You are on page 1of 20

PANDANGAN KLASIK DAN KEYNES SERTA TERJADINYA KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN 2 SEKTOR

MAKALAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro

Disusun oleh: Kelompok 4 Alpha Mughni S. Rahma Yulianingsih Ady Trynugraha Revina Sara T. Raizatul Isra 150610110089 150610110100 150610110101 150610110114 150610110116

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Pandangan Klasik dan Keynes serta Perekonomian dua Sektor dengan tepat waktu. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ekonomi Makro Universitas Padjadjaran. Makalah ini kami buat untuk mempermudah mahasiswa fakultas pertanian untuk memahami lebih jelas mengenai Pandangan Klasik dan Keynes serta Perekonomian dua Sektor. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Jatinangor, 25 September 2012

PENULIS

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. i Daftar Isi ........................................................................................................... ii Pendahuluan 1.1 Latar Belakang .. 1 1.2 Tujuan 2 1.3 Manfaat ..... 2 Pembahasan Pandangan Klasik................................................................................. 3 Kritik Keynes terhadap pandangan klasik............................................ 6 Pandangan Keynes ............................................................................... 6 Perbedaan Pandangan Klasik dan Keynes ........................................... 8 Perekonomian 2 sektor dan syarat keseimbangan................................ 9

Kesimpulan ... 16 Daftar Pustaka .................................................................................................. 17

ii

Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Tahun 1960-an ahli-ahli ekonomi telah merasa puas dengan analisis keseimbangan makro ekonomi yaitu analisis yang mengabaikan aplikasi perubahan harga ke atas keseimbangan tingkat kegiatan ekonomi dan yang sangat menekankan segi permintaan dalam analisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi negara. Peristiwa-peristiwa dalam kegiatan ekonomi di berbagai negara dalam tahun 1970-an yang pada umumnya menghadapi masalah inflasi yang serius dalam keadaan pengangguran yang cukup tinggi, menimbulkan kesadaran bahwa analisis yang ada belum dapat memberikan gambaran yang tepat mengenai peristiwa yang mungkin berlaku dalam perekonomian. Kelemahan ini telah mendorong kepada perkembangan model penemuan keseimbangan kegiatan ekonomi negara yang menunjukkan bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi pertumbuhan, fluktuasi kegiatan ekonomi dn kesempatan kerja. Analisis ini memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dan lebih lengkap karena tidak saja memberi gambaran tentang implikasi perubahan harga ke atas tingkat pengeluaran dalam suatu perekonomian tetapi juga menunjukkan implikasi perubahan harga ke atas penawaran agregat yaitu jumlah barang dan jasa yang akan diproduksikan dan ditawarkan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga. Berdasarkan sifat analisisnya ini, analisis keseimbangan ini lebih dikenal sebagai model permintaan dan penawaran agregat. Yang dimaksud dengan Perekonomian 2 Sektor atau perekonomian sederhana adalah suatu perekonomian yang hanya terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Dalam analisa mikroekonomi telah dibuktikan, bahwa pasar suatu jenis barang mencapai keadaan seimbang apabila keinginan para pembeli untuk memperoleh barang-barang yang diperlukannya adalah sesuai dengan keinginan para penjual dalam menjual barang-barang yang dihasilkan atau dimiliki mereka. Syarat keseimbangan juga merupakan keadaan yang harus dipenuhi untuk 1

mencapai keseimbangan perekonomian negara, yaitu keseimbangan yang dicapai dalam keseluruhan perekonomian. Ini berarti, suatu perekonomian negara mencapai keseimbangan apabila dalam keseluruhan perekonomian telah mencapai keadaan dimana pembelanjaan agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian tersebut adalah sama dengan keseluruhan produksi (penawaran agregat) yang dilakukan oleh para produsen. Nilai dari jenis barang dan jasa yang dihasilkan tersebut merupakan pendapatan nasional perekonomian.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mempermudah mahasiswa fakultas pertanian Universitas Padjajaran untuk menganalisa berbagai pembahasan tentang pandangan klasik dan keynes serta perekonomian 2 sektor hingga terjadi nya keseimbangan.

1.3 MANFAAT
Manfaat yang kami harapkan dalam pembuatan makalah ini adalah dapat memberikan pemahaman yang baik bagi para mahasiswa serta para pembaca dan dapat menambah pengetahuan yang lebih baik tentang pandangan klasik dan keynes serta perekonomian 2 sektor hingga terjadi nya keseimbangan.

