Professional Documents
Culture Documents
}
- Himpunan bilangan Riil adalah
- Himpunan bilangan kompleks
Contoh 1.2:
a. {
}
Jika ditulis dengan mendaftar {}, karena nilai atau
memenuhi persamaan
.
b. G himpunan bilangan asli genap dapat ditulis { }.
Karena maka G dapat ditulis mendaftara { }
c. S himpunan bilangan asli ganjil dapat ditulis { }.
Karena maka S dapat ditulis mendaftara { }
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota dinotasikan
dengan atau { }. Misalkan himpunan himpunan bilangan rii yang kuadratnya
negatif adalah himpunan kosong.
Definisi 1.1
Dua himpunan A dan B dikatakan sama yaitu jika dan hanya jika A dan B
mempunyai anggota yang sama, yaitu setiap anggota A adalah anggotanya B
demikian juga sebaliknya setiap anggotanya B juga anggota A.
Contoh 1.3:
a. {
} dan { }, maka
{}
b. {
}, maka
Himpunan Bagian
A dikatakan himpunan bagian B atau A subset B ditulis atau
yang dibaca B memuat A. jika setiap anggota A masuk sebagai anggota B
(jika maka ).
Jika dan ada paling sedikit satu anggota B yang bukan angbgota A maka
dikatakan bahwa A himpunan bagian sejati dari B atau A proper subset dari B,
ditulis . Sehingga jika maka ada dua kemungkinan yaitu atau
.
Definisi 1.2
jika dan hanya jika dan
Contoh 1.3:
a. Himpunan bilangan asli genap adalah himpunan bagian sejati himpunan
bilangan asli .
b.
3
c. Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari sebarang
himpunan. Karena jika bukan himpunan bagian dari sebarang himpunan
berarti harus ada anggota himpunan yang merupakan anggota himpunan
kosong dan ini tidak mungkin terjadi.
Operasi himpunan
Kita akan mendefinisikan suatu cara memperoleh himpunan dari himpunan-
himpunan yang diketahui yang disebut sebagai operasi himpunan. Definisi operasi
himpunan mendasarkan pada pengertian kata atau , dan , dan tidak yang
menghubungkan diantara anggota-anggota himpunan yang diketahui.
Definisi 1.3
a. Gabungan himpunan A dengan himpunan B adalah suatu himpunan
{ }
b. Irisan himpunan A dengan himpunan B adalah suatu himpunan
{ }
c. Komplemen relatif B terhadap A adalah suatu himpunan
{ }
d. Komplemen mutlak A atau cukup disebut komplemen A adalah suatu
himpunan
{ }
S adalah himpunan semesta, yaitu himpunan yang menjadi ruang lingkup
pembicaraan. Komplemen mutlak A sesungguhnya merupakan koplemen
relatif A terhadap himpunan semesta S, yaitu
Contoh1.4
a. Jika S adalah himpunan huruf abjad, yaitu { }
{ } dan { }, maka:
{ }
{ }
{ }
{ }
b. Dalam semesta himpunan bilangan asli dan G = {2,4,6,.....} merupakan
himpunan bilangan genap maka
{ } adalah himpunan
bilangan ganjil.
4
Teorema 1.1
HUKUM ALJABAR HIMPUNAN
Hukum Idempoten
1a. AA = A 1b. AA = A
Hukum Assosiatif
2a. (AB) C = A(BC) 2b. (AB) C = A(BC)
Hukum Komutatif
3a. AB = BA 3b. AB = BC
Hukum Distributif
4a. A(BC) =
(AB) (AC)
4b. A(BC) =
(AB) (AC)
Hukum Identitas
5a. AC = A
6a. AS = S
5b. AS = A
6b. AC = C
Hukum Komplemen
7a. A A
c
= S
8a. A A
c c
= ) (
7b. A A
c
= C
8b.
c
S = C,
c
| = S
Hukum De Morgan
9a.
c c c
B A B A = ) ( 9b.
c c c
B A B A = ) (
Pemberian nomor dengan menggunakan huruf a dan b dibelakang angka pada
teorema di atas dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kedua pernyataan dalam
hukum aljabar di atas saling dual, yaitu pernyataan yang diperoleh dengan
mempertukarkan dengan dan C dengan S. Sebagai contoh dual dari hukum
5a. AC = A adalah 5b. AS = A.
