyelenggara layanan, dan organisasi terkait.
1) 2) Pemantapan pembagian peran, tanggung jawab, dan kewenangan secara lebih tegas bagi masing-masing Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah dan masyarakat; Pengintegrasian kegiatan-kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini dari berbagai institusi terkait, dimulai dari tahap perencanaan, pendanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemantauan dan evaluasi; Pembentukan forum koordinasi tingkat nasional dan daerah, serta berpartisipasi aktif dalam forum internasional; dan Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pengembangan Anak Usia Dini secara terpadu, termasuk penetapan standar indikator kinerja.
3)
4)
35
STRATEGI (lanjutan)
7. Memperkuat dan harmonisasi landasan hukum penyelenggaraan layanan Pengembangan Anak Usia Dini yang holistik dan integratif.
1) Penyusunan peraturan perundang-undangan, termasuk Rancangan Undang-Undang (RUU), Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP), dan Peraturan Presiden (Perpres) sebagai dasar hukum Pengembangan Anak Usia Dini ; Advokasi kepada Kementerian/Lembaga dan anggota legislatif mengenai pentingnya Pengembangan Anak Usia Dini ; dan Penyusunan pedoman umum penyelenggaraan layanan Pengembangan Anak Usia Dini .
2)
3)
36
1.
d.
e.
Saat ini
Yang Diharapkan
37
38
Indikator
39
Pendanaan
Pendanaan untuk pelaksanaan strategi nasional pengembangan anak usia dini berasal dari:
APBN, APBD (Provinsi dan Kabupaten/kota), Lembaga donor, Masyarakat termasuk dunia usaha, Sumber-sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat.
Pengelolaan dana menganut prinsip tranparansi, akuntabilitas, efisiensi, efektivitas dan harmonisasi
40
PENUTUP
Anak Usia Dini merupakan generasi penerus bangsa, oleh karenanya penanganan sejak dini akan mampu membantu tumbuh kembangnya, sehingga mampu membentuk generasi yang cerdas dan handal dalam hal dukungan dari berbagai pihak dan sektoral secara holistik
TERIMA KASIH
42