You are on page 1of 14

HAJAT MANUSIA AKAN AGAMA DAN STATUS MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN YANG TERTINGGI

1. Hajat Manusia Akan Agama


Dalam hajat manusia akan agama, ada dua pokok yang perlu kita ketahui, yaitu apa manusia itu dan bagaimana peranan agama terhadap manusia?
Menurut hipotesis evolusi hayat Darwin (1809-1882), manusia itu adalah bentuk akhir daripada evolusi hayat, sedang binatang bersel satu sebagai awal evolusi, Dengan demikian Darwin telah menempatkan manusia dalam alam binatang, baik akal budinya, kesadaran moralnya maupun agamanya, merupakan hasil perkembangan evolusioner. Apabila kita uji kebenaran hipotesis itu, yang tentunya agama-agama samawi (langit) menolaknya.

Ilmu telah membagi makhluk fisika(syahadah) ke dalam dua kelas,yaitu: 1. makhluk organis(hidup), terdiri dari: a. tingkat vegetatif (nabati) b. tingkat hewani, terdiri dari: 1). tingkat animal (binatang) 2). tingkat human (insani) 2. makhluk anorganis (mati) makhluk bukan fisika yaitu makhluk rohaniah seperti: malaikat , jin dan roh.

Persamaan antara Manusia dengan Binatang: A. Ditinjau dari hidup lakunya 1. kedua-duanya mempunyai hidup dan laku vegetatif. 2. melakukan penginderaan dengan alat-alat indera. 3. mempunyai perasaan dan kemauan, juga sanggup berpikir. Ini terdapat pada binatang kelas tinggi. B. Ditinjau dari sudut biologis instingtif 1. baik manusia maupun binatang mempunyai naluri makan dan minum untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. 2. manusia dan binatang mempunyai naluri untuk mempertahankan diri dari setiap ancaman bahaya.

Perbedaan antara Manusia dengan Binatang. A. secara naluri 1. manusia bersifat dinamis. 2. binatang bersifat statis.
B. secara fundamental adalah kode etik(norma-norma, etika,dan moral)

Perbedaan menyeluruh antara manusia dengan Binatang ialah manusia dikarunia akal oleh Tuhan. Maka dalam ilmu mantiq (logika) manusia dirumuskan dengan hayawanun nantiq (hewan yang berpikir).

Latar belakang hajat Manusia akan Agama

1. Kebutuhan akal terhadap pengetahuan tentang hakikat terbesar dan tunggal. 2. Kebutuhan fitrah manusia . 3. Kebutuhan akan kesehatan dan jiwa. 4. Kebutahan moral.

Jelaslah bahwa manusia membutuhkan bimbingan dan petunjuk yang benar yang bernilai mutlak untuk kebahagiaan di dunia dan di alam yang sudah mati. Sesuatu yang mutlak sudah barang tentu harus berasal daripada yang mutlak pula, yaitu Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam. untuk itulah yang bersifat pengasih dan penyayang memberikan suatu anugerah kepada manusia bernam agama. Telah di wahyukan sejak nabi-nabi terdahulu hingga ke pangkuan risalah Muhammad SAW :

Firman Allah SWT.

Allah telah mensyariatkan kepadamu tentang urusan agama, sebagaimana telah diwjibkan-Nya kepada Nabi Nuh dan apa yang kami wahyukan kepada engkau, dan apa yang kami wajibkan kepada Ibrahim dan Musa dan kepada Isa; yaitu hendaklah kamu tegakkan agama dengan benar dan janganlah kamu bercerai-berai daripada-Nya.(QS.Asysyura:13)

Agama yang dimaksud ialah Islam. Berdasar atas firman Allah SWT.

Barang siapa yang mencari agama selain Islam, tidak lah akan diterima daripadanya dan diakhirat termasuk orang yang merugi. (QS. Ali-Imran:85)

2. Manusia sebagai Makhluk Tuhan yang Tertinggi


Manusia ditinjau dari pelbagai pandangan agama, antara lain:

Pertama, dalam agama Hindu manusia di dunia ini di takdirkan lahir menurut kasta-kasta tertentu dan seluruh kehidupanya diperintah oleh peraturan yang kaku. - kasta-kasta agama Hindu : a. Brahma, golongan pendeta yang sederajat tetapi tidak melebihi tuhan-tuhan. b. Ksatria, golongan memerintah dan pahlawan-pahlawan. c. Kasta Waisya, golongan tani dan saudagar. d. Kasta Sudra, golongan budak.

Kedua, agama Budha tidak memandang manusia dalam

kasta-kasta. Tapi prinsip doktrin agama ini meniadakan bagi manusia kesenangan dan kenikmatan hidup duniawi. Tujuan hidup manusia adalah nirwana, dalam hal ini roh harus mengalami reinkarnasi (tanasukh). Ketiga, agama Shinto dalam kepercayaannya menganggap raja sebagai wakil tuhan di bumi, karena dewa telah bersemayam dalam jiwa raja. Keempat, agama Nasrani. Konsep kepercayaan nasrani menganggap bahwa manusia lahir ke dunia ini dengan dosa. Kelima, agama Islam. Ajaran Islam tentang manusia sama sekali berbeda dengan agama-agama lainnya. Manusia di perkenalkannya dengan menjelaskan fungsinya di dunia ini.

Semua manusia diciptakan dari satu asal yang sama. Tidak ada kelebihan yang satu dengan yang lainnya, kecuali yang paling baik dalam menunaikan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di bumi, yang lebih banyak manfaatnya bagi kemanusian dan yang paling takwa kepada Allah s.w.t. Perbedaan ras dan bangsa hanyalah sebagai pertanda dan identitas dalam pergaulan internasional.

Firman Allah SWT.

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa (QS. Al-Hujurat: 13 )

Untuk mempertahankan ketinggian martabat manusia itu, bahkan untuk lebih meningkatkan lagi, maka selain iman dan amal saleh, ilmu pengetahuan perlu ada pada manusia. Ilmu menjadi alat dan syarat untuk menunaikan fungsi manusia sebagai khalifah Allah di bumi. Karena itu, ilmu mendapat pandangan khusus dalam Islam.

You might also like