Perkalian Silang Kartesius
Sebelum mendefinisikan perkalian himpunan kita definisikan dulu tentang
pasangan berturutan sebagi berikut :
Definisi 1.4
Pasangan berturutan (a,b) didefinisikan sebagai (a,b) = {{a},{a,b}} dan a disebut
komponen pertama sedangkan b disebut komponen kedua.
Dari definisi tersebut terkandung pengertian bahwa suatu pasangan berturutan
harus memperhatikan urutan dari komponen-komponennya. Jika letak dari
komponennya ditukar maka akan diperoleh pasangan berturutan yang berbeda.
Sehingga (a,b) (b,a) dan jika (a,b) = (c,d) maka a = c dan b = d.
5
Definisi 1.5
Untuk sebarang himpuanan A dan B, perkalian himpunan A dengan B ditulis
didefinisikan sebagai himpunan pasangan berturutan anggota A dan
anggota B sebagai berikut :
{ }
Contoh 1.5
a. Misalkan A = {a,b,c} dan B = {1,2}, maka
{ }
AxB dapat digambarkan dalam diagram koordinat dengan sumbu
koordinat horisontal menyatakan himpunan A dan sumbu koordinat
vertikal menyatakan himpunan B. Setiap pasangan berturutan
digambarkan sebagai titik dalam bidang koordinat yang merupakan
pertemuan garis yang melalui komponen masing-masing.
Gambar 1.1: Diagram Koordinat
b. Jika { } maka
{ }
c. Jika merupakan himpunan bilangan riil , maka
{ }
digambarkan dalam bidang koordinat bilangan riil yang disebut Bidang
Koordinat Kartesius.
Gambar 1.2: Bidang Koordinat Kartesius
6
1.2 Relasi
Jika diberikan dua himpunan A dan B, maka secara intuitif relasi dari A ke
B didefinisikan sebagai pernyataan yang menghubungkan antara anggota A
dengan anggota B. Secara simbolik jika x, y secara berturutan variabel anggota A
dan B maka pernyataan hubungan x dan y dituliskan sebagai P(x,y), misalnya
P(x,y) menyatakan x kurang dari y. Sehingga relasi dari A ke B dapat ditulis
sebagai berikut:
( )
Jika a e A, dan b e B maka P(a,b) adalah kalimat tertutup yang bernilai benar
atau salah. Jika P(a,b) benar dikatakan a berelasi dengan b dapat ditulis dengan
atau
adalah relasi dari A ke B yang memasangkan setiap anggota A ke satu dan hanya
satu anggota B. Secara formal didefinisikan sebagai berikut:
Definisi 1.6
Diberikan himpunan A dan himpunan B. Fungsi dari himpunan A ke B
adalah himpunan dari pasangan berturutan , untuk masing-masing
ada tunggal dengan , atau dengan kata lain jika
dan maka .
Anggota yang terpasangkan dengan anggota disebut peta dari atau
nilai fungsi dari dan ditulis atau atau
.
Himpunan A dari elemen pertama disebut domain dari sering ditulis .
Dan himpunan B disebut kodomain. Himpunan elemen ke dua dari disebut
range atau daerah hasil, dinotasikan dengan .
Definisi 1.7
Jika , maka { }
Berdasarkan definisi tersebut berarti dan
Fungsi dapat ditulis dalam bentuk persamaan . Variabel x disebut
variabel bebas dan y disebut variabel terikat,
7
Contoh 1.6
a. Diberikan fungsi
, maka dan
b. { } dan { } , relasi yang digambarkan dalam diagram
berikut adalah fungsi.
Gambar 1.3: Diagram fungsi dari A ke B
{ }
c. yang dirumuskan oleh
2
) ( x x f = merupakan fungsi pada bilangan
riil, maka domain dari adalah himpunan bilangan riil R itu sendiri,
sedangkan range adalah himpunan bilangan riil non negatip, yaitu
{ }.
d. Suatu fungsi yang didefinisikan pada bilangan riil dirumuskan oleh
Peta dan Prapeta
Definisi 1.8
a. Diberikan fungsi dengan domain dan range .
Peta atau bayangan dari himpunan oleh fungsi adalah
yang didefinisikan sebagai berikut:
{ }
8
b. Jika , maka prapeta atau bayangan invers dari himpunan oleh
fungsi adalah
{ }
Contoh 1.7
Diberikan yang didefinisikan oleh
{ }. Dalam hal ini
)
{ } . Untuk ilustrasi perhatikan gambar berikut:
Gambar 1.5: Grafik fungsi
dan
maka
Jika fungsi injektif dan surjektif maka disebut fungsi bijektif atau
korespondensi 1-1.