Isi
A. Pandangan Klasik Analisis mengenai pandangan ahli ekonomi klasik tentang perekonomian adalah perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan permintaan. Apabila produsen menaikkan produksi atau menciptakan jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan terhadap barang-barang itu. 1. Aliran-aliran pendapatan dalam perekonomian 2 sektor

Aliran-aliran pendapatan dalam perekonomian dua sektor seperti yang terlihat pada gambar di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa aliran-aliran pendapatannya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh sektor perusahaan, sektor rumah tangga akan memperoleh aliran pendapatan berupa gaji, upah, sewa, bunga, dan untung.

2. Sebahagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sektor rumahtangga akan di gunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang di hasilkan oleh sektor perusahaan. 3. Sisa dari berbagai jenis pendapatan rumahtangga yang tidak di gunakan untuk pengeluaran konsumsi akan di tabung dala institusiinstitusi keuangan. 4. Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi akan meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh institusiinstitusi keuangan dari sektor rumah tangga.

2. Penentuan suku bunga

Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi klasik, keadaan seperti itu akan terjadi Karena tingkat bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Perubahan-perubahan tingkat bunga akan terus berlangsung sebelum kesamaan diantara jumlah tabungan dengan jumlah investasi tercapai. Oleh sebab itu tabungan rumah tangga pada waktu perekonomian mencapai penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha, maka dalam perekonomian pengeluaran agregat pada pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan penawaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh 4

Investasi juga merupakan fungsi dari suku buga. Makin tinggi suku bunga, keinginan masyarakat untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari suku bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut merupakan ongkos untuk penggunaan dana (Cost of Capital). Makin rendah suku bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.

3. Penentuan tingkat upah Fleksibilitas tingkat upah akan mewujudkan keadaan di mana permintaan dan penawaran tenaga kerja akan mencapai keseimbangan. Para ahli ekonomi klasik beryakinan apabila terjadi pengangguran, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian di dalam pasar tenaga kerja sehingga pengangguran dapat dihapuskan. Asumsi yang digunakan oleh para ahli yaitu Para pengusaha akan selalu mencari keuntungan yang maksimum dan keuntungan maksimum akan dicapai pada keadaan di mana upah adalah sama dengan produksi marjinal ( biaya untuk memproduksi tambahan produk baru ).

4. Penentuan tingkat kegiatan perekonomian Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian (K) Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L) Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan Tingkat teknologi yang digunakan (T) Dengan demikan kegiatan ekonomi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut: Y = f ( K, L, R, T )

B. Kritik Keynes terhadap Pandangan Klasik Keynes berpendapat bahwa penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang berada dalam perekonomian. Perbedaan pendapat yang sangat bertentangan antara keynes dan klasik bersumber pada persoalan berikut: o Faktor-faktor yang menentukan tingkat tabungan, tingkat investasi, dan suku bunga dalam perekonomian. o Sifat-sifat yang berkaitan antara tingkat upah dengan penggunaan tenaga kerja oleh pengusaha. C. Pandangan Keynes Teori makro ekonomi berkembang setelah J.M. Keynes menunjukkan kelemahan-kelemahan pandangan para ahli ekonomi klasik mengenai penentuan tingkat perekonomian suatu negara yang didasari oleh penggunaan tenaga kerja penuh. Pandangan Keynes yaitu penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian. Analisis Keynes menunjukkan tentang pentingnya peranan dari pengeluaran kepada barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor perusahaan di dalam menentukan kegiatan ekonomi. Ini berarti analisis Keynes lebih banyak memperhatikan permintaan yaitu menganalisis mengenai peranan dari permintaan golongan masyarakat di dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang akan dicapai oleh suatu perekonomian. Pada hakikatnya analisis Keynes berpendapat bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan besarnya permintaan efektif yaitu permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk membayar barang dan jasa yang diminta yang diwujudkan dalam perekonomian. Bertanbah besar permintaan efektif yang wujud dalam perekonomian, bertambah pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor perusahaan. Keadaan ini menyebabkan pertambahan dalam tingkat kegiatan ekonomi dan penggunaan tenaga kerja dan faktor-faktor produksi. 6

1. Peranan Perbelanjaan Agregat dalam Menentukan Kegiatan Ekonomi Analisis ini berpendapat bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai oleh kemampuan membayar barang dan jasa yang diminta tersebut. Penentu perbelanjaan agregat : Konsumsi rumah tangga Investasi Pengekuaran pemerintah Ekspor ke pasaran dunia

