You are on page 1of 9

SYARAT2 PEMBUATAN UU PAJAK

Syarat Keadilan Syarat pemungutan pajak pada umumnya harus adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang2 pribadi sebanding dengan kemampuan untuk membayar (ability to pay) pajak tersebut, dan sesuai dengan manfaat yang diterimanya. Keadilan disini baik keadilan dalam prinsip mengenai peraturan perundang2an maupun dalam praktek sehari2 a. Keadilan Horizontal: WP yang mempunyai kemampuan membayar (gaya pikul) sama harus dikenakan pjk yg sama b. Keadilan Vertikal: WP yg mempunyai kemampuan membayar tdk sama harus dikenakan pjk yg tdk sama
1.

2. Syarat Yuridiksi Diamana pembayaran pajak harus seimbang dengan kekuatan membayar WP. Utk itu mk kpd WP diberikan kepercayaan sepenuhnya untuk menhitung sendiri pajaknya dengan cara mengisi SPTsecara jujur sesuai dengan kenyataannya. Untuk mencegah ketidaksewenang2an para pegawai maka diatur dalam UU No 6 Th 1983 sebagaimana yang telah diubah dalam UU No 9 th 1994 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, memberikan kesempatan kepada WP yg tdk puas utk mengajukan keberatan dan banding.

3. Syarat Ekonomis yaitu pemungutan pajak harus menjaga keseimbangan kehidupan ekonomi dan janganlah mengganggu kehidupan ekonomis WP. Sebaliknya pemungutan pajak diharapkan bisa membantu mencipatkan pemerataan pendapatan atau distribusi pendapatan 4. Syarat Finansial Pjk yg dipungut cukup utk pengeluaran negara dan hendaknya pemungutan pajak tdk memakan biaya yg terlalu besar. Dlm hal ini diartikan bahwa biaya yg dikeluarkan utk pemungutan/penetapan pjk hendaknya lebih kcl dari penerimaan pjk ke kas negara/daerah

1.

Riel stelsel atau stelsel nyata Pengenaan pajak didasarkan pada obyek atau penghasilan yang sungguh2 diperoleh dalam setiap tahun pajak atau periode pajak. Dengan demikian besarnya pajak baru dapat dihitung pada akhir tahun atau periode pajak, karena penhasilan riil baru dapat diketahui setelah tahun pajak atau periode pajak

STELSEL PEMUNGUTAN PAJAK

Kelebihan: besarnya pajak yg dipungut sesuai dengan besarnya pajak yg sesungguhnya terutang karena pemungutan pajak dilakukan setelah tutup buku, sehingga penghasilan yg sesungguhnya telah diketahui Kelemahan; pemungutan pajak baru dapat dilakukan pd akhir th pajak atau periode pajak, padahal pemerintah membutuhkan penerimaan pajak ini untuk membiayai pengeluaran sepanjang tahun dan tidak hanya pada akhir th saja

2. Fictive stelsel atau stelsel fiktif Stelsel fiktif juga sering disebut stelsel anggapan, pengenaan pajak berdasarkan pada suatu anggapan (fiksi). Anggapan yg dimaksud disini dapat bermacam2 jalan pikirannya tergantung peraturan perpajakan yg berlaku. Anggapan tersebut dapat berupa anggapan pendapatan th berjalan atau diasumsikan penghasilan pajak berjalan sama dengan penghasilan th pajak yg sesungguhnya

Kelebihan: pemungutan pajak bisa dilakukan pada awal th pjk, krn berdasarkan suatu anggpan sehingga penerimaan pjk oleh pemerintah ini utk membiayai pengeluaran sepanjang th dan tidak hanya pada akhir th. Kelemahan: besarnya pajak yg dipungut belum tentu sesuai dengan besarnya pajak yg sesungguhnya terutang karena pemungutan pajak dilakukan berdasrkan suatu anggapan bukan penghasilan sesungguhnya

3. Stelsel campuran Merupakan kombinasi anata stelsel riil dan stelsel fiktif. Pada awal th pajak atau periode th pajak perhitungan pajak menggunakan stelsel fiktif dan pada akhir th pajak atau periode pajak dihitung kembali berdasarkan stelsel riil

Kelebiahan: pemungutan pajak sudah dapat dilakukan pada awal tahun dan besarnya pajak yg dipungut sesuai dengan besarnya pajak sesungguhnya terhutang karena dilakukan perhitungan kemabali pada akhir th pajak setelah penghasilan yg sesungguhnya diketahui. Kekurangan: adanya tambahan pekerjaan administrasi karena perhitungan pajak dilakukan dua kali yaitu pada awal tahun atau akhir tahun pajak

You might also like