Untuk membuktikan bahwa injektif, tidak bisa langsung menggunakan definisi
1.10, tetapi kita gunakan pernyataan kontraposisinya, yaitu:
, jika
maka
.
Untuk pembuktian kita asumsikan
Kita dapat menunjukkan secara grafis apakah fungsi injektif atau tidak,
yaitu jika kita menarik garis horisontal akan memotong kurva paling
banyak di satu titik, maka injektif. Selain itu tidak injektif
Gambar 1.7: Kurva fungsi injektif dan tidak injektif
10
Contoh 1.8
Diberikan himpunan { } dan ditentukan
untuk semua
. Tunjukkan bahwa injektif.
Kita misalkan
. Dengan demikian
diperoleh
Persamaan tersebut dapat diubah menjadi
, sehingga
.
Dengan demikian terbukti injektif.
Kita selidiki apakah dapat menjadi bijektif. Untuk itu kita tentukan range dari
dengan menyelesaikan persamaan
Karena dan maka domain juga sama
dengan . Komposisi fungsi diberikan oleh
()
Di lain pihak
()
Jelas di sini bahwa
Fungsi Identitas
Fungsi identitas adalah fungsi yang memetakan sebarang anggota suatu himpunan
ke dirinya sendiri.
Jika A tidak kosong, maka fungsi identitas pada A ditulis
, didefiniskan
sebagai berikut:
Definisi 1.12
Dengan menggunakan definisi komposisi fungsi, jika diketahui fungsi ,
() dan
) , sehingga
diperoleh
Jika fungsi pada A dan I fungsi identitasnya maka ditulis
Fungsi Invers
Jika , maka adalah himpunan bagian khusus dari .
Himpunan pasangan berurutan di dalam yang ditentukan dengan cara
membalik pasangan berurutan anggota dari maka pada umumnya bukan
merupakan fungsi. Namun jika adalah fungsi bijeksi maka himpunan hasil
pembalikan tersebut merupakan fungsi dan disebut fungsi invers dari seperti
dinyatakan definisi berikut:
12
Definisi 1.13
Jika fungsi bijeksi dari keseluruh , maka
{ }
Merupakan fungsi dari ke . Fungsi ini disebut fungsi invers dari dan
ditulis dengan
dan dan
maka diperoleh:
()
()
) (
Padahal dengan definisi komposisi fungsi
()
dan (
, sehingga diperoleh:
dan
Dan jika fungsi pada dan fungsi identitas pada maka secara umum
berlaku:
Selain hubungan tersebut di atas jika dan berdasarkan
definisi invers maka
Contoh 1.10
Diberikan fungsi
yaitu
Dengan demikian rumus fungsi inversnya adalah
untuk setiap
13
Berdasarkan rumusan fungsinya kita bisa membedakan bermacam-macam fungsi,
seperti dijelaskan dalam uraian berikut:
Fungsi Polinom
Bentuk umum dari fungsi polinom adalah
Derajat polinom ditentukan oleh pangkat tertinggi dari variabel. Dalam bentuk di
atas merupakan polinom derajat .
Contoh 1.10
Adalah polinom derajat 4. Koefisien
adalah -2.
Fungsi Rasional
Fungsi rasional adalah fungsi yang dinyatakan dalam bentuk
dan adalah polinom dan untuk sebarang
Contoh 1.11
a. Bentuk persamaan
Dengan demikian himpunan selesaiannya adalah {
}
d. Selesaikan
Persamaan yang ekivalen dengan persamaan nilai mutlak
adalah
(1) untuk setiap . Selesaiannya adalah
(2) untuk setiap . Selesaiannya adalah
Dari (1) dan (2) diperoleh himpunan selesaiannya adalah
{
1
Berdasarkan definisi nilai di atas, kita dapat menyatakan rumus fungsi nilai
mutlak adalah
Fungsi Transenden
Fungsi dalam bentuk polinom atau rasional sering disebut sebagai fungsi aljabar.
Bentuk-bentuk fungsi lain dari fungsi aljabar disebut fungsi transenden. Misalnya
fungsi eksponen, fungsi logaritma, fungsi trigonometri, fungsi siklometri yang
akan dibahas pada uraian berikutnya.