2. Komponen Utama Perbelanjaan Agregat Konsumsi dan investasi Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan. Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut kecondongan mengkonsumsi ( MPC = Marginal Propensity to Consume). Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sebaliknya. Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, akan menyebabkan selisih antara produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan tingkat konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin besar. Agar mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu melakukan investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi tersebut. Jika besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu tercapai, maka pengangguran akan selalu ada. Untuk investasi, seperti yang telah disebutkan di atas, dipengaruhi oleh tingkat bunga dan efisiensi marjinal modal. Tingkat bunga menurut Keynes dipengaruhi oleh jumlah permintaan uang (yaitu keinginan masyarakat untuk memperoleh uang untuk digunakan untuk berbagai keperluan seperti transaksi, tabungan, spekulasi dan atau untuk kebutuhan mendadak) dan jumlah penawaran uang (yaitu uang yang ada dalam

perekonomian dan dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa). Apabila penawaran uang lebih besar dari permintaan uang, maka tingkat suku bunga akan naik untuk menyerap kelebihan dana yang beredar di masyarakat, dan sebaliknya jika penawaran uang lebih kecil dari permintaan uang, suku bunga tabungan akan turun agar masyarakat memilih untuk berinvestasi dan mencairkan tabungannya sehingga jumlah penawaran uang akan meningkat. Efisiensi marjinal modal yaitu tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkan yang dipengaruhi oleh faktor seperti kondisi ekonomi sekarang, penggunaan teknologi dan ramalan prospek ekonomi di masa mendatang. Semakin tinggi tingkat efisiensi modal semakin besar pula investasi dan sebaliknya. Pengeluaran pemerintah dan Ekspor Dalam analisis makro ekonomi dan perhitungan pendapatan nasional (dengan pendekatan pengeluaran) pengeluaran pemerintah dan ekspor juga merupakan bentuk pengeluaran. Besarnya tingkat pengeluaran pemerintah (G) akan mempengaruhi produksi nasional karena pemerintah sendiri merupakan konsumen yang besar. Sehingga konsumsi dari pemerintah juga mencakup sebagian besar dari konsumsi nasional. Ekspor menunjukkan permintaan efektif yang berasal dari luar negeri. Semakin besar ekspor semakin banyak pula produksi nasional yang dikonsumsi.

PERBEDAAN ANTARA TEORI KLASIK DENGAN TEORI KEYNES 1. SUKU BUNGA

-Menurut ahli ahli ekonomi klasik, suku bunga ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk melakukan penabungan dan keinginan para pengusaha untuk meminjam dana modal untuk melakukan investasi. -Menurut Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang

2.

TINGKAT BUNGA

-Menurut ahli ekonomi klasik, tingkat bunga adalah fleksibel hal ini akan menjamin keadaan dimana permintaan tenaga kerja akan sama dengan penawaran tenaga kerja. -Menurut Keynes, tingkat upah tidak fleksibel, karena walaupun banyak pengangguran tingkat upah tidak akan turun dan pengangguran tetap ada. 3. PENDAPATAN NASIONAL

-Menurut ahli ekonomi klasik, pendapatan nasional ditentukan oleh kemampuan faktor faktor produksi dalam suatu Negara menghasilkan barang dan jasa. Semakin besar kemampuan faktor faktor produksi menghasilkan barang dan jasa , semakin besar pula pendapatan nasional yang diciptakan. -MenurutKeynes,Pendapatan nasional bukan faktor faktor produksi yang tersedia tetapi oleh pengeluaran agregat. Pengeluaran agregat yang wujud dalam ekonomi selalu kurang dari pendapatan pontensial, dan menyebabkan pengangguran tenaga kerja selalu ada.

D. Perekonomian 2 Sektor dan terjadinya keseimbangan

Yang dimaksud dengan Perekonomian 2 Sektor atau perekonomian sederhana adalah suatu perekonomian yang hanya terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Perekonomian itu dimisalkan tidak terdapat kegiatan pemerintah dan perdagangan luar negeri. Ciri-ciri aliran perekonomian 2 sektor Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi dari rumah tangga. Sebagian pendapatan yang diterima oleh rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang dan jasa dari perusahaan dan sebagian lainnya akan ditabungkan dalam lembaga keuangan

Pengusaha-pengusaha yang akan melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga tersebut yang dikumpulkan dalam lembaga keuangan.

