You are on page 1of 3

Pengertian Keji dan Munkar

Kata keji terjemahan dari bahasa Arab yakni fakhisyah ( ,)menurut bahasa artinya perbuatan atau kejahatan yan menimbulkan aib besar, sedangkan menurut istilah, keji ialah suatu perbuatan yang melanggar susila. Adapun kata munkar ialah sesuatu yang disyariat mengingkarinya, karena bertentangan dengan fitrah dan maslahah. Munkar secara bahasa berarti tidak terkenali atau asing, karena tidak diakui buruk. Al-Quran menekankan kepada Nabi dan kaum muslimin agar terus menerus untuk menyuruh kepada perbuatan yang maruf dan mencegah yang mungkar.

sungguh, sholat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar Lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :

45}

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan fahsya dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadatibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45) Abul Aliyah berkata : di dalam sholat itu ada tiga unsur penting, yaitu Ikhlas, khosyah ( takut ) dan dzikrullah ( ingat kepada Allah ). Maka jika tiap sholat tidak ada ketiganya, tidaklah disebut sholat. Karena dengan kandungan ikhlas akan mengajak kepada yang maruf, khosy-yah akan mencegah kepada yang mungkar dan dzikrullah akan mencakup makna mengajak maruf dan mencegah mungkar. Ibnu Masud berkata : Tidaklah sholat siapa yang tidak thoat terhadap sholatnya. Mentaati sholat adalah mencegah perbuatan fahsya dan mungkar. Ibnu Umar berkata : kata Nabi : Siapa telah sholat, lalu tidak beramar maruf dan nahi mungkar, sholatnya tadi tidak akan menambah kecuali jauh dari Allah. Al Hasan berkata : Hai anak Adam, sholat itu hanyalah mencegah keji dan mungkar, jika sholatmu tidak mencegahmu dari keji dan mungkar, maka sesungguhnya kamu tidak sholat. Ibnu Masud, Ibnu Abbas, Al Hasan dan Al Amasy berkata : siapa yang sholatnya tidak mencegah dari fahsya dan mungkar, sholatnya tidak akan menambah kecuali akan jauh dari Allah. ( padahal sholat adalah dalam rangka dekat kepada allah ) Al Maroghi sangat tegas mengingatkan : Sesungguhnya Allah telah memerintah kita untuk menegakkan sholat, yaitu dengan mendatanginya secara sempurna, yang memberikan hasil setelah sholat itu pelakunya adalah mencegah perbuatan keji dan mungkar, baik mungkar yang nampak maupun yang tersembunyi sebagaimana firman Allah tersebut di atas. Maka jika pengaruh itu tidak ada dalam jiwanya, sesunggunya sholat yang ia lakukan itu hanyalah bentuk gerakan dan ucapan-ucapan yang kosong dari ruh ibadah, yang justru menghilangkan ketinggian dan kesempurnaan arti sholat. Allah telah mengancam terhadap pelaku sholat dengan kecelakaan dan kehinaan. Fawailullilmusholliin, alladziinahum fii sholaatihim

saahuun, artinya Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya. Pengertian Fahsya dan Mungkar : Di dalam ayat berbunyi

artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan fakhsya dan mungkar. Al-Fahsya ( ) dalam tafsir DEPAG-RI diartikan dengan perbuatan keji. Arti seperti ini kurang jelas dan tegas. Bila kita buka dalam kamus Al Munawwir, artinya sangat tegasjelas dan banyak, dari sekian arti tersebut tidak ada yang baik. Al-Fahsya adalah suatu sikap/amalan yang buruk, jelek, jorok, cabul, kikir, bakhil, kata-kata kotor, kata yang tidak bisa diterima oleh akal sehat, dan kata fail / pelakunya diartikan zina. naudzubillahi min dzalik. ( Kamus Al Munawwir : hal. 1113) Al-Mungkar ( )dalam tafsir DEPAG-RI diartikan sama, yaitu perbuatan mungkar, mohon perhatian, arti seperti ini kurang bisa difahami. Abdullah Ar-Rojihi dalam kitabnya Al Qoulul bayyin Al Adhhar fiddakwah menyebutkan bahwa Munkar adalah setiap amalan / tindakan yang dilarang oleh syariat Islam, tercela di dalamnya yang mencakup seluruh kemaksiatan dan bidah, yang semua itu diawali oleh adanya kemusyrikan. Ada lagi yang mengatakan bahwa Munkar adalah kumpulan kejelekan, apa yang diketahui jelek oleh syariat dan akal, kemusyrikan, menyembah patung dan memutus hubungan silaturrahmi. Para ahli tafsir sangat tegas mengatakan bahwa sesungguhnya sholat itu mencegah pelakunya dari perbuatan fahsya dan mungkar, ( baca pengertian ke-2nya di atas ) karena di dalam sholat ada bacaan Al Quran yang mengandung peringatan-peringatan. TADZKIROH PRIBADI DAN KELUARGA : 1. Kita insya Allah tidak akan bosan bila diingatkan bahwa para Sahabat, Tabi'in dan Tabiut Tabi'in / As-Salaf Ash-Sholih adalah orang-orang yang lebih mengetahui ajaran-ajaran Islam setelah Rosulullah SAW, daripada kita-kita sekarang. Maka kita dahulukan mereka, kita pelajari sepak terjang mereka, kemudian kita amalkan sebagaimana mereka mengamalkan Islam semampu kita, agar hidup kita tidak tersesat. 2. Sudah berapa tahunkah kita amalkan sholat, sudah adakah pengaruh dalam diri kita ? Sholat sangat dekat dengan amalan harian, maka pelaku sholat adalah pencegah mungkar dan fahsya. Jika seseorang melakukan sholat kemudian tidak ber-amar ma'ruf nahi mungkar, husnudhon kita mungkin dia belum mengerti, dan hal ini disebabkan karena : a.Orang yang sholat itu jarang membaca Alquran, dan merenungi artinya b.Orang yang sholat itu belum ikut kajian-kajian ke-Islaman c.Orang yang sholat itu belum ada usaha untuk mempelajari maknanya dengan benar/ baik 3. Dengan fahamnya masing-masing pribadi dan keluarga tentang mana sholat, yakinlah bahwa dalam waktu relatif singkat, mungkar dan fahsya yang berjalan di masyarakat, lewat filem, radio, televisi, vidio, koran-koran, perdagangan haram, pergaulan bebas lakiperempuan, zina, buka aurot di luar rumah, korupsi / maling, kolusi, nepotisme, judi, minuman keras, akan lenyap segera. Sekali lagi kalau pelaku sholat itu memahami mana dan tujuan sholat. Semoga kita termasuk orang-orang yang memahami sholat, Amien.

You might also like