Contoh 1.12.
a. Fungsi eksponen
dengan konstanta
b. Fungsi logaritma
dengan konstanta
c. Fungsi trigonometri dan sebagainya.
15
Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil
Definisi 1.14
(i) Fungsi disebut fungsi genap jika untuk setiap x di dalam domain ,
(ii) Fungsi f disebut fungsi ganjil jika untuk setiap x di dalam domain f ,
Contoh 1.13:
(a) Jika
, maka
.
Dengan demikian fungsi f adalah fungsi genap.
(b) Jika
, maka
.
Dengan demikian fungsi f adalah fungsi ganjil.
Persamaan Parameter
Biasanya rumusan fungsi dapat dituliskan dalam bentuk dengan
variabel bebas dan variabel terikat. Namun selain dua variabel tersebut sering
ada variabel ke tiga, misalnya , demikian sehingga bentuk hubungan fungsional
dapat ditulis dalam persamaan . Bentuk tersebut
dinamakan rumusan fungsi dalam bentuk persamaan parameter.
Contoh 1. 14
Persamaan parameter dan menyatakan persamaan
lingkaran
Persamaan Implisit
Rumusan fungsi yang dituliskan dalam bentuk dengan variabel bebas
dan variabel terikat disebut rumusan fungsi secara eksplisit. Dalam rumusan ini
ruas kiri hanya memuat variabel terikat dan seluruh bentuk variabel bebas dan
konstanta dituliskan di ruas sebelah kanan. Tetapi kadang-kadang suatu
persamaan seluruh variabel dan konstantanya dituliskan di ruas sebelah kiri semua
dan ruas kanan sama dengan 0, yaitu dalam bentuk
Bentuk ini dinamakan bentuk implisit.
Contoh 1.15
a. Fungsi
b. Persamaan
dan secara eksplisit menjadi
atau
atau sering ditulis lebih singkat sebagai
1.4 Grafik Fungsi
Menggambarkan fungsi dalam bidang koordinat sangat membantu
menyelesaian masalahslah dalam kalkulus. Dengan grafik dapat diperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang fungsi itu sendiri, walaupun untuk
menganalisisnya harus tetap dikembalikan secara aljabar. Karena fungsi
merupakan relasi yang khusus, maka penggambaran grafik fungsi juga sama
dengan grafik fungsi, hanya ada ciri khusus grafik fungsi sesuai dengan
kekhususan sifat fungsi itu sendiri.
Seperti halnya relasi bahwa setiap pasangan berurutan dalam
dapat digambarkan dalam bidang koordinat kartesius. Pasangan berurutan
menyatakan koordinat suatu titik yang berada pada posisi (absis) menurut
sumbu mendatar (sumbu ), dan posisi (ordinat) menurut sumbu tegak (sumbu
). Titik dengan koordinat ditulis sebagai .
Gambar 1.7: Koordinat titik
Absis bernilai positip jika posisinya berada disebelah kanan dan bernilai
negatip jika di sebelah kiri 0. Sedangkan ordinat bernilai positip jika posisinya
berada di atas 0 dan bernilai negatip jika berada di bawah 0. Dan oleh sumbu
koordiant dan bidang koordinat kartesius dibagi menjadi empat daerah
bidang, yaitu kuadran I ( positip dan positip), kuadran II ( negatip dan
positip), kuadran III ( negatip dan negatip), dan kuadran IV ( positip dan
negatip), seperti gambar berikut:
17
Gambar 1.8: Kuadran Bidang Koordinat kartesius
Perhatikan arah gerak kuadran berlawanan arah dengan
perputaran jarum jam.
Karena himpunan titik-titik pada bidang koordinat kartesius
berkorespondensi dengan himpunan pasangan berturutan dalam
, maka
himpunan pasangan berurutan yang memenuhi suatu persamaan tertentu akan
berkoresponensi dengan suatu kurva pada bidang koordinat, kurva ini disebut
sebagai grafik persamaan, seperti didefinisikan sebagai berikut:
Definisi 1. 15
Grafik dari suatu persamaan dalam
7 2 -1 -2 -1 2 7
Grafiknya berbentuk parabola dengan sumbu simetri sumbu . Ketrampilan dan
latihan sangat diperlukan untuk mengidentifikasi beberapa grafik persamaan.