PENGELUARAN RUMAH TANGGA (KONSUMSI)

Dalam perekonomian dua sektor, pengeluaran agregatnya hanya meliputi dua macam pengeluaran , yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman modal (inventasi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga merupakan komponen pengeluaran agregat yang paling penting, jumlahnya mencapai 65-85 persen dari pendapatan nasional. Dalam teori makroekonomi, lebih mengulas kepada menganalisa mengenai pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga. Pengeluaran tersebut dinamakan konsumsi agregat, adalah jumlah dari nilai pengeluaran rumah tangga yang dilakukan oleh semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian. HUBUNGAN KONSUMSI DAN PENDAPATAN Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya pengeluaaran rumah tangga. Yang paling penting adalah pendapatan rumah tangga yang telah dikurangi pajak pendapatan. Tetapi karena di dalam perekonomian dua sektor tidak terdapat kegiatan pemerintah, berarti tidak terdapat pajak pendapatan dan pajak-pajak lainnya.

10

Pada tingkat pendapatan disposible/pendapatan nasional yang sangat rendah pengeluaran rumah tangga akan lebih besar daripada pendapatannya. Sedangkan semakin tinggi pendapatan disposible yang diterima oleh rumah tangga, maka makin besar pula konsumsi yang akan mereka lakukan. Akan tetapi pertambahan konsumsi yang akan terjadi adalah lebih rendah daripada pertambahan pendapatan yang berlaku. Maka makin lama kelebihan konsumsi rumah tangga yang wujud (kalau dibandingkan dengan pendapatan yang diterimanya) akan menjadi bertambah kecil.

SYARAT MENCAPAI KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN NEGARA Dalam analisa mikroekonomi telah dibuktikan, bahwa pasar suatu jenis barang mencapai keadaan seimbang apabila keinginan para pembeli untuk memperoleh barang-barang yang diperlukannya adalah sesuai dengan keinginan para penjual dalam menjual barang-barang yang dihasilkan atau dimiliki mereka. Syarat keseimbangan juga merupakan keadaan yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan perekonomian negara, yaitu keseimbangan yang dicapai dalam keseluruhan perekonomian. Ini berarti, suatu perekonomian negara mencapai keseimbangan apabila dalam keseluruhan perekonomian telah mencapai keadaan dimana pembelanjaan agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian tersebut adalah sama dengan keseluruhan produksi (penawaran agregat) yang dilakukan oleh para produsen. Nilai dari jenis barang dan jasa yang dihasilkan tersebut merupakan pendapatan nasional perekonomian. Berdasarkan (1) AD = C + 1 Dimana: AD C = Agregat demand (pengeluaran agregat) = Pengeluaran konsumsi rumah tangga (masyarakat) asumsi-asumsi tersebut diatas, maka dapat

dirumuskan sebagai berikut :

I = Pengeluaran investasi yang dilakukan oleh sektor perusahaan

11

(2)

Y=C+S

Dimana: Y = Notasi (simbol) untuk penerimaan agregat yang nilainya sama dengan pendapatan nasional. S = Jumlah tabungan (saving) yang dilakukan oleh masyarakat.

(3) AD C+I I

Pengeluaran (Permintaan) Agregat = Penerimaan Agregat =Y =C+S = Dari S persamaan-persamaan diatas akan diperoleh syarat

keseimbangan dalam model makroekonomi sederhana (perekonomian dua sektor) berikut ini : (1) AD (2) S =Y=C+I = I (Kebocoroan=Injeksi)

Dalam perekonomian dua sektor tidak terdapat pajak, oleh karena itu pendapatan nasional sama dengan pendapatan disposible. Sektor perusahaan memproduksikan barang-barang dengan tujuan untuk memperoleh untung dari penjualannya. Oleh sebab itu para pengusaha akan selalu berusaha untuk menghasilkan barang yang sama besarnya dengan perbelanjaan agregat yang akan berwujud dalam perekonomian.

Analisis Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor Dalam perekonomian tertutup sederhana.sektor yang terlibat adalah rumah tangga (pihak konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta (sebagai produsen) tanpa campur tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsidan tidak berhubungan dengan perekonomian internasional baik ekspor maupun impor.