18
Gambar 1.9: Grafik Persamaan
Untuk mengidentifikasi apakah grafik tersebut merupakan grafik fungsi, kita tarik
garis tegak dengan konstanta dalam wilayah domain. Jika memotong
grafik tepat di satu titik maka grafiknya merupakan grafik fungsi.
Definisi 1.16
Jika suatu fungsi, maka grafik dari fungsi adalah himpunan semua titik
dalam
Grafiknya adalah
Gambar 1.12: Grafik
20
e. Diberikan persamaan , tentukan domain dan range
, dan gambarkan grafiknya, untuk bilangan riil.
Agar nilai ada maka syaratnya , sehingga ada dua
kemungkinan:
Kasus 1: atau , yaitu atau . Yang memenuhi
keduanya adalah .
Kasus 2: atau , yaitu atau . Yang memenuhi
keduanya adalah .
Dari kedua kasus tersebut syarat agar adalah domain
{ } { }
Grafik dari ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 1.13: Grafik fungsi
Kita akan menggunakan notasi untuk menyatakan suatu bilangan bulat
terbesar yang kurang dari atau sama dengan , yaitu:
jika dengan bilangan bulat
Berdasarkan notasi tersebut diperoleh
, , , , , dan sebagainya.
Suatu fungsi yang memuat notasi sering dinamakan fungsi bilangan bulat
terbesar.
Contoh 1.18
a.
Untuk maka
Untuk maka
Untuk maka
Untuk maka
Untuk maka
Untuk maka
Untuk maka
Dengan demikian grafiknya digambarkan sebagai berikut:
21
Gambar 1.9: Grafik Fungsi Bilangan Bulat Terbesar
b. Gambarkan grafil fungsi dengan domain
Jika , , sehingga
Jika , , sehingga
Jika , , sehingga
Jika , , sehingga
Jika , , sehingga
Dengan demikian grafix seperti berikut:
Gambar 1.19: Grafik fungsi
1.5 Himpunan Bilangan Riil dan Pertidaksamaan
Himpunan bilangan yang sering dijadikan ranah atau domain fungsi dalam
pembahasan tentang konsep-konsep kalkulus adalah himpunan bilangan riil, yang
dinotasikan dengan . Himpunan bilangan riil terdiri dari bilangan-bilangan riil
terdiri dari bilangan rasional dan irrasional, dengan demikian bimpunan bilangan
riil merupakan gabungan antara himpunan bilangan rasional dan irrasional, yaitu
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
dengan
bilangan bulat dan . Selain itu adalah bilangan irrasional.
Himpunan bilangan rasional memuat himpunan bilangan bagian, yaitu:
a. Himpunan bilangan bulat (integer) yang dinotasikan dengan yang terdiri
dari himpunan bilangan bulat positip, negatip dan nol.
22
{ }
Himpunan bilangan bulat positip dinamakan himpunan bilangan asli yang
dinotasikan dengan , yaitu:
{ }
Himpunan bilangan asli dapat diklasifikasi menjadi dua kelompok yang
terpisah, himpunan bilangan genap dan himpunan bilangan ganjil, yaitu
Himpunan bilangan genap { } { }
Himpunan bilangan gasal { } { }
Selain klasifikasi di atas himpunan bagian bilangan asli yang lain
diantaranya adalah:
Himpunan bilangan prima , himpunan yang hanya mempunyai dua
faktor.
{ }
Himpunan bilangan komposit , himpunan yang mepunyai lebih dari dua
faktor.
{ }
b. Himpunan Pecahan positip dan negatip. Contoh pecahan adalah
dan
sebagainya.
c. Bilangan desimal, desimal berhenti dan desimal berulang.
Desimal berhenti, misalnya
Desimal berulang, misalnya
Bilangan irrasional adalah bilangan riil yang tidak dapat dinyatakan sebagai
desimal yang berhenti ataqu berulang, misalnya
adalah bilangan pokok logaritma natural, yaitu
, bersama
mempunyai peranan yang sangat penting dalam analisis matematika khususnya
pada kalkulus.
Peringatan!
adalah bilangan irrasional nilainya tidak sama dengan
yang
desimal berhenti dan bilangan rasional. Namun jika ada pembulatan sampai dua
desimal di belakang koma maka nilai dan
dengan syarat
Pertidaksamaan
Pada himpunan bilangan riil ada hubungan yang menyatakan ketidaksamaan,
yaitu seperti definsisi berikut:
Definisi 1.17
Jika maka dikatakan kurang dari atau ditulis jika dan hanya
jika positip.