12

Terdapat dua model analisis perekonomian tertutup sederhana yaitu sebagai berikut : 1. Model anlalisis dengan variabel investasi dan tabungan

Pada model ini, muncul dua aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah tangga dianggap kebocoran dalam arus melingkar, karena dapat mengurangi kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain seperti konsumsi. Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap kebocoran apabila digunakan sebagai investasi. Tabungan yang semula mengurangi pendapatan nasional, apabila digunakan sebagai investasi dapat disebut injeksi, karena Investasi dapat menambah pendapatan nasional. Jika digambarkan kembali dalam arus melingkar seperti gambar diatas maka tidak jauh berbeda, karena masih saling terkait satu sama lain. Bagi rumah tangga, dalam berkonsumsi pihak ini tidak sepenuhnya menggunakan penghasilan yang didapat untuk membeli barang dan jasa. Namun sebagian dari pendapatan tersebut biasanya dipergunakan untuk investasi dan tabungan. 1.1. Tabungan Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dalam ekonomi makro, tabungan adalah pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi. Kita dapat mengetahui hubungan tabungan dengan pendapatan nasional dengan menggunakan fungsi tabungan.Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan pendapatan nasional dalam perekonomian. S = -a + (1-b)Y keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0 b = kecondongan konsumsi marginal (MPC) C = tingkat konsumsi S = tingkat tabungan Y = tingkat pendapatan nasional

13

Contoh kasus : Keluarga pak Ahmad mempunyai penghasilan Rp. 7.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.000.000 + 0,80Y. Berdasarkan data tersebut, hitunglah besarnya tabungan keluarga ibu Tutik. Pembahasan : Untuk mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka l a n g k a h pertama yang harus kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi ke dalam f u n g s i tabungan kemudian memasukan n i l a i pendapatan tabungan. C = 1.000.000 + 0,80Y maka fungsi tabungannya adalah : S = -a + (1-MPC)Y S = 1.000.000 + (1-0,80)Y S = 1.000.000 + 0,20Y Untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan : S = -1.000.000 + 0,20(7.000.000) S = -1.000.000 + 1.400.000 S = 400.000 Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.400.000,00 1.2. Investasi Investasi yang lazim disebut sebagai penanaman modal merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli barang-barang dan perlengkapanperlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang/jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pada prakteknya, pencatatan nilai penanaman modal dilakukan dalam satuan tahun. Yang termasuk investasi adalah sebagai berikut : 14 (Y) ke dalam fungsi

Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri perusahaan. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan bangunan-bangunan lainnya. Pertabahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional. Dalam perekonomian tertutp, perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C) dan investasi(I). Y=C+I -> (C = a + bY) Y = (a + bY) + I Y = a + bY + I Y bY = a + I (1 b)Y = a + I Y= Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut. Jawab: Y = (a + I)/(1 b) = (20 + 10)/(1 0,75) = 30/0,25 = 120 milyar rupiah

15

Kesimpulan
pandangan ahli ekonomi klasik tentang perekonomian adalah perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai Pandangan Keynes yaitu penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) adalah keadaan yang jarang terjadi, dan hal itu disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian. Perekonomian 2 Sektor atau perekonomian sederhana adalah suatu perekonomian yang hanya terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.

16

DAFTAR PUSTAKA
http://mariaancela.blogspot.com/2012/04/perekonomian-2-sektor.html diunduh pada tanggal 25 september 2012 pukul 12.30 http://mujahidinimeis.wordpress.com/2011/01/18/perkembangan-teorimakroekonomi-menurut-teori-keynes/ diunduh pada tanggal 25 september 2012 pukul 12.55 http://susilofy.wordpress.com/2011/02/21/perekonomian-dua-sektor/ diunduh pada tanggal 25 september 2012 pukul 13.20 http://denanang.blogspot.com/2010/03/kritik-keynes.html diunduh pada tanggal 25 september 2012 pukul 13.45 http://sytisahdina.blogspot.com/2010/05/analisis-perekonomian-menurutpandangan.html diunduh pada tanggal 25 september 2012 pukul 14.15 http://ml.scribd.com/doc/36652504/Penentuan-Tingkat-Ekonomi-NegaraPandangan-Klasik-Dan-Keynes diunduh pada tanggal 25 september 2012 pukul 14.40 http://cai-sl.blogspot.com/2012/06/perbedaan-antara-teori-klasik-danteori.html diunduh pada tanggal 25 september 2012 pukul 15.05 http://ml.scribd.com/doc/56518072/tugas-makro-agregat tanggal 25 september 2012 pukul 15.30 http://disclamaboy.wordpress.com/tag/dua-sektor/ diunduh pada tanggal 25 september 2012 pukul 16.00 diunduh pada

17

You might also like