Misalnya karena bilangan positip, karena
positip.
Berdasarkan definisi 1.17 tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
Definisi 1.18
Jika maka dikatakan lebih dari atau ditulis jika dan hanya jika
positip.
Misalkan karena
24
Tanda menyatakan hubungan kurang dari atau sama dengan, dan menyatakan
hubungan lebih dari atau sama dengan, yaitu:
(i) jika dan hanya jika atau
(ii) jika dan hanya jika atau
Berikut disajikan beberapa sifat dari ketidaksamaan:
1. Sifat Trikotomi. Jika maka memenuhi tepat satu diantara ketiga
kemungkinan atau atau . Oleh karena itu jika dan
maka .
Disepakati untuk dan ditulis dengan , demikian juga
kesepakatan yang sama juga berlaku untuk dan
.
2. Jika dan maka
Misalkan dan maka
3. Jika maka dan .
Misalkan maka atau . Demikian juga
atau .
4. Jika dan maka .
Misalkan dan maka atau .
5. Jika dan positip maka .
Misalkan maka atau .
6. Jika dan negatip maka .
Misalkan maka atau .
7. Jika dan maka .
Misalkan dan maka atau .
Interval
Jika dan untuk setiap bilangan riil memenuhi dan , maka
pertidaksamaan tersebut dapat ditulis . Himpunan bilangan riil yang
memenuhi pertidaksamaan tersebut dinamakan interval terbuka, dan dituliskan
sebagai .
Jadi
(i) { }
Disebut sebagai interval terbuka dan digambarkan pada garis bilangan
riil sebagai berikut:
( )
25
(ii) [ ] { }
Disebut sebagai interval tertutub dan digambarkan pada garis bilangan
riil sebagai berikut:
[ ]
(iii) [ { }
Disebut sebagai interval setengah terbuka di kanan dan digambarkan
pada garis bilangan riil sebagai berikut:
[ )
(iv) ] { }
Disebut sebagai interval setengah terbuka di kiri dan digambarkan
pada garis bilangan riil sebagai berikut:
( ]
(v) { }
Disebut sebagai interval tak hingga terbuka di kiri dan digambarkan
pada garis bilangan riil sebagai berikut:
(
(vi) [ { }
Disebut sebagai interval tak hingga tertutup di kiri dan digambarkan
pada garis bilangan riil sebagai berikut:
[
(vii) { }
Disebut sebagai interval tak hingga terbuka di kanan dan digambarkan
pada garis bilangan riil sebagai berikut:
26
)
(viii) ] { }
Disebut sebagai interval tak hingga tertutup di kanan dan digambarkan
pada garis bilangan riil sebagai berikut:
]
(ix) adalah himpunan bilangan riil itu sendiri.
Pertidaksamaan
Interval sering digunakan untuk menyatakan selesaian dari pertidaksamaan.
Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka dengan hubungan tidak sama, atau
, misalnya . Dalam semesta , himpunan selesaian dari suatu
pertidaksamaan adalah himpunan dari semua bilangan riil yang memenuhi
pertidaksamaan. Misalkan untuk pertidakasamaan tersebut himpunan selesaiannya
adalah { }. Dengan mendasarkan pada sifat-sifat
ketidaksamaan diperoleh selesaian sebagai berikut:
Dengan demikian himpunan selesaiannya adalah { } .
Contoh 1.19
a. Selesaiakan
Dengan mengalikan
Dari pertidakasamaan tersebut tidak mungkin untuk , berarti harus
memenhi syarat . Ada dua kemungkinan untuk nilai x yang akan
diperiksa pemenuhannya pada pertidaksamaan. Untuk akan
diperoleh
.
27
c. Selesaiakan
Pertidaksamaan tersebut harus memenuhi syarat atau
Ada dua kasus nilai yang mungkin.
Kasus 1:
atau .
Selesaiannya adalah
Yang memenuhi kasus 1 adalah dan , sehingga himpunan
selesaian kasus 1 adalah .
Kasus 2
atau
Selesaiannya adalah
Yang memenuhi kasus 2 adalah dan , sehingga himpunan
selesaian kasus 1 adalah .
Dari kedua kasus di atas maka himpunan selesaian pertidaksamaan
tersebut adalah
) (
3 4